Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH HERBAL MEDICINE

SIRSAK SEBAGAI OBAT ANTIKANKER

Disusun oleh :
Kelompok 6
AGUNG BATARA SURYA - NH0519003
CATRIN D - NH 0519014
FARMASI A (2019)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
2021

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam semoga
tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang syafa’atnya kita nantikan di
akhirat kelak.

Uraian materi yang disajikan didapatkan dari buku dan internet. Materi disajikan
dalam bahasa yang tepat, lugas, dan jelas sehingga mudah dipahami pembaca.

Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu syarat penilaian mata kuliah
yang meliputi nilai tugas kelompok. Kami sebagai penyusun menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu demi kesempurnaan makalah ini kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan. Kepada para pembaca
kami ucapkan selamat belajar dan manfaatkanlah makalah ini dengan sebaik-baiknya.

Makassar, 23-JUNI-2021

KELOMPOK 6

DAFTAR ISI

2
Sampul

Kata pengantar

Daftar isi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan dan manfaat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Asal usul sirsak


B. Perkembangan sirsak di indonesia
C. Karakteristik sirsak
D. Kandungan kimia dan nilai zat gizi
E. Khasiat sirsak

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

Daftar pustaka

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .

3
Kanker dapat terjadi diberbagai jaringan dalam organ tubuh, mulai

dari kaki sampai kepala. Oleh karena itu penyakit kanker memiliki banyak

jenis, yang terbagi atas tempat di mana sel-sel kanker tersebut tumbuh. Pada

wanita, penyakit kanker banyak menyerang payudara dan rahim. Kanker

payudara sendiri termasuk dalam kanker jenis karsinoma, yaitu jenis kanker

yang berasal dari sel yang melapisi permukaan tubuh atau permukaan saluran

tubuh.

Perkembangan pengidap maupun yang meninggal akibat kanker

payudara dari tahun ke tahun semakin meningkat. Pada tanggal 4 Februari

2012, WHO menyatakan bahwa kanker payudara berada di urutan kelima

dalam daftar “Jenis Kanker Penyebab Kematian Tertinggi di Dunia”. Sampai

sekarang di Indonesia sendiri, kanker payudara (Carcinoma mammae) masih

menjadi penyakit mematikan nomor satu pada wanita.

Kanker payudara dapat diobati dengan menggunakan pengobatan

secara konvensional, yaitu dengan melakukan pembedahan, kemoterapi dan

radisi. Namun, hasil yang kurang memuaskan dan efek samping yang tinggi

menjadikan pengobatan tradisional (herbal) lebih efektif dan aman dalam

mengobati kanker payudara. Peran utama tanaman herbal adalah meningkatkan

daya tahan tubuh pasien dan melokalisir sel-sel kaker sehingga sel-sel kanker

tidak mudah berkembang dan menyebar serta lebih mudah diangkat, tidak

bersifat toksik sehingga lebih aman untuk tubuh pasien. Salah satu tanaman

herbal yang dapat menyembuhkan kanker adalah tanaman sirsak (Annona

muricata L.) yang dapat kita temukan di mana saja.

4
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di

sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut;

“Seberapa efektif buah dan daun sirsak mengatasi penyakit kanker payudara?”

C. Tujuan dan manfaat

1. Tujuan

Untuk mendiskripsikan manfaat dari buah dan daun sirsak dalam

pengobatan kanker payudara.

2. Manfaat Penelitian

diharapkan dapat mengetahui dan memahami khasiat tanaman sirsak

sebagai salah satu obat tradisional herbal untuk mengobati kanker payudara,

serta memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari. Di samping itu, para

pembaca diharapkan lebih menyadari banyaknya sumber daya alam di sekitar

yang sangat bermanfaat dalam berbagai hal dan dapat memanfaatkannya

dengan sebaik-baiknya, untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT yang

telah menciptakan hal-hal baik tersebut.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Asal Usul Sirsak

