Anda di halaman 1dari 16

UNIVERSITAS MERCU BUANA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS (FEB)


KAMPUS WARUNG BUNCIT - 2020

Nama : Riky Prastio Utomo


NIM : 43120010130
Program Studi : Manajamen S1
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
Kelas : Jumat, 09.30 – 11.10 / CU-203
Dosen : Supriyadi, M.Pd

- FORUM PERTEMUAN KE-15 -

NOMOR 1
Jelaskan hubungan antara keterampilan membaca dengan menulis!

➔ Jawabannya

Kegiatan membaca, berbanding lurus dengan kemampuan menulis. Semakin orang


banyak membaca, semakin luas wawasan dan pengetahuannya, sehingga ia memiliki
cukup referensi dan takkan kehabisan ide untuk menulis. Pembaca bukan berarti harus
menjadi penulis, akan tetapi untuk menjadi seorang penulis, seseorang harus mutlak
memiliki kebiasaan membaca.
Jika membaca adalah proses melihat wawasan melalui jendela yang terbuka dan
menjadikannya sebagai pengetahuan pribadi, maka menulis adalah suatu cara menyajikan
kembali khazanah yang telah diperoleh kepada masyarakat luas. Bisa dibilang bahwa
seseorang akan kesulitan untuk menulis sesuatu di luar dirinya, di luar apa yang telah ia
miliki sebelumnya. Seseorang tentunya harus memiliki sesuatu terlebih dulu sebelum
membagikannya kepada orang lain. Dengan begitu, mau tidak mau, suka tidak suka,
membaca adalah sebuah proses yang harus dilakukan bagi kamu yang memiliki keinginan
untuk mejadi seorang penulis.

NOMOR 2
Jelaskan hubungan antara keterampilan mendengarkan dengan berbicara!

➔ Jawabannya

RIKY PRASTIO UTOMO_43120010130 1


Menyimak diartikan sebagai suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan,
mengidentifikasi bunyi bahasa, menginterpretasi, menilai dan mereaksi atas maka yang
terkandung didalamnya. Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi- bunyi
artikulasi atau kata- kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan
pikiran, gagasan dan perasaan. Antara menyimak dan berbicara terdapat hubungan yang
erat dari hal-hal berikut:

 Ujaran (Speech)
 Kata-kata yang akan dipakai atau dipelajari oleh sang anak biasanya ditentukan
oleh perangsang(stimuli) yang ditemuinya.
 Ujaran sang anak mencerminkan pemakaian bahasa di rumah dan dalam
masyarakat tempat hidupnya
 Anak yang masih kecil masih dapat memahami kalimat-kalimat yang jauh lebih
panjang dan rumit daripada kalimat-kalimat yang dapat diucapkannya
 Meningkatkan keterampilan menyimak berarti pula membantu meningkatkan
berbicara seseorang
 Bunyi atau suara seseorang merupakan suatu factor penting dalam meningkatkan
cara pemakaian kata-kata sang anak.
 Berbicara dengan bantuan alat-alat peraga akan menghasilkan penangkapan
informasi yang lebih baik pada pihak penyimak. Umumnya sang anak
mempergunakan/meniru bahasa yang didengarnya.

RIKY PRASTIO UTOMO_43120010130 2


NOMOR 3
Sebutkan dan jelaskan prinsip-prinsip kalimat efektif!

