ANTARA
BPJS KESEHATAN CABANG BANDUNG
DENGAN
RUMAH SAKIT UMUM PINDAD
TENTANG
PELAYANAN OBAT PENYAKIT KRONIS
BAGI PESERTA PROGRAM JAMINAN KESEHATAN
Nomor : 869/KTR/V-01/1219
Nomor : SJAN/3/RS/XII/2019
II.dr. Bagus Anindito., Sp.PD, selaku Kepala Rumah Sakit Umum Pindad
berdasarkan Surat Keputusan Direktur PT Pindad Medika Utama Nomor
: Skep/ll/PMU/IV/2018 tanggal 20 April 2018 tentang Penetapan
Jabatan Kepala Rumah Sakit Umum Pindad Bandung Akta Nomor 39
tanggal 29 Desember 2017 yang dibuat oleh Rita Evryani, SH yang
berkedudukan dan berkantor di Jl. Raya Bojongsoang No. 79 A, dalam
hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut, karenanya sah bertindak
untuk dan atas nama serta mewakili Rumah Sakit Umum Pindad,
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
k
Selanjutnya PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA yang secara bersama-sama
disebut PARA PIHAK dan masing-masing disebut PIHAK sepakat untuk
menandatangani Perjanjian Kerja Sama tentang Pelayanan Obat Penyakit
Kronis dan Obat Kemoterapi bagi Peserta Program Jaminan Kesehatan
selanjutnya disebut Perjanjian dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut:
PASAL 1
DEFINISI DAN PENGERTIAN
Kecuali apabila ditentukan lain secara tegas dalam Perjanjian ini, istilah-
istilah di bawah ini memiliki pengertian-pengertian sebagai berikut:
1.Alat Kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin, dan/atau implanyang
tidak mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosa,
menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit serta
memulihkan kesehatan pada manusia dan/atau membentuk struktur dan
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
\
kesehatan, pengajuan dan pembayaran tagihan klaim sebagaimana
perundang-undangan;
7.Auditor BPJS Kesehatan atau Auditor PIHAK KESATU adalah pegawai
tetap PIHAK KESATU yang diberi tugas (dengan melampirkan surat
tugas), tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat
yang berwenang untuk melakukan audit;
8.Auditor Eksternal PIHAK KESATU adalah lembaga pengawas independen
yang melakukan pengawasan terhadap BPJS Kesehatan sesuai ketentuan
perundang-undangan;
9.Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan yang selanjutnya
disingkat BPJS Kesehatan adalah badan hukum, yang dibentuk untuk
menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan. BPJS Kesehatan
merupakan badan hukum publik yang bertanggung jawab kepada
Presiden;
10.Bulan Pelayanan adalah bulan dimana PIHAK KEDUA memberikan
pelayanan kesehatan kepada Peserta;
11.Dewan Pertimbangan Klinis (DPK) dan Tim Pertimbangan Klinis Provinsi
. (TPK) adalah Dewan yang dibentuk oleh Menteri untuk DPK dan oleh
Gubernur untuk TPK guna memberikan pertimbangan klinis terkait
pelaksanaan Program JKN guna penguatan sistem dan penyelesaian
sengketa klinis;
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
ft
12.Dokumen klaim diterima lengkap adalah diterimanya berkas pengajuan
klaim termasuk berkas pendukung pelayanan secara lengkap sesuai yang
dipersyaratkan. Kelengkapan dokumen pembayaran klaim terdiri dari:
dokumen pengajuan klaim, Berita Acara Hasil Verifikasi (BAHV) dan
Formulir Persetujuan Hasil Verifikasi (FPHV) yang disetujui dan ditanda
tangani oleh manajemen PIHAK KEDUA dan kuitansi asli bermaterai
cukup;
13.E-Catalogue Obat atau katalog elektronik obat adalah sistem informasi
elektronik yang memuat daftar, jenis, spesifikasi teknis, dan harga barang
tertentu dari berbaga Penyedia Barang/Jasa Pemerintah, yang digunakan
sebagai dasar pembayaran klaim pelayanan obat diluar paket INA CBG;
14.Fasilitas Kesehatan yang selanjutnya disingkat Faskes adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya
pelayanan kesehatan perorangan, baik promotif, preventif, kuratif
maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah, dan/atau Masyarakat;
15.Formularium Nasional adalah daftar obat yang disusun oleh komite
nasional yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan, didasarkan pada bukti
ilmiah mutakhir berkhasiat, aman, dan dengan harga yang terjangkau
yang disediakan serta digunakan sebagai acuan penggunaan obat dalam
jaminan kesehatan nasional;
16.Identitas Peserta adalah identitas yang didapatkan sebagai bukti telah
terdaftar sebagai Peserta Jaminan Kesehatan berupa Kartu Indonesia
Sehat (KIS) yang paling sedikit memuat nama dan nomor identitas Peserta
yang terintegrasi dengan Nomor Identitas Kependudukan kecuali untuk
Daerah;
18.Kecurangan (fraud) adalah tindakan yang dilakukan dengan sengaja,
untuk mendapatkan keuntungan finansial dari program Jaminan
Kesehatan dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional melalui perbuatan
curang yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
4
PARAF PARAF
PIHAK I pihak n
\
19.Kelas Perawatan adalah ruang perawatan kelas III, kelas II, dan kelas I
sebagai manfaat non medis berupa akomodasi layanan rawat inap yang
diberikan berdasarkan besaran iuran Peserta;
20.Klaim dispute adalah klaim atas pelayanan kesehatan yang belum dapat
disetujui pembayarannya oleh PIHAK KESATU dikarenakan adanya
ketidaksepakatan antara PIHAK KESATU dengan PIHAK KEDUA yang
dinyatakan dengan Berita Acara Dispute Klaim;
21.Klaim kadaluarsa adalah klaim yang sudah melewati batas ketentuan
pengajuan yaitu lebih dari 6 (enam) bulan sejak pelayanan kesehatan
selesai diberikan;
22.Klaim layak yang dimaksud di dalam Perjanjian ini adalah klaim yang
sudah diverifikasi oleh verifikator PIHAK KESATU dan memenuhi
ketentuan administrasi dan atau pelayanan yang berlaku sesuai dengan
perjanjian ini sehingga dapat dibayarkan oleh PIHAK KESATU;
23.Klaim pending yang dimaksud di dalam Perjanjian ini adalah klaim yang
sudah diverifikasi namun belum dapat dibayarkan oleh PIHAK KESATU
dikarenakan adanya ketidaklengkapan administrasi, masih dalam proses
konfirmasi;
24.Klaim reguler adalah penagihan klaim periodik bulan pelayanan
sebelumnya yang ditagihkan pada Bulan berjalan. Klaim reguler
