Anda di halaman 1dari 7

ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS PASIEN DENGAN PERDARAHAN

SALURAN CERNA AKUT DAN PANKREATITIS AKUT

BETTY ELISABET GULTOM 1733057

20-09-2020

ABSTRAK
Perdarahan gastrointestinal akut merupakan kedaruratan medis yang sering
terjadi dan berpotensi mematikan pada pasien yang dirawat di ruang ICU.
Perdarahan gastrointestinal akut dibagi menjadi perdarahan gastrointestinal atas
dan perdarahan gastrointestinal bawah. Penyebab pasien yang mengalami
perdarahan gastrointestinal atas memiliki gambaran klinis yang sesuai dengan
jumlah perdarahan. Pasien yang memiliki perdarahan yang minimal dapat terlihat
anemia dan tidak ada gejala yang lebih parah, sedangkan pasien yang memiliki
perdarahan yang cepat dan hebat dapat memperlihatkan tanda dan gejala syok.
Pankreatitis akut adalah inflamasi pankreas akut yang mengenai jaringan
sekitarnya. Pankreatitis akut bisa ringan ataupun berat.
Konsep perdarahan saluran cerna akut
Perdarahan gastrointestinal akut merupakan kedaruratan medis yang sering
terjadi dan berpotensi mematikan pada pasien yang dirawat di ruang ICU.
Perdarahan gastrointestinal akut dibagi menjadi dua yaitu perdarahan
gastrointestinal atas dan perdarahan gastrointestinal bawah. perdarahan
gastrointestinal atas bersumber dari esofagus, abdomen, atau duodenum
sedangkan perdarahan gastrointestinal bawah bersumber dari yeyunum, ileum,
kolon atau rektum (Morton et al., 2012, p. 1197).
Etiologi
Perdarahan gastrointestinal atas :
1. Dari esofagus
a. Varises
b. Esofagitis
c. Ulkus
d. Tumor
e. Lessy mllory-weiss (laserasi yang terjadi pada esofagus distal pada taus
gastroesofagus dan pada kardia lambung)
2. Dari lambung
a. Ulkus peptikum
b. Gastritis
c. Tumor
d. Angiodisplasia
e. Lesi dieulafory (malformasi vaskular pada arteri submukosa yang besar,
abnormal yang letaknya sangat dekat dengan mukosa).
3. Dari duodenum
a. Ulkus peptikum
b. Angiodisplasia
c. Penyakit crhon
d. Difertikulum meckel
Perdarahan gastrointestinal bawah :
a. Tumor maligna
b. Polip
c. Kolitis ulseratif
d. Penyakit Crhon
e. Kolitis iskemik
f. Kolitis infeksius
g. Angiodisplasia ( vena submukosa yang melebar dan berkelok-kelok,
hubungan arteriovenosa kecil, atau pelebaran atrteri)
h. Diventikulosis (penonjolan seperti kantong pada dinding kolon yang
biasanya terjadi pada titik tembus arteri kedinding usus.
i. Hemoroid
j. Perdarahan gastrointestinal atas masif.
Asuhan keperawatan perdarahan pencernaan akut
Pengkajian
Riwayat :
Pada riwayat medis pada pembedahan abdomen yang perlu dikaji yakni:
a. Serangan perdarahan sebelumnya
Seperti penyakit ulkus peptikum, penyakit radang usus, penyebaran ke
abdomen atau pelvis atau penyakit kardiopulmoner ginjal atau hati.
b. Pengetahuan tentang pengobatan pasien saat ini dan adanya beberapa alergi
c. Riwayat gejala yang berhubungan , tenesmus, penurunan berat badan,
perubahan kebiasaan defekasi, dan warna serta konsistensinya, feses harus
dikaji.
d. Usia pasien juga harus dikaji karena risiko perdarahan akibat divertikulus
dan angiodisplasia meningkat seiring bertambahnya usia.
Intervensi
a. Pertahankan kepatenan jalan nafas, tinggikan kepala tempat tidur
b. Berikan terapi oksigen untuk menangani hipoksia yang dapat menyebabkan
penurunan kadar hemoglobin.
c. Pantau oksimetri nadi
d. Beri pengobatan anti sekret untuk menurunkan sekresi asam lambung
e. Pertahankan keakuratan asupan dan haluaran setiap 1 sampai 2 jam.
f. Lakukan perawatan mulut sesuai kebutuhan
g. Jelaskan semua prosedur kepada pasien
h. Siapkan pasien untuk prosedur diagnostik dan intervensi teraupetik
i. Anjurkan untuk berhenti merokok dan minum alkohol
Konsep pankreatitis akut
