Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

“PENYAKIT LEUKOPLAKIA”

DI SUSUN OLEH:

KELOMPOK IV

 AFIFAH EVI SAFRIANTI


 ARYONO BURHAN
 NURYANA SUHASNI S.
 SRI WAHYUNI
 WENALDI
 USWATUN KHASANAH

POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSSAR

JURUSAN KEPERAWATAN GIGI


2018-2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah


memberikan Rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yanga berjudul “PENYAKIT LEUKOPLAKIA” tepat pada waktunya.

Makalah ini berisikan tentang informasi dan penjelasan tentang hal-hal


yanag berkaitan dengan “PENYAKIT LEUKOPLAKIA”.

Kami menyadari bahwa makalah kami jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat kami
harapkan untuk menghasilkan makalah ynag lebih baik untuk masa mendatang.

Akhir kata kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi kita semua.

Makassar, 21 September 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar ..........................................................................................................i

Daftar isi ....................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN

Latar belakang ...........................................................................................................1

Rumusan Masalah .....................................................................................................2

Tujuan Penulisan .......................................................................................................2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Leukoplakia .............................................................................................3

B. Komplikasi ............................................................................................................3

C. Manifestasi Klinis Leukoplakia .............................................................................4

D. Etiologi Leukoplakia ............................................................................................9

E. Pengobatan Leukoplakia .......................................................................................12

BAB 3 PEMBAHASAN ..........................................................................................13

BAB 4 PENUTUP

KESIMPULAN .........................................................................................................15

SARAN ......................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................17

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Leukoplakia merupakan salah satu kelainan yang terjadi di mukosa rongga


mulut. Meskipun Leukoplakia bukan termasuk dalam jenis tumor,lesi ini sering
meluas sehingga menjadi suatu lesi pre-cancer. Leukoplakia merupakan suatu
istilah lama yang digunakan untuk menunjukkan adanya suatu bercak putih atau
plak yang tidak normal yang terdapat pada membran mukosa. Pendapat lain
mengatakan bahwa Leukoplakia hanya merupkan suatu bercak putih yang terdapat
pada membran mukosa dan sukar untuk dihilangkan atau terkelupas.

Dalam sebuah penelitian oleh Martorell-Calatayud et al. menentukan


prevalensi leukoplakia berada di kisaran 0,4% hingga 0,7%. Pada penelitian yang
dilakukan di India terdapat 3,28% mengalami leukoplakia, di Amerika
leukoplakia ditemukan sebanyak 2,9% dari 23.616 orang dewasa kulit putih, Di
negara berkembang, leukoplakia didiagnosis pada individu usia 30-50 tahun dan
meningkat seiring bertambahnya usia. Rasio laki-laki-perempuan sendiri
tergantung pada distribusi geografis penyakit.
Fakto-faktor yang berperan adalah iritasi kimia melalui tembakau atau
faktor mekanis melalui pemasangan gigi palsu yang tidak baik, alkohol dan
infeksi candida Y3 terkena iritan terus menerus (penggemar piza panas) dan
Human papiloma Virus sero type 16. Karena gambaran klinisnya berupa suatu
plak putih pada permukaan membran mukosa dan leukoplakia oral lebih sering
terjadi pada pria maka penggolongannya sering diabaikan.

Leukoplakia dalam perkembangannya sering menjadi ganas dan untuk


menyingkirkan diagnosis banding, maka sangat diperlukan biopsi dari
Leukoplakia tersebut. gambaran histologinya dapat bermacam-macam dan
tergantung pada umur lesi pada saat biopsi dilakukan. Kendala dalam menegakkan
diagnosis Leukoplakia masih sering terjadi. Hal ini disebabkan oleh bebrapa

1
kemungkinan seperti etiologi Leukoplakia yang belum jelas serta perkembangan
yang agresif dari Leukoplakia yang mula-mula hanya sebagai Hiperkeratosis
ringan tetapi pada akhirnya menjadi karsinoma sel skuamosa dengan angka
kematian yang tinggi.