➔ Jawabannya
1. Kesepadanan struktur
Menurut Amran Tasai dan Arifin, kesatuan adalah keseimbangan antara
pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang digunakan. Kesatuan gagasan kalimat
ini diperlihatkan oleh kesepadanan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik.
Ciri-ciri yang kesatuan :
a. Adanya subjek dan predikat yang jelas.
Hindari menggunakan kata depan (di, ke, sebagai, dll) sebelum subjek.
Contoh kalimat kesepadanan struktur :
 Di rumah adat para petua mendiskusikan masalah kejahatan yang
terjadi. (Salah)
 Para tetua adat mendiskusikan masalah kejahatan yang terjadi di rumah
adat. (Benar)
b. Tidak terdapat subjek ganda
Misalnya adalah :
 Pembangunan jalan itu kami dibantu oleh warga desa. (Salah)
 Dalam membangun jalan itu, kami dibantu oleh warga desa. (Benar)
c. Tidak menggunakan kata penghubung intrakalimat dalam kalimat
tunggal
Misalnya adalah :
 Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti
acara pertama (Salah)
 Kami datang agak terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat
mengikuti acara pertama. (Benar)
d. Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang
Misalnya adalah :
 Bahasa Indonesa yang berasal dari bahasa Melayu. (Salah)
 Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. (Benar)
2. Kehematan
Menurut Finoza, kehematan adalah usaha menghindari pemakaian kata
yang tidak perlu. Hemat disini berarti tidak menggunakan kata-kata mubazir, tidak
menjamakkan kata yang sudah berbentuk jamak, dan tidak mengulang subjek.
Dengan menghemat kata, kalimat menjadi padat dan berisi.
Contoh kalimat kehematan :
 Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ke pesta itu. (Salah)
 Karena tidak diundang, dia tidak datang ke pesta itu. (Benar)
 Presiden SBY menghadiri Rapin ABRI hari Senin (Salah)
 Presiden SBY menghadiri rapat ABRI Senin itu. (Benar)
 Dia hanya membawa badannya saja (Salah)
 Dia membawa badannya saja / Dia hanya membawa badannya.  (Benar)
 Para tamu-tamu (Salah)

RIKY PRASTIO UTOMO_43120010130 3


 Para tamu/ Tamu-tamu. (Benar)
3. Kesejajaran atau Keparalelan
Menurut Amran Tasai dan Arifin, keparalelan merupakan kesamaan
bentuk yang digunakan dalam kalimat itu. Maksudnya yaitu jika pada kata pertama
berbentuk verba, maka kata kedua juga harus berbentuk verba.
Contoh kalimat kesejajaran atau keparalelan :
 Sang tutor menjelaskan, memaparkan, dan penerapan sebuah aplikasi pada
para praktikan. (Salah)
 Sang tutor menjelaskan, memaparkan, dan menerapkan sebuah aplikasi
pada para praktikan. (Benar)
4. Kelogisan
Menurut Arifin dan Amran Tasai, kelogisan adalah ide kalimat itu dapat diterima
oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.
Contoh kalimat efektif kelogisan :
 Waktu dan tempat kami persilahkan. (Salah)
 Bapak dosen kami persilahkan. (Benar)
5. Kepaduan (Koherensi)
Menurut Finoza, koherensi adalah terjadinya hubungan yang padu antara
unsur-unsur pembentukan kalimat. Merupakan syarat dari kalimat efektif agar
diharapakan nantinya setiap informasi yang diterima tidak terpecah-pecah. Ciri-ciri
di contoh koherensi dibawah ini yaitu koherensi yang rusak karena tempat kata
dalam kalimat tidak sesuai dengan pola kalimat.
Misalnya adalah :
 Ikan memakan adik tadi pagi (Salah)
 Adik memakan ikan tadi pagi (Benar)
Selain itu, satu contoh lagi koherensi yang rusak karena menyisipkan sebuah
kata seperti daripada atau tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita.
Contoh kalimat kepaduan :
 Mereka membahas daripada kehendak rakyat. (Salah)
 Mereka membahas kehendak rakyat. (Benar)
6. Ketepatan
Menurut Finoza, ketepatan adalah kesesuaian atau kecocokan pemakaian
unsur-unsur yang membentuk suatu kalimat sehingga tercipta pengertian yang
bulat dan pasti.
Contoh kalimat ketepatan, misalnya dibawah ini tentang kesalahan dalam
penggunaan tanda koma :
 Sidik lupa bagaimana cara melukis, mengecat dan berjahitan. (Salah)
 Sidik lupa bagaimana cara melukis, mengecat, dan menjahit. (Benar)

7. Kecermatan
Kecermatan kalimat efektif adalah cermat dan tepat dalam memilih kata
sehingga kalimat yang dihasilkan tidak rancu dan bermakna ganda (ambigu).
Contoh berikut ini :
 Direktur baru pergi ke Bali.
 Barang-barang lama disimpan di gudang itu.

RIKY PRASTIO UTOMO_43120010130 4


 Tiga dosen PTS yang terkenal itu menerima penghargaan.
 Saya melihat anak itu bingung

Keempat contoh kalimat di atas tidak efektif karena bermakna ganda, dan
yang benar adalah sebagai berikut :

 Direktur yang baru pergi ke Bali.


 Barang-barang yang lama disimpan di gudang itu.
 Tiga dosen dari PTS yang terkenal itu menerima penghargaan.
 Tiga dosen yang terkenal dari PTS itu menerima penghargaan.
 Saya melihat anak itu sedang bingung.
 Saya bingung melihat anak itu.

RIKY PRASTIO UTOMO_43120010130 5


NOMOR 4
Jelaskan ciri-ciri bahasa keilmuan dalam karya ilmiah!

➔ Jawabannya

1. Reproduktif
Artinya karya ilmiah ditulis oleh peneliti atau penulis harus diterima dan dimaknai
oleh pembacanya sesuai dengan makna yang ingin disampaikan. Pembaca harus bisa
langsung memahami konten dari karya ilmiah.
2. Tidak Ambigu
Ciri ini ada kaitannya dengan reproduktif. Sebuah karya ilmiah harus memberikan
pemahaman secara detil dan tidak dikemas dengan bahasa yang tidak
membingungkan. Dengan begitu, maksud dari karya ilmiah itu bisa langsung diterima
oleh pembacanya.
3. Tidak Emotif
Artinya, karya ilmiah ditulis tidak melibatkan aspek perasaan dari penulisnya. Sebab,
karya ilmiah harus memaparkan fakta yang didapatkan dari hasil analisis penelitian,
bukan dari perasaan subjektif dari penulisnya.
4. Menggunakan Bahasa Baku
Menggunakan bahasa baku agar mudah dipahami. Penggunaan bahasa baku itu
meliputi setiap aspek penulisannya. Mulai dari penulisan sumber, teori, hingga
penulisan kesimpulan. Ketidakbakuan pada tulisan karya ilmiah hanya akan membuat
pembacanya bingung dan apa yang ingin disampaikan dalam tulisan tidak dipahami
pembaca.
5. Menggunakan Kaidah Keilmuan
Penulisan karya ilmiah harus menggunakan kaidah keilmuan atau istilah-istilah
akademik dari bidang penelitian si penulis. Hal itu bertujuan untuk menunjukkan
bahwa peneliti atau penulisnya memiliki kapabilitas pada bidang kajian yang dibahas
dalam karya ilmiah. Penggunaan kaidah atau istilah ilmiah itu juga menjadi takaran
seberapa ahli peneliti pada bidang keilmuannya.

6. Bersifat Dekoratif
Artinya penulis karya ilmiah harus menggunakan istilah atau kata yang memiliki satu
makna. Rasional artinya penulis harus menonjolkan keruntutan pikiran yang logis dan
kecermatan penelitian. Kedua hal itu penting karena karya ilmiah harus bisa

RIKY PRASTIO UTOMO_43120010130 6


menyampaikan maksud dari penelitian yang dilakukan oleh penulis tanpa
membingungkan.
7. Terdapat Kohesi
Artinya karya ilmiah harus memiliki kesinambungan antar bagian dan babnya dan
bersifat straight forward maksudnya ialah tidak bertele-tele atau tepat sasaran. Sebuah
karya ilmiah setiap bagian atau babnya harus memiliki alur logika yang saling
bersambung. Selain itu, penyampaiannya harus tepat sasaran dengan apa yang ingin
disampaikan.
8. Bersifat Objektif
Karya ilmiah harus bersifat objektif. Hal ini sangat penting karena karya ilmiah tidak
dibuat berdasarkan perasaan penulisnya. Karya ilmiah harus menunjukkan fakta-fakta
dan data-data dari hasil analisisnya. Jadi, tidak memiliki kecondongan subjektifitas.
9. Menggunakan Kalimat Efektif
Dan, penulisan karya ilmiah harus menggunakan kalimat efektif. Ciri ini berkaitan
dengan semua ciri sebelumnya. Tujuan penggunaan kalimat dalam karya ilmiah agar
pembaca tidak dipusingkan dengan penggunaan kalimat yang berputar-putar.
Penggunaan kalimat seperti itu hanya akan membuat pembaca bingung.

