Dosen Pembimbing :
DISUSUN OLEH :
DINY TITANIA RAHMADANI
P07120117052
Mengetahui,
2. Etiologi
a. Diabetes tipe 1
Diabetes tipe 1 ditandai oleh penghancuran sel-sel beta
pankreas. Kombinasi faktor genetik, imunologi dan lingkungan
(misalnya, infeksi virus) diperkiakan turut menimbulkan destruksi
sel beta. Faktor faktor genetik. Penderita diabetes tidak mewarisi
diabetes tipe 1 itu sendiri; tetapi mewarisi suatu presdiposisi atau
kecendrungan genetik ke arah terjadinya diabetes tipe satu.
Kecendrungan genetik ini ditemukan pada individu yang memiliki
tipe antigen HLA (Human Leucocyte Antigen) tertentu. HLA
merupakan kumpulan gen yang bertanggungjawab atas antigen
tansplantasi dan proses imun lainnya.
Faktor imunologi. Pada diabetes tipe I terdapat bukti
adanya suatu respon otoimun. Respon ini merupakan respon
abnormal dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh
dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggpanya
seolah-olah sebagai jaringan asing. Bahkan beberapa tahun sebelum
timbulnya gejala klinis diabetes tipe 1.
b. Diabetes tipe II
Obesitas. Obesitas menurunkan jumlah reseptor insulin dari sel target
diseluruh tubuh sehingga insulin yang tersedia menjadi kurang efektif
dalam meningkatkan efek metabolik.
3. Patofisiologi
c. DM Tipe I
Pada Diabetes tipe I terdapat ketidakmampuan pankreas
menghasilkan insulin karena hancurnya sel-sel beta pulau langerhans.
Dalam hal ini menimbulkan hiperglikemia puasa dan hiperglikemia
post prandial. Dengan tingginya konsentrasi glukosa dalam darah,
maka akan muncul glukosuria (glukosa dalam darah) dan ekskresi ini
akan disertai pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan
(diuresis osmotic) sehingga pasien akan mengalami peningkatan
dalam berkemih (poliurra) dan rasa haus (polidipsia). Defesiensi
insulin juga mengganggu metabolisme protein dan lemak sehingga
terjadi penurunan berat badan akan muncul gejala peningkatan selera
makan (polifagia). Akibat yang lain yaitu terjadinya proses
glikogenolisis (pemecahan glukosa yang disimpan) dan glukogeonesis
tanpa hambatan sehingga efeknya berupa pemecahan lemak dan
terjadi peningkatan keton yangdapat mengganggu keseimbangan asam
basa dan mengarah terjadinya ketoasidosis (Brunner & suddarth 2015)
d. DM Tipe II
Terdapat dua masalah utama pada DM Tipe II yaitu resistensi
insulin dan gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin akan
berkaitan pada reseptor kurang dan meskipun kadar insulin tinggi
dalam darah tetap saja glukosa tidak dapat masuk kedalam sel
sehingga sel akan kekurangan glukosa. Mekanisme inilah yang
dikatakan sebagai resistensi insulin. Untuk mengatasi resistensi insulin
dan mencegah terbentuknya glukosa dalam darah yang berlebihan
maka harus terdapat peningkatan jumlah insulin yang disekresikan.
Namun demikian jika sel-sel beta tidak mampu mengimbanginya
maka kadar glukosa akan meningkat dan terjadilah DM tipe II
(Brruner & suddarth 2015)
4. Manifestasi klinis
a. Poliuri
Kekurangan insulin untuk mengangkut glukosa melalui membran
dalam sel menyebabkan hiperglikemia sehingga serum plasma
meningkat atau hiperosmolariti menyebabkan cairan intrasel berdifusi
kedalam sirkulasi atau cairan intravaskuler, aliran darah ke ginjal
meningkat sebagai akibatdari hiperosmolariti dan akibatnya akan
terjadi diuresis osmotic (poliuria).
b. Polidipsia
Akibat meningkatnya difusi cairan dari intrasel kedalam vaskuler
menyebabkan penurunan volume intrasel sehingga efeknya adalah
dehidrasi sel. Akibat dari dehidrasi sel mulut menjadi kering dan
sensor haus teraktivasi menyebabkan seseorang haus terus dan ingin
selalu minum (polidipsia).
c. Poliphagia
Karena glukosa tidak dapat masuk ke sel akibat dari menurunnya
kadar insulin maka produksi energi menurun, penurunan energi akan
menstimulasi rasa lapar. Maka reaksi yang terjadi adalah seseorang
akan lebih banyak makan (poliphagia).