Tanaman sirsak tumbuh subur di wilayah tropis di Benua Amerika,

tepatnya Amerika Tengah dan Amerika Selatan (Amerika Latin) sebagai

tempat asalnya. Sirsak bisa dengan mudah ditemukan di kedua wilayah ini,

seperti Peru, Argentina, Hutan Amazon (Brazil), dan kepulauan Karibia. Di

wilayah asalnya, sirsak telah menjadi tanaman pengobatan yang diandalkan

masyarakat setempat. Orang Indian misalnya, telah berabad-abad

menggunakan tanaman ini untuk mengobati penyakit jantung, asma, reumatik,

dan penyakit hati. Karena khasiatnya, sirsak menjadi salah satu tanaman obat

yang pertama kali diperkenalkan ke dunia lama setelah Columbus menemukan

Benua Amerika pada tahun 1492. Setelah ditemukan di Amerika, orang-orang

Spanyol membawanya ke Filipina.

Di wilayah Hindia Barat, buah ini disebut dengan nama buah nona.

Dari Hindia Barat, orang-orang Spanyol dan Portugis membawa sirsak hingga

akhirnya menyebar melalui Amerika Tengah ke Meksiko Selatan.

Pada abad ke 17, buah ini dibawa ke Benua Afrika dan banyak di

jumpai di taman-taman atau perkarangan rumah penduduk di wilayah Afrika

Selatan. Diperkirakan sirsak masuk ke Afrika (Angola) pada tahun 1686.

Kemudian, sirsak menyebar hampir di seluruh wilayah tropis dunia, dari

6
Amerika Tengah, Kuba, Meksiko, Sri Langka, Asia Tenggara, sampai

Polinesia.

B. Perkembangan Sirsak di Indonesia

Walaupun sirsak sudah terkenal pada abad ke 17 di Eropa dan

sekitarnya, sirsak pertama kali masuk ke Indonesia pada abad ke 19. Sirsak

dibawa dan diperkenalkan ke Indonesia pertama kali oleh kolonial Belanda

yang saat itu sedang menjajah Indonesia. Orang-orang Belanda tersebut

membawa buah sirsak ke Indonesia karena khasiat pengobatan buah sirsak

yang sudah terkenal di negaranya, maka mereka membawanya untuk

mengobati orang-orang Belanda di Indonesia.

Pada awalnya, masyarakat Indonesia menggunakan sirsak hanya

sebagai camilan karena rasanya yang enak. Di Indonesia, sirsak umumnya

dikonsumsi sebagai buah segar, dibuat jus, sirup, selai sirsak, permen sirsak,

atau yang lebih popular lagi dibuat dodol sirsak. Sentra camilan tersebut berada

di Pulau Jawa, karena sentra tanaman sirsak sendiri berdomisili di Jawa, yaitu

di daerah Raja Mandala (Jawa Barat), kabupaten Karanganyar dan Rembang

(Jawa Tengah), serta di bagian selatan Malang.

Pengaruh modernisasi mengubah pola pikir masyarakat Indonesia

dalam mengolah sirsak berubah. Sirsak mulai digunakan sebagai tanaman obat

yang dapat menyembuhkan beberapa penyakit, misalnya saja di Aceh yang

menggunakan buah sirsak untuk mengobati penyakit hepatitis. Namun, karena

belum ada bukti ilmiah dan tidak terdatanya khasiat-khasiat yang dapat

disembuhkan oleh tanaman sirsak, menyebabkan penggunaan tanaman sirsak

7
sebagai obat menjadi langka (jarang). Sekarang, dengan berkembangnya ilmu

pengetahuan dan teknologi, maka fakta-fakta tentang sirsak akhirnya terkuak

dan sirsak mulai ramai kembali digunakan sebagai obat tradisional.

Pemanfaatan sirsak sebagai obat sangat sederhana dan inilah yang

membuat masyarakat Indonesia mulai ramai menggunakan sirsak sebagai obat.

Dengan meracik daun, buah, atau kulit batangnya, beberapa penyakit bisa

disembuhkan, mulai dari alergi sampai kanker. Karena itu, ada beberapa

perusahaan di Indonesia yang mulai memproduksi obat-obatan berbahan dasar

sirsak, namun sampai sekarang masih belum diakui secara dunia internasional.

