Anda di halaman 1dari 3

Nama : Fithiyaturrahmah

NIM : 186020300111017
Kelas : EC

Etika Bisnis Dan Profesi


Tata Kelola Etis Perusahaan Dan Akuntabilitas

1. Tata Kelola Etis Perusahaan Dan Akuntabilitas


Lingkungan tempat bisnis beroperasi semakin kompleks sehingga hal
tersebut menjadi tantangan etika bagi mereka. Jika mereka sampai melakukan
tindakan yang melanggar etika, maka hal tersebut dapat menimbulkan risiko
yang besar dan akan berpengaruh buruk bagi reputasi dan pencapaian tujuan
perusahaan secara keseluruhan. Sehingga di butuhkan tata kelola yang baik.
2. Kerangka Tata Kelola dan Akuntabilitas Modern untuk Pemegang
Saham dan Para Pemangku Kepentingan Lainnya.
1. Ekspektasi Baru, Kerangka Kerja untuk Mengembalikan Kredibilitas
Para politisi Amerika menciptakan kerangka tata kelola dan akuntabilitas
baru yang dikenal dengan Sarbanes-Oxley Act (SOX) yang bertujuan
untuk memulihkan kembali kepercayaan investor dan memfokuskan
kembali tata kelola perusahaan pada tanggung jawab direksi terhadap
kewajiban fidusia mereka, yakni  tanggung jawab terhadap kepentingan
pemegang saham dan para pemangku kepentingan lainnya.
2. Akuntanbilitas untuk Pemengang Saham atau Pemangku
Kepentingan
Berdasarkan realitas tekanan pemangku kepentingan dan keinginan untuk
meraih dukungan pemangku kepentingan, perusahaan menyadari bahwa
mereka bertanggung jawab secar strategis kepada para pemangku
kepentingan dan mengatur diri mereka sendiri untuk meminimalkan risiko
dan memaksimalkan peluang yang melekat dalam kerangka kerja
akuntabilitas pemangku kepentingan.
3. Tata Kelola untuk Akuntabilitas Pemangku Kepentingan yang Luas
Dalam proses tata kelola berorientasi pada akuntabilitas-pemangku
kepentingan (Stakeholder-Accountability Oriented Governance Process
(SAOG), Dewan Direksi harus mempertimbangkan semua kepentingan
stakeholder. Dewan direksi harus berfokus pada pedomannya.
4. Mekanisme Pedoman, Budaya Etis dan dan Kode Etik
Harus ada mekanisme pelaporan prilaku etis terkait dengan umpan balik,
pengakuan dan sistem promosi. Hal tersebut merupakan bagian dari
pengawasan yang diperlukan, manajemen risiko dan sistem perbaikan.
3. Ancaman Bagi Tata Kelola dan Akuntabilitas yang Baik
Tiga ancaman yang signifikan meliputi:
1. Salah mengartikan tujuan dan kewajiban fidusia.
Personel dapat salah memahami tujuan perusahaan adalah menjadi
yang paling menguntungkan, sehingga mengambil tindakan yang
membawa keuntungan jangka pendek.
2. Kegagalan dalam mengidentifikasi dan mengelola resiko etika
Risiko etika terjadi ketika terdapat kemungkinan harapan stakeholder
tidak terpenuhi. Menemukan dan memperbaikinya adalah sangat penting
untuk menghindari krisis atau kehilangan dukungan dari para pemangku
kepentingan.
3. Konflik kepentingan
Konflik kepentingan terjadi ketika penilaian independen seseorang
menjadi goyah, atau ada kemungkinan goyah dalam membuat keputusan
terkait dengan kepentingan terbaik lainnya yang bergantung pada penilaian
tersebut.
 Manajemen untuk Menghindari dan Meminimalkan Konsekuensi
1. Penghindaran
2. Pengungkapan atas para stakeholder yang megandalkan keputusan
3. Manajemen konflik atau stakeholder
 Teori Agensi, Etika dan Sears
Pemegang saham berharap dan ingin para manajer dan pada
gilirannya karyawan nonmanajerial akn berprilaku sesuai dengan tujuan
yang ditetapkan oleh perushaan.
 Tembok Cina/firewall
Praktik ini menggunakan analogi untuk mencegah pengiriman
informasi klien dari satu bagian dari organisasi yang lain. Firewall atau
dinding tersebut tidak nyata dalam arti tiga dimensi, tetapi merujuk pada
sekumpulan tindakan multidimensi.
 Ahli forensik dan Bukti
Seorang ahli forensik atau ahli investigasi dapat dipanggil jika
personel perusahaan yang ada akan memetik manfaat dari bantuan mereka.
Para ahli ini akan menggunakan teknik yang sesuai dengan situasi yang
akan diinvestiagsi.
 Teori GONE
 Tugas tergantung pada peran seseorang
Tugas yang diambil adalah yang mendefinisikan sifat konflik
kepentingan tersebut.
4. Elemen Kunci dari Tata Kelola Perusahaan dan Akuntabilitas
a. Mengembangkan, Menerapkan, dan Mengelola Budaya Perusahaan
Secara Etis
Dibutuhkan pengembangan kode etik sehingga dapat menciptakan
pemahaman yang tepat mengenai perilaku-perilaku etis, memperkuat
perilaku-perilaku tersebut, dan memastikan bahwa nilai-nilai yang
mendasarinya melekat pada strategi dan operasi perusahaan.
b. Kode Etik Perusahaan
Kode etik menuntut karyawan dan pimpinan perusahaan untuk
melakukan praktik-praktik etika bisnis terbaik dalam semua hal yang
dilakukan atas nama perusahaan. Jika prinsip tersebut telah mengakar di
dalam budaya perusahaan, maka seluruh karyawan dan pimpinan
perusahaan akan berusaha memahami dan berusaha mematuhi mana yang
boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan dalam aktivitas bisnis
perusahaan.
c. Etika Kepemimpinan
Jika para pemimpin senior atau junior hanya bersuara untuk
menyatakan nilai-nilai yang diinginkan di dalam perusahaan, maka
karyawan akan mempertimbangkan hal tersebut sebagai suatu yang tidak
patut diperhatikan.
5. Kewajiban direksi dan pekerja
Cara suatu perusahaan mencapai tujuannnya melalui 4 dimensi, yaitu
strategi, operasi, pelaporan, dan kepatuhan. Melalui 4 dimensi tersebut,
kerangka manajemen etika melibatkan 8 unsur yang saling terkait mengenai
cara manajemen menjalankan perusahaan dan bagaimana mereka terintegrasi
dengan proses manajemen yang meliputi lingkungan internal, penetapan
tujuan, identifikasi kejadian, penilaian risiko, tanggapan terhadap risiko,
aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, dan pemantauan
(monitoring).
6. Tolak Ukur Akuntabilitas Publik
Direksi mampu mengenali dan mempersiapkan perusahaan mereka di era
baru dimana akan berhadapan dengan akuntabilitas para pemangku
kepentingan yang efektif dan juga sistem tata kelola yang beretika, mereka
tidak hanya akan mengurangi risiko, tapi juga akan menghasilkan keuntungan
kompetitif dari perlanggan, karyawan, mitra, lingkungan, dan para
stakeholder lainnya yang tentunya menarik bagi pemegang saham.
7. Kesimpulan
Jika para Direktur mampu mengenali dan mempersiapkan perusahaan
mereka untuk era baru akuntabilitas pemangku kepentingan melalui sistem,
tata kelola etika yang efektif, mereka tidak hanya akan mengurangi risiko
tetapi akan menghasilkan keunggulan yang kompetitif di yang pastinya akan
menarik bagi pemegang saham.

Anda mungkin juga menyukai