ANTARA
BPJS KESEHATAN CABANG BANDUNG
DENGAN
RUMAH SAKIT KHUSUS GINJAL NY.R.A. HABIBIE
TENTANG
PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN TINGKAT LANJUTAN
BAGI PESERTA PROGRAM JAMINAN KESEHATAN
Nomor : .......................................
Nomor : 28/13/I/RSKG-PKS-DIR/2018
PASAL 1
DEFINISI DAN PENGERTIAN
Kecuali apabila ditentukan lain secara tegas dalam Perjanjian ini, istilah-
istilah di bawah ini memiliki pengertian-pengertian sebagai berikut:
1. Jaminan Kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan
agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan
perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang
diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya
dibayar oleh pemerintah;
2. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan yang selanjutnya
disingkat BPJS Kesehatan adalah badan hukum, yang dibentuk untuk
menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan. BPJS Kesehatan
merupakan badan hukum publik yang bertanggung jawab kepada
Presiden;
3. Peserta adalah setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling
singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah membayar iuran;
4. Identitas Peserta adalah identitas yang didapatkan sebagai bukti telah
terdaftar sebagai Peserta Jaminan Kesehatan. Identitas Peserta paling
sedikit memuat nama dan nomor identitas Peserta yang terintegrasi
dengan Nomor Identitas Kependudukan (NIK), kecuali untuk bayi baru
lahir dari ibu yang terdaftar sebagai PBI;
5. Manfaat adalah faedah jaminan sosial yang menjadi hak Peserta
dan/atau anggota keluarganya;
6. Fasilitas Kesehatan yang selanjutnya disingkat Faskes adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya
pelayanan kesehatan perorangan, baik promotif, preventif, kuratif
maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah
Daerah, dan/atau Masyarakat;
7. Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan yang selanjutnya
disingkat FKRTL adalah fasilitas kesehatan yang meliputi klinik utama
atau yang setara, rumah sakit umum dan rumah sakit khusus;
2
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
8. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat;
9. Rumah Sakit Khusus adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan
utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan
disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit atau kekhususan
lainnya.
10. Asosiasi Fasilitas Kesehatan adalah Asosiasi fasilitas kesehatan
sebagaimana dimaksud pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71
Tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan
Nasional dan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 99 Tahun 2015 tentang Perubahan
atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013 serta
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.O2.O2/MENKES/252/2016 tentang Asosiasi Fasilitas Kesehatan,
yang ditetapkan untuk melakukan negosiasi besaran pembayaran
pelayanan kesehatan, pelaksanaan seleksi dan kredensialing fasilitas
kesehatan yang akan bekerja sama dengan BPJS Kesehatan, serta
pemberian masukan teknis dalam penyelenggaraan jaminan kesehatan
nasional, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
11. Badan Pengawas Rumah Sakit (BPRS) adalah Badan Pengawas Rumah
Sakit Indonesia yang selanjutnya disingkat BPRS adalah unit
nonstruktural pada kementerian yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang kesehatan yang melakukan pembinaan dan
pengawasan rumah sakit secara eksternal yang bersifat nonteknis
perumahsakitan yang melibatkan unsur masyarakat, ketentuan lengkap
mengenai BPRS sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2013
tentang Badan Pengawas Rumah Sakit;
12. Alat Kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin, dan/atau implan
yang tidak mengandung obat yang digunakan untuk mencegah,
mendiagnosa, menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat
orang sakit serta memulihkan kesehatan pada manusia dan/atau
membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh;
13. Alat bantu kesehatan adalah alat kesehatan yang dibayarkan di luar
paket kapitasi dan/atau INA-CBG sesuai ketentuan yang berlaku;
14. Formularium Nasional adalah daftar obat yang disusun oleh komite
nasional yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan, didasarkan pada bukti
3
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
ilmiah mutakhir berkhasiat, aman, dan dengan harga yang terjangkau
yang disediakan serta digunakan sebagai acuan penggunaan obat dalam
jaminan kesehatan nasional;
15. Bulan Pelayanan adalah bulan dimana Faskes memberikan pelayanan
kesehatan kepada Peserta;
16. Tarif Indonesian-Case Based Group yang selanjutnya disebut Tarif INA
CBG merupakan tarif paket yang meliputi seluruh komponen sumber
daya rumah sakit yang digunakan dalam pelayanan baik medis maupun
nonmedis
17. Tarif Non INA CBG merupakan tarif untuk beberapa pelayanan tertentu
yaitu alat bantu kesehatan, obat kemoterapi, obat penyakit kronis, CAPD
dan PET scan. Tata cara pengajuan klaim Tarif Non INA CBG dilakukan
secara terpisah dari sistem INA CBG;
18. Kelas Perawatan adalah ruang perawatan kelas III, kelas II, dan kelas I
sebagai manfaat akomodasi yang ditentukan berdasarkan skala besaran
iuran yang dibayarkan Peserta;
19. Verifikasi adalah kegiatan menguji kebenaran administrasi
pertanggungjawaban pelayanan yang telah dilaksanakan oleh Faskes;
20. Dokumen klaim diterima lengkap adalah diterimanya berkas pengajuan
klaim termasuk berkas pendukung pelayanan secara lengkap sesuai
yang dipersyaratkan. Kelengkapan dokumen pembayaran klaim terdiri
dari: berkas pendukung lengkap, Lembar Formulir Pengajuan Klaim
(FPK) yang disetujui dan ditanda tangani oleh manajemen FKRTL dan
kuitansi asli bermaterai cukup;
21. Pelayanan medik dasar adalah pelayanan medis non spesialistik yang
bukan merupakan kasus gawat darurat yang diberikan o leh FKRTL
sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
22. Klaim pending yang dimaksud di dalam Perjanjian ini adalah terjadinya
penundaan proses tagihan klaim yang diakibatkan suatu atau beberapa
permasalahan sehingga menimbulkan perbedaan pendapat (dispute)
antara Faskes dan BPJS Kesehatan;
23. Kecurangan (Fraud) dalam Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan
Nasional pada Sistem Jaminan Sosial Nasional yang selanjutnya disebut
Kecurangan JKN adalah tindakan yang dilakukan dengan sengaja oleh
peserta, petugas BPJS Kesehatan, pemberi pelayanan kesehatan, serta
penyedia obat dan alat kesehatan untuk mendapatkan keuntungan
4
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
finansial dari program jaminan kesehatan dalam Sistem Jaminan Sosial
Nasiomal melalui perbuatan curang yang tidak sesuai dengan ketentuan;
24. Verifikasi Digital Klaim (VEDIKA) adalah proses verifikasi klaim yang
diajukan oleh Faskes yang dilakukan di Kantor Cabang/Kantor Layanan
Operasional Kabupaten/Kota BPJS Kesehatan.