C. Karakteristik Sirsak

Tanaman sirsak merupakan tanaman perdu atau pohon kecil karena

tinggi batangnya yang hanya berkisar antara 3-10 meter. Tanaman ini dapat

tumbuh di mana saja, terlebih pada daerah beriklim tropis yang hangat dan

lembap. Untuk memperoleh hasil buah yang besar dan banyak, sirsak idealnya

ditanam di daerah yang tanahnya banyak mengandung air dan ketinggian

kurang dari 1200 meter dari permukaan laut. Tanaman sirsak masih mampu

tumbuh dan berbuah di dataran beriklim kering, asalkan air tanah dangkal

(kurang dari 1,5 meter). Tanaman sirsak akan tumbuh sangat baik pada

keadaan iklim bersuhu 22-28 oC, dengan kelembapan atau RH 60-80% dan

curah hujan berkisar antara 1.500-2.000 mm per tahun dengan musim kemarau

4-6 bulan.

Pohon sirsak tumbuh dengan cepat dan sudah mulai berubah pada umur

3-5 tahun. Sirsak yang ditanam dari biji mulai berbuah setelah berumur 4-5

8
tahun. Sementara sirsak yang ditanam dari okulasi mulai berbuah pada umur 2-

3 tahun setelah ditanam. Hasil buah sirsak rata-rata 20 buah/pohon per tahun

dengan bobot berkisar 10-60 kg.

Berikut karakteristik tiap bagian tanaman sirsak:

1. Akar

Gambar 2.1.1 Akar Tunggang

Karena sirsak merupakan tanaman berkeping dua atau dikotil, maka

sirsak mempunyai akar akar tunggang.

2. Batang

Gambar 2.1.2 Batang Sirsak

9
Sirsak memiliki batang pohon yang keras. Sirsak tergolong dalam

tanaman perdu, yaitu tumbuhan yang cabangnya banyak dan tingginya yang

lebih rendah daripada pohon biasanya, rata-rata kurang dari 5-6 meter.

Namun, batang pohon sirsak dapat mencapai tinggi 10 meter dengan

diameter 10-30 cm. Tekstur batang pohon sirsak agak kasar karena sirsak

merupakan tumbuhan berkayu. Batang sirsak mempunyai banyak cabang

dan cabangnya menpunyai banyak ranting sehingga menjadikannya rimbun.

3. Daun

Gambar 2.1.3 Daun Sirsak

Sirsak memiliki daun yang rimbun dalam tiap pohonnya. Dalam satu

ranting, daun sirsak bisa tumbuh hingga 20 lembar secara berhadapan,

tergantung besar kecilnya ranting. Bentuk daunnya bulat panjang dengan

ujung yang lancip pendek. Biasanya daun sirsak berukuran (8-16) cm x (3-

7) cm dengan panjang tangkai daun 3-7 mm. Daun sirsak tebal dan agak

kaku dengan urat daun menyirip atau tegak pada urat daun utama. Daun

sirsak yang tua memiliki warna hijau tua, sedangkan pada saat muda

berwarna hijau kekuningan. Warna tiap permukaan daun pun berbeda. Pada

permukaan bagian atas, daun sirsak berwarna yang lebih tua dan tekstur

yang lebih halus daripada permukaan daun bagian bawah. Daun sirsak

10
umumnya mempunyai bau yang kurang enak (langu) untuk melindunginya

dari serangan hama hewan

4. Bunga

Gambar 2.1.4 Bunga Sirsak

Sirsak termasuk dalam tumbuhan yang berbunga dan berbunga

hampir sepanjang tahun. Bunga sirsak keluar pada tunas yang pendek di

sepanjang ketiak daun, cabang, maupun ranting. Ukurannya lumayan besar,

memiliki kelopak berwarna kuning kehijauan dan bertekstur agak kasar.

Bunga sirsak memiliki pangkal yang panjangnya hingga 2,5 cm. Kelopak

bunga sirsak berbentuk segitiga tebal dan mempunyai mahkota 6 helai

dalam 2 baris yang panjangnya sekitar 4 mm. Masing-masing baris

memiliki 3 mahkota. Mahkota terluar berbentuk bulat telur melebar,

berukuran (3-5) cm x (2-4) cm, sedangkan mahkota dalam berukuran (2-4)

cm x (1,5-3,5) cm.

Bunga sirsak memiliki banyak benang sari yang tersusun atas

barisan-barisan, dan menempel pada torus yang terangkat. Panjang tangkai

sarinya berkisar 4-5 mm dengan bulu yang lebat. Bunga sirsak mempunyai

11
bakal buah yang banyak dan berbulu lebat sekali. Tapi jika tidak terjadi

penyerbukan, bulu lebat bakal buah tersebut akan menjadi gundul.

Umumnya, bunga sirsak berbunga sempurna, tetapi sering juga

ditemukan bunga betina saja. Dalam hal ini, serangga pencari nektar sangat

mempengaruhi proses penyerbukan. Namun, karena bunga sirsak

mempunyai aroma yang kurang menarik bagi serangga, sedikit saja

serangga yang datang dan menyerbukan bunga sirsak. Oleh karena itu,

sirsak lebih terbiasa mengalami perkawinan sendiri yang dilakukan saat

sirsak berbunga sempurna. Sirsak sering kali berbunga pada bulan Oktober

sampai November. Tanaman sirsak memang tahan kekeringan, tetapi pada

musim yang sangat kering bunga sirsak akan berguguran atau bunganya

berubah menjadi hitam dan keras.

5. Buah

Gambar 2.1.5 Buah Sirsak

Buah sirsak termasuk buah semu, karena sebenarnya yang dimaksud

“buah” adalah kumpulan buah-buah (buah agregat) dengan biji tunggal yang

saling berhimpitan dan kehilangan batas antar buah. Bakal buah yang

terserbuki menghasilka biji sehingga tumbuh membesar. Dari kejadian itu

terbentuklah “buah” sirsak utuh yang pada umumnya berukuran (10-20) cm

12
x (15-35) cm. Bentuk buah sirsak ialah lonjong, dengan bagian ujung yang

membulat (bengkok). Biasanya, buah sirsak memiliki diameter atas berkisar

5 cm, diameter bawah 7 cm, dan panjang total buah rata-rata 17 cm.

Buah sirsak memiliki daging yang berwarna putih, berserat, dan

mengandung banyak air. Saat buah matang, daging buah sirsak akan

bertambah lunak (lembek) dan terlihat berlapis-lapis (dami). Daging buah

sirsak pada umumnya memiliki rasa manis, manis-asam, atau asam, dan

terasa segar serta beraroma khas. Letak daging buah sirsak sejajar serta

tegak lurus pada poros buah. Duri pada permukaan kulit buah sirsak secara

umum terbagi dalam kategori berduri atau tidak berduri (berduri lunak).

Ketika belum matang, panjang duri buah sirsak dapat mencapai 6 mm. Tapi

ketika sudah matang, duri-duri sirsak tersebut akan menjadi lunak dan

bertambah jarang, tergantung pada jenis sirsak.

Kulit buah sirsak biasanya berwarna hijau tua hingga hijau

kekuning-kuningan. Berat buah sirsak bermacam-macam, mulai dari 500-

800 gram. Untuk jenis tertentu, bahkan ada yang beratnya mencapai 1.200

gram. Dalam buah sirsak terkandung 67,5% daging buah, 20% kulit, 8,5%

biji, dan 4% empulur.

6. Biji

13
Gambar 2.1.6 Biji Sirsak

Buah sirsak umumnya memiliki banyak biji. Dalam satu buah agregat,

terdapat biji dengan jumlah antara 50-200 butir. Biji sirsak memiliki bentuk

pipih membulat dengan ukuran rata-rata 2 cm x 1 cm dan berwarna coklat

kehitaman mengkilap. Kandungannya yang dapat menjadi pestisida untuk

hama tanaman, membuat biji sirsak tidak dapat dimakan secara langsung.

