NIM : 43120010481
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kegiatan Indonesia Data and Economic Forum (IDE) 2021
bertema “Reimagining the Future of Indonesia” rampung digelar. Pemangku kepentingan
yang terkait dengan ekonomi, mulai dari pemerintah, korporasi, organisasi dan masyarakat
luas berbagi peran dalam menjajaki berbagai Tindakan konkret menuju kebangkitan
ekonomi Indonesia pasca pandemi Covid-19.
Dalam kegiatan yang digelar secara daring ini, Unilever Indonesia turut mengambil bagian
dslan secara khusus mempersembahkan sebuah sesi berjudul “New Trends in Consumer
Behaviour after Covid”.
"Kami memprediksi, setidaknya delapan perubahan perilaku konsumen akan terus bertahan
bahkan setelah pandemi berakhir. Hal tersebut menunjukkan urgensi dari pelaku industri
Fast Moving Consumer Goods (FMCG) seperti Unilever Indonesia untuk terus gesit
merespons perubahan perilaku konsumen dan memanfaatkan momentum yang, bukan
hanya membawa tantangan tetapi juga, membuka banyak peluang baru," papar dia.
Pertama, kata Ira, gaya hidup bersih, lalu semua aspek keseharian menjadi lebih fluid,
ketiga, in home romance atau in home experience menjadi semakin penting, keempat,
komunitas yang lebih kuat, Kemudian, kelima, tenomena reverse maslow. Keenam,
konsumen semakin teliti akan konsumsi dan pembelian yang mereka lakukan, dan ketujuh,
gaya hidup serba digital.
“Kehadiran Unilever Indonesia di IDE 2021 adalah salah satu bentuk semangat kami untuk
terus menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak guna menyongsong era pemulihan pasca
pandemi. Ditambah lagi, fakta menyebutkan bahwa konsumsi rumah tangga masih menjadi
penopang pertumbuhan ekonomi tertinggi dengan menyumbang 57,6% dari Produk
Domestik Bruto. Dengan skala yang kami miliki, kami siap untuk terus memainkan peran
kami dalam mendorong konsumsi masyarakat menuju kebangkitan perekonomian
nasional,” sambung Ira.
Hal ini selaras dengan hasil survei terbaru dari Katadata Insight Center mengenai Perilaku
Keuangan Konsumen Selama Pandemi Covid-19. Mulya Amri selaku Direktur Riset Katadata
Insight Center menjelaskan, di dalam survei yang melibatkan 2.491 responden di 34 provinsi
ini, terlihat bahwa 76,6% responden merasa khawatir terhadap kondisi keuangan mereka
sehingga lebih berhati-hati dalam menentukan alokasi pengeluaran.
"Terungkap bahwa prioritas pengeluaran konsumen kini didominasi oleh barang kebutuhan
sehari-hari (95,5%), biaya kesehatan (81,7%), dan untuk pendidikan (74,7%). Sementara
barang elektronik (6,1%), kendaraan (4,1%), dan wisata, hiburan
atau hobi (3,6%) menempati prioritas terbawah," kata dia.
Pertanyaan:
1. Bagaimana pendapat Anda terhadap Teori Perilaku Konsumen dalam membuat
Keputusan Pembelian yang Anda pelajari pada saat kondisi seperti artikel diatas?
2. Strategi seperti apa yang harus dilakukan perusahaan dalam menghadapi perubahan
perilaku konsumen agar konsumen tetap melakukan pembelian?
Dalam pemasaran juga dibutuhkan strategi untuk melakukan perencanaan dan target yang
ingin dicapai. Strategi pemasaran apa yang harus dilakukan perusahaan dalam mencapai
target perusahaan antara lain :