INTEGRASI D (BARU)
Disusun Oleh :
Cynthia Wihardja (202116173)
Devila Claudia Mawardi (202116174)
Joshua Nathanael (202116175)
Mutiara Ayu Sisworini (202116176)
LAPORAN KASUS
ii
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat, rahmat,
LEUKOPLAKIA” dengan baik. Referat ini merupakan salah satu syarat untuk lulus
Dalam menyusun referat ini, penulis banyak menghadapi tantangan dan hambatan,
namun berkat bimbingan, bantuan, dukungan, motivasi dan doa dari berbagai pihak, akhirnya
skripsi ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima
kasih, rasa hormat dan penghargaan kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
1. Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Prof. Dr.
2. Dwi Ariani, drg., Sp. PM selaku dosen pembimbing yang dengan sabar telah meluangkan
banyak waktu, tenaga dan pikiran dalam memberikan bimbingan dan arahan kepada
Penulis menyadari masih ada kekurangan dan kesalahan dalam penulisan referat ini,
maka dari itu penulis mengharapkan segala saran dan kritik yang membangun dari semua
pihak untuk menyempurnakan referat ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
iii
ABSTRAK
Nama : Kelompok Leukoplakia
Fakultas : Kedokteran Gigi
Judul : Perbandingan Speckled Leukoplakia dengan Proliferative
Verrucous Leukoplakia
Jumlah Bab 5
Jumlah Tabel 1
Jumlah Referensi 21
Kata Kunci : Leukoplakia, Speckled Leukoplakia
Pokok Pembahasan :
Latar Belakang: Oral leukoplakia (OL) digunakan untuk menjelaskan plak putih dalam
rongga mulut yang tidak bisa dikikis dengan insidensi sekitar 0,4 - 2,6% dari semua populasi
didunia. Banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya OL, seperti merokok, infeksi
jamur, virus, dan bakteri. leukoplakia terbagi menjadi homogeny, non-homogen dan
proliferative verrucous leukoplakia. Faktor yang paling sering dihubungkan dengan
terjadinya leukoplakia adalah merokok, konsumsi alkhohol, iritasi kronis, kandidiasis,
kekurangan vitamin, gangguan endokrin, serta karna serangan virus tertentu. Deteksi dini dan
pengobatan lesi penting untuk mencegah kemungkinan terjadinya lesi transformasi menjadi lesi
ganas. Untuk melaksanakan pemeriksaan histopatologi pasien akan dilakukan eksisi biopsi
untuk pengambilan sampel. Beberapa cara lain untuk menegakkan diagnosa speckled
leukoplakia untuk membedakan lesi displastik dan nondisplastik dapat menggunakan alat dan
bahan tambahan diantaranya toluidine blue, lugol iodine, pemutihan mukosa mulut yang
diinduksi oleh asam asetat, biopsi sikat transepitel oral dengan analisis berbantuan komputer.
Toluidine blue adalah pewarna metakromatik dasar yang mewarnai komponen seluler asam.
Karena sel kanker secara kuantitatif mengandung lebih banyak DNA dan RNA daripada sel
epitel normal, dan adanya kanal intraseluler yang lebih luas, memfasilitasi penetrasi pewarna
yang lebih besar. Tujuan: Untuk mengetahui lebih dalam tentang speckled leukoplakia dan
membandingkan proliferative verrucous leukoplakia. Kesimpulan:Dalam tingkat keparahan
Leukoplakia proliferatif adalah bentuk leukoplakia oral yang sangat agresif dan jarang
dengan morbiditas tinggi, oleh karena itu dalam peran dokter gigi perlunya dilakukan biopsi
segera. Kasus yang lain pun juga perlu dilakukan biopsi secara segara, karena leukoplakia
dapat menjadi kanker bila tidak diobati. Mengingat potensi dari keganasan kasus leukoplakia
ini dapat dilakukan skrining prakanker yang menjadi bagian dari setiap pemeriksaan jaringan
lunak mulut dan jika ditemukan harus dilakukan pemeriksaan penunjang dan histopatologi.
Pembimbing
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL.....................................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................................ii
UCAPAN TERIMAKASIH...................................................................................................iii
ABSTRAK...............................................................................................................................iv
DAFTAR ISI.............................................................................................................................v
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................................1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................................4
BAB 3 LAPORAN KASUS....................................................................................................14
BAB 4 PEMBAHASAN.........................................................................................................21
BAB 5 KESIMPULAN...........................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................24
v
1.1 Latar Belakang BAB 1
PENDAHULUAN
Leukoplakia berasal dari bahasa Yunani, Leucos yang berarti putih dan placos yang
berarti plak, oleh sebab itu leukoplakia sering disebut sebagai plak putih. Sejak beberapa dekade
yang lalu, istilah oral leukoplakia (OL) digunakan untuk menjelaskan plak putih dalam
rongga mulut yang tidak bisa dikikis dengan insidensisekitar 0,4 - 2,6% dari semua populasi
didunia. Banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya OL, seperti merokok, infeksi jamur,
virus, dan bakteri. OL digolongkan sebagai Oral Potentially Malignant Disorder (OPMD),
bersama dengan berbagai lesi dan kondisi oral seperti oral lichen planus, dan eritroplakia, yang
diawali dengan terjadinya displasia epitel sebagai perubahan ke arah keganasan untuk kemudian
menjadi oral squamous cell carcinoma (OSCC). Risiko perubahan ke arah keganasan
bervariasi antara 3.73 - 29% atau sekitar 2 per 100 individu setiap tahun. Penelitian lain
menunjukan bahwa pasien dengan OL memiliki risiko 50-100 kali lebih besar terkena kanker
dibandingkan dengan individu normal. Secara klinis, OL yang disertai lesi merah, meskipun
jarang, terbukti juga memiliki risiko lebih tinggi terhadap terjadinya keganasan. Di antara
berbintik meskipun jarang, namun tidak jarang memiliki risiko transformasi ganas yang lebih
tinggi. Eksisi bedah bersama dengan manajemen medis menggunakan agen kemopreventif
adalah pengobatan andalan dari lesi ini. Namun demikian, deteksi dini dengan pemeriksaan sisi
kursi dan pemeriksaan histopatologi sangat penting untuk mencegah transformasinya menjadi
faktor yang sering terlibat hal ini berbading lurus dengan banyaknya leukoplakia ini
1
ditemukan ini di kalangan perokok daripada di kalangan non-perokok, sedangkan alkohol
dianggap sebagai faktor risiko independen. Secara klinis, leukoplakia dibagi menjadi lesi
2
homogen dan nonhomogen. Jenis homogen biasanya berupa plak putih tipis, rata, dan
seragam dengan setidaknya 1 area yang berbatas tegas dengan atau tanpa figur sedangkan
non homogeneous leukoplakia ditandai dengan adanya bintik-bintik atau erythroplakic dan
Ketika sel jaringan terpapar karsinogen, sel akan berusaha untuk beradaptasi. Sel akan
organelnya dalam rangka adaptasi tersebut. Dalam kaitannya dengan epitel rongga mulut,
adaptasi ini dilakukan dengan memperbesar ruang progenitor (hiperplasia). Hiperplasia ini
menjadi tanda yang paling awal muncul. Ketika iritan bertahan lebih lama, epitelium akan
menunjukkan bentuk degenerasi seluler sehingga mengalami atrofi. Ketika fase adaptasi dan
kerusakan sel reversible selesai, sel akan memasuki tahap kerusakan yang irreversible, yang
berupa terjadinya apoptosis atau transformasi maligna. Sebagai respon adaptasi, terjadi
gangguan genetik yang menempatkan sel untuk terus dapat berproliferasi dan menyebabkan
transformasi maligna yang lebih banyak lagi. Oleh karena itu pentingnya untuk dapat
mendeteksi dan mengerti leukoplakia merupakan hal yang penting dan harus di pelajari lebih
lanjut lagi. 2
Salah satu jenis leukoplakia oral yang sering terjadi merupakan Speckled Leukoplakia
dan leukoplakia oral dengan infeksi jamur tambahan. Referat ini dibuat untuk dapat
membandingkan jenis leukoplakia tersebut dan juga menjelaskan pernan dokter gigi dalam
dari leukoplakia. Sehingga rumusan masalah pada referat ini adalah belum jelasnya
3
1.3 Tujuan Penulisan
pentingnya kesehatan gigi dan mulut, dan untuk memahami tentang leukoplakia.
