Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS KASUS PERUSAHAAN MASKAPAI GARUDA INDONESIA

YANG TERANCAM KEBANGKRUTAN

Makalah Ilmiah
Diajukan untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Kewarganegaraan
Semester Genap Tahun akademik 2020/2021

Disusun Oleh :
Nama : Riky Prastio Utomo
NIM : 43120010130

Dosen Pengajar :
Muhammad Fazlurahman Anshar, S.Kom.i, M.A

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
“Analisis Kasus Perusahaan Maskapai Garuda Indonesia Yang Terancam Kebangkrtutan”
Makalah ini ditulis untuk memenuhi salah satu Tugas mata kuliah Kewarganegaraan pada
Universitas Mercu Buana Jakarta Semester Genap Tahun Akadermik 2020/2021.

Pada kesempatan yang baik ini, izinkanlah penulis menyampaikan rasa hormat dan
ucapan terima kasih kepada semua pihak yang dengan tulus ikhlas telah memberikan bantuan
dan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, terutama kepada:

1. Allah SWT, yang telah memberikan petunjuk, kekuatan, kesabaran serta keteguhan
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas penelitian ini dengan baik tanpa
melalai kan perintah-NYA
2. Muhammad Fazlurahman Anshar, S.Kom.i, M.A, Selaku Dosen Mata Kuliah
Kewarganegaraan Universitas Mercu Buana.
3. Bapak Sholechan dan Ibu Tuniah, Selaku Kedua Orang Tua.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan baik bentuk, isi,
maupun teknik penyajiannya. Oleh sebab itu, kritikan yang bersifat membangun dari berbagai
pihak penulis terima dengan tangan terbuka dan sangat diharapkan. Semoga kehadiran
makalah ini memenuhi sasarannya.

Jakarta, 09 Juni 2021

Penulis

Riky Prastio Utomo

K E W A R G A N E G A R A A N | ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii

BAB I
PENDAHULUAN 4
A. Kasus Perusahaan Maskapai Garuda Indonesia 4
B. Rumusan Masalah 6
C. Tujuan 6

BAB II
PEMBAHASAN 7
A. Permasalahan Maskapai Garuda Indonesia 7
1. Hutang dan Rugi Tinggi Perusahaan 7
2. Digugat Lessor 8
B. Upaya Penyelamatan Garuda Indonesia 8
1. Pemerintah Terus Mendukung dengan Memberikan Pinjaman atau
Suntikan Ekuitas 8
2. Menggunakan Hukum Perlindungan Kebangkrutan Untuk
Merestrukturisasi Garuda Indonesia 8
3. Merestrukturisasi Garuda Indonesia dan Mendirikan Perusahaan Maskapai
Nasional Baru 9
4. Garuda Indonesia dilikuidasi dan sektor swasta dibiarkan mengisi
kekosongan. 9

BAB III
PENUTUP 10
A. Kesimpulan 10
DAFTAR PUSTAKA 11

K E W A R G A N E G A R A A N | iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Kasus Perusahaan Maskapai Garuda Indonesia


Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menuturkan PT Garuda Indonesia
(Persero) Tbk terancam mengalami kebangkrutan apabila proses restrukturisasi utang
perseroan kepada kreditur gagal. Saat ini, utang maskapai pelat merah itu mencapai
US$4,5 miliar setara Rp70 triliun.

Gambar 1.1 : Maskapai Pesawat Garuda Indonesia

"Memang ada risiko apabila dalam restrukturisasi ada kreditur tidak menyetujui atau
akhirnya banyak tuntutan-tuntutan legal terhadap Garuda, bisa terjadi tidak mencapai
kuorum dan akhirnya bisa terjadi akan menuju kebangkrutan. Ini yang kami hindari
sebisa mungkin dalam proses legalnya, karena harapannya akan ada kesepakatan dari
seluruh kreditur untuk menyepakati restrukturisasi Garuda," ujarnya dalam rapat
bersama Komisi VI DPR, Kamis (3/6).

