Merupakan suatu program bersama antara dokter gigi, perawat gigi dan pasien, dalam rangka
mempertahankan gigi asli dengan pencegahan terhadap kemungkinan timbulnya serta menjalarnya
gingivitis dan penyakit periodontal lainnya.
Macam-Macam Tindakan Preventif Periodontik
1. Tindakan kontrol plak, mrpk suatu prosedur untuk menghilangkan dan mencegah akumulasi
plak gigi yang terdapat pada permukaan gigi dan gingiva di sekitarnya.
2. Oral fisioterapi, yaitu beberapa prosedur yang harus dilakukan penderita untuk
mempertahankan kebersihan gigi dan mulut yang dikerjakan di rumah, prosedur ini juga
melipitu stimulasi jaringan gingiva.
3. Oral profilaksis yaitu prosedur yang dilakukan dokter gigi di klinik berupa proses
pembersihan gigi yang terdiri dari menghilangkan stain, plak dan kalkulus.
Plak gigi
deposit granular lunak yang melekat erat pada permukaan gigi, tumpatan, protesa, gingiva yang
terdiri dari kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak dalam suatu matriks interseluler.
Plak tidak dapat dilihat secara langsung dan pembersihannya secara mekanis. Terdiri dari bakteri
dalam suatu matriks glikoprotein saliva dan polisakarida ekstraseluler. Di supragingival dan
subgingiva
Evaluasi plak pake disclosing agent (cair dan tablet)
TEKNIK EVALUASI PLAK:
- Disklosing sol diteteskan 3 tetes dibawah lidah + 1 tetes di permukaan gigi molar bawah kanan-kiri,
dengan lidah diratakan ke seluruh permukaan gigi,
- Kemudian kumur-kumur 1 kali.
- Dilihat, bila ada warna merah tua berarti ada plak, merah muda ada acquired pelicle.
- Hitung indeks plaknya, kmd perlihatkan pada pasien dengan menggunakan cermin lalu
dibersihkan dengan kapas.
- Lakukan penilaian dengan plak indeks Loe and Silness sebagai berikut:
Skor 0 (tidak ada plak),
Skor 1 (terdapat plak pada probe/ plak tidak terlihat mata)
Skor 2 (plak terlihat mata),
Skor 3 (jumlah plak banyak)
Skor Plak-S :
jumlah skor pada permukaan gigi yg diperiksa
6
O Skala:
O 0.0 -1.0 : baik
O 1.01 – 2.00 : sedang
O 2.01 - 3.00 : buruk
Indeks Kalkulus
deposit keras yang ditemukan pada gigi. Terjadi akibat kalsifikasi dari plak dental.
Alat yang dipakai 2 buah kaca mulut. Sonde
Tahap Evaluasi Skor Kalkulus:
Lakukan pencatatan skor kalkulus sebagai berikut:
O 0 : tidak ada kalkulus
O 1 : kalkulus menutupi 1/3 permukaan gigi
O 2 : kalkulus menutupi 1/3 – 2/3 permukaan gigi atau terdapat bercak kalkulus pada daerah
subgingiva
O 3 : kalkulus menutupi lebih dari 2/3 permukaan gigi dan terdapat kalkulus subgingiva
O Bleeding on Probing Index (BOP) merupakan evaluasi dari perdarahan pada. Indeks ini untuk
menentukan ada tidaknya kelainan periodontal.
Skor PBI :
Jumlah total skor seluruh perdarahan interdental
Jumlah interdental papil yang diperiksa
Alat : WHO probe
Tahap Penilaian Indeks :
• Masukkan WHO probe pada daerah interdental papil gigi-geligi indeks.
• Catat perdarahan yang terjadi pada daerah tersebut dengan skor sbb:
– Nilai 0 : tidak ada perdarahan
– Nilai 1 : Perdarahan berupa titik
– Nilai 2 : Perdarahan berupa garis
– Nilai 3 : Perdarahan berupa segitiga di daerah interdental
– Nilai 4 : Perdarahan spontan segera setalah probing
Oral hygiene instruction (OHI)
Cara/usaha untuk meningkatkan derajat kebersihan gigi dan mulut dengan cara instruksi menyikat
gigi yang baik dan benar.