25. Menteri adalah adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang kesehatan.
PASAL 2
MAKSUD DAN TUJUAN
(1) Maksud dari Perjanjian ini adalah melakukan kerja sama dalam
penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan Bagi
Peserta Program Jaminan Kesehatan.
(2) Tujuan dari Perjanjian ini adalah terselenggaranya Jaminan Kesehatan
bagi Peserta dengan syarat dan ketentuan yang diatur dalam Perjanjian
ini.
PASAL 3
RUANG LINGKUP DAN PROSEDUR
5
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
(4) Uraian Ruang Lingkup Pelayanan Kesehatan dan Prosedur Pelayanan
Kesehatan bagi Peserta sebagaimana tercantum dalam Lampiran I
Perjanjian ini.
PASAL 4
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
7
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
(4) Kewajiban PIHAK KEDUA:
a. Melayani Peserta dengan baik sesuai dengan standar profesi dan
standar pelayanan kedokteran, prosedur pelayanan kesehatan yang
berlaku bagi FKRTL serta tidak melakukan pungutan biaya
tambahan diluar ketentuan kepada peserta Jaminan Kesehatan;
b. Melaksanakan dan mendukung program Jaminan Kesehatan sesuai
ketentuan perundang-undangan;
c. Menyediakan perangkat keras (hardware) dan jaringan komunikasi
data dengan spesifikasi yang sudah ditentukan;
d. Menyediakan data dan informasi tentang Sumber Daya Manusia dan
sarana prasarana PIHAK KEDUA, sistem antrian dan informasi
ketersediaan Tempat Tidur Rawat Inap baik Perawatan Biasa (Umum)
maupun Perawatan Khusus (Intensive) yang dapat diakses oleh
peserta dan fasilitas kesehatan, serta informasi lain (termasuk
melihat rekam medis sesuai dengan ketentuan perundang-undangan)
yang dianggap perlu oleh PIHAK KESATU;
e. Mengembalikan kelebihan pembayaran kepada PIHAK KESATU
apabila terbukti terdapat kelebihan pembayaran atas dugaan
incorrect claim (ketidaksesuaian klaim) atau terindikasi kecurangan
yang dituangkan di dalam berita acara berdasarkan hasil audit oleh
auditor;
f. Menyediakan unit yang memiliki fungsi pelayanan informasi dan
penanganan pengaduan Peserta Jaminan Kesehatan;
g. Memberikan jaminan perlindungan terhadap keamanan, kesehatan,
dan keselamatan peserta, petugas dan pengunjung di lingkungan
Rumah Sakit PIHAK KEDUA sesuai ketentuan perundang-undangan.
h. Menjaga nama baik (reputasi) PIHAK KESATU;
i. Membentuk Tim Pencegahan Kecurangan JKN sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
PASAL 5
KERAHASIAAN INFORMASI
Para Pihak dilarang, tanpa persetujuan tertulis dari Pihak lainnya untuk
memberitahukan, membuka atau memberikan informasi, keterangan atau
hal yang sejenisnya yang menyangkut isi atau yang berhubungan dengan
Perjanjian ini, selama berlakunya dan sesudah berakhirnya Perjanjian ini,
8
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
kepada pihak ketiga lainnya baik yang berupa badan hukum, perorangan,
kecuali:
a. Kepada instansi pemerintah yang berwenang mengatur atau
mengeluarkan ijin tentang hal-hal yang diperjanjikan dalam Perjanjian
ini;
b. Informasi tersebut yang saat ini atau sewaktu-waktu di kemudian hari
dapat menjadi atau tersedia untuk masyarakat umum;
c. Diperintahkan oleh badan peradilan atau instansi pemerintah lainnya
secara tertulis dan resmi, berkaitan dengan proses penegakan hukum
atas suatu perkara yang terkait dengan hal-hal yang diatur dalam
Perjanjian ini;
d. Menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia,
informasi tersebut harus disampaikan kepada pihak lain yang disebut
secara jelas dalam peraturan perundang-undangan tersebut.
PASAL 6
KELAS PERAWATAN
12
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
(16) Dalam hal Peserta Jaminan Kesehatan (kecuali peserta PBI dan
penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah Daerah) menginginkan
kenaikan kelas perawatan atas permintaan sendiri, Peserta atau
anggota keluarga harus menandatangani surat pernyataan tertulis
dan selisih biaya menjadi tanggung jawab peserta.
PASAL 7
TARIF PELAYANAN KESEHATAN
13
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
Addendum Perjanjian dan diketahui oleh Dinas kesehatan Kota
bandung**)
**) diisi sesuai ketentuan.
RS Kelas A dan Penanaman Modal Asing : oleh Kementerian Kesehatan RI
RS Kelas B : oleh Dinas Kesehatan Provinsi
RS Kelas C dan D : oleh Dinas Kesehatan Kab/Kota
(7) Pembayaran klaim didasarkan pada tarif INA CBG yang berlaku
sebelum pemberitahuan tertulis tentang perubahan kategori dan/atau
klasifikasi RS sampai dengan terpenuhinya kriteria sebagaimana
dimaksud pada ayat (6) pasal ini.
(8) Pelayanan obat, Alat Kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang
diberikan PIHAK KEDUA merupakan salah satu komponen yang
dibayarkan dalam paket Indonesian Case Based Groups (INA CBG).
(9) Penggunaan obat diluar Formularium Nasional/diluar restriksi dan
atau peresepan maksimal hanya dimungkinkan setelah mendapat
rekomendasi dari Ketua Komite Farmasi dan Terapi dengan persetujuan
Komite Medik atau Kepala/Direktur rumah sakit yang biayanya sudah
termasuk dalam tarif INA CBG dan tidak boleh dibebankan kepada
peserta.
(10) Pelayanan Alat Kesehatan sudah termasuk dalam paket (INA CBG).
PIHAK KEDUA dan jejaringnya wajib menyediakan alat kesehatan, dan
bahan medis habis pakai yang dibutuhkan oleh Peserta sesuai indikasi
medis.
(11) Pelayanan obat penyakit kronis dan obat kemoterapi dibayarkan
berdasarkan tarif diluar paket INA CBG sesuai ketentuan yang berlaku.
(12) Pelayanan obat sebagaimana dimaksud pada ayat (12) diatas diberikan
oleh Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) atau Apotek yang bekerja
sama dengan BPJS Kesehatan. Dalam hal pelayanan obat tersebut
dilakukan oleh IFRS, maka pelayanan obat diluar paket INA CBG
termasuk ke dalam lingkup Perjanjian ini.
(13) Pelayanan alat bantu kesehatan yang diberikan PIHAK KEDUA
dibayarkan berdasarkan tarif di luar paket INA CBG sesuai ketentuan
yang berlaku.
(14) Pelayanan alat bantu kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (14)
diberikan oleh Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) atau jejaringnya,
kecuali untuk pelayanan kacamata diberikan oleh Optik yang bekerja
sama dengan PIHAK KESATU. Dalam hal pelayanan alat bantu
14
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
kesehatan tersebut dilakukan oleh IFRS, maka pelayanan alat bantu
kesehatan tersebut termasuk ke dalam lingkup Perjanjian ini.
PASAL 8
TATA CARA PENGAJUAN DAN PEMBAYARAN
PELAYANAN KESEHATAN
PASAL 9
JANGKA WAKTU PERJANJIAN
(1) Perjanjian ini berlaku untuk 1 (satu) tahun dan secara efektif berlaku
terhitung sejak tanggal 1 Januari 2018 dan berakhir pada tanggal 31
Desember 2018.
(2) Selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya Jangka Waktu
Perjanjian, PARA PIHAK sepakat untuk saling memberitahukan
maksudnya apabila hendak memperpanjang Perjanjian ini melalui
surat tertulis.
(3) Pada jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) Pasal ini
PIHAK KESATU akan melakukan penilaian kembali (rekredensialing)
terhadap PIHAK KEDUA sesuai ketentuan yang berlaku.
PASAL 10
MONITORING DAN EVALUASI
15
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
(3) Dalam rangka melakukan monitoring dan evaluasi, Dinas Kesehatan
bersama PIHAK KESATU, Asosiasi Fasilitas Kesehatan setempat
akademisi, profesi untuk melakukan pemeriksaan terhadap
penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh PIHAK
KEDUA.
(4) PARA PIHAK melakukan evaluasi atas pelaksanaan Perjanjian ini
sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam satu jangka waktu Perjanjian.
(5) Untuk kepentingan pemeriksaan atau audit yang dilaksanakan oleh
pihak internal maupun pihak eksternal, disamping bukti pendukung
klaim sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II Perjanjian, PIHAK
KEDUA juga wajib untuk menyediakan bukti pelayanan lain yang
dibutuhkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
(6) Selain audit yang dilakukan oleh tim audit internal BPJS Kesehatan,
Tim Pencegahan Kecurangan Kantor Cabang BPJS Kesehatan bersama
verifikator BPJS Kesehatan melakukan audit (pemeriksaan) rutin
sebagai berikut:
a. Audit Klaim Berkala, adalah audit yang dilakukan (pemeriksaan)
rutin dengan cara pengambilan sampling klaim dalam jangka waktu
3 (tiga) bulanan.
b. Audit Klaim Insiden, merupakan Audit Klaim yang dilakukan secara
sewaktu-waktu.
c. Audit Klaim Menyeluruh, adalah Audit yang dilakukan pada seluruh
Klaim di sebuah Rumah Sakit. Audit Klaim Menyeluruh dilakukan di
Rumah Sakit yang memiliki temuan potensi inefisiensi/Fraud dari
hasil Audit Klaim berkala (dua kali temuan dalam periode waktu satu
tahun) atau Audit Klaim Insiden (tiga kali temuan dalam periode
waktu satu tahun).
PASAL 11
SANKSI
16
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
Asosiasi Fasilitas Kesehatan setempat dan Badan Pengawas Rumah
Sakit.
(2) PIHAK KESATU dapat mengakhiri Perjanjian (tidak melanjutkan kerja
sama) apabila PIHAK KEDUA tidak lulus atau tidak memenuhi standar
pada tahap evaluasi dan penilaian atas kesiapan dalam memberikan
pelayanan kesehatan bagi Peserta sesuai ketentuan perundang-
undangan; atau dapat melanjutkan perjanjian dengan ketentuan yang
ditetapkan PIHAK KESATU;
(3) Dalam hal PIHAK KEDUA terbukti secara nyata melakukan hal-hal
sebagai berikut:
a. tidak melayani Peserta sesuai dengan kewajibannya;
b. tidak memberikan fasilitas dan pelayanan kesehatan kepada
Peserta sesuai dengan hak peserta;
c. memungut biaya tambahan kepada Peserta diluar ketentuan; dan
atau
d. melanggar ketentuan sebagaimana diatur dalam Perjanjian ini,
maka PIHAK KESATU berhak melakukan teguran tertulis kepada
PIHAK KEDUA maksimal sebanyak 3 (tiga) kali dengan tenggang waktu
masing-masing surat teguran minimal 7 (tujuh) hari kalender, dengan
tembusan ke Dinas Kesehatan, Asosiasi Fasilitas Kesehatan setempat,
dan Badan Pengawas Rumah Sakit.
(4) Apabila telah dilakukan teguran tertulis sebanyak 3 (tiga) kali dengan
jeda waktu masing-masing teguran selama minimal 7 (tujuh) hari
kalender dan tidak ada tanggapan dan perbaikan dari PIHAK KEDUA,
maka PIHAK PERTAMA berhak meninjau kembali atau mengakhiri
Perjanjian ini.
(5) Dalam hal salah satu pihak diketahui menyalahgunakan wewenang
dengan melakukan kegiatan moral hazard atau terindikasi kecurangan
seperti membuat klaim fiktif yang dibuktikan dari hasil pemeriksaan
Tim Audit Internal maupun Eksternal sehingga terbukti merugikan
pihak lainnya, maka pihak yang menyalahgunakan wewenang tersebut
berkewajiban untuk memulihkan kerugian yang terjadi dan pihak yang
dirugikan dapat membatalkan Perjanjian ini secara sepihak.
(6) Pengakhiran Perjanjian yang diakibatkan sebagaimana dimaksud pada
ayat (5) Pasal ini dapat dilakukan tanpa harus memenuhi ketentuan
sebagaimana tertuang pada pasal 12 ayat (1) Perjanjian ini dan tidak
17
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
membebaskan PARA PIHAK dalam menyelesaikan kewajiban masing-
masing yang masih ada kepada pihak lainnya.
(7) Dalam hal terjadi pengakhiran Perjanjian sebagaimana dimaksud di
dalam ayat (6) Pasal ini, maka kerja sama dengan PIHAK KEDUA dapat
dilaksanakan kembali paling cepat dalam jangka waktu 1 (satu) tahun
sejak pengakhiran Perjanjian.
(8) Dalam hal keterlambatan pembayaran oleh PIHAK KESATU, maka
PIHAK KESATU membayar ganti rugi kepada PIHAK KEDUA sebesar
1% (satu persen) dari jumlah yang harus dibayarkan untuk setiap 1
(satu) bulan keterlambatan.
