Anda di halaman 1dari 12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Protes Sosial

Protes Sosial merupakan sebuah kritik yang ada disebuah realitas yang
terjadi dalam masyarakat. Realitas sosial merupakan sebuah fakta atau kenyataan
yang terjadi didalam masyarakat. Realitas sendiri bukanlah sesuatu yang bersifat
alamiah, melainkan hasil interpretasi manusia. Realitas bagi setiap orang tentu akan
beda penafsirannya, bergantung pada pengalaman masing masing individu,
ras,gender, kultur, agama, dan lain lainya. Realitas dibatasi pada konsepsi konsepsi,
pemahaman, perspektif, sehingga mampu dikatakan bahwa yang disebut sebagai
realitas adalah apa yang mampu ditangkap individu dalam sebuah batasan-batasan.
Realitas sosial tidak dapat lepas dari sebuah konstruksi sosial yang sudah dibangun.

Realitas sosial banyak terjadi di sekeliling kita, dari yang sifatnya mampu
dimaklumi oleh masyarakat sampai terkadang menimbulkan sebuah konflik di
masyarakat. Realitas sosial adalah kenyataan atau peristiwa sosial yang terjadi
secara nyata. Realitas sosial menjadi sebuah kenyataan sosial yang meliputi
berbagai keaadaan maupun kesadaran sosial. Di dalam realitas yang terjadi dalam
masyarakat, konflik sebagai suatu hal yang harus ada dan kehadiranya tidak dapat
ditawar-tawar( Ida Bagus Wirawan, 2012:59). Hal ini dimaknai konflik sebagai
suatu hal yang harus diterima sebagai sebuah proses sosial. Penangkapan sebuah
realitas sosial menjadi menarik ketika sebuah realitas tiak hanya dapat diartikan
menjadi makna tunggal, namun dapat dilihat dari berbagain perspektif.

Sebuah protes sosial terjadi atas sebuah kritik sosial yang terjadi dalam
masyarakat atas sebuah kondisi sosial yang dimaknai sebuah kesenjangan sosial
yang terjadi dalam masyarakat.

Di dalam sebuah Musik, objek utamanya adalah lirik yang digunakan,


metafora , juga pesan sebenarnya ingin disampaikan didalam lagu tersebut. Alex

9
Sobur menjelaskan (2003:147) musik memiliki fungsi ekspresif, khususnya pada
wilayah senantiasa dan dapat dianalisis lewat semiotika. Ketika makna yang
terkandung dalam musik tersebut sampai kepada para pendengarnya, maka musik
tidak hanya menjadi sekedar bunyi-bunyian saja tapi menjadi salah satu bentuk
interaksi yang ekspresif dalam menyampaikan pesan tertentu. Jika kita mendengar
musik tentang cinta, hal tersebut telah menunjukkan bagaimana cara pandang
pandang pembuat lagu tersebut terhadap realitas yang mereka pahami.

2.2 Protes Sosial dalam Karya Sastra

Karya sastra dalam bentuk teks seperti puisi, sajak, khusunya pada karya
teks lirik lagu yang mewacanakan sebuah protes sosial. Kita dapat melihat
bagaimana sebuah lagu menjadi salah satu media yang cukup efektif sebagai sarana
propaganda atau penyebaran ideologis, atau yang paling umum adalah
menjadikanya sebagai sebuah pengungkapan atas sesuatu seperti kritik, atau
penggambaran sebuah realitas sosial. Menurut Kritikus Musik The Guardian,
Dorian Lynskey (38: 2017)

“bahwa tujuan utama dari musik protes sosial, atau segala bentuk seni
dengan kesadaran politis, bukanlah untuk merubah arah berputarnya
dunia, lebih sederhana dari hal tersebut, musik protes sosial adalah soal
merubah opini dan pandangan orang.”

Kita juga dapat melihat bagaimana para musisi mencoba menangkap


berbagai realitas sosial di sebuah kota pada periode menjelang reformasi atau
berakhirnya orde baru, munculnya lagu “Siapa Suruh datang Jakarta” , “Kompor
Meleduk”, atau “Berkacalah Jakarta”, adalah merupakan sebuah representasi atas
penangkapan realitas atau fenomena yang terjadi di Jakarta.

Pasca reformasi banyak musisi yang mencoba mengeksplorasi lebih luas


cakupan karya teks lirik lagu yang tetap beririsan dengan penangkapan realitas
sosial yang terjadi. Isu-isu yang terekam dalam eksplorasi karya tersebut banyak
menyinggung berbagai problem sosial dari modernisasi pembangunan,isu

10
lingkungan, globalisasi, sampai yang menyerukan berbagai makian terhadap
kapitalisme atau neo-liberal. Korelasi antara musik dan politik telah menjadi
budaya di berbagai Negara, meskipun pada dasarnya music tidak akan pernah bisa
merubah apapun dari lingkungan mereka kecuali menyebar perspektif atau
paradigma baru.