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Leukoplakia merupakan lesi berupa plak berwarna putih yang melekat pada mukosa
rongga mulut.3 Leukoplakia adalah salah satu gangguan yang berpotensi keganasan yang
mempengaruhi rongga mulut. Hal ini ditandai dengan adanya plak atau tambalan putih yang
tidak dapat dikerok. Secara makroskopik, leukoplakia terbagi menjadi homogen, non-
perkembangannya dapat menjadi semakin meluas, dan menebal yang ditandai dengan plak
putih, datar dan seragam dengan batas yang jelas, terksturnya konsisten tipe ini biasanya
Leukoplakia memiliki gambaran klinis berupa plak, nodular, atau granular putih dengan dasar
dengan manifestasi multifokal dan menyebar luas, sering terjadi pada pasien dengan faktor
Gambar 2.1 Bercak putih (speckled leukoplakia) pada mukosa bukal kiri 4
5
2.2 Etiologi
Faktor yang paling sering dihubungkan dengan terjadinya leukoplakia adalah merokok,
konsumsi alkhohol, iritasi kronis, kandidiasis, kekurangan vitamin, gangguan endokrin, serta
2.3 Prevalensi
1,5% dan 2,6%. Sebagian besar leukoplakia oral terlihat pada pasien di atas usia 50 tahun dan
jarang ditemukan di bawah usia 30 tahun. Dalam studi populasi, leukoplakia lebih sering
terjadi pada pria, tetapi sebagian kecil ditemukan pada wanita terutama yang merokok.7
2.4 Patogenesis
Ketika sel jaringan terpapar karsinogen, sel akan berusaha untuk beradaptasi. Sel akan
organelnya dalam rangka adaptasi tersebut. Dalam kaitannya dengan epitel rongga mulut,
adaptasi ini dilakukan dengan memperbesar ruang progenitor (hiperplasia). Hiperplasia ini
menjadi tanda yang paling awal muncul. Ketika iritan bertahan lebih lama, epitelium akan
menunjukkan bentuk degenerasi seluler sehingga mengalami atrofi. Ketika fase adaptasi dan
kerusakan sel reversible selesai, sel akan memasuki tahap kerusakan yang irreversible, yang
berupa terjadinya apoptosis atau transformasi maligna. Sebagai respon adaptasi, terjadi
gangguan genetik yang menempatkan sel untuk terus dapat berproliferasi dan menyebabkan
Perkembangan leukoplakia oral dan eritroplakia sebagai lesi yang berpotensi ganas
melibatkan peristiwa genetik yang berbeda. Gagasan ini didukung oleh fakta bahwa penanda
defek genetik diekspresikan secara berbeda pada leukoplakia dan eritroplakia yang berbeda.
6
Aktivasi onkogen dan delesi serta cedera pada gen supresor dan gen yang bertanggung jawab
untuk perbaikan DNA semuanya akan berkontribusi pada fungsi yang rusak dari genom yang
mengatur pembelahan sel. Setelah serangkaian mutasi, transformasi ganas dapat terjadi.
untuk kembali setelah penghentian, tetapi pada beberapa tahap mutasi akan menyebabkan
Leukoplakia oral memiliki penampakan makroskopis berupa bercak putih yang berbatas
tegas dan permukaannya sedikit lebih menonjol dibandingkan mukosa mulut normal.
Perkembangan lesi leukoplakia oral dimulai dengan munculnya lesi putih pudar dan rata.
Semakin lama, lesi akan berwarna semakin putih dan menonjol ke permukaan mukosa mulut.
Pada beberapa kasus, lesi dapat menimbulkan ulkus pada mukosa mulut.4
dengan bercak putih pada mukosa dengan ukuran yang bervariasi. Speckled leukoplakia ini
merupakan jenis leukoplakia non homogen dengan gambaran klinis berupa plak, nodular,
atau granular putih dengan dasar kemerahan. Pada pemeriksaan palpasi lesi tidak nyeri
apabila ditekan, tidak dapat digores dan tidak berdarah saat disentuh. Biasa ditemukan
pemucatan mukosa terlihat pada mukosa bukal, mukosa labial dan aspek ventral lidah.4
7
2.6 Pemeriksaan Klinis
anamnesis dan pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang juga dilakukan dengan pengecatan
1. Histopatologi
displasia atau karsinoma atau hiperkeratosis atau parakeratosis tanpa displasia. 4 Pada
pemeriksaan histologi akan terlihat hiperkeratosis atau penebalan pada bagian Stratum
tanda-tanda displasia, dan ada infiltrasi round sel pada jaringan ikat.9
2. Toluidine blue
seluler asam. Dasar dari pemeriksaan dengan memakai toluidine blue 1% adalah sel
kanker akan mengabsorpsi warna biru, sedangkan jaringan normal tidak. Pewarnaan
yang dipertahankan oleh dorsum lidah adalah normal, bukan positif. Sedangkan
apabila warna biru dipertahankan di region lain dalam rongga mulut dan tidak luntur
dengan larutan asam asetat maka dianggap positif. Untuk mengurangi hasil positif
8
palsu maka apabila hasil yang pertama positif, maka dilakukan tes kembali setelah 10-
14 hari. Jika hasil yang ke-2 juga positif maka harus dilakukan biopsy.4, 10
3. Endoskopi
mulut dan dapat menjadi alat yang ampuh untuk memeriksa leukoplakia oral. Pola
IPCL yang ditunjukkan oleh sistem NBI dapat membantu dalam mendeteksi
leukoplakia oral dengan displasia derajat tinggi atau karsinoma invasif. Adapun
pemeriksaan sitologi dapat berasal dari sel-sel eksfoliatif atau dari cucian mulut,
ataupun dari specimen kerokan dari lesi di rongga mulut, baik lesi prakanker atupun
4. PET-SCAN
sangat sensitive untuk menemukan tumor primer yang kecil dan adanya metastase.1
9
2. Oral Lokasi: rongga mulut terlihat
Squamous sebagai plak keratosis, tepi lesi
Cell yang indurasi, ulserasi, dan
Carcinoma kemerahan.
Karakteristik nyeri:
Terdapat nyeri atau mati rasa
menunjukkan invasif mendalam
pada struktur tulang atau jaringan
lunak.
Faktor pencetus:
kanker yang yang sering terjadi
pada rongga mulut.14
A. Pengobatan Konservatif
inflamasi, teh hijau, temulawak, dan lain-lain. Beberapa literatur menyebutkan bahwa
10
1. Antifungal
Pada kasus leukoplakia yang disebabkan oleh fungi maka antifungal adalah
pilihan yang tepat untuk mengatasinya. Beberapa antifungal yang dapat digunakan
seperti polyene-nystatin tablet yang larut perlahan di mulut, imidazol, dan fluconazol.
2. Karotenoid Karotenoid
karotenoid yang sering dipakai yakni beta karoten dan lycopene. Beta karoten adalah
perkursor vitamin A yang sering ditemui pada sayuran hijau, orange, atau kekuningan
seperti bayam, wortel, pepaya, mangga, ubi, dan jeruk. Betakaroten direkomendasikan
Likopen adalah pigmen merah larut lemak yang ditemukan pada beberapa
buah dan sayur. Sumber utamanya yakni tomat, sama seperti betakaroten, likopen pun
memiliki efek antioksidan yang sangat baik dalam memproteksi sel dari radikal bebas.
3. Vitamin
Vitamin E, L-Ascorbic Acid ( L-AA/ Vitamin C), dan Ferentinide. Retinoid adalah
semua senyawa natural atau sintetik dengan aktifitas yang sama seperti vitamin A.
Vitamin A memiliki banyak fungsi yang salah satunya yakni berperan dalam proses
11
Vitamin E merupakan istilah kolektif untuk famili senyawa kimia yang
menekan proliferasi tumor sebagaimana fungsi sebagai pemakan radikal bebas untuk
4. Polivenol
Beberapa sumber polivenol yang baik adalah curcumin dan teh hijau.