Teknik/metode menyikat yang digunakan di periodosia : metode bass
Skoring OHI
O OHI = PI + KI
O Skala:
O 0 – 1,2 : Baik
O 1,21 – 3,00 : Sedang
O 3,01 – 6,00 : Buruk
Teknik menyikat gigi
O Teknik vertikal
- kepala sikat gigi diletakkan di permukaan bukal dengan pegangan sikat pada posisi
horizontal,
- gerakkan sikat ke arah atas dan bawah padapermuaan gigi atas dan bawah.
- Prosedur ini diulangi pd permukaan palatal dan lingual gigi.
O Teknik horizontal
- kepala sikat di permukaan bukal gigi dengan pegangan sikat pada posisi horizontal.
Gerakkan kepala sikat maju dan mundur kearah mesiodistal dan prosedur ini diulangi pada
permukaan lingual dan palatal.
O Teknik roll
merupakan modifikasi dari gerakan menyikat secara vertikal. Kepala sikat diletakkan pada
permukaan bukal dan membentuk sudut 45 0 terhadap sumbu panjang gigi dengan bulu sikat
menghadap garis mukogingiva. Pegangan sikat digerakkan dengan cara memutar sehingga
bulu sikat dapat membersihkan permukaan gigi dari gingiva tepi sampai ke permukaan
oklusal, hal ini dulang 3-4 kali pad seluruh permukaan gigi.
O Teknik bass
- Tujuannya untuk membersihkan daerah sulkus gingiva (sulkular brushing).
- Ujung sikat diletakan 45 0 terhadap sumbu gigi.
- Ujung bulu sikat mengarah ke sulkus gingiva.
- Sikat kemudian digerakkan maju mundur meliputi 2 atau 3 gigi.
- Untuk menyikat permukaan labial dan bukal tangkai dipegang dalam kedududkan
horizontal sejajar dengan lengkung gigi.
- Untuk permukaan lingual dan palatinal gigi belakang agak menyudut.
- Untuk membersihkan gigi depan bagian libngual/palatinal sikat gigi digerakkan turun naik
dengan posisi sikat sejajar sumbu gigi.
- Untuk permukaan oklusal gerakan dilakukan maju mundur.
O Teknik fones
- bulu sikat diletakkan tegak lurus pada permukaan bukal dan dengan gigi dalam keadaan
oklusi.
- Sikat digerakkan dalam lingkaran-lingkaran besar sehingga gigi dan gusi RA dan RB disikat
sekaligus.
- Metode fones dianjurkan untuk anak kecil.
O Teknik fisiologis
- Teknik ini digunakan sikat gigi dengan bulu-bulu yang lunak.
- Tangkai sikat gigi dipegang secara horisontal dengan bulu-bulu sikat tegak lurus pada
permukaan gigi.
- Gerakan sikat searah dengan jalannya makanan, yaitu dari mahkota ke gusi dilakukan
berulang-ulang.
O Teknik Stillman’s
- Bulu sikat diletakkan di daerah gingiva dan bagian servik gigi membentuk sudut 45 derajat.
Bulu sikat digerakkan dengan gerakan berputar dan getaran.
- Tujuannya untuk menstimulasi jaringan gingiva dan membersihkan deposit lunak dari
daerah servikal gigi.
Teknik Charter
- Sikat dipegang dengan tangkai dalam kedudukan horizontal.
- Ujung bulu sikat diletatakkan pada permukaan gigi membentuk sudut 45 derajat mengarah
ke oklusal.
- Sisi bulu sikat berkontak dengan tepi gusi sedangkan ujung bulu sikat pada permukaan gigi.
