Anda di halaman 1dari 22

KOMUNITAS

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI

DI SUSUN OLEH:

NAMA : MUH. BAGUS KURNIAWAN

NIM : 72020040090

PROGAM STUDI PROFESI NERS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS

2021
BAB I

PENDAHULAUAN

A. KONSEP DASAR KELUARGA


1. Pengertian
Keluarga adalah sekelompok manusia yang tinggal dalam satu
rumah tangga dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat
( Mubarak, 2012). Menurut Suprajitno (2014), keluarga adalah kumpulan
dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan ketertarikan aturan dan
emosional dan individu mempunyai peran masing- masing yang
merupakan bagian dari keluarga.
Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan secara
umum bahwa keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh
pertalian darah, kelahiran, perkawinan dan adopsi yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan ditinggal disuatu
tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan yang
mempunyai peran masing- masing, dan menciptakan serta
mempertahankan suatu budaya.

2. Struktur Keluarga
Struktur keluarga menurut Jhonson L & Leny R (2010), adalah:
a. Patrilineal
Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak
saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu
dihubung melalui jalur garis bapak.
b. Matrilineal
Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak
saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu
dihubung melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal
Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama
saudara istri.
d. Patrilokal
Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama
saudara suami.
e. Keluarga kawinan
Keluarga kawinan adalah suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi
bagian keluarga karena danya hubungan- hubungan dengan suami
istri.

3. Karakteristik Keluarga
Menurut Mubarak (2012) karakteristik keluarga adalah :
a. Terdiri atas dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan
darah , perkawinan, atau adopsi.
b. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah tetap
memperhatikan satu sama lain.
c. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing- masing
mempunyai peran sosial, sebagai suami, istri, anak, kakak, dan adik.
d. Mempunyai tujuan menciptakan, mempertahankan budaaya,
meningkatkan perkembangan fisik, psikologis dan sosial anggota.

4. Tipe keluarga
Friedman ( 2010), Pembagian tipe keluarga bergantung pada
konteks keilmuan dan orang yang mengelompokan. Secara tradisional
keluarga dikelompokan menjadi 2 yaitu :
a. Keluarga Inti ( nuclear family ) adalah keluarga yang hanya terdiri
dari Ayah, Ibu,dan anak yang diperoleh dari keturunannyaatau adopsi
atau keduanya.
b. Keluarga besar ( ektended family ) adalah keluarga inti ditambah
anggota keluarga yang lain yang masih mempunyai hubungan darah
(kakek – nenek, paman – bibi)
Namun dengan berkembangnya peran individu dan meningkatnya
rasa individualisme, pengelompokan tipe keluarga selain kedua diatas
berkembang menjadi :
a. Keluarga bentukan kembali (dyadic family) adalah keluarga baru
yang terbentuk dari pasangan yang telah cerai atau kehilangan
pasangannya. Keadaan ini di Indonesia juga menjadi tren karena
adanya pengaruh gaya hidup barat yang pada zaman dahulu jarang
sekali ditemui sehingga orang yang cerai atau ditinggal mati
pasangannya cenderung hidup sendiri untuk membesarkan anak –
anaknya.
b. Orang tua tunggal (single parent family) adalah keluarga yang terdiri
dari salah satu orang tua dengan anak – anak akibat perceraian atau
ditinggal pasangannya.
c. Ibu dengan anak tanpa perkawinan (the unmarried tenage mother)
d. Orang dewasa laki – laki atau perempuan yang tinggal sendiri tanpa
pernah menikah (the single adult living alone). Kecenderungan di
Indonesia juga meningkat dengan dalih tidak mau direpotkan oleh
yang memegang kekuasaan dalam keluarga adalah ayah dan ibu, tak
ada dominasi.