ditagihkan satu bulan penuh atau minimal ditagihkan 75% dari jumlah
SEP terbit yang tertuang dalam Surat Pengajuan Klaim dilengkapi
dengan dokumen pengajuan klaim;
25.Klaim susulan adalah sisa tagihan klaim reguler sesuai dengan jumlah
yang tertuang dalam surat pengajuan klaim dan atau klaim pending yang
belum diajukan pada periode pertama pengajuan klaim bulan
sebelumnya;
26.Klaim tidak layak adalah klaim yang sudah diverifikasi namun tidak
memenuhi ketentuan administrasi dan atau pelayanan yang berlaku
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
^ ^y
dibutuhkan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dengan
merujuk pada Service Level Agreement (SLA) yang berlaku;
30.Peserta adalah setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling
singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah membayar iuran
Jaminan Kesehatan;
31.Rekredensialing adalah proses penilaian ulang terhadap pemenuhan
persyaratan kriteria wajib, kriteria teknis dan penilaian kinerja
pelayanan terhadap PIHAK KEDUA, berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan dalam rangka akan melakukan perpanjangan
kerja sama dengan BPJS Kesehatan;
32.Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, atau dokter
hewan kepada Apoteker, baik dalam bentuk kertas maupun elektronik
untuk menyediakan dan menyerahkan sediaan farmasi dan/atau alat
kesehatan bagi pasienPeresepan maksimal obat adalah pedoman jumlah
maksimal untuk peresepan;
33.Survey Walk Through Audit (WTA) adalah umpan balik yang diberikan
oleh peserta JKN-KIS atau potret pengalaman peserta JKN-KIS tentang
pelayanan yang diberikan oleh PIHAK KESATU dan atau PIHAK KEDUA,
yang bertujuan untuk mendapatkan informasi terkait pengalaman
peserta BPJS Kesehatan atas pelayanan PARA PIHAK, dan dapat
digunakan hasilnya oleh PARA PIHAK untuk peningkatan kualitas
pelayanan kesehatan;
34.Tarif Indonesian-Case Based Group yang selanjutnya disebut Tarif INA
CBG merupakan tarif paket yang meliputi seluruh komponen sumber
daya rumah sakit yang digunakan dalam pelayanan baik medis maupun
nonmedis, berdasarkan peraturan yang ditetapkan oleh Menteri;
35.Tarif Non INA CBG merupakan tarif untuk beberapa pelayanan tertentu
yaitu alat bantu kesehatan, obat kemoterapi, obat penyakit kronis, CAPD
dan PET scan. Tata cara pengajuan klaim Tarif Non INA CBG dilakukan
secara terpisah dari sistem INA CBG berdasarkan peraturan yang
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
<\
37.Urun Biaya adalah tambahan biaya yang dibayar Peserta pada saat
memperoleh Manfaat pelayanan kesehatan yang dapat menimbulkan
penyalahgunaan pelayanan;
38.Selisih Biaya adalah tambahan biaya yang dibayar Peserta pada saat
memperoleh manfaat pelayanan kesehatan yang lebih tinggi daripada
haknya;
39.Verifikasi adalah proses uji kebenaran terhadap tagihan klaim biaya
pelayanan kesehatan PIHAK KEDUA, yang dilakukan secara rutin setiap
bulannya oleh Verifikator PIHAK KESATU, menggunakan aplikasi yang
berlaku;
40.Verifikasi Paska Klaim adalah proses uji kebenaran terhadap klaim yang
sudah dibayarkan kepada PIHAK KEDUA yang terindikasi adanya
ketidaksesuaian dengan ketentuan perundang-undangan, yang
dilakukan secara rutin setiap bulannya oleh Verifikator PIHAK KESATU.
Hasil dari verifikasi paska klaim dapat berupa: klaim yang telah sesuai
dan klaim yang tidak sesuai. Terhadap klaim yang tidak sesuai ketentuan
dan dinyatakan terjadi kelebihan pembayaran, maka PIHAK KEDUA
wajib melakukan pengembalian sesuai ketentuan. Dalam hal PIHAK
KEDUA tidak sepakat untuk melakukan pengembalian, maka terhadap
hasil verifikasi paska klaim tersebut dapat dilakukan tindak lanjut
penyelesaian (eskalasi) kepada Tim PK-JKN Kabupaten/Kota dan
seterusnya sesuai ketentuan perundang-undangan;
41.Verifikator adalah pegawai tetap PIHAK KESATU yang diberi tugas,
tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang
berwenang untuk melakukan proses verifikasi tagihan klaim biaya
pelayanan kesehatan yang diajukan PIHAK KEDUA.
PASAL 2
MAKSUD DAN TUJUAN
Kesehatan.
(2)Tujuan dari Perjanjian ini adalah terselenggaranya Jaminan Kesehatan
bagi Peserta dengan syarat dan ketentuan yang diatur dalam Perjanjian
ini.
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
PASAL 3
RUANG LINGKUP DAN PROSEDUR
PASAL 4
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
g. Melakukan audit administrasi klaim sekurang-kurangnya 2 (dua) kali
dalam setahun, hanya dalam hal ditemukan indikasi penyalahgunaan
oleh Tim PK-JKN PIHAK KESATU;
h. Melakukan audit terhadap klaim yang telah dibayarkan kepada PIHAK
KEDUA yang dilakukan oleh Auditor PIHAK KESATU, dalam hal
diperlukan sehubungan dengan kegiatan pemeriksaan di PIHAK
KESATU;
i. Mendapatkan jaminan perlindungan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
j. Menerima informasi dari PIHAK KEDUA dalam hal Peserta Jaminan
Kesehatan meninggal dunia.
9
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
IS
g. Melakukan sosialisasi ketentuan dan prosedur terkait Jaminan
Kesehatan secara berkala stakeholder terkait/ pihak yang
berkepentingan berkoordinasi dengan PIHAK KEDUA.
h. Menyimpan rahasia informasi peserta yang digunakan untuk proses
pembayaran klaim;
i. Membayar kekurangan pembayaran kepada PIHAK KEDUA dalam hal
terjadinya kekurangan bayar berdasarkan hasil audit oleh pihak
eksternal maupun internal dan/atau verifikasi paska klaim yang telah
disepakati oleh PARA PIHAK;
j. Menjaga nama baik (reputasi) PIHAK KEDUA;
k. Membentuk Tim Pencegahan Kecurangan JKN sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan;
1. PIHAK KESATU menyediakan aplikasi yang akan dipergunakan oleh
PIHAK KEDUA untuk kepentingan pengajuan klaim pelayanan PIHAK
KEDUA;
m. Menyelenggarakan pelayanan penanganan pengaduan Peserta
bersama dengan PIHAK KEDUA;
n. Menerima pengajuan klaim PIHAK KEDUA;
o. Memiliki kebijakan/pedoman dan melaksanakan prinsip Good
Corporate Governance.