4. Tes glukosa darah dengan finger stick, yaitu jari ditusuk dengan
sebuah jarum, sample darah diletakkan pada sebuah strip yang
dimasukkan kedalam celah pada mesin glukometer, pemeriksaan ini
digunakan hanya untuk memantau kadar glukosa yang dapat dilakukan
dirumah.
2. Penatalaksanaan
Diabetes Mellitus jika tidak dikelola dengan baik akan
menimbulkan berbagai penyakit dan diperlukan kerjasama semua pihak
ditingkat pelayanan kesehatan. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan
berbagai usaha dan akan diuraikan sebagai berikut:
a. Perencanaan Makanan
Standar yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang
seimbang dalam hal karbohidrat, protein dan lemak yang sesuai
dengan kecukupan gizi baik yaitu :
1) Karbohidrat sebanyak 60 – 70 %
2) Protein sebanyak 10 – 15 %
3) Lemak sebanyak 20 – 25 %
Jumlah kalori disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi, umur,
stress akut dan kegiatan jasmani. Untuk kepentingan klinik praktis,
penentuan jumlah kalori dipakai rumus Broca yaitu:
c. Obat Hipoglikemik
Sulfonilurea. Obat golongan sulfonylurea bekerja dengan cara :
1) Menstimulasi penglepasan insulin yang tersimpan.
2) Menurunkan ambang sekresi insulin.
3) Meningkatkan sekresi insulin sebagai akibat rangsangan glukosa.
Obat golongan ini biasanya diberikan pada pasien dengan BB
normal dan masih bisa dipakai pada pasien yang beratnya sedikit
lebih.
d. Insulin
Indikasi pengobatan dengan insulin adalah :
1 Semua penderita DM dari setiap umur (baik IDDM maupun
NIDDM) dalam keadaan ketoasidosis atau pernah masuk kedalam
ketoasidosis.
2 DM dengan kehamilan/ DM gestasional yang tidak terkendali
dengan diet (perencanaan makanan).
3 DM yang tidak berhasil dikelola dengan obat hipoglikemik oral
dosif maksimal. Dosis insulin oral atau suntikan dimulai dengan
dosis rendah dan dinaikkan perlahan – lahan sesuai dengan hasil
glukosa darah pasien. Bila sulfonylurea atau metformin telah
diterima sampai dosis maksimal tetapi tidak tercapai sasaran
glukosa darah maka dianjurkan penggunaan kombinasi
sulfonylurea dan insulin.
Dosis pemberian insulin pada pasien dengan DM:
Jenis obat :
1. Kerja cepat (rapid acting) retensi insulin 5-15 menit puncak efek 1-
2 jam, lama kerja 4-6 jam. Contoh obat: insuli lispro( humalo),
insulin aspart
2. Kerja pendek (sort acting) awitan 30-60 menit, puncak efek 2-4
jam, lama kerja 6-8 jam.
3. Kerja menengah (intermediate acting) awitan 1,5-4 jam , puncak
efek 4-10 jam, lama kerja 8-12 jam),awitan 1-3 jam, efek puncak
hampir tanpa efek, lama kerja 11-24 jam.
Contoh obat: lantus dan levemir.
e. Hitung dosis insulin
Rumus insulin: insulin harian total = 0,5 unit insulin x BB pasien
Insulin prandial total ( IPT) = 60%
f. Penyuluhan
Untuk merancanakan pengelolaan sangat penting untuk
mendapatkan hasil yang maksimal. Edukator bagi pasien diabetes
yaitu pendidikan dan pelatihan mengenai pengetahuan dan
keterampilan yang bertujuan menunjang perubahan perilaku untuk
meningkatkan pemahaman pasien akan penyakitnya, yang diperlukan
untuk mencapai keadaan sehat yang optimal.
3. Komplikasi
Kompilkasi DM terbagi menjadi 2 yaitu komplikasi akut dan komplikasi
kronik.
b. Hipoglikemia.
Hipoglikemia terjadi kalau gadar gula dalam darah turun bawah 50-
60 mg/dl keadaan ini dapat terjadi akibat pemberian preparat
insulin atau preparat oral berlebihan, konsumsi makanan yang
terlalu sedikit.