Tiko, sapaan akrabnya, mengakui restrukturisasi utang Garuda Indonesia bukan


perkara mudah lantaran membutuhkan negosiasi dan proses hukum kompleks.
Pasalnya, mayoritas utang Garuda Indonesia adalah kepada pemberi sewa (lessor)
pesawat luar negeri dan pemegang surat utang syariah atau sukuk internasional.

Saat ini, lanjutnya, Kementerian BUMN sebagai pemegang saham mayoritas tengah
dalam proses menyusun skema restrukturisasi dan menunjuk konsultan hukum guna
mengawal proses legal. Dalam hal ini, Kementerian BUMN telah berkoordinasi

K E W A R G A N E G A R A A N | iv
dengan manajemen Garuda Indonesia, pemegang saham minoritas, hingga
Kementerian Keuangan.

"Ini melibatkan lessor dan peminjam dalam bentuk global sukuk bond yang dimiliki
oleh pemegang sukuk dari middle east. Sehingga, mau tidak mau kalau kami
melakukan renegosiasi internasional harus melalui proses legal internasional, tidak
bisa hanya di Indonesia, karena justru mayoritas utang Garuda adalah kepada lessor
dan pemegang sukuk internasional," imbuhnya.

Proses restrukturisasi sendiri akan dibarengi dengan moratorium pembayaran utang


karena kas perseroan semakin menipis. Targetnya, program moratorium bisa
dilaksanakan dalam waktu dekat.

Ia menuturkan dalam sebulan Garuda Indonesia bisa merugi US$100 juta atau sekitar
Rp1,4 triliun. Kondisi tersebut disebabkan biaya operasional maskapai itu mencapai
US$150 juta, namun pendapatannya hanya US$50 juta.

"Jadi setiap bulan rugi US$100 juta. Memang tidak mungkin kami lanjutkan dalam
kondisi yang sekarang," tuturnya.

Harapannya, lewat restrukturisasi itu perseroan bisa menurunkan biaya operasional


hingga 50 persen. Sementara itu, program restrukturisasi sendiri ditargetkan selesai
dalam kurun waktu 270 setelah moratorium pembayaran utang.

"Diharapkan dalam waktu 270 hari setelah moratorium, kami bisa menyelesaikan
restrukturisasi ini," ucapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri BUMN Erick Thohir meyakini bahwa
masalah terbesar Garuda Indonesia adalah beban kepada lessor yang mencapai 36
pihak. Oleh sebab itu, Kementerian BUMN berencana memetakan ulang lessor.

"Ada 36 lessor yang memang harus kami petakan ulang, mana lessor yang sudah
masuk kategori dan kerja sama pada kasus yang sudah dibuktikan koruptif, itu yang
pasti kami akan standstill (moratorium) bahkan negosiasi keras," ucapnya.

Sedangkan, untuk lessor yang tidak bermasalah ia menuturkan pemegang saham akan
mendorong Garuda Indonesia untuk melakukan negosiasi. Sebab, beban pembayaran
kepada para lessor tersebut dirasa berat pada masa pandemi covid-19 saat ini. "Beban

KEWARGANEGARAAN |v
kedua terberat yaitu memang kami harus berani mengubah bisnis model tidak hanya
Garuda tapi banyak perusahaan BUMN pasca covid-19," ucapnya.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan di bahas pada makalah analisis ini yaitu
a. Penyebab Maskapai Garuda Indonesia’Mengalami Kebangkrutan
b. Upaya yang dilakukan guna membangkitkan Maskapai Garuda Indonesia

C. Tujuan
Adapun tujuan yang dari makalah analisi ini yaitu
a. Mengetahui dan memahami masalah yang di hadapi Maskapai Garuda Indonesia
b. Mengetahui upaya apa yang dapat dilakukan guna membangkitkan Maskapai
Garuda Indonesia

K E W A R G A N E G A R A A N | vi
BAB II

ANALISA

Dari informasi berita yang terlampir. Memang benar saat ini maskapai Garuda Indonesia
tengah terancam Kebangkrutan. Maka dari itu, saya akan Analisa kasus Maskapai Garuda
Indonesia ini. Analisanya sebagai berikut,