Di Indonesia, kebanyakan musisi tersebut lahir dari rahim bernama Musik


Independent atau Musik Indie, menyuarakan sesuai apa yang diinginkan dan
berkata jujur tanpa ada pembatasan atas sebuah eksplorasi yang mereka lakukan.
Selain itu seiring berkembangnya teknologi penyebaran sebuah semangat indie
makin meluas tidak hanya terjadi di kota sentral, Jakarta saja. Banyak dari band
indie yang bukan berasal dari kota sentral, band indie yang tersebar di berbagai kota
tersebut mencoba menangkap berbagai realitas sosial yang terjadi ,seperti :
“Tentang Rumahku” dari band Indie Bali Dialog Dini Hari, “Di Sayidan” dari band
indie Jogjakarta Shaggydog, atau lagu yang berseru tentang penolakan reklamasi di
Bali yaitu “Bali Tolak Reklamasi” oleh Nosstres.

Semangat musik indie itu pun ada di Surabaya, salah satunya adalah
Silampukau yang mencoba membawa kembali memori kolektif tentang “Surabaya”
dan merangkumnya dalam album “Dosa Kota dan Kenangan” album tersebut
bercerita tentan isu sosial yang ada di Surabaya. Selain Silampukau ada band yang
cukup getol menyuarakan kritik sosialnya, yaitu band Asal Bantul, Yogyakarta Sisir
Tanah. Band yang dibentuk sebagai wadah berkarya Bagus Dwi Danto ini sering
menyuarkan protes sosial mereka lewat lagu. Melalui hal tersebut peneliti ingin
mengungkap bagiamana Sisir Tanah membangun sebuah wacana kritik sosial
dalam lagu mereka melalui metafor-metafor yang dibangunya.

2.3 Musik Folk dan Sisir Tanah

Dewasa ini, musik folk telah menjadi salah satu genre favorit dan memiliki
fans circle yang cukup besar. Demam musik folk dapat dilihat dari konser-konser
folk yang terselenggara, Kesuksesan dari skala kecil sampai acara yang cukup

11
besar, kesuksesan acara Folk besar seperti Folk Music Festival 2017, atau ke skena
folk yang lebih kecil seperti acara Folk Folk Warjack yang diadakan di Nusa
Tenggara Barat, membuktikan animo folk dewasa ini cukup besar. Banyak yang
menyebut musik folk sebagai musik rakyat, karena secara harfiah kata folk berarti
rakyat. Musik folk berangkat dari musik etnik, yang menggambarkan sebuah
kesederhanaan dan keseharian dalam lingkungan. Musik folk juga dapat berarti
musik rakyat yang penuh dengan kesederhanaan dan keseharian dalam lagunya.

Pada tahun 1987, Bob Dylan memenangkan Grammy Award sekaligus


memberi pandangan yang lebih luas tentang folk. Musik Folk mengandung banyak
unsur-unsur tradisi dengan kebudayaan yang memberikan warna pada setiap bagian
musiknya, sisi tradisional dan kontemporer dalam folk dikemas dengan porsi yang
beragam dan sesuai dengan kebutuhan, sehingga membentuk karakter musik yang
ingin diciptakan. Folk berbeda dengan musik etnik. Musik etnik memiliki aturan
tersebut bersifat sakral, sebaliknya musik folk tidak memiliki batas-batas dan bebas
dalam mengeksplorasi. Banyak nama besar musisi folk Indonesia yang dikenal luas
oleh masyarakat, seperti Payung Teduh, Sisir Tanah, Nosstres, Endah n Rhesa,
Banda Neira, Float, Jason Ranti, Rusa Militan, Monita Tahalea, dan masih banyak
lagi. Folk sendiri cukup berkembang di Indonesia misalnya, nama besar Iwan Fals
sebagai salah satu musisi folk besar Indonesia. Sisir Tanah memberi sentuhan dan
komposisi folk sederhana yang manis dengan metaphor yang dibangunya. Dion
Valerian, dari Wartawan Sorgemagz (www.sorgemagz.com diakses 14/03/2018
jam 15.45) memberikan komentarnya terhadap musik Sisir Tanah.