Curcumin telah digunakan selama ribuan tahun di obat tradisional India. Curcumin
agen dengan mengganggu siklus sel, mengganggu mitosis struktur spindel, dan
tercatat pada dua dari tujuh pasien dengan oral leukoplakia. Epigallocatechin gallate
(EGCG), polifenol utama yang ditemukan dalam teh hijau memiliki antioksidan dan
kemo-preventif properti. Setelah percobaan 6 bulan, lesi oral telah menurun dalam
5. Terapi fotodinamik
dan leher dan lesi pramaligna . Ini didasarkan pada reaksi foto-kimia, yang diprakarsai
12
memungkinkan fotosensitizer berkumpul pada jaringan target, kemudian
spesifik obat. Ada beberapa fotosensitizer yang telah dikembangkan dan disetujui
pada waktunya: (1) Photofrin; (2) 5-Asam Aminolaevulinic (ALA); (3) Verteporfin;
(4) Foscan. Keuntungan dari terapi fotodinamik ini adalah relatif lebih murah dari
terapi bedah, efek samping rendah, toksisitas rendah, dan kosmetik penyembuhan
lesinya pun lebih baik dari terapi bedah karena bersifat kurang invasif . 16
B. Tindakan Bedah
1. Bedah konservatif-eksisi
Pembedahan konvensional mungkin tidak cocok untuk lesi yang luas atau terletak
pada bagian anatomi tertentu. Morbiditas yang tinggi akibat bedah ini pun menjadi hal
yang harus dipikirkan lagi sebelum melakukannya pada pasien dengan lesi yang
luas.16
2. Elektrokoagulasi
jaringan sekitar, yang menyebabkan nyeri pasca operasi dan edema, dan
3. Cryosurgery
terkontrol yang disebabkan oleh suhu rendah. Metode ini secara lokal menghancurkan
jaringan lesional dengan pembekuan in situ - oleh nitrogen cair atau dinitrogedioksida
keluarnya darah, insidensi infeksi sekunder yang sangat rendah, dan cenderung
13
kurangnya jaringan parut dan rasa sakit. Selain itu, cryosurgery dapat menjadi pilihan
pertama dalam kasus lesi multipel dan luas, area sulit akses bedah, dan area di mana
estetika penting. Efektivitas cryosurgical tinggi dan berkisar dari 80% hingga 100%.
dan lokasi yang spesifik, bedah minimal invasif dengan sterilisasi area bedah dan
pasca operasi yang lebih baik, dengan lebih sedikit bengkak dan nyeri dan
penyembuhan dengan jaringan parut minimal. Penyembuhan luka sangat baik karena
kontraksi terbatas yang menghasilkan mobilitas mukosa mulut yang memuaskan dan
terhadap area bedah, limfatik, dan ujung saraf yang meminimalkan peluang untuk
14
BAB 3
LAPORAN KASUS
Jurnal Kasus 1
Laporan kasus leukoplakia berbintik dan tinjauan
Seorang pasien laki-laki berusia 60 tahun datang ke Poliklinik rawat jalan dengan
keluhan utama daerah keputihan di pipi kiri sejak 3 tahun yang lalu. Meskipun lesi tidak
terkait dengan rasa sakit, bagaimanapun, pasien mengalami sensasi terbakar sesekali. Pasien
adalah penderita diabetes dan hipertensi dan memiliki kebiasaan menyimpan quid tembakau
3-4 kali sehari selama 10 tahun, mengunyah getah 5-6 kali sehari selama 6 tahun dan
merokok beedi/ rokok 10 kali sehari sejak 10 tahun. Pada pemeriksaan ditemukan bercak
eritematosa berbentuk tidak beraturan dengan bercak putih pada mukosa bukal kiri dengan
ukuran diameter sekitar 5cm x 3cm, memanjang ke anterior dari komisura bibir dan
memanjang 5cm ke posterior sampai regio molar kedua. Di superior, 3 cm di atas vestibulum
hingga 0,5 cm di atas vestibulum di inferior. Pada palpasi lesi tidak nyeri tekan, tidak dapat
digores dan tidak berdarah saat disentuh (Gambar 1). Pemucatan mukosa terlihat pada
mukosa bukal, mukosa labial dan aspek ventral lidah. Area kemerahan berkerut bilateral,
terkikis, pecah-pecah terlihat di sudut mulut (Gambar 2). Berdasarkan riwayat dan temuan
klinis, leukoplakia berbintik dengan mukosa bukal kiri, fibrosis submukosa oral grade I dan
cheilitis sudut dianggap sebagai diagnosis sementara. Uji biru toluidin dilakukan yang tidak
menunjukkan daerah retentif (Gambar 3). Pembedahan lesi diikuti dengan cangkok kulit, ia
disarankan untuk menghentikan semua kebiasaan yang terkait dan terapi antioksidan (Tab
lycored, Cap SM Fibro) disarankan. Pasien ditindaklanjuti secara teratur setiap 15 hari sekali
(Gambar 4)16.