5. Peranan dalam Keluarga


Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku
interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam
posisi dan situasi tertentu. Peranan dalam keluarga didasari oleh harapan
dan pola perilaku keluarga, kelompok dan masyarakat.
Berbagai peranan dalam keluarga menurut Jhonson R-Leny R
(2010) adalah sebagai beikut:
a. Peranan ayah
Ayah sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anak, berperan
sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman,
sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya
serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
b. Peranan ibu
Sebagai istri dari suami dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai
pernan penting untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan
pendidik anak, pelindung dan sebagai salah satu anggota kelompok
sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya,
disamping peranan sosialnya serta sebagai pencari nafkah tambahan
dalam keluarga.
c. Peranan anak
Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

6. Fungsi Keluarga
Jhonson L & Leny R (2010), ada beberapa fungsi keluarga yang dapat
dijalankan keluarga yaitu sebagai berikut:
a. Fungsi afektif
Adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala
sesuatunya untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan
dengan orang lain.
b. Fungsi sosialisasi dan temat bersosialisasi
Fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk
berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk
berhubungan dengan orang lain di luar rumah.
c. Fungsi reproduksi
Fungsi untuk mempertahankan generasi dan manjaga kelangsungan
keluarga.
d. Fungsi ekonomi
Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara
ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu
meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
e. Fungsi perawatan
Fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga
agar tetap memiliki produktifitas tinggi dan kebutuhan fisik, pangan,
papan dan pemenuhan kesehatan.

7. Tahap Perkembangan Keluarga


Jhonson L & Leny R (2010) tahapan perkembangan keluarga
dengan anak dewasa (pelepasan):
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meniggalkan rumah dan
berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini
tergntung dari jumlah anak dalam keluarga atau jika anak dalam keluarga
atau jika anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang
tua :
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
b. Mempertahankan keintiman pasangan.
c. Membantu orang tua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki
masa tua.
d. Membantu anak untuk mandiri dimasyarakat.
e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.

8. Tugas – Tugas Keluarga


Pada dasarnya tugas pokok keluarga menurut Jhonson L & Leny R
(2010) ada 8 yaitu:
a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya
b. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga
c. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan
kedudukannya masing-masing.
d. Sosialisasi antara anggota keluarga.
e. Pengaturan jumlah anggota keluarga.
f. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
g. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih
luas.
h. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga.

B. Konsep dasar Hipertensi


1. Pengertian
Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolic di atas 90 mmHg.
Pada populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik
160 mmHg dan tekanan diastolic 90 mmHg. (Bruner dan Suddarth,
2002).
Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan
tekanan darah baik sistole dan diastole karena adanya gangguan
peredaran darah tepi dengan tanda dan gejala yang khas.
Hipertensi dapat dikelompokkan menjadi :
a. Hipertensi Ringan
Tekanan sistole 140-150 mmHg dan diastole 90-100 mmHg
b. Hipertensi Sedang
Keadaan tekanan darah systole 160-180 mmHg dan diastole 100-110
mmHg
c. Hipertensi Berat
Tekanan systole lebih dari 185 mmHg dan diastole lebih 110 mmHg

2. Etiologi
Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke dan
gagal ginjal. Disebut juga sebagai “pembunuh diam-diam” karena orang
dengan hipertensi sering tidak menampakkan gejala, penyakit ini lebih
banyak menyerang wanita dari pada pria Penyebab hipertensi yaitu
gangguan emosi, obesitas, konsumsi alkohol yang berlebihan dan
rangsangan kopi serta obat-obatan yang merangsang dapat berperan
disini, tetapi penyakit ini sangat dipengaruhi faktor keturunan.

3. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh
darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat
vasomotor ini bermula dari saraf simpatis, yang berkelanjutan ke bawah
ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ke ganglia
simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui
system saraf simpatis ke ganglia simpatis yang mengakibatkan konstriksi
pembuluh darah.
Bebagai factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhi respons pembuluh darah terhadap rangsang
vasokonstriktor. Individu dangan hipertensi sangat sensitive terhadap
norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut
bisa terjadi.
4. Manifestasi klinis
Individu yang menderita hipertensi kadang tidak menampakkan
gejala sampai bertahun-tahun. Gejala, bila ada biasanya menunjukkan
kerusakan vaskuler, dengan manifestasi yang khas sesuai system organ
yang divaskularisasi oleh pembuluh darah yang bersangkutan. penyakit
arteri koroner dengan angina adalah gejala yang paling menyertai
hipertensi. Hipertofi ventrikel kiri terjadi sebagai respons peningkatan
beban kerja ventrikel saat dipaksa berkontraksi melawan tekanan
sistemik yang meningkat. Apabila jantung tidak mampu lagi menahan
peningkatan beban kerja maka terjadi gagal jantung kiri. Perubahan
patologis pada ginjal dapat bermanifestasi sebagai nokturia (peningkatan
urinasi pada malam hari) dan azotemia (peningkatan nitrogen urea darah
dan kretinin). Keterlibatan pembuluh darah otak dapat menimbulkan
stroke atau serangan iskemik trasien yang termanifestasi sebagai
paralysis sementara pada satu sisi (hemiplegia) atau gangguan ketajaman
penglihatan.
5. Pathway

Usia Jenis kelamin Gaya hidup Obesitas

Stimulasi baroreceptor dari sinus korotis & arkus aorta

↑saraf simpatis (pepelepasan kolekolamin)

Aktivasi epineprin dan norepineprin

Retina
vasokontriksi
Sapsme artriole
Peningkatan tekanan darah
Diplopia
Gangguan sirkulasi
Resiko injuri
Ginjal
Otak

Vasokontrik Sistemik koroner


Resistesi ↓ suply o2 si pembuluh
pembuluh darah ginjal
pe↑after load Iskemi
darah otak
sinklop
↓ aliran renal Nyeri dada
Gangg rererrererrea
Ganggua Nyeri uan pe↓
n pola kepala Renin Fatique
perfusi angiotensin I Cardiac
tidur jarigan Output
Intoleransi
Angiotensin II aktifitas

Rancang aldosteron

Retensi Na di tubulus ginjal

pe↑ vol cairan extra sululer

Gangguan keseimbangan elektrolit

Gambar 1 Pathway Hipertensi


(Sumber : Nanda Nic Noc, 2013)
6. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada Hipertensi menurut Corwin (2009),
antara lain :
a. Stroke
b. Infark miokard
c. Gagal ginjal
d. Ensefalopati (kerusakan otak)
e. Kejang
f. Retinopati

7. Pemeriksaan Diagnostik
Jenis pemeriksaan diagnostik pada penyakit Hipertensi menurut Corwin
(2009) antara lain :
a. Pengukuran diagnostik pada tekanan darah menggunakan
sfigmomanometer akan memperlihatkan peningkatan tekanan sistolik
dan diastolik diatas batas normal.

Untuk menunjang pemeriksaan diagnostik biasanya dokter akan


mengintruksikan pemeriksaan penunjang, diantaranya :

a. Dijumpai proteinuria pada wanita preklamsia.


b. BUN/ Kreatinin untuk mengetahui keadaan perfusi ginjal
c. Kalsium serum Hiperkalsemia dapat mengindikasikan adanya
aldosteron utama sebagai penyebab utama yang menjadi efek
samping terapi diuretik.
d. Kolesterol dan triliserin serum peningkatan kadar dapat
mengidentifikasikan pencetus untuk adanya pembentukan plak.
Ateromosa (efek kardiovakuler).
e. Pemeriksaan tiroid, Hipertrioidisme dapat menimbulkan
vasokontriksi dan Hipertensi.
f. EKG dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan,
gangguan kondusi, peningkatan gelombang P adalah salah satu tanda
diri penyakit jantung Hipertensi.
g. Urinalisasi, memperhatikan protein sel darah merah, atau sel darah
putih. Glukosa menyisyaratkan disfungsi ginjal atau adanya diabetes
8. Penatalaksanaan Redik
Tujuan tiap program penanganan bagi setiap pasien adalah
mencegah terjadinya morbiditas dan mortalitas penyerta dengan
mencapai dan mempertahankan tekanan darah di bawah 140/90 mmHg.
Efektifitas setiap program ditentukan oleh derajat Hipertensi, komplikasi
biaya perawatan, dan kualitas hidup sehubungan dengan terapi.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pendekatan
nonfarmakologis, termasuk penurunan berat badan, pembatasan alkohol,
natrium dan tembakau; latihan relaksasi merupakan intervensi wajib yang
harus dilakukan pada setiap terapi anti-Hipertensi. Apabila  pada
penderita Hipertensi ringan berada dalam risiko tinggi (pria perokok)
atau bila tekanan darah  diastoliknya menetap, diatas 85 atau 95 mmHg
dan siastoliknya diatas 130 sampai diatas 139 mmHg, maka perlu
dimulai terapi obat-obatan (Smeltzer, 2010)

C. Konsep Asuhan Keperawatan

Pada dasarnya proses keperawatan merupakan suatu proses pemecahan masalah yang

sistematis, yang digunakan ketika bekerja pada individu, keluarga, kelompok dan

komunitas. Pada keperawatan keluarga perawat dapat mengkonseptualisasikan keluarga

sebagai konteks dimana fokus dan proses perawatannya berorientasi pada anggota

keluarga secara individu.

Dalam praktiknya kebanyakan perawat keluarga bekerja pada keduanya yaitu pada

keluarga dan pada individu dalam keluarga. Ini berarti bahwa perawat keluarga akan

menggunakan proses keperawatan pada dua tingkatan yaitu tingkat individu dan keluarga.

Sasaran asuhan keperawatan keluarga adalah keluarga-keluarga yang rawan kesehatan, yaitu

keluarga yang mempunyai masalah kesehatan atau beresiko timbulnya masalah kesehatan.

Sasaran keluarga yang dimaksud adalah individu sebagai anggota keluarga dan keluarga itu

sendiri.
Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga, beberapa poin yang perlu dilakukan

oleh perawat, yaitu;

1. Pengkajian

Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil informasi secara

terus-menerus terhadap anggota keluarga yang dibina. Untuk mendapatkan data

pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga, perawat diharapkan

menggunakan bahasa ibu (bahasa yang digunakan setiap hari), lugas dan sederhana.

Asuhan keperawatan keluarga menurut teori aplikasi model pengkajian Friedman

(2013) dalam kasus keluarga dengan penyakit Hipertensi yaitu :

a. Data umum

1) Nama kepala keluarga

2) Usia

3) Pendidikan

4) Pekerjaan

5) Alamat

6) Daftar anggota keluarga

Tabel 4 Daftar Anggota Keluarga

N Status
Nama L/K Usia Hubungan Pendidikan Pekerjaan
o kesehatan
1
2
3

b. Genogram

Dengan adanya genogram dapat diketahui faktor genetik atau faktor bawaan yang

sudah ada pada diri manusia untuk timbulnya penyakit Hipertensi.

c. Status sosial ekonomi


Status sosial ekonomi dapat dilihat dari, yaitu;

1) Pendapatan keluarga

2) Kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan keluarga.

Pada pengkajian status sosial ekonomi berpengaruh pada tingkat kesehatan seseorang.

Dampak dari ketidak-mampuan keluarga membuat seseorang enggan memeriksakan

diri ke dokter dan fasilitas kesehatan lainnya.

d. Riwayat kesehatan keluarga

1) Riwayat masing-masing kesehatan keluarga (apakah mempunyai penyakit

keturunan).

2) Perhatian keluarga terhadap pencegahan penyakit

3) Sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga

4) Pengalaman terhadap pelayanan kesehatan

e. Karakteristik lingkungan

1) Karakteristik rumah

2) Tetangga dan komunitas

3) Geografis keluarga

4) Sistem pendukung keluarga

f. Fungsi keluarga

1) Fungsi afektif

Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan

dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga dan

bagaimana anggota keluarga mengembangkan sikap saling mengerti. Semakin tinggi

dukungan keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit, semakin mempercepat


kesembuhan dari penyakitnya. Fungsi ini merupakan basis sentral bagi pembentukan

dan kelangsungan unit keluarga. Fungsi ini berhubungan dengan persepsi keluarga

terhadap kebutuhan emosional para anggota keluarga. Apabila kebutuhan ini tidak

terpenuhi akan mengakibatkan ketidakseimbangan keluarga dalam mengenal tanda-

tanda gangguann kesehatan selanjutnya.

2) Fungsi keperawatan

a) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan sejauh

mana keluarga mengetahui fakta-fakta dari masalah kesehatan yang meliputi

pengertian, faktor penyebab tanda dan gejala serta yang mempengaruhi keluarga

terhadap masalah, kemampuan keluarga dapat mengenal masalah, tindakan yang

dilakukan oleh keluarga akan sesuai dengan tindakan keperawatan, karena

Hipertensi memerlukan perawatan yang khusus yaitu mengenai pengaturan

makanan dan gaya hidup. Jadi disini keluarga perlu tau bagaimana cara

pengaturan makanan yang benar serta gaya hidup yang baik untuk penderita

Hipertensi.

b) Untuk mengtahui kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan

kesehatan yang tepat. Yang perlu dikaji adalah bagaimana keluarga mengambil

keputusan apabila anggota keluarga menderita Hipertensi.

c) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga merawat keluarga yang

sakit. Yang perlu dikaji sejauh mana keluarga mengetahui keadaan penyakitnya

dan cara merawat anggota keluarga yang sakit Hipertensi.

d) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga memelihara lingkungan

rumah yang sehat. Yang perlu dikaji bagaimana keluarga mengetahui keuntungan
atau manfaat pemeliharaan lingkungan kemampuan keluarga untuk memodifikasi

lingkungan akan dapat mecegah kekambuhan dari pasien Hipertensi.

e) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga menggunakan fasilitas

kesehatan yang mana akan mendukung kesehatan seseorang.

g. Fungsi sosialisasi

Pada kasus penderita Hipertensi yang sudah mengalami komplikasi stroke, dapat

mengalami gangguan fungsi sosial baik di dalam keluarga maupun didalam komunitas

sekitar keluarga.

h. Fungsi reproduksi

Pada penderita Hipertensi perlu dikaji riwayat kehamilan (untuk mengetahui adanya

tanda-tanda Hipertensi saat hamil).

i. Fungsi ekonomi

Status ekonomi keluarga sangat mendukung terhadap kesembuhan penyakit. Biasanya

karena faktor ekonomi rendah individu segan untuk mencari pertolongan dokter

ataupun petugas kesehatan lainya (Friedman, 2013).

j. Stres dan koping keluarga

1) Stresor yang dimiliki

2) Kemampuan keluarga berespons terhadap stresor

3) Strategi koping yang digunakan

4) Strategi adaptasi disfungsional

k. Pemeriksaan fisik

1) Pemeriksaan fisik umum

2) Pemeriksaan fisik khusus


l. Harapan keluarga

Perlu dikaji bagaimana harapan keluarga terhadap perawat (petugas kesehatan) untuk

membantu penyelesaian masalah kesehatan yang terjadi.

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai individu, keluarga atau

masyarakat yang diperoleh dari suatu proses pengumpulan data dan analisis cermat dan

sistematis, memberikan dasar untuk menetapkan tindakan-tindakan dimana perawat

bertanggung jawab melaksanakannya (Shoemaker dalam Rurwani, A, & Setyowati, S, 2011).

Perumusan diagnosis keperawatan keluarga dapat diarahkan pada sasaran individu atau

keluarga. Komponen diagnosis keperawatan meliputi masalah (problem), penyebab (etiologi)

dan atau tanda (sign). Sedangkan etiologi mengacu pada 5 tugas keluarga yaitu :

a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah

1) Persepsi terhadap keparahan penyakit

2) Pengertian

3) Tanda dan gejala

4) Faktor penyebab

5) Persepsi keluarga terhadap masalah

b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan

1) Sejauh mana keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah

2) Rasalah dirasakan keluarga/Keluarga menyerah terhadap masalah yang dialami

3) Sikap negatif terhadap masalah kesehatan

4) Kurang percaya terhadap tenaga kesehatan

5) Informasi yang salah

c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

1) Bagaimana keluarga mengetahui keadaan sakit


2) Sifat dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan

3) Sumber – sumber yang ada dalam keluarga

4) Sikap keluarga terhadap yang sakit

d. Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan

1) Keuntungan/ manfaat pemeliharaan lingkungan

2) Pentingnya higyene sanitasi

3) Upaya pencegahan penyakit

e. Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas keluarga

1) Keberadaan fasilitas kesehatan

2) Keuntungan yang didapat

3) Kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan

4) Pengalaman keluarga yang kurang baik

5) Pelayanan kesehatan yang terjangkau oleh keluarga

Setelah data dianalisis dan ditetapkan masalah keperawatan keluarga, selanjutnya masalah

kesehatan keluarga yang ada, perlu diprioritaskan bersama keluarga dengan memperhatikan

sumber daya dan sumber dana yang dimiliki keluarga. Prioritas masalah asuhan keperawatan

keluarga sebagai berikut :

Tabel 5 Prioritas Rasalah

BOBO
KRITERIA SKOR
T

Aktual = 3
Sifat masalah 1 Resiko = 2
Potensial = 1

Rudah = 2
Kemungkinan masalah untuk
2 Sebagian = 1
dipecahkan
Tidak dapat = 0

Potensi masalah untuk dicegah 1 Tinggi = 3


Cukup = 2
Rendah = 1

Segera diatasi = 2
Tidak segera diatasi = 1
Renonjolnya masalah 1
Tidak dirasakan adanya masalah
=0

Skoring :

a. Tentukan skor untuk tiap kriteria

b. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan nilai bobot

SKOR
x NILAI BOBOT
ANGKA TERTINGGI

c. Jumlahkan skor untuk semua kriteria, skor tertinggi 5 sama dengan seluruh bobot

Renurut (Komang, 2010) adapun diagnosa dalam keperawatan keluarga meliputi :

a. Gangguan rasa nyaman, nyeri pada anggota keluarga dengan hipertensi.

b. Kurangnya pengetahuan

c. Resiko jatuh

d. Intoleransi aktivitas.

3. Rencana Asuhan Keperawatan

Effendy dalam Harmoko (2012), mendefinisikan: rencana keperawatan keluarga adalah

sekumpulan tindakan yang ditentukan perawat untuk dilaksanakan, dalam memecahkan

masalah kesehatan dan keperawatan yang telah didefinisikan.

Sedangkan Friedman (2013) menyatakan ada beberapa tingkat tujuan. Tingkat pertama

meliputi tujuan-tujuan jangka pendek yang sifatnya dapat diukur, langsung dan spesiflk.

Sedangkan tingkat kedua adalah tujuan jangka panjang yang merupakan tingkatan terakhir
yang menyatakan maksud-maksud luas yang yang diharapkan oleh perawat maupun keluarga

agar dapat tercapai.

Dalam menyusun kriteria evaluasi dan standar evaluasi, disesuaikan dengan sumber daya

yang mendasar dalam keluarga pada umumnya yaitu biaya, pengetahuan, dan sikap dari

keiuarga, sehingga dapat diangkat tiga respon yaitu respon verbal, kognitif, afektif atau

perilaku, dan respon psikomotor untuk mangatasi masalahnya. Tujuan asuhan keperawatan

keluarga dengan masalah Hipertensi dapat dibedakan menjadi dua yaitu tujuan jangka pendek

dan tujuan jangka panjang (Effendy dalam Harmoko, 2012).

Tujuan jangka pendek pada penderita Hipertensi antara lain : setelah diberikan informasi

kepada keluarga mengenai Hipertensi keluarga mampu mengambil keputusan dalam

melakukan tindakan yang tepat untuk anggota keluarga yang menderita Hipertensi dengan

respon verbal keluarga mampu menyebutkan pengertian, tanda dan gejala, penyebab serta

perawatan Hipertensi. Respon afektif, keluarga mampu menentukan cara penanganan atau

perawatan bagi anggotanya yang menderita Hipertensi secara tepat. Sedangkan respon

psikomotor, keluarga mampu memberikan perawatan secara tepat dan memodifikasi

lingkungan yang sehat dan nyaman bagi penderita Hipertensi. Standar evaluasi yang

digunakan adalah pengertian, tanda dan gejala, penyebab, perawatan, komplikasi dan

pengobatan Hipertensi (Effendy dalam Harmoko, 2012).

Tujuan jangka panjang yang ingin dicapai dalam perawatan Hipertensi adalah masalah

dalam keluarga dapat teratasi atau dikurangi setelah dilakukan tindakan keperawatan. Tahap

intervensi diawali dengan menyelesaikan perencanaan perawatan.

