Anda di halaman 1dari 5

1.

Migrasi Burung

migrasi burung

Berberapa jenis burung, misal burung elang dan burung layang-layang melakukan migrasi pada tiap
musim tertentu.Burung tersebut menggunakan partikel magnetik yang ada pda tubuhnya untuk
menciptakan peta navigasi dengan memanfaat medan magnet bumi.Medan magnet bumi juga
digunakan burung merpati pos pada zaman dahulu, ternyata merpati memanfaatkan medan magnet
bumi sebagai penunjuk arah pulang.

2.Migrasi Salmon

ikan salmon

   Ikan salmon adalah ikan yang hidup di Samudra Atlantik dan Samudra Pasifik. Ikan salmon
merupakan ikan yang melakukan migrasi untuk berkembang biak. Ikan salmon memiliki kemampuan
kebali ke aliran sungai air tawar tempat awal mereka mentetas dan tumbuh setelah berenang ribuan
kilometer mengarungi lautan.

Migrasi Penyu.
Penyu
Seorang peneliti bernama Kenneth Lohmann dari Universitas Carolina Utara mempelajari tingkah
laku penyu saat dihadapkan dengan medan magnet yang berbeda-beda. Peniliti tersebut meletakkan
penyu ke dalam sebuah wadah yang dikelilingi alat yang dapat menimbulkan medan magnet.Hasil
pengamatan menunjukkan bahwa penyu mengikuti jalur migrasi yang diberikan.Pergerakan penyu
dalam mengikuti jalur medan bertujuan untuk menjaga penyu agar tetap berada di lautan yang
hangat dan wilayah yang kaya akan sumber makanan.

4.Migrasi Lobster Duri.

   Lobster duri merupakan Lobster air laut yang melakukan migrasi. Kenneth Lohmann meneliti
kemampuan  Lobster duri untuk mendeteksi medan magnet dengan cara meletakkan Lobster duri ke
dalam bak air yang dapat diaatur medan magnetnya.Setiap kali medan magnet diubah,lobster duri
akan menyesuasikan diri untuk tetap bergerak menuju arah kutub utara. Hasil penilitian
menunjukkann bahwa lobster duri mampu merasakan medan magnet bumi untuk memandu migrasi
yang dilakukan dari lepas lantai florida menuju lautan lepas yang lebih hangat dan tenang di setuap
akhir musim gugur.

5. Magnet dalam Tubuh Bakteri


Magnetotactic bacteria merupakan kelompok bakteri yang mampu melakukan navigasi dan
bermigrasi dengan memanfaatkan medan magnet. Beberapa jenis bakteri ini memiliki flagela yang
berfungsi sebagai pendorong.

Jenis bakteri ini ditemukan pertama kali oleh Richard P. Blakemore pada tahun 1975. Magnetosome
tersusun atas senyawa magnetite (Fe3O4) atau greigite (Fe3S4) yang memiliki sifat kemagnetan jauh
lebih kuat dibandingkan dengan magnet sintetik atau yang dibuat oleh manusia. Magnetosome dan
senyawa yang terkandung di dalamnya masih terus diteliti dan diduga memiliki potensi yang besar
untuk digunakan dalam bidang kesehatan.

6.Ikan Paus
Apabila makhluk kecil seperti bakteri bisa, maka paus yang bertubuh besar juga bisa dong !.. Namun
sayangnya migrasi sonar yang mengakibatkan navigasi paus menjadi kacau. Sayangnya, ketika paus
terdampar dan berhasil kembali ke laut, paus tersebut akan kembali lagi ke pantai.

