Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL

TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK


STIMULASI PERSEPSI HALUSINASI

Disusun oleh :

NAMA NIM
KASMAWATI BAKHRI 17111024110054
KIRANTI AYU SAFITRI 17111024110055
MELATI 17111024110061
MOCHAMMAD ARIF 17111024110062
YUDHIANTORO
MONICA MELINIA. F 17111024110063
MUHAMMAD 17111024110064
MUHAMMAD ARIEF CHOESAERI 17111024110065

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR

FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN FARMASI

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

2020

1
Kata Pengantar

Puji syukur atas kehadirat Allah swt atas segala limpahan rahmat serta
hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul”
Terai Aktivitas Kelompok “stimulasi persepsi halusinasi” tepat pada
waktunya. Tak lupa sholawat serta salam senantiasa kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW, sehingga dapat berada di zaman terang benderang
ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, tetapi
kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Kami berharap makalh ini dapat memberikan pengaruh yang baik
untuk pembaca.Kami menyadarai bahwa makalah ini tidak luput dari
kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca
sangat kami harapkan demi penyempurnaan dan perbaikan makalah

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Program terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu asuhan


keperawatan dengan gangguan jiwa tidak hanya difokuskan pada aspek
psikologis, fisik, dan sosial tetapi juga kognitif. Ada beberapa terapi
modalitas yang dapat diterapkan salah satunya adalah terapi Aktivitas
Kelompok Stimulasi Persepsi.
Terapi Aktivitas Kelompok : merupakan suatu rangkaian kegiatan
yang sangat penting dilakukan untuk membantu dan memfasilitasi klien
isolasi sosial untuk mampu bersosialisasi secara bertahap melalui tujuh
sesi untuk melatih kemampuan sosialisasi klien. Ketujuh sesi tersebut
diarahkan pada tujuan khusus TAKS, yaitu : kemampuan
memperkenalkan diri, kemampuan berkenalan, kemampuan bercakap-
cakap, kemampuan menyampaikan dan membicarakan topik tertentu,
kemampuan menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi,
kemampuan bekerja sama, kemampuan menyampaikan pendapat
tentang manfaat kegiatan TAKS yang telah dilakukan. Langkah-
langkah kegiatan yang dilakukan dalam TAKS yaitu tahap persiapan,
orientasi, tahap kerja dan tahap terminasi dengan menggunakan metode
dinamika kelompok, diskusi atau tanya jawab serta bermain peran atau
stimulasi (Surya, 2012)

Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana klien


mengalami perubahan sensori persepsi, merasakan sensasi palsu berupa
suara, penglihatan, pengecapan, parabaan atau penghiduan. Klien
merasakan stimulus yang sebetul-betulnya tidak ada (Damaiyanti,
2012).

3
Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam
membedakan rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan eksternal
(dunia luar). Klien memberi persepsi atau pendapat tentang lingkungan
tanpa ada objek atau rangsangan yang nyata. Sebagai contoh klien
mengatakan mendengar suara padahal tidak ada orang yang berbicara
(Direja, 2011).

Alasan mengambil pasein Halusinasi, karena sebagian besar diruang


belibis RSJD ATMA HUSADA MAHAKAM pasien mengalamin
(Gangguan PersepsiSensori: Halusinasi)

B. TUJUAN UMUM

 Pasien dapat memahami dan mengendalikan halusinasinya

C. TUJUAN KHUSUS

 Klien mampu mengenal halusinasinya

 Klien mampu mengenal terjadinya halusinasinya

 Klien mampu frekuensi halusinasi

 Klien mampu perasaan bila mengalami halusinansi

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Landasan Teori

Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan sensori persepsi yang


dialami oleh pasien dengan gangguan jiwa. Pasien merasakan sensasi
berupa suara, penglihaan, pengecapan, perabaan, atau penghidupan tanpa
stimulus nyata. (Budi Anna Keliat, 2011)
Halusinasi adalah persepsi yang salah (misalnya tanpa stimulus
eksternal) atau persepsi sensori yang tidak sesuai dengan relitas/kenyataan
seperrti melihat bayangan atau suara-suara yang sebenarnya tidak ada.
Pencerapan tanpa adanya rangsang apapun dari panca indra, dimana orang
tersebut sadar dan dalam keadaan terbangun yang disebabkan oleh
psikotik, gangguan fungsional, organic atau histerik. (Wijayaningsih,
2015)

B. Kriteria dan Proses Seleksi


1.Kriteria klien
a. Klien gangguan orientasi realita (Halusinasi)
b. Klien dengan gangguan orientasi waktu dan tempat yang sudah
dapat berintraksi dengan orang lain.
c. Klien yang koperatif
d. Klien dapat berkomunikasi verbal dengan baik.
e. Klien dengan kondisi fisik dalam keadaan sehat.
f. Klien Mampu mengikuti kgiatan TAK sampai selesai.
g. Jumlah Klien yaitu 5
2. Proses seleksi
a. Mengobservasi klien yang masuk kriteria.

5
b. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
c. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.
d. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi:
menjelaskan tujuan TAK pada klien, rencana kegiatan
kelompok dan aturan main dalam kelompok

C. Pengoganisasian
a. Waktu
 Tanggal : 22 januari 2020
 Hari : Rabu
 Jam : 10:00
 Lama kegiatan : 30 menit

b. Media dan Alat

 Papan nama sejumlah pasien dan terapis dalam TAK.

 Speaker , Instrumen musik

 Formulir/jadwal kegiatan

c. Metode

 Diskusi : Tentang Halusinasi pasien

 Tanya jawab : Tentang Halusinai Pasien

d. Setting Tempat
 Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
 Tempat tenang dan nyaman.

                 
L CL

P F

F P

6
P F P F

Keterangan gambar :

L : Leader O : Observer

CL : Co Leader K : Klien

F : Fasilitator

C. Proses Pelaksanaan

A. Persiapan
1) Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan perubahan
sensori persepsi : halusinasi
2) Membuat kontrak dengan klien
3) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
B. Orientasi
1) Salam terapeutik
a) Salam dari terapis kepada klien
b) Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama)
c) Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan
nama)
2) Evaluasi/ validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
3) Kontrak
a) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan
yaitu mengenal suara-suara yang didengar.
b) Terapis menjelaskan aturan main berikut.
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
meminta izin pada terapis

7
 Lama kegiatan 30 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

C. Tahap kerja
1) Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu mengenal
suara-suara yang didengar (halusinasi) tentang isinya, waktu
terjadinya, situasi terjadinya, dan perasaan klien pada saat terjadi.
2) Terapis meminta klien menceritakan isi halusinasi, kapan
terjadinya, situasi yang membuat terjadi, dan perasaan klien saat
terjadi halusinasi. Mulai dari klien dari sebelah kanan, secara
berurutan sampai semua klien mendapat klien. Hasilnya tulis di
Buku.
3) Beri pujian pada klien yang melakukan dengan baik
4) Simpulkan isi, waktu terjadi, situasi terjadi, dan perasaan klien dari
suara yang biasa didengar

d. Terminasi

1) Evaluasi
 Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
 Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
2) Tindak lanjut
Terapis meminta klien untuk melaporkan isi, waktu, situasi,
dan perasaannya jika terjadi halusinasi kepada perawat.
3) Kontrak yang akan datang
 Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu cara mengontrol
halusinasi dengan menghardik
 Menyepakati waktu 30 menit dan tempat di ruang TAK
Belibis

8
4) Format evaluasi

No Nama klien Menyebut isi Menyebut Menyebut Menyebut


halusinasi waktu terjadi situasi perasaan
halusinasi terjadi saat
(frekuensi,isi halusinasi halusinasi
)
1
2
3
4
5
6

9
TAK STIMULASI PERSEPSI MENGONTROL
HALUSINASI

SESI I : MENGENAL
HALUSINASI

A. Tujuan

1. Klien mengenal halusinasi

2. Klien mengenal waktu terjadinya halusinasi

3. Klien mengenal frekuensi halusinasi dan isi

4. Klien mengenal perassan bila mengalami halusinasi

B. Setting

1. Kelompok berada diruang yang tenang

2. Klien duduk melingkar

C. Alat

1. Papan nama

2. Buku tulis

D. Metode

1. Diskusi

2. Tanya jawab

E. Langkah – langkah kegiatan

1. Persiapan

a. Memilih klien sesuai dengan indikasi yaitu klien


dengan perubahan sensori persepsi; halusinasi
b. Membuat kontrak dengan klien

10
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi

a. Salam terapeutik: terapis mengucapkan salam

b. Evaluasi validasi : terapis menanyakan perasaan peserta


hari
Kontrak :

1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan

2) Terapis menjelaskan aturan main:

a) masing masing klien memperkenalkan diri


nama, nama panggilan
b) jika ada klien yang akan meninggalkan
kelompok, harus meminta izin pada terapis
c) lama kegiatan 45 menit

d) setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai


akhir

3. Kerja

a. Terapis memperkenalkan diri (nama dan nama


panggilan). Terapis meminta klien memperkenalkan
nama dan nama panggilan secara berurutan, dimulai
dari klien yang berada di sebelah kiri terapis, searah
jarum jam.
b. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan
dilaksanakan, yaitu masing-masing klien membagi
pengalaman tentang halusinasi yang mereka alami
dengan menceritakan :
1) Isi halusinasi

2) Waktu terjadinya

11
3) Frekuensi halusinasi

4) Perasaan yang timbul saat mengalami halusinasi.