B. Rumusan masalah :

1. Apa yang dimaksud dengan penyakit Leukoplakia?


2. Apa saja komplikasi dari penyakit Leukoplakia ?
3. Apa saja manifestasi klinis dari penyakit Leukoplakia ?
4. Apa saja etiologi dari penyakit Leukoplakia ?
5. Bagaimana cara mengobati penyakit Leukoplakia ?

C. Tujuan

Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah, selain itu dengan disusunnya makalah ini diharapkan dapat menambah
ilmu pengetahuan khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi pembaca.

2
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Pustaka

A. Defenisi Leukoplakia

Istilah Leukoplakia pertama kali digunakan oleh Scimmer pada tahun 1877
untuk menerangkan sebuah lesi putih pada lidah yang kemungkinan merupakan
gambaran klinis glositis sifilis.

WHO (1978) mendefenisikan Leukoplakia sebagai lesi putih keratosis berupa


bercak atau plak pada mukosa mulut dan tidak dapat diangkat dari mukosa mulut
dengan cara usapan atau kikisan dan secara klinis maupun histopalogis berbeda
dengan penyakit lain di dalam mulut.

Pada seminar WHO(1983), Leukoplakia didefenisikan sebagai plak atau


bercak putih yang tidak memilki ciri khas secara klinis atau patologis seperti
penyakit lain dan tidak dapat dihubungkan dengan suatu penyebab fisik atau kimia
kecuali pengguna tembakau. Seca histopatologis Leukoplakia di defenisikan
sebagai bercak putih pada mukosa dengan epitel mengalami hiperkeratosis dengan
dasar yang terdiri dari sel spinosum.

B. Komplikasi

Kelainan di rongga mulut atau leukoplakia umumnya tidak menimbulkan


kerusakan yang serius pada jaringan mulut. Pada beberapa kasus, leukoplakia
hanya akan menimbulkan peradangan yang membuat penderita merasa tak
nyaman. Meski begitu, penyakit ini tidak bisa dianggap sepele. Jika sudah terjadi
komplikasi, penyakit ini bisa menjadi awal timbulnya penyakit yang lebih serius,
yakni kanker mulut. Kelainan ini akan cepat menjadi kanker mulut jika penderita
leukoplakia kekurangan asupan vitamin. Kanker mulut ini akan mulai terbentuk di
sekitar bercak leukoplakia sebelum kemudian menyebar dan semakin menjadi

3
besar. Untuk memantau apakah leukoplakia sudah berubah menjadi kanker mulut,
biasanya dokter akan melihat bercak tersebut.

Wakil Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti yang juga dokter
gigi Tri Erri Astoeti mengatakan, untuk memastikan leukoplakia ganas atau tidak,
atau bahkan sudah menjadi kanker atau belum, ia memerlukan tes sampel sel atau
sering dikenal dengan istilah biopsi. "Bila ditemukan tanda-tanda keganasan, akan
dilakukan terapi pembedahan, seperti halnya dalam kasus kanker mulut," ujarnya.
Dokter spesialis bedah mulut dan maksilofasial Rumah Sakit Umum Daerah Pasar
Rebo, Jakarta Timur, Juliani Kusumaputra Isbandiono, menambahkan, sekitar 80
persen kasus leukoplakia adalah leukoplakia jinak. "Sisanya 20 persen adalah
leukoplakia ganas yang berpotensi menimbulkan kanker mulut," katanya

Dalam stadium awal, leukoplakia bisa disembuhkan dengan terapi untuk


menghilangkan seluruh iritasi yang ada di sekitar rongga mulut. Biasanya, obat
anti jamur akan diberikan secara terus-menerus selama satu sampai dua minggu.
Namun, jika bercak putih sudah meluas, akan dilakukan pengangkatan lesi atau
bercak putih lewat proses pembedahan. Pada kasus pasien yang mengalami
kekurangan vitamin, perawatan dengan pemberian vitamin B kompleks dan
vitamin C sangat dianjurkan. Peran vitamin C dalam nutrisi adalah untuk
membantu pembentukan substansi semen intersellular yang penting untuk
membangun jaringan penyangga. "Tapi, kalau leukoplakia sudah tahap lanjut,
pemberian vitamin tidak banyak membantu," papar Juliani. Fungsi vitamin C
sejatinya hanya untuk perawatan pendukung. Vitamin ini dapat mempercepat
regenerasi jaringan sehingga dapat mempercepat penyembuhan. "Prinsip
pencegahan leukoplakia adalah menghindari iritasi kronis pada mukosa mulut dan
menjaga keseimbangan pola makan, antara vitamin sebagai antioksidan dan
nutrisi lainnya," ujar Tri.

C. Manifestasi Klinis Leukoplakia

4
Leukoplakia adalah penyakit pada regio oral yang telah dijelaskan
sebelumnya. Penyakit ini perlu diketahui ciri-ciri apa saja yang menyertainya. Hal
ini perlu diketahui agar masyarakat awam mampu membedakan apakah kondisi
oralnya mengalami Leukoplakia atau tidak.

Leukoplakia ini sering dialami oleh orang-orang yang sering menggunakan


rokok. leukoplakia bukanlah penyakit yang serius, bukan kanker oral, akan tetapi
dapat menjadi penyakit yang serius jika kita tidak menghindari pemicu terjadinya
penyakit Leukoplakia salah satunya yaitu rokok.

Ukuran lesi pada Leukoplakia dapat bervariasi dari beberapa milimeter


hingga beberapa centimeter, menurut tampilan klinisnya Leukoplakia dapat
dikategorikan menjadi dua jenis yaitu homogen dan non-homogen.

 Leukoplakia homogen

Leukoplakaia homogen atau disebut juga Leukoplakia simplex


yang terjadi pada sekitar 84% kasus biasanya tanpa gejala. Gambaran
Leukoplakia homogen yaitu datar, tipis atau berkerut dan semuanya
berwarna putih. Gambaran klinik menunjukkan resiko rendah untuk
transformasi menjadi maligna dalam jangka waktu ynag lama.

Gambar Leukoplakia Oral Homogen

 Leukoplakia non-homogen
Gambaran leukoplakia non homogen berupa bercak putih atau
putih-merah kadang disebut sebagai erythroleukoplakia, berbintik-

5
bintik, nodular atau verrucous. Berbeda dengan leukoplakia homogen
yang tanpa gejala, pada leukoplakia non homogen sering dikaitkan
dengan sensasi nyeri atau gatal. Proliferative verrucous leukoplakia
adalah subtype non homogen yang berupa lesi putih dengan
permukaan yang pecah akibat beberapa proyeksi papiler ,yang
mungkin karena keratinisasi yang berat. Proliferative verrucous
leukoplakia dihubungkan dengan resiko tinggi menjadi maligna,
sekitar 80% berkembang menjadi maligna serta 4-5 kali lebih tinggi
dibanding leukoplakia homogen.

Gambar Non homogen, verrucousLeukoplakia Gambar Non homogen


erythroleukoplakia

Gambar Transformasi Leukoplakia oral menjadimaligna

Penampilan klinis dari Leukoplakia dapat berubah dari waktu kewaktu.


Beberapa lesi pada Leukoplakia non-homogen. Sebagian besar dari Leukoplakia

6
akan tetap stabil atau mengalami penyembuhan sementara beberapa Leukoplakia
dapat mengalami transformasi menuju karsinomatosa.

Leukoplakia menunjukkan terdapatnya bercak berwarna putih dan penebalan


jaringan yang disebabkan oleh adanya penebalan lapisan keratin permukaan
(hiperkeratosis).

Leukoplakia memiliki penampilan yang beragam, ada gejala yang ditunjukkan


pada bagian langi-langit mulut, mukosa pipi, bahkan lidah. Leukoplakia ini
sendiri memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a. Warna

Leukoplakia biasanya berupa perbedaan warna pada daerah yang terkena.


Perubahan warna tersebut berupa danya sebidang wilayah kecil yang
berwarna putih keabuan. Tanda ini biasanya tidak dapat hilang walaupun
digosok atau dibersihkan. Terkadang Leukoplakia dapat menunjukkan
warna merah atau warna gelap yang mengarah pada erithroplakia, dimana
kondisi ini menunjukkan gejala pada precancer (kanker).

b. Tekstur

Tekstur dari Leukoplakia pada wilayah yang terkena biasanya tidak


beraturan dan rata. Tidak ada pembengkakan atau jorokan kedalam di
wilayah Leukoplakia

c. Struktur

Pada Leukoplakia ini, biasanya area leukoplakia akan mengalami penebalan


dan pengerasan. Contohnya, adanya Leukoplakia pada dinding pipi bagian
dalam, akan tersa lebih keras dan tebal.

d. Rasa sakit

Leukoplakia ditandai dengan bidang putih atau keabuan yang dominan.


Biasanya tanda ini disertai dengan adanya rasa sakit pada daerah lesi. Rasa
sakit ini baisanya berlangsung sampai dengan 2 minggu tanpa danya

7
penyembuhan sendiri. Bila hal ini terjadi, penderita akan lebih baik
mengunjungi dokter gigi.

e. Jaringan

Secara mikroskopis akan ada perubahan menetap dari jaringan yang terkena
Leukoplakia. Sebagai contoh perubahan struktur epitel pada Leukoplakia.

Leukoplakia dengan klasifikasi yang disebut Hairy Leukoplakia adalah


patognomik infeksi HIV. Dapat terjadi pada orang-orang yang sisitem imunnya
lemah atau mereka yang sedang dalam pengobatan Leukoplakia ini perlu
diketahui ciri-cirinya karena sering dianggap sariawan oleh orang awam.

Beberapa gambar penyakit Leukoplakia pada rongga mulut.

- Gambar Leukoplakia pada pipi - Gambar Leukoplakia pada gusi

- Gambar Leukoplakia pada lidah - Gambar Leukoplakia pada bibir

8
D. Etiologi Leukoplakia

Etiologi kebanyakan kasus leukoplakia tidak diketahui (idiopatik). Namun


beberapa penelitian menunjukkan inisiasi kondisi leukoplakia dipengaruhi faktor
lokal maupun faktor sistemik. Faktor yang paling sering dihubungkan dengan
terjadinya leukoplakia adalah merokok, konsumsi alkohol, iritasi kronis,
kandidiasis, kekurangan vitamin, serangan mikroorganisme, serta virus lainnya.
Berikut ini adalah faktor-faktor yang dapat menjadi pemicu terjadinya Leukoplakia :

Faktor lokal

 Penggunaan tembakau

Penggunaan tembakau menempati urutan tertinggi sebagai faktor


yang mendorong terjadinya Leukoplakia. Penelitian oleh schepman et all
menunjukkan behwa perokok aktif memiliki kemungkinan enam kali lebih
besar menderita Leukoplakia dibandingkan orang yang tidak merokok.
Division of Oral Medicine and Dentistry, Brigham and Women’s Hospital,
menyebutkan nahwa lebih dari 80% pasien penderita Leukoplakia
memiliki catatan sebagai pengguna tembakau. Dalam penggunaan
tembakau, baik secara smokeles tobaco maupun smooking tobaco,
berbagai unsur kimia yang terdapat dalam tembakau akan dilepaskan
kedalam rongga mulut pengguna. Diantara unsur-unsur kimia tersebut ada
yang bekerja sebagai iritan lokal yang berkenaan dengan perubahan pada
mukosa rongga mulut. Dalam penggunaan tembakau secara smoking
tobacco panas yang dihasilkan juga merupakan faktor risiko yang tak
kalah penting, paparan terhadap panas dapat menyebabkan terjadinya
perubahan pada mukosa.