“Ada kesan berbeda tapi menyenangkan ketika mendengar lagu-lagu Sisir


Tanah, kesan itu seperti benih kecil yang jatuh di sudut hatimu, pelan-pelan
ia tumbuh dan berdaun rimbun, menghasilkan udara segar untuk hatimu
hirup. Sama seperti Dialog Dini Hari, Sisir Tanah menawarkan musik
bagus yang dapat menjai obat pendengarnya. Lirik liriknya manis namun
membuat tegar. Sebab saya yakin Sisir Tanah tak ingin menggurui dengan
lagu-lagunya”

12
Di Awal Sisir Tanah terbentuk penyebaran karya-karya mereka dilakukan
dengan cara memperdengarkannya dari Panggung ke panggung. Setelah tujuh tahun
proses penyebar luasan karya mereka lewat panggung ke panggung akhirnya
mereka merekam album bertajuk “Woh” pada tahun 2016. Lagu lagu Sisir Tanah
tersebut berisi: Lagu Bahagia, Obituari Air Mata, Lagu Wajib, Kita Mungkin, Lagu
Bahagia, Lagu Pejalan, Lagu Romantis, Konservasi Konflik, Lagu Lelah, Lagu
Baik. Lagu dalam album tersebut banyak berbicara soal kondisi
lingkungan,modernitas,kesenjangan sosial, gelagat politik dalam negri, juga lagu
yang sifatnya lebih personal. Bagaiamana Sisir Tanah mengemas sebuah lagu dan
memiliki metaphor yang unik.

2.4 Analisis Wacana Kritis

Wacana tidak hanya terdiri dari kalimat yang gramatikal tetapi sebuah
wacana harus dapat memberikan interpretasi makna bagi pembaca dan
pendengarnya. Wacana menjadi satuan bahas yang begitu komplit sehingga dalam
hierarki gramtikal adalah gramatikal tertinggi atau terbesar.isi dari sebuah wacana
dapat berupa ide, gagasan, pikiran, konsep, atau pandangan yang utuh dari
pengarang. Analisis Wacana Kritis, kritis disini berarti bahwa tujuan analisis ini
meupakan sebuah penangkapan sebuah realitas sosial dalam peran praktik
kewacanaan. Tujuan sebuah analisis wacana kritis adalah menjelaskan sebuah
hubungan antar dimensi linguitik kewacanaan dengan praktik sosiokultural yang
terjadi. Selain hal tersebut Analisis Wacana Kritis bertujuan untuk sebuah
eksplorasi kebahasaan dengan praktik sosial.

Wacana didasari dari dua faktor yaitu faktor bentuk dan faktor makna,
faktor bentuk berkaitan pada sebuah bentuk lisan atau tulisan sedangkan faktor
makna berkaitanpada sebuah informasi yang dalam penyampaian akan
menimbulkan sebuah makna yang berbeda-beda bergantung pada unsur
tendensifitas. Bahasa dianalisis bukan dengan semata menggmabarkan sebuah

13
aspek linguitiknya, namun juga menemukan relasinya dengan sebuah konteks,
konteks disini berarti bahasaitu dipakai untuk tujuan dan praktik tertentu (Eryanto,
2010:7). Dalam analisis wacana kritis memandang bahasa sebagai salah satu faktor
yang penting.

Analisis Wacana kritis juga mempertimbangkan konteks dari sebuah


wacana, seperti latar belakang, situasi, peristiwa, dan kondisi. Wacana disini
dipandang sebagai sesuatu yang mampu di produksi, dimengerti, dan dianalisis
pada suatu konteks. Wacana kemudian dimakanai sebagai sebuah teks dan konteks
secara bersamaan dalam sebuah proses komunikasi. Wacana juga dipandang
sebagai sebuah tindakan (action), dapat diartikan wacana sebagai sebuah interaksi,
dan interaksi selalu memiliki tujuan, apakah untuk membujuk, menggugat,
menanggapi, menyangga, dan sebagainya. Konteks dalam penelitin ini berfokus
pada Wacana Kritik Sosial pada Lirik Lagu Sisir Tanah. Dalam penelitian ini
peniliti tidak hanya akan menganalisis Teks namun juga konteks sosial yang
melingkupi teks tersebut. Dimana yang akan digunkan adalah Analisis Wacana
Kritis Milik Norman Faiclough

2.4.1 Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough

Menurut Fairclough analisis wacana adalah bagaiamana bahasa


menyebabkan kelompok sosial yang bertarung dan mengajukan ideologinya
masing-masing (Eriyanto,2001:285). Analisa wacana memperlihatkan pemakaian
bahasa tutur dan tulisan sebagai praktik sosial. Analisis Wacana Kritis Fairclough
menggunakan pendekatan kritis memperlihatkan keterpeduan, antara Analisis
Teks, Analisis (Proses, Produksi, Konsumsi, dan Distribusi Teks), dan Analisis
Sosiokultural (Realitas Sosial yang Berkembang disekitar wacana tersebut). .
Dibawah ini merupakan model analisis Norman Fairclough:

14
Tiga dimensi yang digagas Fairclough tersebut mencoba memberi
pendekatan untuk menggabungkan tradisi tekstual, makro sosiologis, dan
interpretatif.