(3) Hak PIHAK KEDUA:
a.Memperoleh informasi tentang kepesertaan, pembayaran, prosedur
pelayanan kesehatan, tata cara pengajuan klaim dan mekanisme kerja
sama;
b.Menerima pembayaran klaim atas pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada Peserta paling lambat 15 (lima belas) hari sejak
dokumen klaim diterima lengkap;
c.Memperoleh informasi dan aplikasi (software) terkait dengan sistem
informasi manajemen pelayanan yang berlaku dalam rangka tata
kelola administrasi;
d.Apabila dibutuhkan, memberikan klarifikasi dan informasi terhadap
hasil verifikasi dan audit kepada PIHAK KESATU;
e.Menerima kekurangan pembayaran dari PIHAK KESATU dalam hal
terjadinya kekurangan bayar berdasarkan hasil audit oleh auditor
internal dan eksternal yang melakukan pengawasan terhadap PIHAK
KESATU;
10
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
f.Apabila setelah memberikan klarifikasi dan informasi sebagaimana
dimaksud pada huruf d diatas, PARA PIHAK belum menemukan
kesepakatan, maka PARA PIHAK dapat mengajukan penyelesaian
sesuai dengan hirarki penyelesaian sesuai ketentuan perundang-
undangan;
g.Memberikan klarifikasi dan jawaban terhadap teguran dari PIHAK
KESATU;
h. Mengusulkan penambahan lingkup pelayanan yang belum ada di
dalam Perjanjian, untuk selanjutnya dilakukan mekanisme
sebagaimana dimaksud di dalam Pasal 3 ayat (2) Perjanjian ini.
(4) Kewajiban PIHAK KEDUA:
a.Melayani Peserta dengan baik sesuai dengan standar profesi dan
standar pelayanan kedokteran, prosedur pelayanan kesehatan yang
berlaku bagi PIHAK KEDUA serta tidak melakukan pungutan biaya
tambahan diluar ketentuan kepada peserta Jaminan Kesehatan;
b.Melaksanakan dan mendukung program Jaminan Kesehatan sesuai
ketentuan perundang-undangan;
c.Menyediakan perangkat keras (hardware) dan jaringan komunikasi
data dengan spesifikasi yang sudah ditentukan;
d.Menyediakan data dan informasi tentang Sumber Daya Manusia
Klinis, sarana prasarana, peralatan medis PIHAK KEDUA, dan sistem
antrian;
e.Dalam hal PIHAK KESATU dilakukan audit oleh Auditor Eksternal
sesuai ketentuan perundang-undangan, kemudian terbukti terjadi
kelebihan pembayaran, maka PIHAK KEDUA selaku pihak terkait
berkewajiban memberikan konfirmasi dan mengembalikan kelebihan
pembayaran tersebut;
f.Menyediakan unit yang memiliki fungsi pelayanan informasi dan
penanganan pengaduan Peserta Jaminan Kesehatan terkait layanan
peserta oleh PIHAK KEDUA;
g.Memberikan jaminan perlindungan terhadap keamanan, kesehatan,
dan keselamatan peserta, petugas dan pengunjung di lingkungan
Rumah Sakit PIHAK KEDUA sesuai ketentuan perundang-undangan.
h. Menjaga nama baik (reputasi) PIHAK KESATU;
i. Membentuk Tim Pencegahan Kecurangan JKN sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan;
11
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
\
j. PIHAK KEDUA dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan wajib
menginformasikan ketersediaan ruang rawat inap kepada peserta;
k. Memberikan informasi kepada Peserta dan PIHAK KESATU dalam hal
terjadinya pengurangan atau penghentian sebagian operasional
pelayanan kesehatan yang menyebabkan Peserta tidak bisa lagi
mendapatkan pelayanan tersebut, baik untuk jangka waktu
sementara ataupun seterusnya.
1. Memberikan laporan rutin setiap bulannya kepada PIHAK KESATU
dalam hal Peserta Jaminan Kesehatan meninggal dunia, serta
bertanggung jawab terhadap kebenaran data tersebut.
m. Memiliki kebijakan/pedoman dan melaksanakan prinsip Good
Corporate Governance dan Good Clinical Governance.
PASAL 5
KERAHASIAAN INFORMASI
Perjanjian ini;
12
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
1\
d. Menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia,
informasi tersebut harus disampaikan kepada pihak lain yang disebut
secara jelas dalam peraturan perundang-undangan tersebut, dan atau
untuk perbaikan Program Jaminan Kesehatan secara keseluruhan.
(3) Pengetahuan dan informasi rahasia sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
a.Informasi mengenai pasien
b.Informasi mengenai alasan penolakan klaim
c.Informasi mengenai rincian klaim
d.Informasi rahasia lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
PASAL 6
TARIF PELAYANAN OBAT PESERTA JAMINAN KESEHATAN
13
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
PASAL 7
TATA CARA PENGAJUAN DAN PEMBAYARAN
PELAYANAN OBAT PENYAKIT KRONIS DAN OBAT KEMOTERAPI
PASAL 8
JANGKA WAKTU PERJANJIAN
PASAL 9
MONITORING DAN EVALUASI
14
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
ft
Kesehatan, Dinas Kesehatan, Asosiasi Fasilitas Kesehatan setempat,
akademisi dan profesi sesuai kewenangannya, terhadap penyelenggaraan
pelayanan kesehatan yang dilakukan.
(5)Untuk kepentingan pemeriksaan atau audit yang dilaksanakan oleh
pihak internal maupun pihak eksternal, disamping bukti pendukung
klaim sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II Perjanjian, PIHAK
KEDUA juga wajib untuk menyediakan bukti pelayanan lain yang
dibutuhkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku, sepanjang bukti yang diminta berhubungan dengan kasus
yang di audit.
(6)PARA PIHAK dapat melaksanakan verifikasi paska klaim terhadap klaim
bulan berjalan yang telah dilakukan pembayaran.
(7)Tim Pencegahan Kecurangan JKN PIHAK KESATU melaksanakan audit
administrasi klaim terhadap klaim yang telah dilakukan pembayaran
PIHAK KESATU sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam setahun hanya
dalam hal PIHAK KEDUA terindikasi penyalahgunaan pelayanan
kesehatan.
PASAL 10
KADALUARSA KLAIM
15
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
<\ a^
PASAL 11
SANKSI
PASAL 12
PENGAKHIRAN PERJANJIAN
(1) Perjanjian ini dapat dibatalkan dan atau diakhiri oleh salah satu Pihak
sebelum Jangka Waktu Perjanjian, berdasarkan hal-hal sebagai berikut:
a.Persetujuan PARA PIHAK secara tertulis untuk mengakhiri Perjanjian
ini yang berlaku efektif pada tanggal dicapainya kesepakatan
pengakhiran tersebut;
b.Salah satu Pihak melanggar ketentuan yang diatur dalam Perjanjian
ini (wanprestasi) dan tetap tidak memperbaikinya setelah menerima
surat teguran/peringatan maksimal sebanyak 3 (tiga) kali, dengan
tembusan ke Dinas Kesehatan, Asosiasi Fasilitas Kesehatan setempat.
Pengakhiran berlaku efektif pada tanggal surat pemberitahuan
pengakhiran Perjanjian ini dari Pihak yang dirugikan;
c.Ijin usaha atau operasional salah satu Pihak berakhir dan/atau
dicabut oleh Pemerintah. Pengakhiran berlaku efektif pada tanggal
habis masa berlakunya dan/atau pada saat pencabutan ijin
operasional PIHAK KEDUA oleh Pemerintah;
d.Salah satu Pihak melakukan merger, konsolidasi, atau diakuisisi oleh
perusahaan lain yang mengakibatkan berubah atau berakhirnya ijin
operasional. Pengakhiran berlaku efektif pada tanggal disahkannya
pelaksanaan merger, konsolidasi atau akuisisi tersebut oleh Menteri
17
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
If
f.Salah satu Pihak mengadakan/berada dalam keadaan likuidasi.
Pengakhiran berlaku efektif pada tanggal Pihak yang bersangkutan
telah dinyatakan dilikuidasi secara sah menurut ketentuan dan
prosedur hukum yang berlaku.
g.Salah satu PIHAK menerima relaas gugatan perdata dari PIHAK
lainnya yang berkaitan dengan ketentuan pelaksanaan perjanjian ini,
maka Perjanjian dinyatakan berakhir pada saat relaas gugatan
tersebut diterima.
(2)Dalam hal salah satu PIHAK bermaksud untuk mengakhiri Perjanjian ini
secara sepihak sebelum berakhirnya Jangka Waktu Perjanjian, maka
wajib memberikan pemberitahuan tertulis kepada PIHAK lainnya
mengenai maksudnya tersebut sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan
sebelumnya.
(3)PARA PIHAK dengan ini sepakat untuk mengesampingkan berlakunya
ketentuan dalam Pasal 1266 Kitab Undang-undang Hukum Perdata,
sejauh yang mensyaratkan diperlukannya suatu putusan atau
penetapan Hakim/ Pengadilan terlebih dahulu untuk membatalkan/
mengakhiri suatu Perjanjian.
(4)Berakhirnya Perjanjian ini tidak menghapuskan hak dan kewajiban yang
telah timbul dan tetap berlaku sampai terselesaikannya hak dan
kewajibannya tersebut.
PASAL 13
KEADAAN MEMAKSA [FORCE MAJEURE)
18
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
If
adanya peristiwa Force Majeure tersebut kepada Pihak yang lain secara
tertulis paling lambat 14 (empat belas) hari kalender sejak saat terjadinya
peristiwa Force Majeure, yang dikuatkan oleh surat keterangan dari
pejabat yang berwenang yang menerangkan adanya peristiwa Force
Majeure tersebut. Pihak yang terkena Force Majeure wajib mengupayakan
dengan sebaik-baiknya untuk tetap melaksanakan kewajibannya
sebagaimana diatur dalam Perjanjian ini segera setelah peristiwa Force
Majeure berakhir.
(3)Apabila peristiwa Force Majeure tersebut berlangsung terus hingga
melebihi atau diduga oleh Pihak yang mengalami Force Majeure akan
melebihi jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalender, maka PARA PIHAK
sepakat untuk meninjau kembali Jangka Waktu Perjanjian ini.
(4)Semua kerugian dan biaya yang diderita oleh salah satu Pihak sebagai
akibat terjadinya peristiwa Force Majeure bukan merupakan tanggung
jawab Pihak yang lain.
PASAL 14
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
19
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
If
Dispute koding : Penanggung jawab klaim PIHAK KESATU.
Dispute medis : Penanggung jawab klaim PIHAK KESATU, Tim
Kendali Mutu dan Kendali Biaya.
b.Tingkat Provinsi
Dispute medis : Tim Kendali Mutu dan Kendali Biaya tingkat
Provinsi, Tim Pertimbangan Klinis Provinsi.
c.Tingkat Pusat
Dispute koding : P2JK Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Dispute medis : Tim Kendali Mutu dan Kendali Biaya tingkat Pusat,
Dewan Pertimbangan Klinis, P2JK Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, Organisasi Profesi.
PASAL 15
PEMBERITAHUAN
20
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
<v
atau kepada alamat lain yang dari waktu ke waktu diberitahukan oleh
PARA PIHAK, satu kepada yang lain, secara tertulis.
(2) Pemberitahuan yang diserahkan secara langsung dianggap telah
diterima pada hari penyerahan dengan bukti tanda tangan penerimaan
pada buku ekspedisi atau buku tanda terima pengiriman, apabila
pengiriman dilakukan melalui pos atau ekspedisi maka dianggap
diterima sejak ditandatanganinya tanda terima atau maksimal 5 hari
kerja sejak dikirimkannya surat tersebut sedangkan pengiriman melalui
email dan atau faksimile dianggap telah diterima pada saat telah
diterima kode jawabannya {answerback) pada pengiriman email dan
konfirmasi faksimile pada pengiriman faksimile.
PASAL 16
LAIN-LAIN
21
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
ft
C. Addendum/amandemen yang dilakukan termasuk dan tidak
terkecuali pada penerapan peraturan PIHAK KESATU yang
bersinggungan dengan PIHAK KEDUA,
d.Addendum/amandemen yang disepakati PARA PIHAK tidak berlaku
mundur, kecuali telah ditetapkan oleh perundang-undangan;
e.Dalam hal terjadi perubahan Pejabat yang berwenang terkait
perjanjian ini, maka dituangkan dalam Berita Acara yang menjadi
bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.