D. Kandungan Kimia dan Nilai Gizi

Semua bagian sirsak memiliki kandungan kimia dan nilai gizi yang

berbeda dan bermanfaat. Namun karena batasan masalah karya ilmiah ini

hanya pada buah dan daun sirsak, maka langsung saja dijelaskan kandungan

kimia dan nilai gizi dari buah dan daun sirsak.

Buah sirsak mengandung serat dan vitamin. Komposisi rata-rata satu

buah sirsak adalah 67,5% daging buah, 20% kulit buah, 8,5% biji, dan 4%

empulur. Pada daging buahnya mengandung 80% air, 30% asam yang dapat

dititrasi, dan 24% gula nonpereduksi. Kandungan zat gizi terbanyak dalam

buah sirsak adalah karbohidrat, yaitu sekitar 68% dari seluruh bagian padat

daging buahnya. Salah satu jenis karbohidrat yang terkandung dalam buah

sirsak adalah gula pereduksi (glukosa dan fruktosa) dengan kadar 81,9-93,6%

14
dari kandungan gula total. Sementara kandungan gula lainnya berupa sukrosa

2,54%, dekstrosa 5,05%, dan levulosa 0,04%.

Sirsak juga mengandung berbagai vitamin, antara lain vitamin A, B, dan

C. Kandungan vitamin C buah sirsak lumayan banyak, yaitu sekitar 20 mg/100

g daging buah. Buah sirsak juga kaya vitamin B1 dengan kadar 0,07 mg/100 g

daging buah dan vitamin B2 dengan kadar 0,04 mg/100 g daging buah. Adapun

mineral utama yang terkandung dalam buah sirsak adalah fosfor (27 mg/100 g

daging buah) dan kalsium (14 mg/100 g daging buah). Buah sirsak juga

mengandung beberapa enzim buah, di antaranya enzim peroksidae, katalasem

dan pektinase. Sejumlah senyawa juga terkandung dalam buah sirsak, antara

lain asetogenin, murisin, annomurisin, dan murikapentosin, serta masih banyak

senyawa lain seperti annopentosin A, B, dan C.

Sirsak merupakan buah berserat, karena hanya dengan mengkonsumsi

100 g buahnya maka kebutuhan serat pangan per hari telah terpenuhi sebanyak

13%. Selain berserat, sirsak juga mengandung protein sebanyak 1 g/100 g berat

buah sirsak tersebut. Buah sirsak sendiri mengandung buah zat besi sebesar 0,6

mg/100 g daging buah. Lemak yang terkandung dalam buah sirsak sangat

sedikit, hanya 0,3 g dari 100 g daging buah sirsak sehingga baik untuk

kesehatan. Keunggulan sirsak lainnya terletak pada kadar garamnya (natrium)

yang rendah, yaitu 14 mg/100 g dan kaliumnya yang tinggi, yaitu 278 mg/100

g. Dengan begitu, sirsak dapat bermanfaat dalam mengatur tekanan darah serta

ritme dan fungsi jantung sehingga melindungi tubuh dari atherosklerosis.

Buah sirsak mengandung fraksi asam organik nonvolatil yang terdiri

atas suatu campuran, yaitu 2 bagian asam malat, 1 bagian asam nitrat, dan trace

15
asam isositrat. Asam-asam organik ini diidentfifikasi sebagai turunan hidrazid

yang diperoleh dari ekstraksi asam-asam organik tersebut degan cara merebus

daging buah. Buah sirsak juga mengandung trace asam hidrosianik. Selain itu,

buah sirsak mengandung asam nikotinat atau niasin sebanyak 0,70 mg/100 g

daging buah.

Buah sirsak mengandung 0,0055 g nitrogen per 100 g daging buah

basah. Dari jumlah ini, 91% terdiri atas asam dan asam amino bebas netral.

Asam amino yang berlimpah berupa asam gama-aminobutirat, prolin, dan asam

glutaman. Buah sirsak disenangi banyak orang karena aromanyaharum dan

khas. Rasa asam pada buah sirsak berasal dari asam organik nonvolatil,

terutama asam malat, asam sitrat, dan asam isositrat.