Pankreatitis adalah suatu radang pankreas yang menyebabkan perubahan
seluler yang bersifat merusak. Pancreatitis akut melibatkan autodigestion
pankreas oleh pengembangan dan enzim pankreas fibrosis. Kendali glukosa darah
mungkin dipengaruhi oleh perubahan pada pankreas (Digiulio and Jackson, 2007,
p. 322).
Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan pankreatitis akut, tetapi yang paling
sering ditemukan adalah alkoholisme, gangguan traktus bilier, kolelitiasis, dan
kolesistitis (Baradero, Dayrid and Siswadi, 2008, p. 77).
Etiologi Pankreatitis Akut
Adapun etiologi pankreatitis akut menurut (Morton et al., 2012, p. 1217)
adalah sebagai berikut:
a. Batu empedu dan konsumsi alkohol yang berlebihan dapat menyebabkn 70
% hingga 80% bisa menyebabkan terjadinya pankreatitis akut
b. Pankreatitis batu empedu lebih sering terjadi pada wanita dan pankreatitis
alkoholik lebih sering terjadi pada laki-laki.
c. Pankreatitis akut sering diikuti dengan episode ingesti banyak minum dan
makan
d. Proses infeksi seperti parotitis, stafilokokus, demam scarlet, dan infeksi
virus.
e. Hiperkalsemia
f. Idiopatik
g. Trauma abdomen
Sedangkan menurut (Griffiths, 2015, p. 380) penyebab tersering pankreatitis
akut adalah sebagai berikut:
a. Batu empedu
b. Infeksi
c. Trauma
d. Obat-obatan seperti ( azatioprin, natrium valproat, diuretik)
e. Hipotermia
f. Hiperkalsemia
g. Hiperlipidemia
Tanda dan gejala
a. Rasa sakit epigastric karena inflamasi dan peregangan pembuluh pankreas
b. Sakit abdominal baring dapat menyebar ke punggung atau bahu kiri
c. Pasien dalam posisi lutut didada untuk kenyamanan, mengurangi tekanan
pada abdomen
d. Mual dan muntah
e. Perubahan warna abu kebiruan pada area panggul (tanda turner)
f. Ascites
g. Berat badan turun
h. Gula darah naik
i. Lelah.
Interpretasi hasil tes
a. Serum amilase naik
b. Serum lipase naik
c. Jumlah sel darah putih (WBC) naik karena radang
d. Kolestrol naik
e. Glukosa naik karena efek labil pada kontrol glukosa
f. Bilirubin naik
g. CT scan menunjukkan radang
h. Sinal x dada mungkin menunjukkan pleural.
Diagnosis keperawatan pankreatitis akut
Diagnosis pankreatitis akut ditegakkan jika terdapat dua dari tiga kriteria berikut :
a. Nyeri perut bagian atas mendadak
b. Peningkatan amilase atau lipase lebih dari tiga kali batas atas nilai normal
c. Gambaran pankreatitis akut berdasarkan pencitraan radiologi seperti
ultrasonografi (USG) abdomen, Computed Tomography (CT) scan
abdomen, ataupun magnetic resonance imaging (MRI).
Intervensi keperawatan
a. Nilai tanda-tanda vital untuk naiknya temperatur, denyut nadi dan perubahan
tekanan darah.
b. Nilai level rasa sakit
c. Monitor asupan dan pengeluaran
d. Nilai abdomen untuk suara usus, kelembekan, massa, ascites
e. Monitor glukosa darah dengan stik jari
f. Nilai suara paru-paru pada keseimbangan bilateral
g. Perawatan oral yang sering pada pasien NPO
h. Ajarkan pasien tentang merawat diri seperti contoh: hindari alkohol dan
kafein, makan makanan yang lunak, rendah lemak, tinggi kalori, makan
sedikit tapi sering, manajemen medikasi jadwal efek samping, merencanakan
periode istirahat sampai benar-benar pulih.
DAFTAR PUSTAKA

Baradero, M., Dayrid, M. W. and Siswadi, Y. (2008) Klien Gangguan Hati : Seri
Asuhan Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Digiulio, M. and Jackson, D. (2007) Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta:
Perpustakaan Nasional : Katalok Dalam Tabitan (KDT).
Griffiths (2015) Sistem Gastrointestinal, Hepatobilier dan Pankreas. Singapore:
Elsevier.
Morton, P. G. et al. (2012) Keperawatan Kritis Pendekatan Asuhan Holistik.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai