By
Storyteller
Alkisah, ketenaran sang Puteri sampai juga ke telinga seorang Raja Cina dari
negeri seberang. Maka sang Raja Cina segera membaw abala tentara
mengarungi lautan dengan sebuah jung besar untuk melamar Puteri Aji
Berdarah Putih.
Kehadiran sang Raja Cina disambut dengan meriah. Puteri nan jelita
menyambut sang tamu dengan pesta makan yang meriah. Tarian-tarian dan
nyanyian disajikan juga untuk menambah meriahnya pesta. Alangkah
gembiranya sang Raja menerima sambutan yang demikian meriah itu. Sang
Puteri jelita memang tahu bahwa kehadiran Raja Cina itu tak lain adalah
untuk mempersuntingnya. Akan tetapi begitu melihat gerak-gerik dan cara
melahap makanan, Sang Puteri sontak menjadi jijik tak terkira. Alangkah
tidak lazimnya cara makan Raja Cina itu yang tidak bedanya dengan cara
anjing menyantap makanan.
Bukan saja saja sang Puteri merasakan jijik, bahkan ketika lamaran
diajukan, sang Puteri juga merasa terhina. Tentu saja tidak sepantasnya
raja terhormat punya tabiat seperti b inatang. Lamaran itu bagaikan
tamparan bagi sang Puteri.