RIKY PRASTIO UTOMO_43120010130 7


NOMOR 5
Jelaskan perbedaan antara paragraf deduktif dengan paragraf induktif! Berikan
contohnya masing-masing satu paragraf!

➔ Jawabannya

 Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif adalah suatu paragraf yang kalimat utamanya terletak di
awal paragraf. Umumnya, paragaraf deduktif diawali dengan pernyataan yang bersifat
umum. Kemudian dilengkapi dengan penjelasan-penjelasan khusus berupa contoh-
contoh, bukti-bukti, rincian khusus, dan sebagainya. Mengingat paragraf ini
dikembangkan melalui suatu pernyataan umum, maka pola kalimatnya ialah dari
umum ke khusus.
Contoh Paragraf Deduktif :
Komodo merupakan hewan langka yang dilindungi. Kementrian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan mencatat, per 2017 tercatat 2.884 ekor komodo di Taman Nasional
Komodo. Kadal terbesar di dunia ini termasuk dalam daftar hewan dilindungi karena
jumlahnya sedikit. Penyebab langkanya komodo akibat habitat komodo yang semakin
hari semakin tercemar.

 Paragraf Induktif
paragraf induktif adalah paragraf yang diawali dengan kalimat yang memuat
penjelasan-penjelasan berupa fakta, contoh-contoh, rincian khusus, atau bukti, lalu
diakhiri dengan kalimat utama. Paragraf Induktif dikembangkan dari pola khusus ke
umum. Intinya, paragraf induktif adalah paragraf yang meletakkan gagasannya di
akhir kalimat.
Contoh Paragraf Induktif :
Kementrian Lingkungan Hidup mencatat pada 2016 jumlah komodo sebanyak
2.430 ekor, pada 2017 sebanyak 2.884 ekor, sedangkan 2018 sebanyak 2.879 ekor.
Monitoring terus dilakukan setiap tahun. Hal ini agar populasi komodo tidak punah.
Jumlah populasi komodo dipengaruhi erat oleh iklim dan prilaku manusia. Maka dari
itu, meski populasi komodo dapat dikatakan stabil namun kita harus tetap menjaga
kelestarian alam dan habitat komodo.

NOMOR 6
Apa yang dimaksud dengan kutipan? Jelaskan metode atau cara menuliskan kutipan!

RIKY PRASTIO UTOMO_43120010130 8


➔ Jawabannya

 Pengertian Kutipan
Menurut wikipedia Indonesia dijelaskan bahwa kutipan adalah pengulangan satu
ekspresi sebagai bagian dari yang lain, terutama ketika ekspresi yang dikutip itu
terkenal atau secara tersurat dihubungkan dengan kutipan ke sumber yang asli,
dan ditandai oleh (diselingi dengan) tanda kutip.
Sementara menurut KBBI, pengertian kutipan adalah pengambilan satu atau lebih
dari karya tulisan lain untuk tujuan ilustrasi atau memperkuat argumen dalam
tulisan sendiri.

 Cara Menulis Kutipan Langsung


Dalam menuliskan Tentunya menuliskan kutipan langsung dan tidak langsung
berbeda. Berikut ini beberapa langkah kutipan langsung yang bisa diterapkan:
a. Jarak Spasi
Beri jarak spasi selebar 2,5 spasi antara teks asli dan teks kutipan. Cara ini bisa
dipakai apabila kutipan yang diambil berjumlah 4 baris atau lebih. Perlu
diperhatikan posisi teks kutipan harus berada di bawah teks asli yang Anda tulis
sendiri. Kutipan boleh ditulis dengan menggunakan tanda petik ataupun tidak.
Selain itu di dalam teks asli Anda juga perlu menuliskan format nama
penulis.Cara ini dilakukan bila kutipan yang diambil berjumlah 4 baris atau lebih.
Teks kutipan mesti berada di bawah teks asli yang kita tulis sendiri. Kutipan boleh
ditulis dengan menggunakan tanda petik ataupun tidak. Selain itu, di dalam teks
asli, kita mesti menuliskan format nama penulis (tahun terbit: halaman buku).

Contoh: Seorang mahasiswa aytau peneliti yang hendak melakukan penelitian,


mesti mengetahui terlebih dahulu topik atau tema apa yang hendak dibahas dalam
penelitian yang dibuat. Menurut Patilima (2013:17) menyatakan sejumlah cara
yang dapat dilakukan untuk menentukan sebuah topik penelitian, yaitu: “Pada
penentuan topik penelitian, pusatkan perhatian dengan menggambarkan secara
ringkas (maind mapping), menyusun judul, dan mempertimbangkan apakah topik
tersebut dapat diteliti. Mahasiswa atau peneliti dapat mengawali dengan
menyusun dua kata, misalnya “penelitian mengenai…” tergantung kepada kita
melanjutka kalimat tersebut.”
b. Menyatukan Teks Asli dan Kutipan
Langkah selanjutnya adalah menyatukan teks asli dan kutipan. Cara ini dilakukan
jika kutipan yang diambil hanya berjumlah dua baris. Caranya juga sama dengan
sebelumnya. Nama penulis yang dikutip, tanggal dan halaman buku yang dikutip
mesti dicantumkan sebelum kutipan.
Contoh: Tombol navigasi sangat penting bagi blog seseorang. Menurut Sya’ban
(2010:197), navigasi adalah “…tombol yang digunakan oleh pembaca blog untuk

RIKY PRASTIO UTOMO_43120010130 9


memudahkan mereka dalam mendapatkan berbagai informasi yang ada pada blog
Anda.”
c. Menghilangkan Beberapa Kutipan dengan Menggunakan Tiga Tanda
Titik (…)
Lain halnya jika Anda ingin mengutip kutipan yang hanya beberapa bagian
kutipan saja. Penggunaan tanda tiga tanda titik inilah solusinya.
Tiga tanda titik tersebut dapat dipakai di awal kutipan, tengah-tengah, maupun
akhir kutipan, tergantung bagian kutipan mana yang dihilangkan.
Contoh: “Tombol navigasi ini biasanya berada di atas header blog atau di bawah
header blog…”
Menggunakan Tanda Titik Satu Baris Penuh
Jika Anda ingin mempersingkat kutipan, Anda bisa menggunakan tanda titik satu
baris penuh. Cara ini dipakai jika kutipan yang seharusnya dua baris, malah kita
kutips satu baris saja.
Adapun baris yang tidak dikutip diganti dengan tanda titik-titik yang panjang
untuk memenuhi baris yang kosong tersebut.

Contoh: “Pada penentuan topik penelitian, pusatkan perhatian dengan


menggambarkan secara ringkas (maind mapping), menyusun judul, dan
mempertimbangkan apakah topik tersebut dapat diteliti. Mahasiswa atau peneliti
dapat mengawali dengan menyusun dua kata, misalnya “penelitian mengenai…”
tergantung kepada kita melanjutkan kalimat tersebut.”
………………………………………………………………………………………
………………………………………………….
Menyisipkan Kurawal [ ] dan/atau Tanda [sic!]
Anda juga dapat menyisipkan kurawal [ ] dan atau tanda [sic!]. Kurawal bisa
digunakan jika penulis ingin menambahkan keterangan pada kutipan yang dipakai.
Sementara tanda [sic!] dipakai jika ada bagian kutipan yang salah, entah itu salah
secara makna maupun secara penulisan.
Contoh: “Pada penentuan topik penelitian, pusatkan perhatian dengan
menggambarkan secara ringkas (maind mapping) [sic!], menyusun judul, dan
mempertimbangkan apakah topik tersebut dapat diteliti [atau tidak]. Mahasiswa
atau peneliti dapat mengawali dengan menyusun dua kata, misalnya “penelitian
mengenai…”[lalu, kalimat seterusnya diteruskan] tergantung kepada kita
melanjutkan kalimat tersebut.”

 Cara Menulis Kutipan Tidak Langsung


Seperti yang dijelaskan di atas bahwa ada perbedaan penulisan antara kutipan
langsung dan tidak langsung. Yang jelas terlihat adalah kutipan tidak langsung
sangatlah sederhana.