16
Tabel 2.1.1 Kandungan Gizi Buah Sirsak per 100 gram

Komposisi 1 2

Kelembapan (%) 81,7 83,2

Protein (g) 1,0 1,0

Lemak (g) 0,3 0,2

Karbohidrat, termasuk serat (g) 16,3 15,1

Serat (g) 0,6

Abu (g) 0,5

Kalsium (mg) 14,0 14,0

Fosfor (mg) 27,0 21,0

Zat besi (mg) 0,6 0,5

Natrium (mg) 8,0

Kalium (mg) 293,0

Vitamin B1 (mg) 0,07 0,08

Vitamin B2 (mg) 0,10

Vitamin C (mg) 20,0 24,0

Vitamin A (SI) 10,0

Kalori (cal) 65,0 59,0

Bdd (%) 68,0


Keterangan:
1. Sumber dari Direktorat Gizi dan Makanan Departemen Kesehatan RI
2. Sumber dari Universitas Pertanian Malaysia

17
Tabel 2.1.2 Kandungan Mineral dan Vitamin dalam Daging Buah Sirsak

Kandungan Araque (1967) Adams (1975)

Mineral (mg/100 g)
Ca 22 14,2
P 28 27,1
Fe 0,6 0,62
Na - 14,08
K - 264,9
Vitamin (mg/100 g)
Vitamin A (IU) 20 8,9
Vitamin B1 (thiamin) 0,06 0,07
Vitamin B2 (riboflavin) 0,07 0,05
Niasin (asam nikotinat) 0,9 0,89
Vitamin C (asam askorbat) 22 20,0

Tabel 2.1.3 Senyawa Fitokimia yang Terkandung dalam Buah Sirsak

Asetaldehida Beta-sitosterol Muricine


Amyl-caproate Campesterol Muricinine
Amyloid Selobiosa Muricapentocin
Annonanin Citrulline Muricoreacin
Anomuricine Coclaurine Procyanidin
Anomuricinine Coreximine Stepharine
Anomurine Dekstrosa Stigmasterol
Anonol Galaktomannan Tannin
atherosperminine Geranyl-caproate Xylosyl-selulosa

18
Tabel 2.1.4 Kandungan Asam Amino Relatif dalam Buah Sirsak

Asam Amino Kandungan Relatif

Asam aspartat ++

Asam glutamat +++

Serin ++

Glisin +

Tak teridentifikasi Traces

Alanin +

Sitrulin +

Asam butirat – gamma amino +++++

Prolin +++++

Tak teridentifikasi Traces

Tak teridentifikasi Traces

Sistein (sistin) +

Tak teridentifikasi Traces

Arginin +

Lisin +
Keterangan:
 +++++: kandungannya banyak
 +: kandungannya sedikit
 Traces: mengandung unsur dalam jumlah sangat sedikit
 Makin banyak tanda + maka makin banyak kandungannya (semi kuantitatif)

19
Pada awal tahun 1990-an, 34 senyawa Cytotoxic pada daun sirsak sudah

ditemukan. Beberapa senyawa aktif yang dikandung daun sirsak antara lain

senyawa monotetrahidrofuran asetogenin, seperti anomurisin A dan B,

gigantetrosin A, annonasin-10-one, murikatosin A dan B, annonasin, dan

goniotalamisin. Selain itu, daun sirsak juga mengandung senyawa saponin,

polifenol, dan bioflavonoid yang memiliki khasiat sebagai antioksidan.

Senyawa asetogenin dan antioksidan inilah yang 10.000 kali lebih ampuh

membasmi sel kanker daripada pengobatan konvensional lainnya.

Tabel 2.1.5 Senyawa-Senyawa Aktif dalam Daun Sirsak

Annocatalin Caclourine
Annohexocin Gentisic acid
Annonasin Gigantetronin
Annomuricin Linoleic acid
Annomurine Muricapentocin
Anonol

Daun sirsak juga mengandung senyawa tanin, fitosterol, kalsium

oksalat, serta alkaloid murisin. Selain itu, daun sirsak juga mengandung asam

hidrosianik, walaupun lebih sedikit kandungannya daripada kulit kayu batang

sirsak.