9
 Konsumsi alkohol

Konsumsi alkohol dalam jangka waktu yang panjang dapat


menyebabkan iritasi mukosa rongga mulut. Penelitian lain juga
menunjukkan konsumsi alkohol meningkatkan kemungkinan
perkembangan malignasi di rongga mulut.
 Iritasi kronis

Iritasi berkelanjutan yang hebat juga dapat memicu terjadinya


Leukoplakia apabila mampu menginduksi permukaan epithelium untuk
memproduksi keratin. Iritasi ini bisa disebabkan oleh adanya maloklusi
permukaan gigi yang kasar, pemasangan gigi palsu yang salah,
penambalan gigi yang tidak tepat, makanan yang panas pedas, dan lain-
lain.
 Oral hygiene

10
Kegagalan menjaga kebersihan rongga mulut berkaitan dengan
meningkatnya perkembangan Leukoplakia.

Faktor sistemik

 Penyakit sistemik
Penyakit sistemik yang berhubungan dengan Leukoplakia antara lain
kandidiasi, sifilis, anemia sidrofenik, xerostomia.
 Bahan-bahan yang memiliki sifat karsinogenik yang diberikan secara
sistemik. Bahan-bahan ini dapat berupa obat-obatan dan makanan kaleng.
 Defisiensi vitamin
Defisiensi vitamin A, B9, B12, C, beta karotin dan asam folat yang
signifikan dapat meningkatkan resiko terjadinya Leukoplakia. Defisiensi
vitamin A dapat meningkatkan metaplasia dan keratinisasi dari susunan
epitel. Pasien penderita Leukoplakia menunjukkan level vitamin A serum
yang rendah. Adapun defisiensi vitamin B kompleks menyebabkan
kerentanan untuk teriritasi meningkat.
 Leukoplakaia ini juga dapat disebabkan karena mikroorganisme
Beberapa penelitian menunjukkan peranan penting infeksi Candida
sebagai pencetus terjadinya Leukoplakia. Penelitian ynag pernah dilakukan
menunjukkan infeksi Candida albicans dan keberadaannya yang simultan
memegang peranan penting dalam terjadinya transformasi maligna.
 Leukoplakia ini juga dapat disebabkan oleh virus
Infeksi Human Papiloma Virus ((HIV) juga dapat menyebabkan
perkembangan malignasi di rongga mulut. Virus ini mengekspresikan
protein onkogenik seperti Human Papiloma Virus-16L1 yang dapat
menyebabkan karsinogenesisi.

Secara umum, leukoplakia dapat terjadi ketika sel jaringan terpapar


karsinogen, sel akan berusaha untuk beradaptasi. Sel akan berproliferasi,
menyempitkan kapasitas sitosoliknya, dan menggabungkan beban organel-
organelnya dalam rangka adaptasi tersebut. Dalam kaitannya dengan epitel rongga

11
mulut, adaptasi ini dilakukan dengan memperbesar ruang progenitor (hiperplasia).
Hiperplasia ini menjadi tanda yang paling awal muncul. Ketika iritan bertahan
lebih lama, epitelium akan menunjukkan bentuk degenerasi seluler sehingga
mengalami atrofi. Ketika fase adaptasi dan kerusakan sel reversible selesai, sel
akan memasuki tahap kerusakan yang irreversible, yang berupa terjadinya
apoptosis atau transformasi malignan. Sebagai respon adaptasi, terjadi gangguan
genetik yang menempatkan sel untuk terus dapat berproliferasi dan menyebabkan
transformasi malignan yang lebih banyak lagi.

E. Pengobatan

Kasus Leukoplakia dapat diobati secara conservative treatment, medical


treatment, surgical treatment

 Conservative treatment dilakukan dengan pemberian vitamin A.