RIKY PRASTIO UTOMO_43120010130 10


a. Kutipan Ditulis Ulang Dengan Gaya Bahasa Sendiri
Kutipan tidak langsung merupakan kutipan yang mengambil dari sebuah referensi
yang ditulis oleh penulis karya ilmiah menggunakan gaya bahasa sendiri
berdasarkan pemahamannya sendiri. Pada penulisan kutipan tidak langsung tidak
perlu penggunaan tanda kutip. Adapun kutipan yang telah ditulis ulang tersebut
tidak perlu diberi tanda kutip.
Contoh: Teks Asli:
Tombol navigasi adalah tombol yang digunakan oleh pembaca blog untuk
memudahkan mereka dalam mendapatkan berbagai informasi yang ada pada blog
Anda. (Teks Asli) Teks Kutipan Tidak Langsung:

Tombol navigasi merupakan tombol yang berfungsi untuk mempermudah


pembaca dalam mencari informasi yang dibutuhkan di dalam sebuah blog. (teks
kutipan tidak langsung).
b. Diakhiri Dengan Nomor Kutipan dan Tidak Menggunakan Tanda Petik
Di poin sebelumnya, sudah dijelaskan bahwa kutipan tidak langsung tidak perlu
menggunakan tanda petik di dalam kutipannya. Sebagai gantinya, kutipan tidak
langsung tersebut diganti dengan nomor kutipan yang menerangkan sumber dari
kutipan tidak langsung tersebut.
Contoh: Tombol navigasi merupakan tombol yang berfungsi untuk
mempermudah pembaca dalam mencari informasi yang dibutuhkan di dalam
sebuah blog¹. ¹Wahyu Sya’ban, Build Your Blogger XML Template (Yogyakarta,
Andi:2010), hlm 197.
c. Jarak Spasi
Terkait spasi ada perbedaan jika Anda ingin mengutip kutipan yang kurang dari 4
baris dan kurang dari 4 baris. Jika Anda ingin menuliskan kutipan lebih dari 4
baris, Anda bisa memberikan jarak spasi 2,5. Jarak antar kutipan adalah satu spasi
dan tidak boleh dimiringkan.
Kutipan boleh menggunakan tanda petik atau tidak. Tak lupa sumber kutipan juga
harus ditulis dengan format nama penulis (tahun terbit:halaman buku).
Contoh: Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh yang bersifat kompleks,
abstrak dan luas. Raymond Williams dalam Keywords (1976:97) mengemukakan:
“Penggunaan istilah kebudayaan yang banyak dipakai dewasa ini. Pertama,
mengenai perkembangan intelektual, spiritual dan estetik individu, kelompok atau
masyarakat.
Kedua, menangkap sejumlah aktivitas intelektual dan artistik seta produk-
produknya (film, kesenian, dan teater).
Ketiga, mengenai seluruh cara hidup, aktivitas, kepercayaan, dan kebiasaan
seseorang, kelompok atau masyarakat.”