A. Permasalahan Maskapai Garuda Indonesia

Masalah yang dialami oleh Maskapai Garuda Indonesia saat ini yaitu sebagai berikut:

1. Hutang dan Rugi Besar Perusahaan

Garuda Indonesia tercatat memiliki utang 4,9 miliar dolar AS atau setara Rp 70
triliun. Angka tersebut meningkat sekitar Rp 1 triliun setiap bulan karena terus
menunda pembayaran kepada pemasok. Perusahaan memiliki arus kas negatif dan
utang minus Rp 41 triliun. Tumpukan utang tersebut disebabkan pendapatan
perusahaan yang tidak bisa menutupi pengeluaran operasional.

Berdasarkan pendapatan Mei 2021 Garuda Indonesia hanya memperoleh sekitar 56


juta dolar AS dan pada saat bersamaan masih harus membayar sewa pesawat 56 juta
dolar AS, perawatan pesawat 20 juta dolar AS, bahan bakar avtur 20 juta dolar AS,
dan gaji pegawai 20 juta dolar AS.

Sementara jika berdasarkan data laporan keuangan terakhir yang dirilis Garuda
Indonesia pada kuartal III 2020, BUMN penerbangan itu mempunyai utang sebesar
Rp 98,79 triliun yang terdiri dari utang jangka pendek Rp 32,51 triliun dan utang
jangka panjang sebesar Rp 66,28 triliun.

Sebelum pandemi Covid-19, perseroan sempat membukukan keuntungan hampir


mencapai Rp 100 miliar pada 2019. Namun, pandemi yang melanda Indonesia pada
awal 2020 hingga sekarang telah memukul keuangan perusahaan. Pada kuartal III
2019, Garuda Indonesia membukukan laba bersih sebanyak Rp 1,73 triliun, lalu
merugi hingga Rp 15,19 triliun pada kuartal III 2020 akibat dampak pandemi.

Pendapatan Garuda Indonesia tercatat turun dari awalnya Rp 50,26 triliun pada
kuartal III 2019 menjadi hanya Rp 16,04 triliun pada kuartal III 2020. Perseroan

K E W A R G A N E G A R A A N | vii
lantas menawarkan program pensiun dini untuk para karyawan hingga 19 Juni 2021
mendatang demi menyelamatkan keuangan perusahaan yang tertekan akibat rugi dan
utang. Sejauh ini, sudah ada lebih dari 100 karyawan yang mengajukan pensiun dini.

2. Diguguat Lessor

Garuda Indonesia sendiri beberapa kali digugat oleh pihak penyewa pesawat (lessor),
karena dinilai belum sepenuhnya menjalani kewajibannya atau dugaan wanprestasi.
Melalui keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), maskapai penerbangan
pelat merah tersebut menjelaskan tengah dalam jalur negosiasi dengan pihak lessor,
tanpa melewati pengadilan.

B. Upaya Penyelamatan Garuda Indonesia

Baru-baru ini, tersebar dokumen tentang empat opsi penanganan Garuda Indonesia yang
tengah dikaji oleh Kementerian BUMN yang tersebar di kalangan media. Opsi tersebut
didapat dari hasil tolak ukur (benchmarking) dengan yang dilakukan oleh pemerintah di
negara-negara lainnya.

1. Pemerintah Terus Mendukung dengan Memberikan Pinjaman atau Suntikan


Ekuitas

Hal ini berkaca dari kasus pada Singapore Airlines asal Singapura, Cathay Pacific asal
Hong Kong, dan Air China Airlines asal China. Namun catatan dalam opsi adalah
berpotensi meninggalkan Garuda Indonesia dengan utang warisan yang besar yang
akan membuat situasi menantang bagi perusahaan di masa depan.