Dimensi Teks

Fairclough melihat teks dalam berbagai tingkatan. Sebuah teks bukan hanya
menampilkan bagaimana suatu objek digambarkan tetapi juga antar objek yang
didefinisikan. Sebuah Teks tidak mampu lepas dari sebuah proses penciptaan yang
bersifat imajinatif dan diskursif. Terlebih lirik lagu merupakan salah satu media
alternatif di arus besar media mainstream. Hal tersebut pasti menjadikan lirik
tersebut berkaitan pada sebuah praktik sosio-kultural. Dengan kata lain analisis
wacana mampu membawa sebuah relasi antara teks dan konteks sosial yang ada.
Lirik lagu (teks) tersebut dalam wacana dianggap membawa sebuah motif dan
tujuan tertentu dalam praktiknya

15
Dimensi Praktik Diskursif

Analisis Praktik Diskursif atau Discourse practice memperlihatkan


bagaimana sebuah pola produksi, distribusi teks, dan konsumsi teks tersebut.
Sebagaimana teks tersebut dibentuk melalui serangkaian praktik diskursif yang
natinya akan menentukan pada sebuah produksi teks. Misalnya saja wacana tentang
sebuah “kelas belajar’ , wacana yang akan terbentuk pada kelas belajar lewat
praktik diskursif adalah bagaiamana hubungan yang terjalin antara guru dan murid,
bagaimana seorang guru menyampaikan pelajaran, bagaimana pola hubungan yang
demokratis mampu terjadi antara guru dan murid ketika seorang murid mampu
memberi pendapat secara bebas tentu akan mengahasilkan produksi wacana yang
berbeda ketika suasana di kelas belajar tersebut berisifat satu arah dimana murid
tidak bebas menyampaikan pendapatnya, dan pembicaraan lebih dikuasai oleh
seorang guru. Praktik diskursif dalam wacana tidak hanya menjelaskan mengenai
cara produksi dan interpretasi teks dalam suatu interaksi, melainkan juga
menyangkut sebuah praktik diskursif dengan tatanan wacana.

Dalam dimensi ini mencoba menemukan sebuah realasi antara teks dan
konteks. Pada sebuah proses konsumsi teks bisa jadi berbeda dalam konteks sosial
yang berbeda pula. Konsumsi juga bisa dihasilkan secara personal ketika seorang
mengkonsumsi teks seperti ketika sesorang menikmati puisi atau secara kolektif,
peraturan perundang-undangan (Eriyanto, 287:2015)

Dimensi Sosiokultural

Dalam dimensi ini mencoba menerangkan bahwa ada sebuah relasi kuasa ,
ideologis, dan konteks sosial yang meliputi sebuah teks. Pada dimensi ini Analisis
Sosiokultural didasarkan pada asumsi diluar media mempengaruhi bagiamana
wacana tersebut muncul. Analisa pada tahap ini mencoba menghubungkan teks
dengan praktik sosial lewat penelusuran historis.

16
2.5 Kerangka Berpikir

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan menggunakan analisis wacana


kritis model Norman Fairclough dengan tiga dimensi pendekatan analisis wacana
yang bertujuan membongkar wacana terkait dengan karya teks dalam hal ini lirik
lagu. Norman Faiclough membangun suatu model yang mengintegrasikan analisis
wacana yang didasarkan pada lingiustik dan pemikiran sosial politik.

Seperti juga analisis wacana yang ditawarkan oleh Van Dijk, Fairclough
juga didasarkan pada suatu pertanyaan besar, bagaimana menghubungkan teks yang
mikro dengan konteks masyarakat yang makro (Sociocultural Practice). Dalam
model Fairclough, teks disini di analisis secara linguistic lewat kosakata, semantic,
dan tata kalimat. Karena dalam sebuah analisis wacana melihat bagaimana
linguistic menjadi factor paling penting. Ada tiga tahap analisis yang digunakan
menurut Fairclough dalam (Eriyanto, 327:2015).