(9) Dalam hal tindakan Kecurangan JKN dilakukan oleh pemberi
pelayanan atau penyedia obat dan alat kesehatan, maka diberlakukan
sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
PASAL 12
PENGAKHIRAN PERJANJIAN
(1) Perjanjian ini dapat dibatalkan dan atau diakhiri oleh salah satu Pihak
sebelum Jangka Waktu Perjanjian, berdasarkan hal-hal sebagai
berikut:
a. Persetujuan PARA PIHAK secara tertulis untuk mengakhiri
Perjanjian ini yang berlaku efektif pada tanggal dicapainya
kesepakatan pengakhiran tersebut;
b. Salah satu Pihak melanggar ketentuan yang diatur dalam
Perjanjian ini (wanprestasi) dan tetap tidak memperbaikinya setelah
menerima surat teguran/peringatan maksimal sebanyak 3 (tiga) kali
dengan tenggang waktu masing-masing surat teguran/peringatan
minimal 7 (tujuh) hari kalender, dengan tembusan ke Dinas
Kesehatan dan Asosiasi Fasilitas Kesehatan setempat. Pengakhiran
berlaku efektif secara seketika pada tanggal surat pemberitahuan
pengakhiran Perjanjian ini dari Pihak yang dirugikan;
c. Ijin usaha atau operasional salah satu Pihak dicabut oleh
Pemerintah. Pengakhiran berlaku efektif pada tanggal pencabutan
ijin usaha atau operasional Pihak yang bersangkutan oleh
Pemerintah;
d. Salah satu Pihak melakukan merger, konsolidasi, atau diakuisisi
oleh perusahaan lain. Pengakhiran berlaku efektif pada tanggal
18
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
disahkannya pelaksanaan merger, konsolidasi atau akuisisi tersebut
oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia;
e. Salah satu Pihak dinyatakan bangkrut atau pailit oleh pengadilan.
Pengakhiran berlaku efektif pada tanggal dikeluarkannya keputusan
pailit oleh Pengadilan; dan
f. Salah satu Pihak mengadakan/berada dalam keadaan likuidasi.
Pengakhiran berlaku efektif pada tanggal Pihak yang bersangkutan
telah dinyatakan di likuidasi secara sah menurut ketentuan dan
prosedur hukum yang berlaku.
(2) Dalam hal PIHAK KEDUA bermaksud untuk mengakhiri Perjanjian ini
secara sepihak sebelum berakhirnya Jangka Waktu Perjanjian, PIHAK
KEDUA wajib memberikan pemberitahuan tertulis kepada PIHAK
KESATU mengenai maksudnya tersebut sekurang-kurangnya 3 (tiga)
bulan sebelumnya.
(3) PARA PIHAK dengan ini sepakat untuk mengesampingkan berlakunya
ketentuan dalam Pasal 1266 Kitab Undang-undang Hukum Perdata,
sejauh yang mensyaratkan diperlukannya suatu putusan atau
penetapan Hakim/ Pengadilan terlebih dahulu untuk membatalkan/
mengakhiri suatu Perjanjian.
(4) Berakhirnya Perjanjian ini tidak menghapuskan hak dan kewajiban
yang telah timbul dan tetap berlaku sampai terselesaikannya hak dan
kewajibannya tersebut.
PASAL 13
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)
PASAL 14
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
PASAL 15
PEMBERITAHUAN
(1) Semua komunikasi resmi surat-menyurat atau pemberitahuan-
pemberitahuan atau pernyataan-pernyataan atau persetujuan-
persetujuan yang wajib dan perlu dilakukan oleh salah satu Pihak
kepada Pihak lainnya dalam pelaksanaan Perjanjian ini, harus
20
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
dilakukan secara tertulis dan disampaikan secara langsung, melalui
email, ekspedisi, pos atau melalui faksimile dan dialamatkan kepada:
PASAL 16
LAIN-LAIN
23
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
Lampiran I Perjanjian
Nomor :
Nomor : 28/13/I/RSKG-PKS-
DIR/2018
I. RUANG LINGKUP
1. Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL)
1. Administrasi pelayanan; meliputi biaya pendaftaran peserta untuk
berobat, penerbitan surat eligilibitas peserta, pembuatan kartu
pasien dan biaya administrasi lain yang terjadi selama proses
perawatan atau pelayanan kesehatan pasien antara lain blangko
SEP, blangko resume medis, protokol terapi, luaran aplikasi INA-
CBG, inform consent, regimen kemoterapi, surat keterangan dokter
penanggung jawab, surat rujukan (termasuk rujuk balik dan
rujukan internal), catatan medis, lembar bukti pelayanan;
2. Pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis dasar di unit gawat
darurat FKRTL yang diatur dalam ketentuan tersendiri;
3. Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi spesialistik oleh dokter
spesialis dan subspesialis sesuai dengan indikasi medis;
4. Tindakan medis spesialistik baik bedah maupun non-bedah sesuai
dengan indikasi medis;
5. Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai;
6. Pelayanan penunjang diagnostik lanjutan sesuai dengan indikasi
medis;
7. Rehabilitasi medis termasuk rehabilitasi psikososial;
8. Pelayanan darah;
9. Pelayanan kedokteran forensik klinik;
10. Pelayanan jenazah (pemulasaran jenazah) pada pasien yang
meninggal dunia di Fasilitas Kesehatan berupa pembersihan dan
pemandian jenazah dan tidak termasuk peti jenazah;
11. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) terbatas pada tubektomi dan
vasektomi, sepanjang tidak termasuk dibiayai oleh pemerintah;
24
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
Pelayanan KB yang dimaksud adalah pelayanan yang bersifat
perorangan. Pelayanan KB tersebut dikecualikan untuk pelayanan
KB yang telah dibiayai pemerintah, seperti: alat dan obat
kontrasepsi; dan Apabila diperlukan, selain pelayanan kesehatan,
peserta juga berhak mendapatkan pelayanan alat kesehatan
tertentu termasuk alat bantu kesehatan (jenis dan besaran bantuan
alat bantu kesehatan sesuai dengan Peraturan Menteri);
12. Apabila diperlukan, selain pelayanan kesehatan, peserta juga
berhak mendapatkan pelayanan alat kesehatan termasuk alat bantu
kesehatan (jenis dan besaran bantuan alat bantu kesehatan sesuai
dengan Peraturan Menteri).
25
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
3. Tindakan persalinan dengan penyulit perabdominam (sectio
caesaria) sesuai indikasi medis.
4. Pelayanan rawat inap.
5. Persalinan merupakan benefit bagi peserta Program Jaminan
Kesehatan tanpa pembatasan jumlah kehamilan/persalinan yang
dijamin oleh BPJS Kesehatan.
6. Penjaminan Terhadap Bayi Baru Lahir dapat langsung diberikan
untuk:
a. Bayi yang merupakan anak ke 1, 2 dan 3 Peserta PPU;
b. Bayi yang merupakan anak ke 4 dan seterusnya dari Peserta PPU
yang sudah didaftarkan sejak dalam kandungan;
c. Bayi dari Peserta PBPU dan BP yang sudah didaftarkan sejak
dalam kandungan;
d. Bayi dari Peserta PBI;
e. Bayi dari Peserta Penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah
Daerah sesuai dengan skema Perjanjian Kerja Sama dengan
Pemerintah Daerah.
5. Pelayanan Obat
1. Peserta berhak mendapat pelayanan obat yang dibutuhkan sesuai
dengan indikasi medis.
