Cerita ini bermula dari seorang dewa dan seorang dewi yang karena
kesalahan yang dibuatnya di kayangan, akhirnya harus menjalani hukuman
di dunia. Keduanya dihukum untuk berbuat kebaikan dalam hidupnya di
bumi dalam bentuk seekor babi hutan dan seekor anjing. Babi hutan
jelmaan dewi itu bernama Wayung Hyang, sedangkan anjing jelmaan dewa
itu bernama Tumang. Wayung Hyang karena dihukum sebagai babi hutan
atau celeng, maka ia berusaha melakukan berbagai kebaikan di dalam
sebuah hutan. Sementara Tumang, sang anjing jelmaan dewa itu mengabdi
sebagai anjing pemburu pada seorang raja yang bernama Sumbing
Perbangkara.
Suatu hari, saat menenun kain, Dayang Sumbi duduk di atas sebuah bale-
bale. Karena mengantuk, alat tenunnya yang disebut torak jatuh ke lantai.
Dayang Sumbi merasa malas sekali memungut torak itu, sehingga ia
bersumpah bahwa ia akan menikahi siapapun yang mengambilkan torak itu
untuknya. Tumang, anjing yang ditugaskan menemani Dayang Sumbi
akhirnya mengambilkan torak yang terjatuh itu dan menyerahkannya
kepada Dayang Sumbi. Demi memenuhi sumpah yang terlanjur
diucapkannya, Dayang Sumbi akhir menikah dengan Tumang.