(4)Batasan Tanggung Jawab
PIHAK KESATU tidak bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas dan
pelayanan kesehatan dari PIHAK KEDUA kepada Peserta dan terhadap
kerugian maupun tuntutan yang diajukan oleh Peserta kepada PIHAK
KEDUA yang disebabkan karena kesalahan atau pelanggaran yang
dilakukan oleh PIHAK KEDUA dalam menjalankan tanggung jawab
profesinya seperti, termasuk tetapi tidak terbatas pada, kesalahan dalam
melakukan pemeriksaan dan pengobatan, kesalahan dalam memberikan
indikasi medis atau kesalahan dalam memberikan tindakan medis.
diundangkan;
(6)Supply Chain Financing fSCF)
Merupakan program pembiayaan oleh Bank yang khusus diberikan
kepada Fasilitas Kesehatan mitra BPJS Kesehatan untuk membantu
percepatan penerimaan piutang (tagihan klaim pelayanan kesehatan
BPJS Kesehatan).
(7)Kesatuan
Setiap dan semua lampiran yang disebut dan dilampirkan pada
Perjanjian ini, merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak
terpisahkan dari Perjanjian ini. Termasuk kesatuan Perjanjian adalah
Lampiran IV Hasil Kredensialing/Rekredensialing yang merupakan satu
kesatuan dan bagian tidak terpisahkan dari Perjanjian.
^\ ^T
Demikianlah, Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua), asli, masing-
masing sama bunyinya, di atas kertas bermaterai cukup serta mempunyai
kekuatan hukum yang sama setelah ditanda-tangani oleh PARA PIHAK.
23
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
^t
Lampiran I Perjanjian
Nomor: 869/KTR/V-01/1219
Nomor: SJAN/3/RS/XII/2019
I. RUANG LINGKUP
1.Pelayanan obat, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai untuk
Peserta Jaminan Kesehatan pada Fasilitas Kesehatan berpedoman pada
daftar dan harga obat, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
yang ditetapkan oleh Menteri.
2.Sebelum ditetapkan oleh Menteri, daftar dan harga obat, alat kesehatan,
dan bahan medis habis pakai disusun secara transparan dan akuntabel
oleh Komite Nasional yang terdiri atas unsur Kementerian Kesehatan,
Badan Pengawas Obat dan Makanan, Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional, BPJS Kesehatan, asosiasi profesi,
perguruan tinggi, dan tenaga ahli.
3.Daftar obat, alat kesehatan, bahan medis habis pakai dituangkan dalam
Formularium Nasional dan Kompendium Alat Kesehatan.
4.Peserta Jaminan Kesehatan berhak mendapat pelayanan obat yang
dibutuhkan sesuai dengan indikasi medis.
5.Pelayanan obat dapat diberikan pada pelayanan kesehatan rawat jalan
dan/atau rawat inap baik di Fasilitas Kesehatan tingkat pertama
maupun Fasilitas Kesehatan rujukan tingkat lanjutan.
6.Pelayanan obat bagi peserta Jaminan Kesehatan berpedoman pada
Daftar Obat yang ditetapkan oleh Menteri yang dituangkan sebagai
Formularium Nasional berikut dengan restriksi, peresepan maksimal
dan ketentuan penerapan Formularium Nasional.
7.Pelayanan Obat di FKRTL:
a.Obat yang termasuk dalam paket INA-CBG:
Penyediaan obat yang termasuk dalam paket INA-CBG dilakukan oleh
Instalasi Farmasi FKRTL atau apotek jejaring FKRTL.
b.Obat yang termasuk dalam top up INA-CBG:
Jenis obat yang termasuk dalam top up INA CBG ditetapkan oleh
Menteri.
c.Obat yang dapat ditagihkan di luar paket INA CBG, yaitu:
24
PARAF PARAF
PIHAKI PIHAK H
Oi
1)Obat untuk penyakit kronis di FKRTL;
2)Obat kemoterapi.
8.Obat penyakit kronis di FKRTL diberikan maksimum untuk 30 (tiga
puluh) hari sesuai indikasi medis.
9.Obat penyakit kronis di FKRTL diberikan untuk:
a.penyakit kronis cakupan Program Rujuk Balik (Diabetes Melitus,
Hipertensi, Penyakit Jantung, Asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronik
(PPOK), Epilepsi, gangguan kesehatan jiwa kronik, stroke, dan
Syndroma Lupus Eritematosus (SLE) dan penyakit kronis lain yang
ditetapkan oleh Menteri) yang belum dirujuk balik ke FKTP;
b.serta penyakit kronis lain yang menjadi kewenangan FKRTL.
10.Pemberian obat penyakit kronis di FKRTL diberikan dengan cara
sebagai bagian dari paket INA-CBG, diberikan minimal untuk 7 (tujuh)
hari dan bila diperlukan tambahan hari pengobatan, obat diberikan
terpisah di luar paket INA-CBG serta diklaimkan sebagai tarif Non INA-
CBG, dan harus tercantum pada Forumularium Nasional.
ll.Jumlah maksimal obat yang dapat diberikan mengikuti daftar
peresepan maksimal yang telah ditetapkan.
12.Obat kronis di FKRTL hanya untuk pelayanan RJTL saja; untuk obat
kronis yang diberikan pada pelayanan RITL sudah termasuk dalam
paket INA-CBG.
13.Perhitungan biaya obat dalam kemasan khusus:
a.Obat dalam kemasan tabung Inhaler: pembiayaan per tabung inhaler
sepenuhnya dibayar oleh BPJS Kesehatan.
b.Sediaan injeksi insulin:
1)Pembiayaan injeksi insulin mengikuti pola pembiayaan obat
kronis di FKRTL secara umum (biaya pen/cartridge untuk
kebutuhan sekurang-kurangnya 7 hari sudah termasuk dalam
paket INA-CBG). Agar dilakukan verifikasi jumlah
pen/ cartridge /vial yang diperlukan sesuai dengan dosis insulin.
2)Dalam hal tidak dimungkinkan pembiayaan injeksi insulin sesuai
dengan ketentuan nomor 1) di atas, maka pembiayaan injeksi
insulin per pen/cartridge sepenuhnya ditanggung oleh BPJS
Kesehatan.
c.Obat injeksi Anti Hepatitis B Kronik atau Anti Hepatitis C Kronik:
yang diberikan pada kasus RJTL dapat ditagihkan secara fee for
service kepada BPJS Kesehatan.
25
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
a ft
d. Obat injeksi eritropoetin alfa dan beta sudah termasuk dalam
komponen paket INA-CBG
14.Harga obat di luar paket INA-CBG yang ditagihkan oleh Instalasi
Farmasi Ruraah Sakit atau Apotek yang bekerja sama dengan BPJS
Kesehatan mengacu pada ketentuan yang ditetapkan Menteri.
Ketentuan yang berlaku pada saat ditandatanganinya Perjanjian ini
yaitu mengacu pada harga dasar obat sesuai e-Catalogue ditambah
biaya pelayanan kefarmasian. Besarnya biaya pelayanan kefarmasian
sebagaimana dimaksud adalah faktor pelayanan kefarmasian dikali
harga dasar obat sesuai e-Catalogue atau harga yang ditetapkan oleh
Menteri. Faktor pelayanan kefarmasian sebagaimana dimaksud pada
mengacu pada Peraturan Menteri yang berlaku
15.Obat program pemerintah yang tidak dijamin oleh BPJS Kesehatan
antara lain obat untuk penyakit:
a.HIV dan AIDS
b.Tuberculosis (TB)
c.Malaria
d.Kusta
e.Korban narkotika (rumatan methadon)
16.Penggunaan Obat di Luar Fornas:
Pada pelaksanaan pelayanan kesehatan, penggunaan obat disesuaikan
dengan standar pengobatan program terkait dan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Apabila dalam pemberian pelayanan
kesehatan, pasien membutuhkan obat yang belum tercantum di Fornas,
maka Penggunaan obat di luar Fornas di FKRTL hanya dimungkinkan
setelah mendapat rekomendasi dari Ketua Komite Farmasi dan Terapi
(KFT) dengan persetujuan Komite Medik dan Kepala/Direktur Rumah
Sakit, dan tidak dibebankan kepada peserta.
17.Dalam hal FKRTL mengalami kendala ketersediaan obat sebagaimana
yang tercantum pada e-Catalogue maka dapat menghubungi Direktorat
Bina Obat Publik dengan alamat email: e_katalog@kemkes.go.id atau
081281753081 dan (021)5214872 atau nomor lain yang berlaku.
18.Setiap laporan kendala ketersediaan obat harus disertai dengan
informasi: nama, sediaan dan kekuatan obat, nama pabrik obat dan
nama distributor obat, tempat kejadian (nama dan alamat
kota/kabupaten dan propinsi, depo farmasi/apotek/instalasi farmasi
26
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
A
Rumah Sakit pemesan obat), tanggal pemesanan obat, hasil konfirmasi
dengan distributor setempat, hal-hal lain yang terkait.
19. Pelayanan Kesehatan yang tidak dijamin bagi Peserta Jaminan
Kesehatan:
a. Pelayanan atau hal-hal lain yang tidak termasuk jaminan yang
ditanggung oleh BPJS Kesehatan adalah sebagai berikut:
1)pelayanan kesehatan yang tidak sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan meliputi rujukan atas permintaan
sendiri dan pelayanan kesehatan lain yang tidak sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
2)pelayanan kesehatan yang dilakukan di Fasilitas Kesehatan yang
tidak bekerja sama dengan BPJS Kesehatan, kecuali dalam
keadaan darurat;
3)pelayanan kesehatan terhadap penyakit atau cedera akibat
Kecelakaan Kerja atau hubungan kerja yang telah dijamin oleh
program jaminan Kecelakaan Kerja atau menjadi tanggungan
Pemberi Kerja;
4)pelayanan kesehatan yang dijamin oleh program jaminan
kecelakaan lalu lintas yang bersifat wajib sampai nilai yang
ditanggung oleh program jaminan kecelakaan lalu lintas sesuai
hak kelas rawat Peserta
5)pelayanan kesehatan yang dilakukan di luar negeri;
6)pelayanan kesehatan untuk tujuan estetik;
7)pelayanan untuk mengatasi infertilitas;
8)pelayanan meratakan gigi atau ortodonsi;
9)gangguan kesehatan/penyakit akibat ketergantungan obat
dan/atau alkohol;
10)gangguan kesehatan akibat sengaja menyakiti diri sendiri, atau
akibat melakukan hobi yang membahayakan diri sendiri;
11)pengobatan komplementer, alternatif dan tradisional, yang belum
dinyatakan efektif berdasarkan penilaian teknologi kesehatan
(health technology assessment);
12)pengobatan dan tindakan medis yang dikategorikan sebagai
percobaan atau eksperimen;
13)alat dan obat kontrasepsi, kosmetik;
14)perbekalan kesehatan rumah tangga;
27
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
15)pelayanan kesehatan akibat bencana pada masa tanggap darurat,
Republik Indonesia:
a)Pelayanan kesehatan promotif dan preventif;
b)Pelayanan pemeriksaan kesehatan berkala anggota TNI dan PNS
Kementerian Pertahanan;
c)Pelayanan pemeriksaan kesehatan calon peserta rehabilitasi
terpadu penyandang cacat personel Kementerian Pertahanan
dan TNI;
d)Pelayanan kesehatan rehabilitasi kecacatan personel
Kementerian Pertahanan dan TNI;
e)Pelayanan pemeriksaan kesehatan calon PNS Kementerian
Pertahanan; dan
f)Pelayanan pemeriksaan kesehatan pendidikan pengembangan
PNS Kementerian Pertahanan;
g)Pemberian dukungan kesehatan latihan TNI;
h) Pemberian dukungan kesehatan operasi TNI;
i) Pemeriksaan kesehatan anggota TNI;
j) Pelayanan kesehatan akibat kegiatan latihan dan operasi TNI;
dan
k) Kegiatan promotif, preventif, dan rehabilitatif kesehatan.
20)Pelayanan lainnya yang tidak ada hubungan dengan Manfaat
IV
21) Pelayanan yang sudah ditanggung dalam program lain.
b.Masa tanggap darurat, kejadian luar biasa/wabah ditetapkan oleh
pejabat yang berwenang.
c.Gangguan kesehatan akibat sengaja menyakiti diri sendiri atau akibat
melakukan hobi yang membahayakan diri sendiri, pengobatan dan
tindakan medis yang dikategorikan sebagai percobaan atau
eksperimen, dan kejadian tak diharapkan yang dapat dicegah
ditetapkan oleh Menteri.
UA
M PINDAD
o., Sp.PD
SAKIT
29
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
Lampiran II Perjanjian
Nomor: 869/KTR/V-01/1219
Nomor: SJAN/3/RS/XII/2019
30
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
(v
kepada FKRTL dan mengeluarkan berita acara pengembalian berkas
klaim.
6.Dalam hal BPJS Kesehatan tidak mengeluarkan berita acara kelengkapan
berkas klaim dalam waktu 10 (sepuluh) hari sebagaimana dimaksud pada
angka 4, berkas klaim dinyatakan lengkap.
7.Hari ke 10 (sepuluh) sebagaimana dimaksud pada angka 6 dihitung mulai
hari pengajuan klaim FKRTL yang ditandai dengan penerbitan bukti
penerimaan klaim.
8.Persyaratan pengajuan klaim manfaat pelayanan kesehatan di FKRTL
klaim.
9.Pengajuan klaim pelayanan Obat untuk penyakit kronis dan obat
kemoterapi, kelengkapan khusus sebagaimana dimaksud pada poin 8
FORNAS.
10.Dalam hal PIHAK KEDUA telah melaksanakan sistem pengelolaan klaim
secara elektronik, PIHAK KESATU dapat meminta dokumen kelengkapan
administrasi klaim dalam bentuk softcopy dan/atau melalui transaksi
data elektronik.
11.Verifikasi dan Pembayaran Tagihan:
a. BPJS Kesehatan melakukan proses verifikasi berkas klaim sejak
berkas dinyatakan lengkap dibuktikan dengan berita acara
31
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
^\
kelengkapan berkas klaim sebagaimana dimaksud pada Lampiran II
angka 4 atau lampiran II angka 6.
b.BPJS Kesehatan melakukan pembayaran klaim berdasarkan hasil
verifikasi sebagaimana dimaksud pada huruf a yang telah dinyatakan
sesuai.
c.Dalam hal berkas klaim yang telah dilakukan verifikasi oleh BPJS
Kesehatan belum sesuai dan memerlukan konfirmasi, berkas klaim
dikembalikan kepada FKRTL untuk mendapatkan konfirmasi, disertai
berita acara pengembalian berkas klaim berikut penjelasannya.
d.Berkas klaim yang dikembalikan sebagaimana dimaksud pada huruf
c dapat diajukan kembali oleh FKRTL pada pengajuan klaim bulan
berikutnya.
e.BPJS Kesehatan mengajukan persetujuan klaim kepada FKRTL dalam
hal proses verifikasi klaim telah selesai dilaksanakan paling lambat
pada hari ke 10 sejak Berita Acara berkas lengkap.
f.Persetujuan klaim sebagaimana dimaksud pada huruf e dibuktikan
dengan formulir persetujuan hasil verifikasi yang telah ditandatangani
oleh pejabat FKRTL yang ditunjuk. Hasil persetujuan verifikasi oleh
FKRTL sebagaimana dimaksud, diterima kembali di Kantor
Cabang/Kantor Kabupaten/Kota BPJS Kesehatan paling lambat satu
hari setelah formulir diterima oleh FKRTL.
g.Dalam hal FKRTL pada hari ke-11 (sebelas) belum menyerahkan
persetujuan klaim sebagaimana dimaksud pada huruf f, FKRTL
dianggap menyetujui hasil verifikasi klaim BPJS Kesehatan, dan
proses selanjutnya terhadap klaim dapat dilanjutkan. Persetujuan
Klaim yang telah ditanda tangani oleh FKRTL dapat disusulkan paling
lambat pada hari jatuh tempo pembayaran klaim. Dalam hal terjadi
keterlambatan penyerahan persetujuan klaim kepada FKRTL, maka
FKRTL harus membuat Pernyataan Keterlambatan tersebut.
h. BPJS Kesehatan wajib melakukan pembayaran kepada FKRTL
berdasarkan klaim yang diajukan dan telah diverifikasi paling lambat:
1)15 (lima belas) hari sejak dikeluarkannya berita acara kelengkapan
berkas klaim sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II angka 4;
atau
2)15 (lima belas) hari sejak berkas klaim otomatis dinyatakan lengkap
sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II angka 6.
32
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
<\
i. Dalam hal pembayaran kepada FKRTL jatuh pada hari libur,
pembayaran pada FKRTL dilakukan pada hari kerja berikutnya.
j. Kelengkapan dokumen pembayaran klaim:
1)Lembar persetujuan hasil verifikasi yang telah ditanda tangani oleh
FKRTL.
2)Kuitansi asli bermaterai cukup.
k. BPJS Kesehatan tidak bertanggung jawab untuk membayar tagihan
yang timbul karena FKRTL memberikan pelayanan kesehatan di luar
yang menjadi hak Peserta.
1. Biaya transfer an tar bank menjadi tanggungan FKRTL.
m. Nomor Rekening yang akan digunakan untuk pembayaran tagihan
klaim biaya pelayanan kesehatan kepada FKRTL adalah sebagai
berikut:
Nama Pada Rekening : PT. Pindad Medika Utama
Nomor Rekening: 131.0050000605
Bank: PT. Bank Mandiri Persero
Cabang: Gatot Subroto
12. Ketentuan Denda Keterlambatan Pembayaran Tagihan Klaim
a.BPJS Kesehatan wajib membayarkan ganti rugi keterlambatan
pembayaran tagihan klaim pelayanan kesehatan sebesar 1% (satu
persen) dari jumlah yang harus dibayarkan untuk setiap 1 (satu) bulan
keterlambatan secara proporsional.
b.Dalam hal terjadi keterlambatan pembayaran klaim oleh BPJS
Kesehatan, maka akan dihitung mulai pada hari ke-16 sejak berita
acara kelengkapan berkas klaim dike luar kan.
c.Ganti rugi sebagaimana dimaksud dihitung secara proporsional untuk
setiap hari kalender keterlambatan sesuai ketentuan yang berlaku.
d.FKRTL dapat memanfaatkan program Supply Chain Financing (SCF)
. dengan pihak Bank untuk memastikan terselenggaranya pelayanan
kepada Peserta Jaminan Kesehatan.
13.Apabila dalam pengajuan klaim/tagihan oleh FKRTL terdapat
klaim/tagihan yang bermasalah (dispute claim) maka berhak untuk
menangguhkan pembayaran atas klaim/tagihan yang bermasalah
tersebut. Penyelesaian dispute claim mengacu pada regulasi yang berlaku.
33
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
14. Dalam hal terjadi ketidaksesuaian pada saat verifikasi administrasi atau
verifikasi pelayanan maka BPJS Kesehatan berhak melakukan konfirmasi
34
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
(V
Lampiran III Perjanjian
Nomor : 869/KTR/V-01/1219
Nomor : SJAN/3/RS/XII/2019
35
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
<\ Hi
10 Ayu Rizki Nopriana TTK
19971108/SIPTTK 32.73/20
19/2245 08/11/2024
11 19940610/SIPTTK_32.73/20
Devi Amalia TTK
18/2486 10/06/2022
12 Dicky Noer 19950607/SIPTTK 32.73/20
Rochman TTK 07/06/2019
18/1109
Dinda Magdalena
13 Dewi Basit, Amd TTK 19960819/SIPTTK_32.73/20
Farm 19/2350 19/08/2023
14 19870125/SIPTTK_32.73/20
Eli Hasanah TTK 17/10/2020
18/2066
15 Eli Hemawati TTK
19680908/SIPTTK 32.73/20
17/10/2020
18/2065
16 19940425/SIPTTK_32.73/20
Endah Aprianti TTK 17/10/2020
19/2247
17 Erma Duwi Jayanti,
TTK
19940510/SIKTTK_32.73/20
Amd. Farm 10/05/2021
15/2132
18 Sedang dalam proses
Feni Andriani
TTK
19 19920407/SIKTTK 32.73/20
Fitria Harselina TTK 17/10/2020
18/2408
20 0004/IPFK/IX/2019/DPMPT
Hanna Yulianti TTK
SP 02/07/2023
21 19960522/SIPTTK_32.73/20
Irma Juanita TTK 22/05/2019
18/2110
22 19930722/SIPTTK_32.73/20
Kusmiati TTK 17/10/2020
18/2067
23 19960624/SIPTTKJ32.73/20
Miranti Putri TTK 24/06/2022
19/2246
24 Nina Ayustina, 19951104/SIPTTK_32.73/20
TTK 04/11/2022
Amd. Farm 19/2248
25 19940716/SIPTTK_32,73/20
Ninik Sugiarti TTK 16/07/2018
18/2008
26 Nita Nurkomara 19930419/SIPTTK_32,73/20
TTK 19/04/2019
Sari 18/2325
27 Pamela Seprianti, 19930913/SIPTTK_32.73/20
TTK 13/09/2022
Amd. Farm 18/2063
28 19940202/SIPTTK_32.73/20
Rani Febriani TTK 17/10/2020
18/2409
29 19920826/SIKTTKJ32.73/20
Rina Wiranti TTK 26/08/2020
17/2134
30 Sedang dalam proses
Sani Nuroktiani TTK
31 Siti Ratri 19900330/SIPTTKJ32.73/20
TTK 17/10/2020
Wahyuningsih 18/2064
32 19691018/SIPTTKJ32.73/20
Sri Purwanti TTK 17/10/2020
18/2448
33 19940406/SIPTTKJ32.73/20
Teti Aprianti TTK 17/10/2020
18/2410
36
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
34 19960316/SIKTTK 32.73/20
Wilena Widhiyatien TTK 16/03/2020
18/2350
35 Yayuk Nuryanah
19881118/SIPTTK_32.73/20
TTK 17/10/2020
18/2062
36 Yulianti
19910706/SIKTTK_32.73/20
TTK 06/07/2021
17/2133
C. Kriteria Teknis
Salinan Hasil Kredensialing/Rekredensialing, termasuk Komitmen
Pelayanan (dilampirkan).
PINDAD
Sp.PD
KIT
37
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
Lampiran IV Perjanjian
Nomor : 869/KTR/V-01/1219
Nomor : SJAN/3/RS/XII/2019
Berikut kami ajukan jumlah berkas klaim Peserta JKN-KIS untuk bulan pelayanan
, yaitu sebagai berikut:
Berkas Pengajuan TXT Pengajuan
Jenis Pelayanan Jumlah Jumlah Keterangan
Jumlah Jumlah
Kasus Biaya Kasus Biaya
Kronis
Kemoterapi
Jumlah
Untuk selanjutnya akan dilakukan proses verifikasi oleh BPJS Kesehatan KCU/KC/KLOK
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Demikian surat pengajuan klaim ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya, atas
perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.
NIP/NRP/....
*kolom tandatangan diisi dengan namajelas dan di stempel instansi
*lampiran jumlah berkas dan pengajuan per tanggal
38
PARAF PARAF
PIHAKI PIHAK II
Lampiran V Perjanjian
Nomor: 869/KTR/V-01/1219
Nomor: SJAN/3/RS/XII/2019
Nama: (3)
NIP/NRP/Nomor Pegawai : (4)
Jabatan: (5)
Dengan ini menyatakan dan bertanggung jawab secara penuh atas hal-hal sebagai
berikut:
2.Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar dan menimbulkan
kerugian negara, kami bersedia mengembalikan kerugian tersebut dan dilakukan
proses sesuai ketentuan hukum yang berlaku.
(6)
Yang bertanda tangan
Materai 6000
(7)
NIP/NRP/Nomor Pegawai (8)
Kcterangan:
(1)Diisi dengan logo/kop surat Fasilitas Kesehatan.
(2)Diisi dengan nomor Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak.
(3)Diisi nama pejabat berwenang penanda tangan Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak.
(4)Diisi dengan NIP/NRP atau Nomor Pegawai.
(5)Diisi dengan nama jabatan penanda tangan Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak.
(6)Diisi dengan tempat dan tanggal.
(7)Diisi sama dengan nomor (3).
(8)Diisi sama dengan nomor (4).
39
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
Lampiran VI Perjanjian
Nomor: 869/KTR/V-01/1219
Nomor: SJAN/3/RS/XII/2019
Untuk selanjutnya akan dilakukan proses verifikasi oleh BPJS Kesehatan Kantor
Cabang/KLOKsesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Demikian berita acara ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya, atas perhatian
dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.
Jakarta,2020
Penerima Klaim, Pengaju Klaim
Verifikator, Rumah Sakit
L
NPP: NIP/NRP:
40
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
Lampiran VII Perjanjian
Nomor: 869/KTR/V-01/1219
Nomor: SJAN/3/RS/XII/2019
NPP : NIP/NRP:
41
PARAF PARAF
PIHAK I PIHAK II
Q
Lampiran VIII Perjanjian
Nomor: 869/KTR/V-01/1219
Nomor: SJAN/3/RS/XII/2019
Demikian berita acara ini kami buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya,
atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
Yang Menyatakan:
1( nama jelas)tanda tangan
2( nama jelas)tanda tangan
Mengetahui,
Ka. Bidang PMR Cabang,
Catatan:
Status Pending: Berkas yang tidak sesuai tersebut diperbaiki sesuai dengan kaidah dan regulasi yang
sesuai dan dapat diajukan kembali pada bulan pelayanan selanjutnya.
Status Tidak Lavak: Berkas klaim tidak dapat dibayarkan BPJS Kesehatan
42
PARAF PARAF
PIHAKI PIHAK II
(V