2. Pelayanan obat dapat diberikan pada pelayanan kesehatan rawat
jalan dan/atau rawat inap baik di Fasilitas Kesehatan tingkat
pertama maupun Fasilitas Kesehatan rujukan tingkat lanjutan.
3. Pelayanan obat bagi peserta Jaminan Kesehatan berpedoman pada
Daftar Obat yang ditetapkan oleh Menteri yang dituangkan sebagai
Formularium Nasional berikut dengan restriksi, peresepan
maksimal dan ketentuan penerapan Formularium Nasional.
4. Pelayanan Obat di FKRTL:
a. Obat yang termasuk dalam paket INA-CBG:
26
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
Penyediaan obat yang termasuk dalam paket INA-CBG dilakukan
oleh Instalasi Farmasi FKRTL atau apotek jejaring FKRTL.
b. Obat yang termasuk dalam top up INA-CBG:
Jenis obat yang termasuk dalam top up INA CBG ditetapkan oleh
Menteri.
c. Obat yang dapat ditagihkan di luar paket INA CBG, yaitu: Obat
untuk penyakit kronis di FKRTL; Obat kemoterapi.
d. Obat penyakit kronis di FKRTL diberikan maksimum untuk 30
(tiga puluh) hari sesuai indikasi medis.
e. Obat penyakit kronis di FKRTL diberikan untuk:
1) penyakit kronis cakupan Progtam Rujuk Balik (Diabetes
Melitus, Hipertensi, Penyakit Jantung, Asma, Penyakit Paru
Obstruktif Kronik (PPOK), Epilepsi, gangguan kesehatan jiwa
kronik, stroke, dan Syndroma Lupus Eritematosus (SLE) dan
penyakit kronis lain yang ditetapkan oleh Menteri) yang
belum dirujuk balik ke FKTP;
2) serta penyakit kronis lain yang menjadi kewenangan FKRTL.
f. Pemberian obat penyakit kronis di FKRTL diberikan dengan cara
sebagai bagian dari paket INA-CBG, diberikan minimal untuk 7
(tujuh) hari dan bila diperlukan tambahan hari pengobatan, obat
diberikan terpisah di luar paket INA-CBG serta diklaimkan
sebagai tarif Non INA-CBG, dan harus tercantum pada
Forumularium Nasional.
g. Harga obat di luar paket INA-CBG yang ditagihkan oleh Instalasi
Farmasi Rumah Sakit atau Apotek yang bekerja sama dengan
BPJS Kesehatan mengacu pada ketentuan yang ditetapkan
Menteri.
5. Obat program pemerintah yang tidak dijamin oleh BPJS Kesehatan
antara lain obat untuk penyakit:
a. HIV dan AIDS
b. Tuberculosis (TB)
c. Malaria
d. Kusta
e. Korban narkotika (rumatan methadon)
6. Penggunaan Obat di Luar Fornas:
Pada pelaksanaan pelayanan kesehatan, penggunaan obat
disesuaikan dengan standar pengobatan program terkait dan sesuai
27
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
dengan ketentuan yang berlaku. Apabila dalam pemberian pelayanan
kesehatan, pasien membutuhkan obat yang belum tercantum di
Fornas, maka Penggunaan obat di luar Fornas di FKRTL hanya
dimungkinkan setelah mendapat rekomendasi dari Ketua Komite
Farmasi dan Terapi (KFT) dengan persetujuan Komite Medik dan
Kepala/Direktur Rumah Sakit, dan tidak dibebankan kepada peserta.
7. Dalam hal faskes mengalami kendala ketersediaan obat sebagaimana
yang tercantum pada e-katalog maka dapat menghubungi Direktorat
Bina Obat Publik dengan alamat email: e_katalog@kemkes.go.id atau
081281753081 dan (021)5214872 atau nomor lain yang berlaku.
8. Setiap laporan kendala ketersediaan obat harus disertai dengan
informasi: nama, sediaan dan kekuatan obat, nama pabrik obat dan
nama distributor obat, tempat kejadian (nama dan alamat
kota/kabupaten dan propinsi, depo farmasi/apotek/instalasi farmasi
Rumah Sakit pemesan obat), tanggal pemesanan obat, hasil
konfirmasi dengan distributor setempat, hal-hal lain yang terkait.
28
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
kacamata disediakan oleh Optikal yang bekerja sama dengan BPJS
Kesehatan.
6. Plafon harga yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan untuk alat
bantu kesehatan merupakan harga maksimal yang ditanggung oleh
BPJS Kesehatan apabila harga alat bantu kesehatan melebihi plafon
harga yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan maka biaya tersebut
ditanggung oleh peserta dan dibayarkan langsung ke fasilitas
pemberi pelayanan.
7. Apabila atas indikasi medis FKRTL meresepkan alat kesehatan di
luar Kompendium alat kesehatan yang berlaku maka dapat
digunakan alat kesehatan lain berdasarkan persetujuan Komite
Medik dan kepala/direktur rumah sakit.
8. Pengadaan alat kesehatan dilakukan oleh FKRTL atau jejaringnya
dengan mutu sesuai kebutuhan medis.
9. Ketentuan pelayanan alat bantu kesehatan yang dibayar diluar INA-
CBG sebagai berikut:
a. Kacamata
1) Ukuran kacamata yang dijamin oleh BPJS Kesehatan adalah:
Untuk lensa spheris, minimal 0,5 Dioptri
Untuk lensa silindris minimal 0,25 Dioptri
2) Kacamata dapat diberikan paling cepat 2 (dua) tahun sekali.
3) Apabila sebelum 2 tahun diperlukan penggantian kacamata
oleh sebab apapun (perubahan ukuran, hilang, rusak dan
sebab lain) maka tidak dapat dijamin oleh BPJS Kesehatan.
b. Alat bantu dengar (hearing aid)
1) Pelayanan alat bantu dengar (hearing aid) diberikan atas
rekomendasi dari dokter spesialis THT serta merupakan bagian
dari pemeriksaan dan penanganan yang diberikan oleh FKRTL
yang bekerja sama.
2) Alat bantu dengar dapat diberikan paling cepat 5 (lima) tahun
sekali per telinga, atas indikasi medis.
3) Apabila sebelum 5 tahun diperlukan penggantian alat bantu
dengar (hearing aid) oleh sebab apapun (perubahan ukuran,
hilang, rusak dan sebab lain) maka BPJS Kesehatan tidak
menjamin.
c. Prothesa alat gerak (kaki dan/atau tangan tiruan)
29
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
1) Pelayanan Prothesa alat gerak (kaki dan/atau tangan tiruan)
merupakan bagian dari pemeriksaan dan penanganan yang
diberikan pada FKRTL yang bekerja sama.
2) Prothesa alat gerak dapat diberikan paling cepat 5 (lima) tahun
sekali atas indikasi medis untuk bagian tubuh yang sama.