15
Jurnal Kasus 2
Laporan kasus leukoplakia oral dengan infeksi jamur
utama bercak keputihan di mulut selama 4 minggu. Lesi dicatat saat menyikat, dan pasien
mengalami sensasi terbakar saat mengkonsumsi makanan panas dan pedas. Pada penjelasan
riwayat kebiasaan, pasien memiliki kebiasaan mengunyah tembakau dengan pinang selama
20 tahun, 4-5 kali/hari. Tidak ada riwayat medis yang signifikan. Pada pemeriksaan
ekstraoral, tidak ada kelainan signifikan yang terdeteksi [Gambar 2.1]. Pada pemeriksaan
intraoral, terlihat plak berbatas tegas pada mukosa bukal bilateral berukuran sekitar 3 × 4 cm,
memanjang dari daerah komisura secara bilateral sampai trigonum retromolar secara
mukosa eritematosa di sekitarnya [Gambar 2.2 dan 2.3]. Lesi memberikan tampilan "lumpur
retak". Pada palpasi, lesi tidak tergores, tidak nyeri tekan, tanpa tanda-tanda indurasi. Biopsi
17
Jurnal Kasus 3
Bedah laser leukoplakia oral homogen histologis sugestif tipe proliferatif secara
ektensif: laporan kasus
Laporan Kasus
- Wanita kulit putih berusia 3 tahun, sehat tidak merokok dan konsumsi alkohol datang
dengan lesi putih yang luas di ventral lidah disisi kanan telah ada 14 tahun. Berbentuk
- Diagnosis leukoplakia homogen unifokal dibuat, dan biopsi punch 6-mm diperoleh.
Analisis histo patologis mendukung diagnosis klinis leukoplakia oral, tanpa displasia
(Gambar 3.1). 18
- Pelaksanaan mengeksisi lesi dengan anestesi lokal menggunakan laser daya tinggi.
- Sayatan pertama dibuat secara longitudinal untuk membagi lesi menjadi 2 bagian
(Gambar 3.2b), yang kemudian diangkat satu per satu dengan memotong jaringan
Namun, analisis tidak dapat dilakukan karena jaringan yang terbakar luas selama
pemotongan. 18
- Pemberian obat analgesik dan antiobiotik, Rasa sakit dan ketidaknyamanan mulut
18
Gambar 3.1 Histologis Kasus.18
jurnal kedua mengenai leukoplakia dengan infeksi jamur dan jurnal ketiga mengenai
leukoplakia oral homogen tipe proliferatif. Dalam tingkat keparahan Leukoplakia proliferatif
adalah bentuk leukoplakia oral yang sangat agresif dan jarang dengan morbiditas tinggi, oleh
karena itu perlunya dilakukan biopsi segera perlu. Kasus yang lain pun juga perlu dilakukan
biopsi secara segara, karena leukoplakia dapat menjadi kanker bila tidak diobati.19
19
BAB 4
PEMBAHASAN
Leukoplakia merupakan bercak putih, tebal yang khas pada mukosa mulut dan tidak
bisa dikategorikan secara klinis atau patologis ke dalam penyakit lain. Menurut WHO
leukoplakia didefinisikan sebagai “bercak-bercak putih atau plak-plak yang terdapat pada
lapisan mukosa dimana lapisan ini tidak dapat ditanggalkan dengan mudah dan tidak dapat
Sekitar 3% dari populasi dunia telah menderita leukoplakia dan 5-25% diantaranya adalah
lesi pra-cancer. Penyebab leukoplakia bersifat multifaktorial, dan belum diketahui secara
adalah homogen dan non-homogen. Leukoplakia homogen ditandai dengan adanya plak putih
datar dan seragam dengan batas yang jelas, sedangkan leukoplakia non-homogen ditandai
dengan adanya area eritema disertai area nodularitas dan verrucousity. Leukoplakia homogen
Speckled leukoplakia adalah salah satu jenis leukoplakia yang memiliki gambaran
klinis berupa bintik bintik berwarna putih dan merah yang muncul bersamaan. Penyebab
sinar UV, trauma, infeksi candida albicans dan malnutrisi.20 Jenis leukoplakia ini merupakan
leukoplakia yang jarang ditemukan pada masyarakat. Speckled leukoplakia termasuk dalam
kategori leukoplakia non homogen yang berarti, jenis leukoplakia ini merupakan lesi pre-
cancerious yang berpotensi berubah menjadi keganasan dengan presentase yang tinggi.
Deteksi dini dapat menjadi salah satu bentuk cara untuk mempercepat penyembuhan dan
20
dilakukan eksisi biopsi untuk pengambilan sampel. Beberapa cara lain untuk menegakkan
diagnosa speckled leukoplakia untuk membedakan lesi displastik dan non displastik dapat
menggunakan alat dan bahan tambahan diantaranya toluidine blue, lugol iodine, pemutihan
mukosa mulut yang diinduksi oleh asam asetat, biopsi sikat transepitel oral dengan analisis
berbantuan computer.4 Toluidine blue adalah pewarna metakromatik dasar yang mewarnai
komponen seluler asam. Karena sel kanker secara kuantitatif mengandung lebih banyak DNA
dan RNA daripada sel epitel normal, dan adanya kanal intraseluler yang lebih luas,
ablasi laser, atau cryosurgery. Dalam prosedur bedah konvensional, seluruh lesi dieksisi dan
diganti dengan cangkok kulit atau bahan pembalut lainnya. Kekambuhan leukoplakia oral
setelah perawatan bedah telah dilaporkan pada 10-35%. Mengingat perubahan molekuler
pada leukoplakia dan kanker mulut, dianjurkan untuk melakukan tindak lanjut secara teratur.
Kasus leukoplakia yang muncul pada mukosa bukal, transformasi menjadi lesi ganas.
Mengingat potensi keganasan yang tinggi dari lesi ini, kanker mulut menyeluruh dan skrining
prakanker harus menjadi bagian dari setiap pemeriksaan jaringan lunak mulut dan jika
21
BAB 5
KESIMPULAN
Dalam tingkat keparahan Leukoplakia proliferatif adalah bentuk leukoplakia oral yang
sangat agresif dan jarang dengan morbiditas tinggi, oleh karena itu dalam peran dokter gigi
perlunya dilakukan biopsi segera. Kasus yang lain pun juga perlu dilakukan biopsi secara segara,
karena leukoplakia dapat menjadi kanker bila tidak diobati. Mengingat potensi dari keganasan
kasus leukoplakia ini dapat dilakukan skrining prakanker yang menjadi bagian dari setiap
pemeriksaan jaringan lunak mulut dan jika ditemukan harus dilakukan pemeriksaan penunjang
dan histopatologi.
22
DAFTAR PUSTAKA
1. Neloda R, dan Dewi TS. Pentingnya Mendeteksi Oral Leukoplakia sebagai Oral
Potentially Maligant Disorder (Laporan Kasus). Jurnal B-Dent. 2018; 5(2): 162 –
169.
2. Prasetya MA, drg, sp. KGA. Leukoplakia Oral. Program Studi Pendidikan
4. Pinto MR, Yadav P, Maity S, Pal AK. Speckled leukoplakia- case report and review
https://www.journalimab-bg.org/issues-2017/issue1/JofIMAB-2017-23-1p1495-
8. Blackwell W. Burket’s Oral Medicine 13th edition. Wiley Blackwell. 2021. 99.
9. Aruda JAA, Alvares PR, Sobral APV, Mesquita RA. A Review of the surgical and
non surgical treatment of oral leukoplakia. journal of dentistry and oral disorder. 2(2):
1-7 2017
blue uptake in potentially malignant ora lesion in vivo: Clinical and histological
11. Shih Wei Yang MD. Use of endoscopy with narrow band imaging system in
23
evaluating oral leukoplakia. Head&Neck Journal of The Sciences and Specialities of
12. Taylor JS, Keller L, BSN, RN. PET/CT-Guided Interventions in Oncology Patients: A
13. Ade puspa sari,dkk: tatalaksana oral lichen planus akibat stress pada diabetes
mellitus.2017;6(3):96-105
overview#showall
15. E. B. Kayalvizhi. Oral leukoplakia: A review and its update. Journal of Medicine,
https://www.journalimab-bg.org/issues-2017/issue1/JofIMAB-2017-23-1p1495-
16. Deliverska, E.G., & Petkova, M.Management Of Oral Leukoplakia -Analysis Of The
17. Sumber: Lature ML, Burde K. Case report on oral leukoplakia with superadded fungal
24
18. Azevedo L, Tuma M, Orsini S, Migliari D. Laser Surgery of Extensive Homogeneous
19. Capella DL, dkk. Proliferative Verrucous Leukoplakia: Diagnosis, Management and
20. A Villa, Sonis S. Oral Leukoplakia Remains a Challenging Condition. Oral Diseases.
2018;24:179-183.
25