2. Kompilkasi kronik
Diabetes melitus pada dasarnya terjadi pada semua pembuluh darah di
seluruh bagian tubuh (angipati diabetik) di bagi menjadi 2: yaitu
mikrovaskuler dan makrovaskuler.
4 Pathway
cc
Proses menua / Life Style yang buruk (junk food,
kemunduran minim olahraga, konsumsi
alkohol, dll)
Fungsi Fungsi
pengecap pankreas
menurun menurun
Konsumsi Menurunnya
gula kualitas dan
berlebih kuantits insulin
Hiperglikemi
(DM)
4. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga (Sudiharto, 2007: 24), sebagai berikut:
1. Fungsi Afektif
Fungsi afektif adalah fungsi internal keluarga untuk pemenuhan
kebutuhan psikososial, saling mengasuh dan memberikan cinta kasih,
serta saling menerima dan mendukung.
2. Fungsi Sosialisasi
Fungsi sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan
individu keluarga, tempat anggota keluarga berinteraksi sosial dan
belajar berperan di lingkungan sosial.
3. Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi, adalah fungsi keluarg meneruskan kelangsungan
keturunan dan menambah sumber daya manusia.
4. Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi, adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga, seperti sandang, pangan, dan papan.
b. Budaya
Suku bangsa, bahasa yang digunakan sehari – hari, pantangan,
kebiasaan budaya yang berhubungan dengan masalah kesehatan
keluarga tidak mempunyai kebiasaan – kebiasaan yang
betentangan dengan kesehatan, kegiatan keagamaan di rumah,
status sosial ekonomi keluarga, kebutuhan rekreasi (Di luar
rumah dan di dalam rumah).
d. Lingkungan
Melihat karakteristik rumah (Status rumah, denah rumah,
kebiasan keluarga dalam perawatan rumah, system pembuangan
sampah, pengunaan jamban, kondisi air, pengetahuan keluarga
mengenal masalah yang berkaitan dengan lingkungan).
i. Fungsi keluarga
Ada beberapa fungsi keluarga yang perlu dikaji antara lain:
1) Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi, keluarga berfungsi untuk memenuhi
kebutuhan keluarga secara ekonomindan tempat untuk
mengembangkan kemampuan individu dalam meningkatkan
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
2) Fungsi sosialisasi
Fungsi ini mengembangkan dan tempat melatih anak untuk
berkehidupan social sebelum meninggalkan rumah untuk
berhubungan dengan orang lain di luar rumah.
3) Fungsi pendidikan
Fungsi ini mempersipkan anak untuk memberikan
pengetahuan, keterampilan, dan membentuk perilaku anak
serta mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat
perkembangannya.
4) Fungsi religius
Membina norma ajaran-ajaran agama sebagai dasar tujuan
hidup seluruh anggota keluarga.
5) Fungsi rekreasi
Mengajak anngota keluarga untuk beraktivitas yang
menyenangkan agar tidak bosan dengan keadaan.
6) Fungsi reproduksi
Adalah untuk mempertahankan generasi dan menjaga
kelangsungan keluarga
7) Fungsi afeksi
Adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan
segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga
berhubungan dengan orang lain.
2) Karakteristik
Karakter: kualitas, kuantitas, konsistensi; Lokasi dan radiasi:
bagian mana yang dirasa sakit, menjalar kemana;
Intensitas/keparahan: apakah penyakit termasuk parah atau masih
ringan atau sedang, tergantung dari kondisi pasien dan jenis
penyakit yang diderita; Waktu (terus-menerus atau intermitten),
misalnya anak yang menderita asma, penyakit ini termasuk
intermitten; Faktor yang memperberat atau meringankan: kondisi
yang memperberat dan meringankan penyakit tersebut, misalnya
asma, pada musim dingin biasanya akan lebih sering kambuh.
Malnutrisi juga bisa menjadi faktor yang memperberat suatu
penyakit ini; Gejala yang berhubungan; Perjalanan sejak mulai
sakit: Insiden (serangan akut tunggal, berulang, apakah kejadian
setiap hari, apakah sering/kadang-kadang sakit, episode kronis
terus-menerus?), Kemajuan (membaik, memburuk, atau tidak
berubah: setelah beberapa diberi obat/dirawat/tidak dirawat
mengalami perbaikan atau perburukan kondisi pasien), Efek
terapi (bagaimana kondisi pasien setelah diberi terapi? Apakah
mengalami perubahan, apakah masih sama kondisinya dengan
sebelum diberi terapi? Atau justru mengalami perburukan?
Apakah ada alergi terhadap obat tertentu?).
c. Pemeriksaan fisik
1) Penampilan umum: observasi wajah, postur, higiene, perilaku,
perkembangan, status kesadaran.
2) Kepala: kaji bentuk dan kesimetrisan, postur kepala, palpasi
tengkorak, ukur lingkar kepala
3) Leher: inspeksi ukuran, palpasi apakah ada deviasi
4) Mata: pembukaan mata, ukuran pupil komparatif dan reaksi pupil
terhadap cahaya, dan posisi okular, inspeksi palpebra,
konjungrtiva, kelopak mata ada kehitaman.
5) Telinga: inspeksi hygiene, apakah ada pembengkakan,apakah ada
infeksi, apakah ada penurunan pendengaran
6) Mulut dan tenggorokan: bagaimana membran mukosa, apakah
lembab atau kering? apakah ada luka atau nyeri?
7) Dada: perhatikan devasi, bentuk dada, penonjolan tulang.
8) Perut: auskultasi bising usus, timpani / dullnes.
9) Ekstremitas: ada atau tidak adanya gerakan volunter
atau involunter ekstremitas, tonus otot, suhu dan
kelembaban kulit.
d. Diagnosa Keperawatan
1 Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan peningkatan metabolisme protein, lemak.
2 Kekurangan volume cairan berhubungan dengan osmotik
diuresis ditandai dengan tugor kulit menurun dan membran
mukasa kering.
3 Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status
metabolik (neuropati perifer) ditandai dengan gangren pada
extremitas.
4 Kelelahan berhubungan dengan kondisi fisik yang kurang.
5 Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan glukosa darah yang
tinggi.
6 Resiko terjadi injury berhubungan dengan penurunan penglihatan
PERENCANAAN KEPERAWATAN
Kolaborasi
Lakukan pemeriksaan Untuk
kultur dan sensitifitas mengidentifikasi
sesuai dengan adanya organisme
indikasi. sehingga dapat
memilih atau
memberikan terapi
antibiotik yang
terbaik.
Berikan obat Penanganan awal
antibiotik yang sesuai dapat mambantu
mencegah timbulnya
sepsis.
6 Resiko terjadi Setelah Dapat Hindarkan lantai yang Lantai licin dapat
injury diberikan menunjukkan licin. menyebabkan risiko
berhubungan asuhan terjadinya jatuh pada pasien
Gunakan bed yang Mempermudah
dengan keperawatan perubahan
rendah pasien untuk naik
penurunan diharapkan ti perilaku untuk
dan turun dari
penglihatan. dak terjadi menurunkan
tempat tidur.
injuri factor risiko Orientasikan klien Lansia daya ingatnya
dan untuk dengan ruangan. sudah menurun,
melindungi sehingga diperlukan
diri dari cidera. orientasi ruangan
Mengubah agar lansia bisa
lingkungan menyesuaikan diri
sesuai indikasi terhadap ruangan.
Bantu klien dalam Lansia sudah
untuk
melakukan aktivitas mengalami
meningkatkan
sehari-hari penurunan dalam
keamanan.
fisik, sehingga dalam
melakukan aktivitas
sehari diperlukan
bantuan dari orang
lainsesuai dengan
yang dapat
ditoleransi
e. Implementasi keperawatan
Tindakan keperawatan adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Pada tahap ini
perawat yang mengasuh keluarga sebaiknya tidak bekerja sendiri tetapi
juga melibatkan anggota keluarga.
f. Evaluasi keperawatan
Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan
terencana tentang kesehatan keluarga dengan tujuan/kriteria hasil yang
telah ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan
melibatkan keluarga agar mencapai tujuan/kriteria hasil yang telah
ditetapkan.
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
I. Data umum
jantung
Keterangan
= Laki-laki = Meninggal
= Perempuan = Tinggal serumah
6. Tipe keluarga :
Keluarga ini tergolong dalam tipe keluarga inti atau nuclear family karena
dalam satu rumah terdiri dari ayah yang berusia 54 tahun dan ibu yang
berusia 47 tahun dengan tiga anak yaitu : anak laki-laki berusia 25 tahun,
anak kedua perempuan berusia 21 tahun, dan anak ketiga perempuan berusia
21 tahun yang semuanya belum menikah. Tn. A dan Ny. L mengatakan
dalam keluarganya tidak ada kendala atau masalah tertentu yang dirasakan
setiap anggota keluarga yang mengganggu aktivitas mereka sehari-hari.
45
7. Suku bangsa :
Tn. A dan Ny. L berasal dari suku banjar, dan bahasa sehari-hari yang dipakai
adalah bahasa banjar.
8. Agama :
Keluarga ini menganut agama Islam. Kedua orangtua rajin sholat 5 waktu
bersama anak-anaknya. Tn. A biasanya melaksanakan kewajiban sholat Jum’at
di Masjid Baiturrahman di wilayah rumahnya, dan melaksanakan sholat magrib
di mushola di daerah sekitar rumahnya, apabila tidak ada halangan (cuaca
buruk, hujan). Tn. A dan Ny. L mengarahkan anak-anaknya untuk selalu taat
menjalankan ibadah dan bertakwa kepada Allah.
Denah rumah :
13 m 7m
Garas
i Utar
a
Ruang Kamar T
Dapur tidur E
keluarga
13 m R
Kam Kamar Kamar Ruang
ar Tidur Tidur Tamu A Taman
W K tidur
C M S
Keteranagan : Jendela
2. Karakteristik tetangga dan komunitasnya
Lingkungan tetangga umumnya berasal dari suku banjar, walaupun ada juga
keluarga yang bukan berasal dari Banjar. Keluarga dan masyarakat sekitar pun
memiliki kebiasaan yang sama. Ny. L yang juga sering berkumpul dengan ibu-
ibu sekitar rumah sambil berbincang-bincang khususnya saat berbelanja pada
penjual sayur keliling. Di sekitar wilayah penduduk yang ada tidak ada aturan
penduduk tertentu, bahkan tiap keluarga memiliki aturan budaya yang berbeda-
beda. Warga sekitar rata-rata berpendidikan lulusan SD dan SMP dengan rata-
rata pekerjaan keluarga daerah tersebut adalah PNS, pedagang, dan pensiunan.
V. Fungsi keluarga
1. Fungsi ekonomi
Tn. A bekerja sebagai wiraswasta sedangkan Ny. L bekerja sebagai ibu rumah
tangga. Total pendapatan mereka selama sebulan yaitu di antara Rp. 3.000.000
– Rp. 4.000.000. Dalam satu hari, keluarga Tn. A mengeluarkan biaya sehari-
hari sebesar Rp. 50.000-Rp. 100.000.
3. Fungsi pendidikan
Tn. A dan Ny. L adalah lulusan SMA. Sedangkan anak mereka Tn. P adalah
lulusan S1, Nn. E dan Nn. E sekarang sedang berkuliah di Universitas yang ada
di Banjarmasin.
4. Fungsi sosialisasi
Seluruh anggota keluarga Tn. A dapat berinteraksi dengan baik di dalam
lingkungannya. Tanggung jawab dalam keluarga dijalankan dengan baik seperti
Tn. A, Tn. A dan Ny. L membesarkan anak-anaknya dengan penuh kasih
sayang. Lingkungan tempat tinggal keluarga tidak memberikan dukungan
dalam perkembangan anak dikarenakan tidak ada fasilitas bermain karena
sempit.
Tn. A mengatakan menderita Diabetes melitus sejak satu tahun yang lalu.
Tn. A merasakan penurunan berat badan yang signifikan sebesar 7 kg 6
bulan dari berat 60 Kg menjadi 53 Kg. Setelah diperiksakan ke rumah
sakit ternyata kadar gula darah Tn. A sangat tinggi. Akhirnya Tn. A baru
mengetahui bahwa dia terkena penyakit Diabetes Melitus. Tn A
mengatakan bahwa penyakit DM adalah penyakit yang diindikasikan
dengan peningkatan kadar gula darah. Tn A mengetahui bahwa penyakit
DM yang dideritanya bukan penyakit keturunan, melainkan pola makan
yang salah. Serta Tn A juga mampu menjelaskan tipe penyakit Dmnya
yaitu DM kering.
53
6. Fungsi religius
Keluarga ini menganut agama Islam. Kedua orangtua rajin sholat 5 waktu
bersama anak-anaknya. Tn. A biasanya melaksanakan kewajiban sholat Jum’at
di Masjid Baiturrahman di wilayah rumahnya, dan melaksanakan sholat magrib
di mushola di daerah sekitar rumahnya, apabila tidak ada halangan (cuaca
buruk, hujan). Tn. A dan Ny. L mengarahkan anak-anaknya untuk selalu taat
menjalankan ibadah dan bertakwa kepada Allah.
7. Fungsi rekreasi
Tn. A mengatakan jarang berekreasi, dan bila ada waktu senggang digunakan
untuk menonton TV bersama.
8. Fungsi reproduksi
Tn A mengatakan sebelumnya memang sudah merencanakan memiliki 3 orang
anak agar di kala tua nanti tidak merasa kesepian. Ny L mengatakan bahwa
tidak ada metode khusus yang digunakan untuk mengendalikan jumlah anggota
keluarga, Ny L tidak menggunakan KB.
55
9. Fungsi afektif
Ny. L mengatakan hubungan dalam keluarga sangat dekat walaupun kedua
putrinya tidak tinggal serumah dengan keluarga. Anak-anak Tn A dan Ny L
merasa senang jika pergi bersama-sama.
Dari hasil pengkajian tidak didapatkan adanya cara keluarga mengatasi masalah
secara maladaptif
d. Olahraga/mobilisasi
e. Eliminasi
Tn A : BAK sekitar 5-6 kali perhari, BAB 1-2 kali sehari dan Ny
L : BAK 5-7 kali sehari, BAB 1-2 kali sehari. Tn P BAK 5-6 kali perhari,
BAB 1 x sehari, Nn. E BAK 6-7 kali sehari, BAB 1X sehari dan Nn E
BAK 6-7 x sehari BAB 1x sehari.
f. Personal hygiene
Tn. A mengatakan dirinya mempunyai kebiasaan mandi 2 kali
sehari,menggosok gigi saat mandi, cuci rambut 3 kali seminggu. Ny. L
mandi 3 kali sehari, menggosok gigi saat mandi dan 3 hari sekali keramas
pakai sampo. Tn. P mengatakan dirinya mempunyai kebiasaan mandi 2 kali
sehari,menggosok gigi saat mandi, cuci rambut 3 kali seminggu. Nn. E
mengatakan dirinya mempunyai kebiasaan mandi 2 kali sehari,menggosok
gigi saat mandi, cuci rambut 3 kali seminggu. Nn. E mengatakan dirinya
60
mempunyai kebiasaan mandi 2 kali sehari,menggosok gigi saat mandi, cuci
rambut 3 kali seminggu.
X. Harapan keluarga
Keluarga sangat senang dengan kehadiran perawat karena bisa berbicara
mengenai kesehatan, memberikan informasi, sehingga keluarga menjadi tahu
mengenai kesehatannya.
I. Analisa Data
DO:
- Klien terlihat menggelengkan
kepala saat ditanya penyakit diabetes
mellitus (pengertian, penyebab, dan
perawatannya).
DO:
- Klien mengkonsumsi gula berkalori
rendah
- Kadar glukosa 200 g/dl
- Makan klien hanya sedikit
- Tn. A selalu beraktivitas sendiri
63
II. Perumusan diagnosis keperawatan
Keluarga dapat
menyediakan menu
makanan untuk
penderita DM
Keluarga mampu
menjaga aktivitas
dan istirahat bagi
klien
Ansietas b.d Setelah Setelah dilakukan a. Keluarga dapat
1. Bangun hubungan
perubahan dilakukan kunjungan rumah membangun
terapeutik yang didasarkan
status selama 4x selama 1x60menit hubungan saling
pada rasa saling
kesehatan di kunjungan keluarga dapat percaya dengan
menghargai dan percaya
keluarga Tn. rumah menerima perubahan perawat
antara klien dan perawat.