3) Apabila sebelum 5 tahun diperlukan penggantian prothesa alat
gerak oleh sebab apapun maka maka BPJS Kesehatan tidak
menjamin.
d. Prothesa gigi/gigi palsu
1) Pelayanan prothesa gigi diberikan atas rekomendasi dokter gigi
pada FKTP atau dokter gigi pada FKRTL yang bekerja sama.
2) Prothesa gigi/gigi palsu dapat diberikan paling cepat 2 (dua)
tahun sekali atas indikasi medis untuk gigi yang sama.
3) Apabila sebelum 2 tahun diperlukan penggantian prothesa gigi
oleh sebab apapun maka BPJS Kesehatan tidak menjamin.
e. Korset Tulang Belakang (Corset)
1) Pelayanan Korset Tulang Belakang (Corset) merupakan bagian
dari pemeriksaan dan penanganan yang diberikan pada FKRTL
yang bekerja sama.
2) Korset Tulang Belakang (Corset) dapat diberikan Diberikan
paling cepat 2 (dua) tahun sekali atas indikasi medis.
3) Apabila sebelum 2 tahun diperlukan penggantian Korset Tulang
Belakang (Corset) oleh sebab apapun maka BPJS Kesehatan
tidak menjamin.
f. Penyangga leher (collar neck/cervical collar/neck brace)
1) Pelayanan Penyangga leher (collar neck/cervical collar/neck
brace) merupakan bagian dari pemeriksaan dan penanganan
yang diberikan pada FKRTL yang bekerja sama.
2) Penyangga leher (collar neck/cervical collar/neck brace) diberikan
sebagai penyangga kepala dan leher karena trauma pada leher
dan kepala.
3) Penyangga leher (collar neck/cervical collar/neck brace) dapat
diberikan paling cepat 2 (dua) tahun sekali atas indikasi medis.
4) Apabila sebelum 2 tahun diperlukan penggantian collar neck
oleh sebab apapun maka BPJS Kesehatan tidak menjamin.
h. Alat bantu gerak berupa kruk penyangga tubuh
30
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
1) Pelayanan Alat bantu gerak berupa kruk penyangga tubuh
merupakan bagian dari pemeriksaan dan penanganan yang
diberikan pada FKRTL yang bekerja sama.
2) Alat bantu gerak berupa kruk penyangga tubuh dapat diberikan
paling cepat 5 (lima) tahun sekali untuk bagian tubuh yang
sama.
3) Apabila sebelum 5 tahun diperlukan penggantian kruk oleh
sebab apapun maka BPJS Kesehatan tidak menjamin.
10. Jenis Alat Bantu kesehatan yang dibayar diluar INA-CBG yang
termasuk di dalam ruang lingkup Perjanjian ini yang disediakan
oleh FKRTL adalah :
a. ......................
b. ......................
c. ......................
d. ......................
e. ......................
f. ......................
g. ......................
8. Pelayanan Ambulan
1. Pelayanan Ambulan merupakan pelayanan transportasi pasien
rujukan dengan kondisi tertentu antar Fasilitas Kesehatan disertai
dengan upaya atau kegiatan menjaga kestabilan kondisi pasien
untuk kepentingan keselamatan pasien.
31
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
2. Yang dimaksud dengan kondisi tertentu adalah:
a. Kondisi pasien sesuai indikasi medis berdasarkan rekomendasi
medis dari dokter yang merawat.
b. Kondisi kelas perawatan sesuai hak peserta penuh. Ketentuan
pelayanan peserta dalam kondisi kelas perawatan sesuai hak
peserta penuh mengacu pada ketentuan perundangan yang
berlaku.
c. Pasien rujuk balik rawat inap yang masih memerlukan pelayanan
rawat inap di fasilitas kesehatan tujuan.
Contoh: Pasien kanker rawat inap dengan terapi paliatif di RS
Kelas A dirujuk balik ke RS di bawahnya untuk mendapatkan
rawat inap paliatif (bukan rawat jalan).
3. Pelayanan Ambulan hanya dijamin bila rujukan dilakukan oleh
Fasilitas Kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan
atau pada kasus gawat darurat dari Fasilitas Kesehatan yang tidak
bekerja sama dengan BPJS Kesehatan ke Fasilitas Kesehatan yang
bekerja sama dengan BPJS Kesehatan dengan tujuan penyelamatan
nyawa pasien.
4. Penjaminan pelayanan ambulan diberikan pada pelayanan ambulan
darat dan air bagi pasien dengan kondisi tertentu antar fasilitas
kesehatan.
5. Pelayanan Ambulan hanya dijamin bila digunakan untuk:
a. merujuk Peserta dari dan menuju Fasilitas Kesehatan yang
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan sesuai indikasi medis; atau
b. melakukan evakuasi pasien kasus gawat darurat yang sudah
teratasi keadaan kegawatdaruratannya dari Fasilitas Kesehatan
yang tidak bekerja ke Fasilitas Kesehatan yang bekerja sama
dengan BPJS Kesehatan.
6. Tarif penggantian biaya pelayanan Ambulan sesuai dengan standar
biaya ambulans yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah. Dalam
hal belum terdapat tarif dasar ambulan yang ditetapkan oleh
Pemerintah Daerah, tarif ditetapkan dengan mengacu pada standar
biaya yang berlaku pada daerah dengan karakteristik geografis yang
setara pada satu wilayah.
7. Ruang lingkup Perjanjian ini meliputi penyelenggaraan pelayanan
ambulan oleh FKRTL. Ambulan yang digunakan oleh FKRTL yaitu
(milik sendiri).
32
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
9. Pelayanan Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD)
Pelayanan CAPD merupakan benefit pelayanan dengan standar tarif
sebagai berikut:
33
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
k. pengobatan komplementer, alternatif dan tradisional, yang belum
dinyatakan efektif berdasarkan penilaian teknologi kesehatan
(health technology assessment);
l. pengobatan dan tindakan medis yang dikategorikan sebagai
percobaan (eksperimen);
m. alat dan obat kontrasepsi, kosmetik, makanan bayi, dan susu;
n. perbekalan kesehatan rumah tangga berupa alat, bahan, atau
campuran bahan untuk pemeliharaan dan perawatankesehatan
untuk manusia, pengendali kutu hewan peliharaan, rumah
tangga dan tempat-tempat umum;
o. pelayanan kesehatan akibat bencana pada masa tanggap darurat,
kejadian luar biasa/wabah;
p. pelayanan kesehatan pada kejadian tak diharapkan yang dapat
dicegah [preventable aduerse events); dan
q. Pelayanan kesehatan tertentu dan dukungan kesehatan untuk
kegiatan operasional Kemhan, TNI, dan Polri sebagaimana
dimaksud pada Peraturan Presiden Nomor 107 Tahun 2013
tentang Pelayanan Kesehatan Tertentu Berkaitan Dengan
Kegiatan Operasional Kementerian Pertahanan, Tentara Nasional
Indonesia, Dan Kepolisian Negara Republik Indonesia:
1) Pelayanan kesehatan promotif dan preventif;
2) Pelayanan pemeriksaan kesehatan berkala anggota TNI dan
PNS Kementerian Pertahanan;
3) Pelayanan pemeriksaan kesehatan calon peserta rehabilitasi
terpadu penyandang cacat personel Kementerian Pertahanan
dan TNI;
4) Pelayanan kesehatan rehabilitasi kecacatan personel
Kementerian Pertahanan dan TNI;
5) Pelayanan pemeriksaan kesehatan calon PNS Kementerian
Pertahanan; dan
6) Pelayanan pemeriksaan kesehatan pendidikan pengembangan
PNS Kementerian Pertahanan;
7) Pemberian dukungan kesehatan latihan TNI;
8) Pemberian dukungan kesehatan operasi TNI;
9) Pemeriksaan kesehatan anggota TNI;
10) Pelayanan kesehatan akibat kegiatan latihan dan operasi TNI;
dan
34
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
11) Kegiatan promotif, preventif, dan rehabilitatif kesehatan.
r. pelayanan lainnya yang tidak ada hubungan dengan Manfaat
Jaminan Kesehatan yang diberikan.
2. Masa tanggap darurat, kejadian luar biasa/wabah ditetapkan oleh
pejabat yang berwenang.
3. Gangguan kesehatan akibat sengaja menyakiti diri sendiri, atau
akibat melakukan hobi yang membahayakan diri sendiri
sebagaimana dimaksud pada angka 1 huruf j, pengobatan dan
tindakan medis yang dikategorikan sebagai percobaan (eksperimen)
sebagaimana dimaksud pada angka 1 huruf l, dan kejadian tak
diharapkan yang dapat dicegah (preventable adverse events)
sebagaimana dimaksud pada angka 1 huruf p ditetapkan oleh
Menteri.
37
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
c. Setelah peserta mendapatkan nomor identitas JKN-KIS bayi,
kemudian melengkapi syarat administrasi penerbitan SEP di
FKRTL dalam waktu 3 x 24 jam hari kerja setelah masuk rawat
inap atau sebelum pulang/meninggal/dirujuk apabila dirawat
kurang dari 3 x 24 jam, dan kartu dalam status aktif.
d. FKRTL memberikan pelayanan kesehatan sesuai indikasi medis.
e. Setelah mendapatkan pelayanan, peserta menandatangani bukti
pelayanan pada lembar bukti pelayanan yang disediakan oleh
masing-masing FKRTL.
f. FKRTL wajib melakukan pencatatan pelayanan dan tindakan
yang telah dilakukan ke dalam Aplikasi Sistem Informasi
Manajemen yang telah disediakan BPJS Kesehatan
4. Pelayanan Darah
a. Pelayanan darah dapat dilakukan sesuai indikasi medis.
b. Pelayanan darah dapat dilakukan di FKRTL yang memiliki bank
darah atau jejaring FKRTL yang melayani pelayanan darah
berdasarkan MoU (kerja sama) antara FKRTL dan jejaringnya
tersebut.
c. Biaya pelayanan darah sudah termasuk dalam komponen paket
INA-CBG, peserta tidak diperkenankan iur biaya
40
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
Lampiran II Perjanjian
Nomor :
Nomor : 28/13/I/RSKG-PKS-
DIR/2018
47
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
Lampiran III Perjanjian
Nomor :
Nomor : 28/13/I/RSKG-PKS-
DIR/2018
48
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
Lampiran IV Perjanjian
Nomor :
Nomor : 28/13/I/RSKG-PKS-
DIR/2018
HASIL KREDENSIALING/REKREDENSIALING*)
Tanggal Kredensialing/Rekredensialing :
A. Profil FRKTL
1. Nama FKRTL : Rs. Khusus Ginjal Ny.R.A. Habibie
2. Klasifikasi FKRTL : Kelas C
3. Kepemilikan : Yayasan Pembinaan Asuhan Bunda
4. Alamat : Jl. Tubagus Ismail No. 46
No Berlaku sampai :
konsulen
Dr. Ria Bandiara,
1 dr,Sp.PD-KGH 445/9772-Dinkes/367-SIP-II-Dsp/IX/16 16 Juli 2021
Bedah
Dr. Rama Nusjirwan, vaskuler
2 SpBTKV 445/9638-Dinkes/281-SIP-III-Dsp/XII/14 09 September 2019
konsulen
Dr. Lukman Pura, SpPD-
3 KGH 445/3870-Dinkes/168-SIP-I-Dsp/V/15 08 Januari 2019
Penyakit
Dr. Astried Indrasari, dalam
4 SpPD 21 September 2022
Penyakit
Dr. Krisna Mulasimadhi, dalam
5 SpPD 445/5040-Dinkes/276-SIP-I-Dsp/IV/17 21 Januari 2022
49
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
Urologi
Dr. Tommy M.Seno
6 Utomo, SpU 445/8890-Dinkes/413-SIP-II-DSP/VII/17 03 April 2019
Paru
7 Dr. Ruri Intania, SpP 445/11154-Dinkes/476-SIP-II-Dsp/X/16 12 Desember 2019
Anastesi
Dr. Caroline Wullur,
8 Sp.An 445/5906-Dinkes/306-SIP-I-Dsp/V/17 24 Juli 2021
Patologi
Klinik
9 Dr. Tresna Karmila, SpPK 445/6908-Dinkes/330-SIP-I-Dsp/V/17 21 September 2020
Radiologi
10 Dr. Sri Dyah Panji, Sp.Rad 445/3643-Dinkes/158-SIP-III-Dsp/III/17 01 Oktober 2018
Umum
Dr. Sadiah Samsoe
11 Achmad 445/15739-Dinkes/812-SIP-I-Dum/XI/2017 02 Januari 2023
Umum
12 Dr. Noor Rusma Hidayati 445/13838-Dinkes/700-SIP-II-Dum/X/2017 09 Desember 2022
Umum
13 Dr. Cut Indra Murzi 445/13837-Dinkes/699-SIP-II-Dum/X/2017 21 Juli 2022
Umum
14 Dr. Esther Sylviani 445/13840-Dinkes/702-SIP-II-Dum/X/2017 05 April 2023
Umum
15 Dr. Irene Ranny Kristya N 445/1112-Dinkes/77-SIP-I-Dum/III/15 27 Maret 2019
Umum
16 Dr. Melita Hendriani 445/8530-Dinkes/390-SIP-I-Dum/VII/17 29 April 2022
Umum
17 Dr. Maghfilda Aulia S 445/6931-Dinkes/343-SIP-I-Dum/V/17 17 Desember 2022
Umum
18 Dr. Nia Sylviani 445/13839-Dinkes/701-SIP-II-Dum/X/2017 04 September 2022
Umum
19 Dr. Nandya 445/2555-Dinkes/96-SIP-I-Dum/III/17 30 Mei 2021
Umum
20 Dr. Lia Safitrie 445/2637-Dinkes/106-SIP-I-Dum/III/17 27 April 2022
Umum
21 Dr. Ade Astrida 445/2632-Dinkes/103-SIP/II-Dum/III/17 01 Mei 2018
Umum
22 Dr. Ratih Prabandari 445/11251-Dinkes/579-SIP-I-Dum/VIII/2017 22 September 2022
Umum
23 Dr. Elda Arini Hartono 445/11250-Dinkes/578-SIP-I-Dum/VIII/2017 01 Mei 2022
50
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
3. Perjanjian Kerja Sama dengan Jejaring
C. Kriteria Teknis
1. Jenis/lingkup Pelayanan
Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Lanjutan
51
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
dst Ket:
Dicantumkan
selengkap mungkin
Pelayanan Darah
No Unit Penyelenggara Pelayanan Keterangan
Darah
Keterangan:
Diisi unit penyelenggara pelayanan darah apakah Bank Darah RS atau
UPTD PMI (disebutkan kab/kota)
52
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
Tenaga Kesehatan lain
1. Perawat 1. 85 orang
2. Apoteker 2. 3 orang
3. Bidan 3. … orang
Tenaga Penunjang
53
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
Dst
1
dst
4. Komitmen Pelayanan
No Komitmen
54
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA
BPJS KESEHATAN CABANG RS………………………………
BANDUNG
Berikut kami ajukan jumlah berkas klaim Peserta JKN-KIS untuk bulan pelayanan ……….
……………, yaitu sebagai berikut:
Berkas Pengajuan TXT Pengajuan
Jenis Pelayanan Keterangan
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Kasus Biaya Kasus Biaya
Rawat Jalan
Rawat Inap
Jumlah
Untuk selanjutnya akan dilakukan proses verifikasi oleh BPJS Kesehatan
KCU/KC/KLOK ....... sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Demikian surat pengajuan klaim ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya, atas
perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.
Yang Mengajukan Berkas,
Direktur Rumah Sakit……..,
(…………………………………………)
NIP/NRP/….
Nama : (3)
NIP/NRP/Nomor : (4)
Pegawai
Jabatan : (5)
Dengan ini menyatakan dan bertanggung jawab secara penuh atas hal-hal
sebagai berikut:
56
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.
Materai 6000
................................................................ (7)
NIP/NRP/Nomor Pegawai (8)
Keterangan:
(1) Diisi dengan logo/kop surat Fasilitas Kesehatan.
(2) Diisi dengan nomor Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak.
(3) Diisi nama pejabat berwenang penanda tangan Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak.
(4) Diisi dengan NIP/NRP atau Nomor Pegawai.
(5) Diisi dengan nama jabatan penanda tangan Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak.
(6) Diisi dengan tempat dan tanggal.
(7) Diisi sama dengan nomor (3).
(8) Diisi sama dengan nomor (4).
57
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
Lampiran VII Perjanjian
Nomor :
Nomor :
Pada hari ini ……..tanggal……… bulan ……………… tahun ....., Rumah Sakit …..... mengajukan
klaim kepada BPJS Kesehatan Kantor Cabang/KLOK ………………………. untuk klaim bulan pelayanan
………………..tahun ...... dengan rincian sebagai berikut:
Berkas Pengajuan TXT Pengajuan
Jenis
Keterangan
Pelayanan Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Kasus Biaya Kasus Biaya
Rawat Jalan
Rawat Inap
Jumlah
Untuk selanjutnya akan dilakukan proses verifikasi oleh BPJS Kesehatan Kantor
Cabang/KLOK ....... sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Demikian berita acara ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya, atas perhatian
dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.
Jakarta, ……………. 2017
(...........................) (…………………………………….)
NPP : ...... NIP/ NRP : ……………………….
58
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA
BPJS KESEHATAN CABANG RS………………………………
BANDUNG
Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya dan tanpa ada paksaan/tekanan dari
Pihak manapun.
……………, ……………
Ketua Tim Pencegahan Kecurangan RS…..
(…………………………………………….)
59
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA
BPJS KESEHATAN CABANG RS………………………………
BANDUNG
Lampiran IX Perjanjian
Nomor :
Nomor :
Pada hari ini ……………….. bulan ……………… tahun .......... setelah pihak BPJS Kesehatan
KCU/KC/KLOK ...... melakukan proses verifikasi untuk tagihan klaim yang diberikan oleh pihak Rumah Sakit
………………………. pada bulan pelayanan ……………….. 2017, telah diperoleh hasil verifikasi sebagai
berikut:
Status Rawat Jalan Rawat Inap Jumlah
No
Verifikasi Kasus Biaya Kasus Biaya Kasus Biaya
1 Layak
2 Tidak Layak
3 Pending
*)Adapun rinciannya terlampir
dan untuk selanjutnya, kasus tagihan LAYAK sebanyak …… kasus dengan jumlah biaya sebesar Rp.
…………………. (Terbilang: …………………………………………….) akan dibayarkan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku. Sedangkan untuk klaim TIDAK LAYAK sebanyak …………… kasus dengan jumlah biaya sebesar
Rp …………………… (Terbilang : …………………………………………….) tidak dapat dibayarkan karena tidak
sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku dan untuk PENDING (Klaim Dispute) sebanyak ….. kasus
dengan jumlah biaya sebesar Rp………………. (Terbilang:……………………………..) belum dapat kami
bayarkan karena belum sesuai dengan kaidah dan ketentuan yang berlaku (berita acara dan detail rekapan
terlampir).
Demikian berita acara ini kami buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya, atas perhatian dan
kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
………………., ……………. 2017
Pihak Pertama, Pihak Kedua,
Ka Bidang PMR Cabang ..........., Rumah Sakit………………………………
60
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
(...........................) (………………………………………………….)
NPP : ...... NIP/ NRP : ……………………………….
61
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
Demikian berita acara ini kami buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya, atas
perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
Yang Menyatakan:
1. ……………………………….( nama jelas) …………………tanda tangan
2. ……………………………….( nama jelas) …………………tanda tangan
Mengetahui,
Ka. Bidang PMR Cabang ...........,
(……………………………………………)
Catatan :
Status Pending: Berkas yang tidak sesuai tersebut diperbaiki sesuai dengan kaidah dan regulasi
yang sesuai dan dapat diajukan kembali pada bulan pelayanan selanjutnya selambat-lambatnya 2
(dua) tahun masa kadaluarsa klaim.
Status Tidak Layak: Berkas klaim tidak dapat dibayarkan BPJS Kesehatan
62
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
Lampiran XI Perjanjian
Nomor :
Nomor :
63
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
dr. Herman Dinata Mihardja, AAAK dr. Qania Mufliani, MM
SENIOR MANAGER DIREKTUR
64
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA
BPJS KESEHATAN CABANG BANDUNG …………………………………
65
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II