Dibeberapa penelitian, kekurangan vitamin A terbukti dapat mengubah
daerah epithelium non-keratinization menjadi daerah epithelium
keratinization dan juga metaplasia dan secretory columnar epithelium
menjadi keratinizing squamous epithelium.
 Medical treatment dapat dilakukan apabila Leukoplakia berlangsung
bersamaan dengan adanya infeksi jamur, yang disebut candida. Pada kasus
ini, medical tretment dengan pemberian obat anti jamur dapat digunakan
untuk menghilangkan infeksi didalam bercak putih.
 Surgical treatment untuk pasien leukoplakia dapat menurunkan resiko
terjadinya kanker mulut dengan cara menghilangkan sel-sel abnormal.
Leukoplakia patch dapat dihilangkan dengan menggunakan beberapa
teknik seperti menggunkan scalpel, laser atau cryotherapy.

Pengobatan-pengobatan diatas dapat berlangsung dengan baik apabila


faktor yang mendukung terjadinya kasus Leukoplakia dihentikan. Seperti,
berhenti merokok, berhenti atau mengurangi konsumsi alkohol dan menjaga
kebersihan rongga mulut pasien.

12
BAB 3

PEMBAHASAN
Berdasarkan judul makalah oleh penulis mengenai “Leukoplakia” maka
diperlukan penjelasan mengenai definisi leukoplakia,komplikasi,Manifestasi
klinis leukoplakia,ciri penyakit leukoplakia,etiologi leukoplakia dan pengobatan
penyakit leukoplakia.

1) Defenisi Leukoplakia

WHO (1978) mendefenisikan Leukoplakia sebagai lesi putih keratosis


berupa bercak atau plak pada mukosa mulut dan tidak dapat diangkat dari
mukosa mulut dengan cara usapan atau kikisan dan secara klinis maupun
histopalogis berbeda dengan penyakit lain di dalam mulut.

2) Komplikasi

Kelainan di rongga mulut atau Leukoplakia umumnya tidak menimbulkan


kerusakan yang serius pada jaringan mulut. Pada beberapa kasus,
Leukoplakia hanya akan menimbulkan peradangan yang membuat
penderita penderita merasa tak nyaman. Meski begitu, penyakit ini tidak
bisa dianggap sepele, jika sudah terjadi komplikasi, penyakit ini bisa
menjadi awal timbulnya penyakit yang lebih serius. Yakni, kanker mulut
jika, penderita Leukoplakia kekurangan asupan vitamin.

3) Manifestasi klinis leukoplakia

Penampilan klinis dari Leukoplakia dapat berubah dari waktu kewaktu.


Beberapa lesi pada Leukoplakia non-homogen. Sebagian besar dari
Leukoplakia akan tetap stabil atau mengalami penyembuhan sementara
beberapa Leukoplakia dapat mengalami transformasi menuju
karsinomatosa.

13
4) Ciri Penyakit Leukoplakia
1. Warna putih keabuan pada wilayah yang terkena.Biasanya
tidak dapat hilang walaupun digosok/dibersihkan.
2. Tekstur dari leukoplakia pada wilayah yang terkena biasanya
tidak beraturan dan rata.
3. Struktur pada area leukoplakia akan mengalami penebalan dan
pengerasan.
4. Biasanya ditandai adanya rasa sakit yang berlangsung selama 2
minggu.
5. Perubahan struktur epitel pada leukoplakia

5) Etiologi leukoplakia
1. Faktor lokal meliputi : Penggunaan tembakau,iritasi kronis,oral
hygiene.
2. Faktor sistematik: Penyakit sistematik,bahan yang bersifat
karsinogenik, defisiensi vitamin.

6) Pengobatan

Kasus Leukoplakia dapat diobati secara conservative treatment,


medical treatment, surgical treatment.

14
BAB 4

PENUTUP

Kesimpulan

Leukoplakia didefenisikan sebagai plak atau bercak putih yang tidak


mempunyai ciri khas secara klinis atau patologis seperti penyakit lain dan tidak
dapat dihubungkan dengan suatu penyebab fisik atau kimia kecuali penggunaan
tembakau. Sementara secara histopatologis. Etiologi Leukoplakia dapat dibagi
menjadi faktor local dan faktor sistemik . faktor local biasanya berhubungan
dengan iritasi kronis (misalnya infeksi bakteri), oral hygiene yang buruk,
kebiasaan merokok, dan minum alkohol. Faktor sistemik yang memengaruhi
munculnya Leukoplakia meliputi danya penyakit sistemik misalnya kandidiasis,
sifilis, anemia, sidrofenik, xerostomia, konsumsi obat-obatan dan defisiensi
vitamin.

Leukoplakia memiliki penampilan yang beragam, ada gejala yang


ditunjukkan pada bagian langit-langit mulut, mukosa pipi, bahkan lidah.
Leukoplakia biasanya tidak berbahaya dan lesi biasanya jelas dalam beberapa
minggu , atau bulan setelah sumber iritasi dihapus. Termasuk dari komplikasi
Leukoplakia ialah kanker mulut. Dimana beberapa dari Leukoplakia akan
berujung ke kanker. Kasus Leukoplakia dapat diobati secara conservative
treatment, medical treatment, surgical treatment.

Saran

Perawatan yang biasanya dilakukan dalam kasus Leukoplakia adalah


menghentikan sumber iritasi. Buat kebanyakan orang adalah dengan
menghentikan rokok dan konsumsi alkohol.

Tindakan perawatan lanjutan setelah jaringan dibuang amat diperlukan karena


sering terjadi kambuhan. Biasanya dilakukan secara rutin selama tiga tahun

15
setelah pembuangan jaringan. Untuk mencegah Leukoplakia dapat dilakukan
dengan tidak merokok, tidak mengkonsumsi alkohol, memakan buah dan sayuran
segar, memperbaiki hygiene mulut, memperbaiki maloklusi dan memperbaiki gigi
tiruan yang letaknya kkurang baik.

16
DAFTAR PUSTAKA

Bánóczy J. Oral leukoplakia and other white lesions of the oral mucosa related to
dermatological disorders. J Cutan Pathol 1983; 10(4):238-56.

Cervigne NK, Machadi J,Goswami RS, et all. Recurrent genomic alterations in


sequential progressive leukoplakia and oral cancer: drivers of oral
tumorigenesis?. Hum Mol Genet. 2014 May 15; 23(10): 2618–2628.

Feller L, Lemmer J. Oral leukoplakia as it relates to HPV infection: a review.


International J of Dentistry 2012; 2012.

Ghom. Textbook of Oral Medicine. Jaypee Brother’s Publishers, 2005: 156-158.

Georg Thieme Verlag, RudigerstraBe. Color atlas of oral diseases. Ed 2. Jerman:


Thieme Medical Publishers, Inc. 1994.

Lee KH, Polonowita AD. Oral white lesions: pitfalls of diagnosis. Med J Aust
2009; 190 (5): 274-277.

Mayo clinic staffs. Disease and Condition:Leukoplakia. 2013.


http://www.mayoclinic.org/diseases-
conditions/leukoplakia/basics/symptoms/con- 20023802 (09 Juni 2015)

Macigo FG, Gathece LW, Guthua SW, Njeru EK, Wagaiyu EG, Mulli TK. Oral
Hygiene Practices and Risk of Oral Leukoplakia. East Afr Med J. 2006; 83
(4): 73-8.

NHS choices. Leukoplakia treatment. 15 Januari 2015.


http://www.nhs.uk/Conditions/Leukoplakia/Pages/Treatment.aspx. (9 Juni
2015)

Reisner H. Essentials of Rubin’s Pathology. Edisi 6. Lippincott Williams &


Wilkins, 2013: 667.

WebMD. Dental Health and Leukoplakia. http://www.webmd.com/oral-


health/guide/dental- health-leukoplakia?page=2. 10 JUNI 2015.

17
Anonim(2015).http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/8067/1/09E01041.
pdf tanggal akses September 2018

Anonim(2010)https://lifestyle.kompas.com/read/2010/01/13/10510397/Atasi.Leu
koplakia..dari.Terapi.sampai.Pembedahan.

18

Anda mungkin juga menyukai