Berikut adalah rencana asuhan keperawatan keluarga dengan Hipertensi:

Tabel 6 Rencana Asuhan Keperawatan

Diagnosa Tujuan Kriteria Standar Rencana


Keperawatan Evaluasi Evaluasi Intervensi
Gangguan Tujuan umum : Respon 1. Keluarga 1. Memberikan
rasa nyaman Setelah verbal dapat pendidikan
nyeri dilakukan menjelaska kesehatan
hipertensi kunjungan ke n mengenai
rumah selama 4 pengertian, penyakit
hari diharapkan penyebab, hipertensi :
nyeri berkurang tanda dan pengertian,
gejala penyebab,
Tujuan khusus: Hipertensi tanda dan
Setelahdilakuka 2. Keluarga gejala.
n tindakan mampu 2. Membantu
keperawatan mengambil keluarga
selama 6x60 keputusan dalam
menit keluarga jika ada memutuskan
mampu: anggota keputusan
keluarga yang tepat.
1. Rengenal dengan 3. Memberikan
masalah Hipertensi pendidikan
kesehatan 3. Keluarga kesehatan
2. Rengambil mampu dalam
keputusan merawat merawat
3. Rerawat anggota anggota
anggota keluarga keluarga
keluarga dengan dengan
yang sakit Hipertensi Hipertensi
4. Remodifikasi 4. Keluarga 4. Membantu
lingkungan mampu keluarga
5. Remanfaatka mengubah mengenal dan
n fasilitas faktor mengubah
pelayanan lingkungan faktor
kesehatan yang lingkungan
menyebabk yang
an menyebabkan
Hipertensi Hipertensi
5. Keluarga 5. Membantu
mampu keluarga
memanfaaa dalam mencari
stkan fasilitas
fasilitas kesehatan
kesehatan yang tersedia.
yang ada.
Kurangnya Tujuan umum : Respon 1. Keluar 1. Memberik
pengetahuan Setelah verbal ga dapat an pendidikan
dilakukan menjelaskan kesehatan
kunjungan ke pengertian mengenai
rumah selama 4 hipertensi pengertian
hari diharapkan 2. Keluar hipertensi
keluarga mampu ga dapat 2. Memberik
mengambil menyebutkan an pendidikan
keputusan klasifikasi kesehatan
hipertensi mengenai
Tujuan khusus: 3. Keluar klasifikasi
Setelahdilakuka ga mampu hipertensi
n tindakan menjelaskan 3. Memberik
keperawatan tanda dan an pendidikan
selama 6x60 gejala kesehatan
menit keluarga hipertensi mengenai tanda
mampu: 4. Keluar dan gejala
ga dapat hipertensi
1. Rengenal mengerti 4. Memberik
masalah penyebab an pendidikan
kesehatan hipertensi kesehatan
2. Rengambil 5. Keluar mengenai
keputusan ga penyebab
3. Rerawat menyebutkan hipertensi
anggota komplikasi 5. Memberik
keluarga dari an pendidikan
yang sakit hipertensi kesehatan
4. Remodifikasi mengenai
lingkungan komplikasi
5. Remanfaatka hipertensi
n fasilitas
pelayanan
kesehatan
Resiko jatuh Tujuan umum : Respon 1. Keluar 1. Memberik
Setelah verbal ga dapat an pendidikan
dilakukan menjelas kan kesehatan
kunjungan ke bagaimana mengenai
rumah selama 4 cara bagaimana cara
hari diharapkan mengambil keluarga
keluarga dapat keputusan mengambil
mengambil jika salah keputusan
keputusan satu keluarga 2. Memberik
ada yang an pendidikan
Tujuan khusus: mengalami kesehatan
Setelahdilakuka perubahan kepada keluarga
n tindakan status
keperawatan kesehatan
selama 4x60 2. Keluar
menit keluarga ga dapat
mampu mengambil
1. Rengena keputusan
l masalah
kesehatan
2. Rengam
bil keputus
3. Rerawat
anggota
keluarga yang
sakit
4. Remodif
ikasi
lingkungan
5. Remanfa
atkan fasilitas
pelayanan
kesehatan

Anda mungkin juga menyukai