A khususnya diharapkan status kesehatan, Respon b. Perawat
pada Tn. A kecemasan dengan kriteria hasil: verbal melakukan 2. Tunjukkan sikap hangat,
Tn. A 1. Peningkatan komunikasi empati, sifat yang tidak
berkurang atau perilaku koping : terapeutik dibuat-buat.
hilang dengan Adanya teknik yang c. Bantu klien
kriteria hasil : digunakan keluarga Respon untuk 3. Dorong klien
Keluarga dapat
menyebutkan:
b. Memberikan a. 2 dari 3 diit
makanan sesuai diit DM
Respon -
c.Menjaga aktivitas verbal kebutuhan
dan istirahat klien energi
-
Respon -
verbal vitamin dan
mineral
Keluarga dapat
menyajikan menu
makan untuk
penderita diabetes
mellitus
Menjaga aktivitas
dan istirahat bagi
klien
B.
A. Perkembangan
8. Mendukung Tn. A
menggunakan strategi koping
bertahan yang dimiliki dalam
menghadapi masalah yang
sedang terjadi
3 22 Maret Resiko hipoglikemia 1. Melakukan kunjungan rumah DS:
2020 penyakit diabetes sesuai dengan kontrak yang - Tn. A mengatakan keluar keringat
Pukul 10.30 mellitus di keluarga telah disepakati dingin bila lapar dan rasa ingin
WITA Tn. A khususnya pada 2. Menjelaskan prinsip diit pingsan
Tn. A b.d diabetes mellitus - Tn. A mengatakan makannya
ketidakmampuan 3. Menjelaskan tentang lebih sedikit dari biasanya
keluarga dalam penyebab hipoglikimia - Tn. A mengatakan makanan yang
merawat anggota diabetes mellitus dimakannya tidak ditimbang
keluarga yang sakit 4. Menjelaskan tujuan diit DO:
diabetes mellitus - Klien mengkonsumsi gula
5. Menganjurkan klien untuk berkalori rendah
mengontrolkan diri ke - Kadar glukosa 200 g/dl
puskesmas secara rutin - Makan klien hanya sedikit
6. Menjelaskan tentang diit
diabetes mellitus A : Masalah belum
7. Mendemontrasikan diit teratasi
diabetes mellitus P : Intervensi
8. Menganjurkan keluarga untuk dilanjutkan
memberi atau menyajikan
makanan sesuai diit
9. Menjelaskan tentang batasan
aktivitas dan istirahat untuk
penderita diabetes mellitus
C. Evaluasi
No Tanggal/ Waktu Dx. Keperawatan Implementasi Evaluasi
1 24 Maret 2020 Kurang pengetahuan 1. Menjelaskan pengertian DM S : Keluarga dan Tn.A dapat
Pukul 10.30 keluarga tentang 2. Menjelaskan tanda dan gejala menyebutkan tanda dan gejala
WITA penyakit diabetes DM dari diabetes mellitus
mellitus di keluarga 3. Menjelaskan penyebab DM 1. Sering BAK
Tn. A khususnya pada 4. Menjelaskan komplikasi atau 2. Banyak minum
Tn. A b.d akibat lanjut 3. Banyak makan
Ketidakmampuan 5. Mendemontrasikan diit yang 4. Cepat lelah walau
keluarga dalam tepat untuk penderita diabetes aktivitas ringan
mengenal penyakit mellitus 5. Penurunan berat
diabetes mellitus badan
6. Kesemutan dan gatal-
gatal
O: Keluarga dan Tn. A tampak
memperhatikan saat diberikan
penyuluhan dan
mendemontrasikan diit untuk
penderita DM
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
4. Membantu klien
mengidentifikasi kekuatan dan
kemampuan yang dapat
digunakan untuk menyelesaikan
masalah.
8. Mendukung Tn. A
menggunakan strategi koping
bertahan yang dimiliki dalam
menghadapi masalah yang
sedang terjadi
3 24 Maret 2020 Resiko hipoglikemia 1. Melakukan kunjungan rumah S: - Keluarga dapat menyebutkan 3
Pukul 10.30 penyakit diabetes sesuai dengan kontrak yang dari 3 prinsip diit diabetes
WITA mellitus di keluarga telah disepakati mellitus
Tn. A khususnya pada 2. Menjelaskan prinsip diit 1. Tepat waktu
Tn. A b.d diabetes mellitus 2. Tepat macam
ketidakmampuan 3. Menjelaskan tentang penyebab 3. Tepat jumlah
keluarga dalam hipoglikimia diabetes mellitus O:
merawat anggota 4. Menjelaskan tujuan diit diabetes - Keluarga menanyakan tentang
keluarga yang sakit mellitus penyakit yang diderita oleh
5. Menganjurkan klien untuk Tn.A
mengontrolkan diri ke - Keluarga dan Tn. A tampak
puskesmas secara rutin memperhatikan saat dilakukan
6. Menjelaskan tentang diit penyuluhan
diabetes mellitus A : Masalah teratasi sebagian
7. Mendemontrasikan diit diabetes P : intervensi dilanjutkan
mellitus
8. Menganjurkan keluarga untuk
memberi atau menyajikan
makanan sesuai diit
9. Menjelaskan tentang batasan
aktivitas dan istirahat untuk
penderita diabetes mellitus
No Tanggal/ Waktu Dx. Keperawatan Implementasi Evaluasi
4 26 Maret 2020 Kurang pengetahuan 1. Menjelaskan pengertian DM S : Keluarga dan Tn. A sudah
Pukul 11.00 keluarga tentang 2. Menjelaskan tanda dan gejala mengerti cara perawatan
WITA penyakit diabetes DM diabetes mellitus untuk Tn. A
mellitus di keluarga 3. Menjelaskan penyebab DM O: Keluarga dan Tn. A tampak
Tn. A khususnya pada 4. Menjelaskan komplikasi atau mendemontrasikan diit untuk
Tn. A b.d akibat lanjut penderita DM
Ketidakmampuan 5. Mendemontrasikan diit yang A : Masalah teratasi
keluarga dalam tepat untuk penderita diabetes P : Anjurkan kepada keluarga untuk
mengenal penyakit mellitus memeriksakan kesehatan secara
diabetes mellitus rutin ke Puskesmas
2 26 Maret 2020 Ansietas b.d S:
1. Membangun hubungan
Pukul 11.00 perubahan status
terapeutik yang didasarkan pada - Klien mengatakan sudah tidak
WITA kesehatan di keluarga
rasa saling menghargai dan cemas dan khawatir
Tn. A khususnya pada
percaya antara klien dan - Tn. A mengatakan sudah
Tn. A
perawat. memahami penyakit diabetes
mellitus
2. Menunjukkan sikap hangat,
O:
empati, sifat yang tidak dibuat-
- Klien Nampak tenang
buat.
- skala hars berkurang menjadi 1
8. Mendukung Tn. A
menggunakan strategi koping
bertahan yang dimiliki dalam
menghadapi masalah yang
sedang terjadi
3 24 Maret 2020 Resiko hipoglikemia 1. Melakukan kunjungan rumah S: - Keluarga dapat menerapkan 3
Pukul 11.00 penyakit diabetes sesuai dengan kontrak yang telah prinsip diit diabetes mellitus
WITA mellitus di keluarga disepakati 1. Tepat waktu
Tn. A khususnya pada 2. Menjelaskan prinsip diit 2. Tepat macam
Tn. A b.d diabetes mellitus 3. Tepat jumlah
ketidakmampuan 3. Menjelaskan tentang penyebab O :
keluarga dalam hipoglikimia diabetes mellitus - Keluarga dan Tn. A tampak
merawat anggota 4. Menjelaskan tujuan diit diabetes memperhatikan saat dilakukan
keluarga yang sakit mellitus penyuluhan
5. Menganjurkan klien untuk - Kadar glukosa Tn. A 120 mg/dL
mengontrolkan diri ke A : Masalah teratasi
puskesmas secara rutin P : Anjurkan kepada keluarga untuk
6. Menjelaskan tentang diit memeriksakan kesehatan secara
diabetes mellitus rutin ke Puskesmas
7. Mendemontrasikan diit diabetes
mellitus
8. Menganjurkan keluarga untuk
memberi atau menyajikan
makanan sesuai diit
9. Menjelaskan tentang batasan
aktivitas dan istirahat untuk
penderita diabetes mellitus
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, Suzanne C. 2015. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Burnner and
Suddarth. Ed.8. Vol. 3. Jakarta :
Kowalak. 2016. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran:
EGC.
Modul Pelatihan Keluarga Sehat. 2017. Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.
Iqbal. dkk. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan Aplikasi. Jakarta :
Salemba Medika.
Teli Margaretha, dkk.2018. Pedoman Asuhan Keperawatan Komunitas. Kupang :
Lima Bintang.
Friedman. (2010).Keperawatan Keluarga.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran
Nurarif, Amin Kusuma H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc. Jilid 3. Jogjakarta : Mediaction.