2. Menggunakan Hukum Perlindungan Kebangkrutan Untuk Merestrukturisasi


Garuda Indonesia

Hal ini dilakukan dengan menggunakan legal bankruptcy process untuk


merestrukturisasi kewajiban mencakup utang, sewa, dan kontrak kerja. Pilihan
yurisdiksi yang akan digunakan dalam opsi ini yakni U.S. Chapter 11 yang
merupakan Undang-Undang Kepailitan Amerika Serikat, maupun yurisdiksi
kepailitan negara lain. Selain itu, mempertimbangkan opsi pengajuan Penundaan
kewajiban pembayaran utang (PKPU). Opsi ini merujuk pada contoh kasus Thai
Airways International dan Malaysia Airlines. Namun catatannya yakni masih belum

K E W A R G A N E G A R A A N | viii
jelas apakah undang-undang kepalilitan Indonesia mengizinkan restrukturisasi. Lalu
opsi ini juga berisiko restrukturisasi berhasil memperbaiki sebagian masalah (debt,
lease), tetapi tidak memperbaiki masalah yang mendasarinya (culture, legacy).

3. Merestrukturisasi Garuda Indonesia dan Mendirikan Perusahaan Maskapai


Nasional Baru

Opsi ini mencontoh dari kasus yang terjadi pada Sabena Airlines asal Belgia dan
Swissair asal Swiss. Nantinya Garuda Indonesia akan dibiarkan melalui
restrukturisasi, namun di saat bersamaan mulai didirikan perusahaan maskapai
penerbangan domestik baru. Maskapai baru ini akan mengambil alih sebagian besar
rute domestik Garuda Indonesia dan menjadi national carrier di pasar domestik. Opsi
ini dimaksudkan untuk tetap menjaga Indonesia memiliki national flag carrier, tetapi
tentu perlu eksplorasi lebih lanjut. Adapun estimasi modal yang dibutuhkan untuk
pembuatan maskapai baru ini mencapai 1,2 miliar dollar AS.

4. Garuda Indonesia dilikuidasi dan sektor swasta dibiarkan mengisi kekosongan.

Lewat opsi melikuidasi Garuda Indonesia, maka pemerintah akan mendorong sektor
swasta untuk meningkarkan layanan udara, misalnya dengan pajak bandara atau
subsidi rute yang lebih rendah. Opsi ini mencontoh dari kasus yang terjadi pada Varig
Airlines asal Brasil dan Malev Hungarian Airlines asal Hongaria. Namun catatan pada
opsi ini adalah artinya Indonesia tidak lagi memiliki national flag carrier.

K E W A R G A N E G A R A A N | ix
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ketegasan dan kecepatan tindakan pemerintah perlu dilakukan untuk menyelamatkan


Garuda Indonesia dari bayang bayang kebangkrutan yang hampir menyentuh dan
menyerat Garuda Indonesia sebagai maskapai Nasional. Dengan menganalisis
masalah yang merupakan penyakit diawal seharudnya cepat diputus dengan mengusut
kasus korupsi yang dilakukan Lesson agar kerugian tidak membengkak tanpa sebab.
Kemudian perbaikan manajemen oprasional yang buruk perlu dilakukan dengan
memutus dan membatasi jenis agar manajemennya membaik. Kemudian mengikuti
jejak tahi Airways yang memutus rute merugi dan segera memutus kerugian perbulan
juga membuat keputusan lainnya. Kebijakan Retrukturisasi dipilih oleh pihak
pemerintah untuk memutus kerugian dan segera melakukan perbaikan.

KEWARGANEGARAAN |x
DAFTAR PUSTAKA

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20210602062302-92-649239/urgensi-
penyelamatan-garuda-indonesia-dari-ujung-tanduk

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20191212112939-92-456299/garuda-
indonesia-bumn-yang-terlalu-lama-dimanja-negara

https://money.kompas.com/read/2021/06/09/223600826/biang-kerok-garuda-rugi-
sewa-pesawat-lebih-mahal-dari-maskapai-lain?page=all

K E W A R G A N E G A R A A N | xi
K E W A R G A N E G A R A A N | xii

Anda mungkin juga menyukai