c. Meminta klien menceritakan halusinasi yang


dialami secara berurutan dimulai dari klien yang
ada di sebelah kiri terapis, seterusnya bergiliran
searah jarum jam.
d. Saat seorang klien menceritakan pengalaman
hausinasi, setelah cerita selesai terapis
mempersilakan klien lain untuk bertanya sebanyak-
banyaknya 3 pertanyaan.
e. Lakukan kegiatan (b) sampai semua klien selesai
mendapat giliran. Setiap kali klien bisa menceritakan
halusinasiny, terapis memberikan

4. Terminasi

a. Evaluasi

1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti


TAK

2) Terapis memberikan pujian atas


keberhasilan anggota kelompok
b. Rencana tindak lanjut

1) Terapis menganjurkan kepada peserta


jika mengalami halusinasi segera
menghubungi perawat atau teman lain .
c. Kontrak yang akan datang

1) Terapis membuat kesepakatan dengan klien


kegiatan TAK berikutnya yaitu belajar
mengontrol halusinasi.
2) Terapis membuat kesepakatan dengan klien

12
waktu dan tempat TAK berikutnya.

F. Evaluasi dan dokumentasi

no Aspek yang dinilai Nama peserta TAK


1 Menyebutkan isi halusinasi
2 Menyebutkan waktu halusinasi
3 Menyebutkan frekuensi

Halusinasi
4 Menyebutkan perasaan bila
halusinasi timbul

Petunjuk dilakukan = 1 tidak dilakukan = 0

13
TAK STIMULASI PERSEPSI MENGONTROL HALUSINASI

SESI II : MENGONTROL HALUSINASI : MENGHARDIK

A. Tujuan

1. Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan


mangatasi halusinansi .
2. Klien dapat memahami dinamika halusinasi.

3. Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi .

4. Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi.

B. Setting

1. Klien duduk melingkar .

2. Kelompok di tempat yang tenang.

C. Alat

1. Papan nama

2. Buku tulis

D. Metode

1. Diskusi

2. Tanya jawab.

3. Stimulasi.

E. Langkah langkah kegiatan

1. Persiapan

a. mempersiapkan alat

b. mempersiapkan tempat pertemuan.

2. Orientasi

a. Salam terapeutik : terapis mengucapkan salam .

14
b. Evaluasi/validasi:

1) Terapis menanyakan perasaan klien hari ini.

2) Terapis menanyakan pengalaman halusinasi yang


telah terjadi

c. Kontrak

1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan

2) Terapis menjelaskan atusan main:


3. Kerja

a) Lama kegiatan 45 menit.

b) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal dan akhir.

c) Jika akan meninggalkan kelompok ,klien harus


meminta izin .

a. Terapis meminta massing masing klien secara berurutan


searah dengan jarum jam menceritakan pa yang
dilakukan jika mangalami halusinasi dan apakah itu bisa
mengatasi halusinasinya.
b. Setiap selasai klien menceritakan pengalamanya,terapis
memberikan pujian dan mengajak peserta lain
memberikan tepuk tangan .
c. Terapis menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan
menghardik halusinasi saat halusinasi muncul .
d. Terapis memperagakan cara menghardik halusinasi

e. Terapis meminta masing masing klien memperagakan


menghardik halusinasi dimulai dari peserta disebelah
kiri terapis berurutan searah jarum jam sampai semua
peserta mendapatkan giliran
f. Terapis memberikan pujian dan megajak semua klien
bertepuk tangan saat setiap klien selesai memperagakan

15
menghardik halusinasi
4. Terminasi

a. Evaluasi

1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti


TAK

2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan


kelompok

b. Rencana tindak lanjut

1) Terapis menganjurkan klien untuk menerapkan


cara yang sudah dipelajari jika halusinasi
muncul
c. Kontrak yang akan datang

1) Terapis membuat kesepakatan dengan klien


TAK berikutnya yaitu belajar mengontrol
halusinasi dengan cara lain

2) Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK

16
F. Evaluasi dan Dokumentasi
NO Aspek yang Dinilai Nama peserta TAK

1. Menyebutkan cara yang


selama ini digunakan
mengatasi halusinasi
2. Menyebutkan efektifitas

Cara
3. Menyebutkan cara
mengatasi halusinasi dengan
Menghardik
4. Memperagakan menghardik

Halusinasi

17
DAFTAR PUSTAKA

Dharma, Surya.2012. Manajemen Kinerja Falsafah Teori dan Penerapannya.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Budi Anna Keliat, S. M. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas.


Jakarta: EGC.

Lilik. (2011). Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Wati. (2011). TAK Stimulasi Persepsi: Halusinasi. Universitas Sumatera


Utara, 5-14. Wijayaningsih, K. S. (2015). Panduan Lengkap Praktek Klinik
Keperawatan Jiwa. Jakarta: Trans Info Medis

18
19

Anda mungkin juga menyukai