RIKY PRASTIO UTOMO_43120010130 11


Sementara jika Anda ingin mengutip kutipan kurang dari 4 baris maka kutipan
harus ditulis dalam satu paragraf. Kemudian Anda bisa menggunakan tanda petik
(“…”) untuk membedakan kutipan dengan teks. Untuk jarak dengan teks adalah 2
spasi. Sama dengan di atas, jangan lupa sertakan identitas pengarang, tahun terbit,
dan halaman.
Contoh: Kelompok adalah sekumpulan manusia yang merupakan kesatuan dan
memiliki identitas, dimana identitas tersebut dapat berupa adat istiadat dan sistem
norma yang mengatur pola interaksi masyarakat manusia yang hidup di dalam
masyarakat.
Selain itu pengertian kelompok menurut Homans (1950:76) mengatakan bahwa
“kelompok merupakan sejumlah individu yang berkomunikasi satu dengan
lainnya dalam jangka waktu tertentu yang jumlahnya tidak terlalu banyak,
sehingga hal tersebut memberikan kesempatan bagi semua anggota untuk
berkomunikasi secara langsung”.
d. Kutipan dengan Beberapa Pengarang
Dalam menuliskan beberapa kutipan memang harus memncatumkan pengarang.
Ada perbedaand alam pencantuman pengarang, apalagi jika lebih dari satu. Jika
menggunakan referensi yang ditulis beberapa pengarang, maka kutipan ditulis
dalam format nama-nama pengarang, tahun terbit buku, dan letak halaman yang
ditulis dalam satu kurungan.
Tanda titik koma “;” memisahkan setiap nama pengarang. Contoh : …dalam
pembangunan ekonomi (Rahman, 1997 : 8; Anwar, 1979 : 10; Wirawan,
1989:12). Lain halnya ketika Anda mengutip hanya dengan 2 Pengarang. Kutipan
dengan format nama akhir dari kedua pengarang. Jika lebih dari dua, maka Anda
bisa menggunakan kata “dkk”.
Contoh : Kuisioner adalah suatu daftar yang berisi rangkaian pertanyaan tentang
suatu hal (Sumardjan dan Koentjaraningrat, 1967:63). Dalam penulisan nama
pengarang perlu diperhatikan letak tulisan.
Kutipan dengan nama pengarang ditulis sesudah kutipan. Untuk menuliskan
kutipan tidak langsung, buat kalimat pengantar yang sesuai dengan topik kutipan
yang Anda ambil. Kemudian tulis nama akhir pengarang, tahun terbit, titik dua
dan nomor halaman di dalam kurung.
Contoh : Lebih tegas lagi, dikatakan bahwa amoniak dikirimkan secara kontinu
untuk memenuhi keperluan PT. Petro Kimia, dan diekspor ke Filipina, India,
Thailand, Korsel, dan Jepang (Subandi, 1987:40).

RIKY PRASTIO UTOMO_43120010130 12


NOMOR 7
Jelaskan apa yang dimaksud dengan catatan kaki (footnote), Tuliskan bagaimana
cara menuliskan catatan kaki yang merupakan rujukan atau data pustaka!

➔ Jawabannya

Catatan kaki adalah keterangan atas teks karangan yang ditempatkan pada kaki halaman
karangan yang bersangkutan (Keraf, 1994: 193). Catatan kaki dapat berupa rujukan bahan
penulisan yang dijadikan sumber dan dapat pula berupa keterangan tambahan. Catatan
kaki (footnote) merupakan daftar keterangan khusus yang ditempatkan pada bagian
bawah, disetiap lembar atau pada akhir bab keterangan ilmiah. Biasa digunakan untuk
memberikan keterangan dan juga komentar, catatan kaki (footnote) juga berfungsi
sebagai sarana menerangkan sumber kutipan atau sebagai pedoman dalam penulisan
daftar bacaan.
Jika dijelasakan apa itu catatan kaki (footnote), mungkin bisa disebuth sebagai
keterangan yang menjelaskan terkait dengan sumber kutipan diambil. Dengan
memberikan sumber kutipan tersebut dapat menjelaskan kepada pembaca terkait
informasi atau pedoman bagi pembaca terkait informasi lanjutan dari kutipan yang
diambil.
Tata cara menuliskan catatan kaki yang merupakan rujukan atau data
Pustaka, adalah sebagai berikut :
 Penulisan catatan kaki mencantumkan unsur: nama pengarang, judul
buku/makalah, identitas penerbitan (kota, penerbit, tahun terbit), dan halaman
rujukan.
 Nama pengarang ditulis sesuai aslinya tanpa menggunakan gelar (akademik
ataupun non-akademik).
 Pengarang dengan jumlah 1 – 3 orang, ditulis semua nama mereka dengan lengkap.
Sedangkan pengarang dengan jumlah 4 orang atau lebih, cukup ditulis nama
pertama dan ditambahkan dengan dkk (dan kawan-kawan).
 Judul buku ditulis dengan huruf italic atau cetak miring. Jika menggunakan mesin
ketik biasa (bukan komputer), maka diberi garis bawah.
 Jika rujukan bukan berbentuk buku tetapi makalah, maka judul ditulis dalam tanda
petik dua (“ … “) dan tanpa cetak miring atau garis bawah.
 Identitas penerbitan ditulis dalam tanda kurung “( … )” dengan urutan kota terbit,
penerbit, dan tahun terbit. Antara kota terbit dan penerbit dipisahkan oleh tanda

RIKY PRASTIO UTOMO_43120010130 13


titik dua (:). Sedangkan antara penerbit dan tahun terbit dipisahkan oleh tanda
koma (,).
 Penulisan halaman diawali dengan akronim “hlm.” Atau “h.” lalu dikuti dengan
nomor halaman. Jika halaman rujukan memiliki interval, maka diikuti dengan
tanda pisah atau garis sambung ( – ).
 Setiap unsur catatan kaki dipisahkan oleh tanda koma lalu penulisannya diakhiri
dengan tanda titik.

RIKY PRASTIO UTOMO_43120010130 14


NOMOR 8
Apa yang dimaksud dengan “Daftar Pustaka”? Jelaskan tata cara penulisan daftar
pustaka!

➔ Jawabannya

Daftar pustaka atau bibliografi adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel-
artikel dan bahan-bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai pertalian dengan sebuah
karangan yang tengah digarap. Bagi seorang calon sarjana atau seorang cendekiawan,
daftar pustaka merupakan hal yang sangat penting. Daftar pustaka adalah sebuah halaman
yang dapat dibilang ialah halaman yang wajib ketika membuat buku atau karya tulis,
hampir semua karya tulis selalu mencatumkan daftar pustaka diakhir karangannya, hal ini
dibuat untuk mempermudah pembaca yang ingin meninjau lebih jauh tentang apa yang
sudah ditulis, selain itu bisa juga sebagai acuan untuk melakukan pengecakan apakah
sudah sesuai dengan buku yang tertera dalam daftar pustaka.
Tata Cara penulisan Daftar Pustaka, adalah sebagai berikut :
Tata Cara penulisan daftar pustaka adalah sebagai berikut :
 Nama pengarang (susunan: nama belakang, koma, nama pertama), titik,
 Tahun penerbitan, titik,
 Judul karangan, buku, jurnal, majalah, kumpulan esai, titik,
 Nama kota, titik dua,
 Nama penerbit, titik.
a. Nama penulis
Tulis nama belakang penulis lebih dahulu baru disusul dengan tanda koma dan
inisial nama depannya. Jika di dalam buku terdapat gelar-gelar penulis, maka gelar-gelar
tersebut tidak perlu ditulis di dalam daftar pustaka.
Contoh :
Prastio, Riky.
Jika ada dua atau lebih nama penulis yang tercantum di sumber acuan, hanya
nama penulis pertama yang dibalik, sisanya tidak perlu. Jangan lupa untuk menambahkan
‘dan’ di antara pengarang kedua dan ketiga.
Contoh: Prastio, Riky dan Dandi Irfan.
Prastio, Riky. Aris Fachrudin, dan Dandi Irfan.
Jika penulis buku acuan yang kamu gunakan lebih dari tiga penulis, maka tulis
nama pengarang pertama dengan dibalik, dan ditambah ‘dkk’ (dan kawan-kawan).
Contoh: Prastio, Riky dkk.

RIKY PRASTIO UTOMO_43120010130 15


b. Tahun terbit
Setelah menuliskan nama penulis, tuliskan tahun terbit buku yang kamu jadikan sebagai
acuan, diikuti dengan tanda buka kurung dan tutup kurung. Contoh: Hirata, Andrea.
(2006).
c. Judul buku
Setelah menuliskan nama penulis dan tahun terbit, tuliskan judul buku yang dipakai. Perlu
diingat untuk menuliskan dengan tulisan miring atau italic.
Contoh: Hirata, Andrea. (2006). Sang Pemimpi.
Kemudian adanya Contoh tata cara penulisan daftar pustaka, dibawah ini adalah
sebagai berikut :

Arifin, E. Zaenal dan S. Amran Tasai. 2000. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta:
Akademika Presindo.
Darma, Yoce Aliah dan E. Kosasih. 2009. Menulis Surat Dinas Lengkap. Bandung:
Yrama Widya.
Sukardi, Dewa Ketut. 2000. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan
Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

RIKY PRASTIO UTOMO_43120010130 16

Anda mungkin juga menyukai