7.Kelelawar

Kelelawar diperkirakan memiliki sistem internal yang dapat mendeteksi arah berkas medan manget
bumi. sebagaimana dilaporkan dalam Jurnal Nature, para ilmuwan menyatakan kemampuan
tersebut melengkapi sistem sensor suara yang digunakan hewan malam tersebut untuk menghindari
rintangan.
Pada jarak dekat, kelelawar memantulkan gelombang suara berfrekuensi tinggi untuk mengatur arah
terbangnya di kegelapan. Proses yang disebut echolocation ini digunakan untuk menentukan lokasi
mangsa dan menghindari rintangan.
Namun, sistem ini tidak begitu berguna untuk menentukan letak suara benda pada jarak jauh. Para
ilmuwan tidak yakin cara inilah yang juga dipakai kelelawar untuk menentukan arah jalan pulangnya
setelah semalaman berburu. Kompas
Hewan-hewan lain seperti merpati, burung-burung migran, kadal air, dan kura-kura, misalnya
memanfaatkan medan mangnet bumi untuk menentukan arah. Apakah cara seperti ini juga dipakai
kelelawar?
Untuk mempelajarinya, Richard Holland dari Universitas Princeton, AS mengamati perilaku 15 ekor
kelelawar coklat besar (Eptesicus fuscus) yang umumnya hidup di Kanada dan Amerika Utara.
Kelelawar jenis ini secara rutin melakukan perjalanan hingga 100 kilometer untuk mencari tempat
hibernasi selama musim dingin.
Pada pengujian yang dilakukan, setiap kelelawar diberi pemancar radio dan dilepas 20 kilometer dari
sarangnya dan diamati dari pesawat kecil. Sebagian diberi sejenis helm yang menghasilkan medan
magnet yang tidak searah dengan medan magnet bumi, sedangkan sebagian lainnya tidak.
Satu persatu kelelawar yang tidak diberi gangguan medan magnet terbang ke arah sarangnya
dengan tepat. Namun, kelelawar yang diberi gangguan medan magnet kebanyakan membelok ke
tempat lain, hanya sebagian yang sampai ke sarang dengan tepat.
Hal ini menunjukkan kelelawar mungkin memanfaatkan medan magnet bumi sabagai navigasi.
Mereka kemungkinan juga bisa mengetui bahwa kompas internalnya melakukan kesalahan dan
melakukan reorientasi dengan mengubah ke mekanisme lain.
8.Anjing
Hewan lain sejenis seperti serigala dan rubah merah memiliki kemampuan luar biasa yang mampu
menjelajah dan memahami kawasan sekitar 150 hingga 200 kilometer persegi. Anjing sampai saat ini
telah menjadi objek eksperimental di seluruh dunia dan dapat dengan mudah dilatih untuk bereaksi
pada ransangan sensorik beragam.

Penelitian pengaruh medan magnet tehadap perilaku anjing melibatkan 70 anjing dari berbagai ras
berbeda, dimana anjing dibebaskan pada wilayah terbuka dan tanpa menggunakan tali pengikat.
Analisis statistik menunjukkan lebih dari tujuh ribu observasi yang direkam bersama-sama dengan
kondisi lingkungan pada saat itu, waktu dan parameter penting lainnya juga dilibatkan (pengaruh
umum medan magnet pada anjing) mengakibatkan hewan ini berubah (frustasi).

Anjing sangat terkait dengan preferensi yang jelas dalam menyelaraskan tubuh tertentu saat buang
air kecil atau besar. Anjing-anjing ini diurutkan dan dikumpulkan sesuai dengan variasi kecil medan
magnet selama proses pengumpulan data. Data perubahan pada perilaku anjing diambil secara acak
yang meliputi perubahan kecil dalam intensitas dan deklinasi garis medan magnet dan semua
tercatat di observatorium magnetik.

Hasil penelitian yang diperoleh dari analisis ternyata sangat mengejutkan, dimana studi menjelaskan
bahwa anjing lebih memilih tubuh sejajar disepanjang sumbu magnet kutub utara dan selatan dalam
kondisi medan magnet tenang atau normal. Ilmuwan menyimpulkan penemuan ini telah meberikan
indikasi tentang apa yang dirasakan anjing terhadap perubahan magnetik.

Beberapa orang yang memiliki hewan peliharaan (khususnya anjing) menganggap hewan mereka
mampu membaca kondisi alam dan kemampuan navigasi jauh lebih baik daripada pemiliknya. Tetapi
ilmuwan masih belum bisa menjelaskan apakah mungkin hewan peliharaan mereka menggunakan
perubahaan 'rasa' magnetik dalam hal perilaku anjing yang dianggap aneh, seperti navigasi.
Tentunya hal ini juga akan berimbas pada analisis burung yang bermigrasi menuju ke tempat yang
lebih aman, ini juga terjadi pada hewan lainnya.

Melalui pemikiran ini, para peneliti mencari tanda-tanda keselarasan magnetik pada perilaku anjing
dan menganalisis 70 anjing, 1893 pengamatan pada saat buang air besar dan 5582 pengamatan pada
saat buang air kecil dalam kurun waktu dua tahun. Setelah pengambilan sampel selesai, data
diurutkan sesuai dengan kondisi geomagnetik yang berlaku selama periode yang berlaku pada
masing-masing sampel. Keselarasan tubuh sehubungan dengan garis medan magnet diperoleh ketika
adanya faktor penentu lain (angin, posisi matahari, rasa keingintahuan) telah membuktikan
beberapa spesis mamalia memiliki perilaku beragam.

Keselarasan medan magnetik terbukti menjadi paradigma yang sesuai untuk mengetahui terjadinya
sensitifitas magent pada hewan dengan potensi heuristik. Hal ini juga akan mengungkap
pemahaman tentang mekanisme magetoreception dan mengidentifikasi fungsi lebih lanjut dari
adanya perubahan magnetik (selain navigasi) pada perilaku anjing.

Anda mungkin juga menyukai