Analisis Wacana Norman Fairclough

Text Analysis Discourse Practice Sociocultural Practice

Deskripsi Interpretasi Eksplanasi

Wacana Protes Sosial dalam Lirik Lagu


Konservasi Konflik, Lagu Hidup, Lagu Baik

17
Tahap pertama adalah Text Analysis, dimana peneliti akan menggunakan
sudut pandang peneliti untuk menganalisis Lirik lagu dan memilih lagu yang
memiliki tema lebih umum dan terkait dengan sebuah Protes Sosial, nantinya akan
didukung dengan keterangan informan utama terkait dengan teks.

Tahap kedua adalah Interpretation, dimana nantinya teks akan dikaitkan


dengan berbagai konteks atau wacana yang sudah relevan pada sebuah fakta sosial.
Dalam tahap ini lirik lagu akan dianalisis untuk menampilkan berbagai bentuk
Protes Sosial yang ada dalam lirik lagu tersebut.

Tahap ketiga adalah Explonation, pada tahap ini peneliti akan menuju pada
analisis sosio-kultural. Dimana objek akan dianalisis terkait relasi kuasa,ideologi,
dan konteks yang melingkupi sebuah teks.

2.6 Penelitian Terdahulu

Dalam penulisan karya ilmiah ini penulis menemukan karya ilmiah yang
memiliki beberapa kesamaan dan dijadikan penulis sebagai rujukan. Karya ilmiah
ini memliki perbedaan pada fokus permasalahan Penelitian dan juga metode
analisis yang digunakan, karya ilmiah tersebut yaitu,

Judul Penelitian Nama Peneliti Metode Hasil Penelitian

1. “Kritik dan Potret Reza Fajri Semiotika, “Kritik dan Potret


Realitas Sosial Dalam UIN Syarif Rolland Realitas Sosial Dalam
Musik(Analisis Semiotika Hidayatullah Barthes Musik(Analisis Semiotika
dalam Album Kamar Jakarta, dalam Album Kamar
Gelap Karya Efek Rumah Jurusan Gelap Karya Efek Rumah
Kaca)”. Komunikasi Kaca)”. Fokus dalam
dan Penyiaran penelitian tersebut adalah

18
untuk mengetahui makna
denotatif, konotasi, mitos
yang ada dalam album
tersebut serta untuk
mengetahui potret dan
kritik terhadap realitas
sosial yang terkandung
dalam album tersebut.

2. “Wacana kritik Sosial Sigit Tiof Analisis “Wacana kritik Sosial Kota
Kota Surabaya Pada Lirik Ariyanto, Wacana Surabaya Pada Lirik Lagu
Lagu Bianglala dan Bola Universitas Kritis Bianglala dan Bola Raya
Raya Pada Album Dosa Trunojoyo Pada Album Dosa Kota
Kota dan Kenangan”. Madura, dan Kenangan”. Fokus
Jurusan Ilmu dari penelitian tersebut
Komunikasi adalah wacana kritik sosial
kota Surabaya
diwacanakan dengan kelas
sosial yang hadir dalam
masyarakat lewat teori
kelas sosial yang dibangun
oleh Karl Marx

19
3. Wacana Patriarki Dalam Annisa Analisis Wacana Patriarki Dalam
Lirik Lagu Karya Ahmad Rasyida, Wacana Lirik Lagu Karya Ahmad
Dhani (Analisis Wacana Universitas Kritis Dhani. Dalam penilitian ini
Kritis Norman Fairclough Muhammadiya (Norman memiliki focus penelitin
Pada Lirik Lagu Dua h Yogyakarta, Fairclough) sistem ketimpangan gender
Sejoli, Selir Hati, dan Jurusan Ilmu yang terjadi dimana laki-
Wonder Women) Komunikasi laki lebih dominan
daripada perempuan.
Dalam penelitian ini
menggunakan CDA milik
Fairclough. Dimana hasil
dalam penelitian ini
menunjukkan bahwa ketiga
lagu karya Ahmad Dhani
mengandung wacana
Patriarki.

Perbedaan ini dengan penelitian sebelumnya adalah, dalam


penelitian ini menggunakan karya sastra teks, dalam hal ini lirik lagu dari
album “WOH” dari band Sisir Tanah sebagai objek penelitian, menggali
wacana protes sosial menggunakan Analisis Wacana Kritis Fairclough.
Selain itu peneliti juga meneliti bagaimana keterlibatan pencipta teks
dengan berbagai kegiatan yang berbau aktivisme sosial, dan irisanya dalam
membuat dan menciptakan karya tersebut. Dalam penelitian ini mengambil
berbagai literasi yang mendukung pernyataan pencipta teks yang sudah
tersebar di banyak media massa.

20

Anda mungkin juga menyukai