E. Khasiat Sirsak

Sudah dari jaman dahulu, pemanfaatan tanaman sirsak ialah untuk

dikonsumsi. Buah sirsak yang rasanya manis, asam, dan menyegarkan ini

sangat disukai oleh berbagai lapisan masyarakat. Untuk dikonsumsi secara


20
langsung, dipilih buah sirsak yang sudah matang karena buah sirsak matang

rasanya lebih enak, dengan rasa manis yang lebih terasa dan lebih

lembut.Selain dikonsumsi secara langsung, buah sirsak juga dapat dibuat

olahan dan tetap lezat, seperti dijadikan selai buah, jus, sari buah, sirup, bahkan

dodol. Dari hasil olahan tadi, orang-orang ada yang mengkonsumsi sendiri atau

untuk dijual karena harganya yang lumayan menguntungkan. Jadi sebenarnya

sirsak juga mempunyai manfaat dalam hal ekonomi.

Sedangkan untuk daun sirsak, umumnya lebih banyak digunakan

sebagai obat tradisional daripada untuk dikonsumsi langsung karena rasanya

yang kurang enak. Tapi bukan berarti buah sirsak tidak berkhasiat dalam hal

pengobatan. Misalnya saja bangsa Indian di Amerika Selatan, mereka telah

memanfaatkan sirsak sebagai obat tradisional penyakit jantung, asma, penyakit

hati, dan reumatik. Sementara, Bangsa Peru Andes menggunakan teh daun

sirsak untuk mengobati penyakit catarrh/flu dan infeksi saluran napas atau

lainnya.

Penduduk Brazil Amazon menggunakan teh daun sirsak untuk

mengobati gangguan hati. Sementara minyak dari daun dan buah sirsak yang

belum masak dicampur dengan minyak zaitun digunakan sebagai obat luar

untuk penyakit neuralgia, reumatik, dan nyeri arthritis. Di Brazil, sirsak juga

digunakan untuk obat bisul, bronkhitis, penyakit jantung, diabetes mellitus,

disentri, demam, penyakit hati, penyakit saraf, dan cacingan.

Di Meksiko, sirsak digunakan sebagai obat diare, disentri, demam,

sesak napas, sakit gusi, dan meringankan pendarahan. Sementara di Panama,

sirsak digunakan untuk obat diare, dispepsia (gangguan pencernaan), penyakit

21
ginjal, dan cacingan. Di Curacao (Karibia, Amerika Utara), sirsak secara

tradisional digunakan sebagai obat penyakit kantung empedu, membantu

persalinan, dan sebagai obat penenang.

Di Trinidad (Karibia, Amerika Utara) sirsak digunakan sebagai

pembersih darah, flu, hipertensi, jantung berdebar, pelancar ASI, dan insomnia.

Di Jamaica dan Haiti, buah atau jus sirsak digunakan untuk mengobati demam,

penyakit parasit, pelancar ASI, dan diare. Di Caribia, sirsak digunakan untuk

mengobati flu, kedinginan, demam, dispepsia, jantung berdebar, kudis, kejang,

dan sebagai penenang. Di Malaysia sendiri, sirsak digunakan secara tradisional

untuk mengobati batuk, bisul, diare, dermatitis (penyakit kulit), hipertensi,

meringankan pendarahan, dan reumatik.

Jadi, penyakit yang dapat diobati oleh buah dan daun sirsak antara lain

sebagai berikut:

1. Flu/Pilek 10. Dermatitis (penyakit kulit)

2. Batuk 11. Reumatik

3. Hipertensi 12. Penyakit neuralgia

4. Penyakit jantung (jantung 13. Nyeri arthritis

berdebar) 14. Bronkhitis

5. Demam 15. Diabetes mellitus

6. Diare 16. Disentri

7. Dispepsia (gangguan 17. Penyakit hati

pencernaan) 18. Penyakit saraf

8. Kudis dan bisul 19. Cacingan

9. Kejang 20. Sesak napas

22
21. Sakit gusi 24. Tumor

22. Penyakit ginjal 25. Kanker

23. Penyakit kantung empedu

Selain menyembuhkan beberapa penyakit di atas, buah dan daun sirsak

juga bermanfaat dalam hal berikut:

1. Membantu membersihkan darah dari toxic atau racun.

2. Melancarkan persalinan.

3. Mempelancar keluarnya ASI.

4. Meningkatkan nafsu makan.

5. Meringankan pendarahan.

6. Sebagai obat penenang.

7. Melindungi sistem kekebalan tubuh dan mencegah infeksi.

8. Fisik terasa lebih segar dan bugar.

9. Menjaga stamina.

Di Indonesia, sirsak secara tradisional digunakan sebagai obat bisul,

mual, diare, hepatitis, batu, reumatik, dan hipertensi. Dalam bahasa Jawa,

sirsak disebut dengan nama sirsat. ‘Sir’ artinya roso atau rasa (bisa berarti rasa

sakit akibat kanker, misalnya) dan ‘sat’ berarti asat, habis, hilang, atau sembuh.

Jadi, sirsat menurut nenek moyang orang Jawa memang sudah diketahui

khasiatnya sebagai obat penghilang berbagai penyakit termasuk kanker.

23
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Buah dan daun sirsak mengandung banyak zat antioksidan yang bagus

dalam menangkal radikal bebas. Selain itu, buah dan daun sirsak

mengandung zat acetogenins yang berfungsi dalam membunuh sel-sel

kanker, termasuk sel kanker payudara. Cara kerja zat acetogenins dalam

membunuh sel kanker ialah menghambat produksi ATP (Adenosine

24
Triphospate) atau energi yang dibutuhkan sel kanker, sehingga sel-sel

kanker akan mati perlahan.

B. Saran

Berdasarkan fakta dari hasil penelitian di atas, maka saran-saran yang

dapat peneliti kemukakan adalah sebagai berikut:

1. Buah dan daun sirsak bermanfaat untuk mengatasi kanker payudara dan

penyakit lainnya, oleh karena itu perlu disosialisasikan lebih intensif lagi

kepada masyarakat melalui organisasi profesi seperti IDI, IBI, PPNI, ISFI

dan LSM maupun media massa.

2. Bahwa budidaya tanaman sirsak sebagai tanaman obat keluarga (TOGA)

perlu ditingkatkan, baik pembibitan, penanaman dan pemanfaatan hasilnya.

DAFTAR PUSTAKA

Ahalya B., Ravishankar K. and Priyabandhavi P., 2013, Evaluation of In Vitro

Anti Oxidant Activity Of Annona muricata Bark, International Journal of

Pharmaceutical, Chemical and Biological Sciences.

Arifianti L., Sukardiman, Studiawan H., Rakhmawati and Lulus Megawati,

2014, Uji Aktivitas Ekstrak Biji Sirsak (Annona muricata L.) Terhadap Sel

Kanker Mamalia Secara In Vitro, Jurnal Farmasi dan Ilmu Kefarmasian

Indonesia,

25
CCRC, 2009, Prosedur Tetap Uji Sitotoksik Metode MTT, Cancer

Chemoprevention Research Center, Fakultas Farmasi UGM, Yogyakarta,

Terdapat di: http://www.ccrc.farmasi.ugm.ac.id [Diakses pada April 22, 2016].

Defilippis R.A., Goodwin E.C., Wu L. and Dimaio D., 2003, Endogenous Human

Papillomavirus E6 and E7 Proteins Differentially Regulate Proliferation,

Senescence, and Apoptosis in HeLa Cervical Carcinoma Cells, Journal of

Virology.

Dipiro J.T., L.Talbert R., Yee G.C., Matzke G.R., Wells B.G. and Posey L.M.,

2008, Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach, Seventh. Periodicals

Department, A. P. A., ed., McGraw-Hill Companies, Inc.

26

Anda mungkin juga menyukai