- Sikat digetarkan dalam lingkaran kecil sehingga kepala sikat bergerak secara sirkuler. Setiap
gerakan meliputi 2-3 gigi.
Fungsi Pasta gigi :
1. Membantu sikat gigi untuk membersihkan dan memoles permukaan gigi. Contohnya : crest,
cue, fact, super stripe.
2. Membuat proses penyikatan gigi lebih menyenangkan. Contoh : chlorhexidine gluconate.
3. Berfungsi sebagai terapeutik: mencegah karies gigi, mencegah plak dan kalkulus, untuk gigi
yang sensitif. Contoh : sensodyne, emoform dan oral B.
Obat kumur
Fungsi : mengurangi halitosis, mengurangi plak gigi, mencegah penyakit periodontal, mencegah
karies gigi.
CPITN
Dikembangkan oleh federasi kedokteran gigi internasional dan WHO pada tahun 1982.
Untuk mensurvei dan mengevaluasi kebutuhan perawatan jaringan perodontal
Merupakan suatu studi epidemologi yang menggunakan alat ukur indeks
Memudahkan dalam menilai kebutuhan perawatan seorang pasien
Tiga indikator yang digunakan dalam penilaian CPITN:
1. Ada atau tidaknya perdarahan gingiva
2. Adanya kalkulus supra dan subgingiva
3. Adanya poket periodontal
Pemeriksaan dengan menggunakan prob periodontal WHO
Daerah yang diperiksa terdari dari 6 sextan
Menggunakan gigi indeks
Penilaian dilakukan untuk berbagai tingkat kondisi jaringan periodontal
Relasi skor tertinggi dengan KKP
Prob
Prob periodontal dari WHO
digunakan untuk mengukur kedalaman poket
Untuk mendeteksi adanya kalkulus subgingiva
Berat prob 5 gms
Ada 2 tipe: CPITN – E (prob epidemiologi) dan CPITN – C (prob klinis)
CPITN – E (epidemiologi prob)
1. Pengukuran kedalaman poket dilakukan melalui kode warna hitam, mulai dari 3,5 mm
sampai 5,5 mm.
2. “Ball tip” berdiameter 0,5 mm, berfungsi untuk memudahkan dalam mendeteksi adanya
kalkulus subgingiva
CPITN – C (Clinical probe)
1. Merupakan varian dari probe dasar
2. Mempunyai penanda tambahan 2
3. 8,5 mm dan 11,5 mm
4. Mempunyai penilaian dan catatan yang lebih detil terhadap adanya poket yang dalam.
Prob periodontal: Ujung yang membulat berfungsi untuk membantu mendeteksi dan mengurangi
risiko kelebihan pengukuran / melukai jaringan lunak.
Catatan: satu sextan hanya diperiksa jika dua atau lebih gigi ada dan tidak merupakan indikasi untuk
dilakukan pencabutan.
Jika hanya ada satu gigi dalam satu sextan, maka gigi itu bisa dimasukkan ke dalam sextan yang
berdekatan.
Syarat –syarat yang harus terpenuhi dalam pemeriksaan CPITN
1.Jarak : 0 – 4; X
2.Gigi indeks yang dinilai yang berusia sampai 19 tahun : 6 gigi, yang berusia 20 tahun keatas gigi
yang diperiksa ada 10 gigi.
3. Alat bantu yang digunakan dalam pemeriksaan adalah: kaca mulut dan periodontal probe WHO
/probe CPITN
4. Skor atau kode menggunakan angka 0 – 4; X
Gigi indeks:
1. Untuk orang dewasa yang berusia 20 tahun keatas, gigi yang diperiksa adalah:
2. Dua gigi molar dalam tiap sextan dicatat berpasangan dan skor yang tertinggi yang dicatat
3. Jika tidak ada gigi indeks dalam satu sextan, maka semua gigi yang ada dalam sextan tersebut
dapat diperiksa.
4. Gigi indek yang digunakan untuk pasien yang berusia sampai 19 tahun adalah: