Pada hari Selasa, tanggal 25 Juni 1996 kami menerima sakramen perkawinan, waktu itu saya
berusia 29 tahun dan isteri saya 21 tahun. Upacara terjadi di Kapela Stasi Tenawahang – Paroki
Sta. Maria Imaculata Lewolaga, diberkati oleh Rm. Y. Tjoek Prasetyo, MSF didampingi oleh
Pater Yosef Kewegeng Kelen, SVD dengan saksi 1: Bpk. Gabriel Seng Koten, dan 2: Ibu Soviana
Tobi. Ajuda adalah anak-anak dari SMA Podor dan koor oleh Mudika Stasi Tenawahang. Setelah
upacara penerimaan sakramen di gereja, siang hari acara keluarga di rumah keluarga Tenawahang.
Malam harinya acara resepsi. Semua berlangsung dengan aman dan penuh suka cita.
Akan tetapi, pada malam pengantin itu, sebuah peristiwa tak terduga terjadi. Ayahanda
Leonardus Lewo Hayon tiba-tiba mengeluhkan sakit perut yang luar biasa dan hampir tidak
tertahankan. Ia tidak bisa berdiri, duduk di kursi, atau tidur. Ia hanya bisa duduk jongkok di lantai
sambil memegang perut dan mengerang-erang kesakitan. Maka kami harus bertindak cepat untuk
menolong. Pada dini hari, kami berjuang dengan bantuan sebuah kendaraan truk yang saya cegat
di jalan ketika hendak pergi ke Nobo muat pasir, mengantar Bapak ke rumah sakit umum
Larantuka. Syukur, Bapak akhirnya bisa tertolong, dan menjalani operasi Hernia (usus jatuh) oleh
dokter Josef Kopong Daten. Selanjutnya, semua urusan adat perkawinan setelah pemberkatan itu
berjalan dengan lancar, baik di Tenawahang maupun di desa Horinara Adonara.
Kami kemudian kembali ke Lewolere dan tinggal di rumah bujang saya, rumah kecil
berukuran 6x4 meter, berdinding bambu dan beratap alang-alang, berlantai tanah. Hanya setahun
kemudian, tepatnya pada tanggal 8 April 1997, di rumah sakit umum Larantuka, lahirlah putera
sulung kami yang saya beri nama: MARIO REDEMPTUS KOPONG MEDO KABELEN. Nama
Ijazahnya: Mario Redemptus Kabelen, dipanggil RIO. Sedikit tentang nama si putera sulung ini:
“Mario” diambil dari nama santa pelindung neneknya (mama saya), yaitu: Maria. “Redemptus”
adalah nama santo dalam kalender liturgi gereja hari itu. “Kopong Medo” adalah nama kakek saya
(ayah dari ayah saya). “Kabelen” adalah nama suku/marga. Sedangkan sapaan “Rio” diilhami oleh
makna kata itu yang berarti; sungai. Dengan sapaan itu, kami berharap kiranya si putera sulung ini
kelak boleh menjadi bagaikan sungai yang membawa kesejukan dan kesegaran bagi orang-orang
di sekitarnya, juga buat adik-adiknya. Saat ini no Rio sudah selesai kuliah di jurusan teknik
elektro dan mendapat gelar sarjana di ujung namanya, ST. Semoga dengan keahliannya ini, no Rio
bisa menjadi ‘sungai’ bagi orang lain.
Pada waktu no Rio berusia 2 tahun, tepatnya tanggal 12 April 1999, bertempat di rumah
bambu itu, lahirlah putera kedua yang kami beri nama: LEONARD YULIUS LEWO KABELEN.
Nama Ijazahnya: Leonard Yulius Kabelen, dipanggil LORI. “Leonard Lewo” diambil dari nama
kakeknya (ayah dari mama), yaitu Leonardus Lewo Hayon. “Yulius” adalah nama santo dalam
kalender liturgi gereja hari itu. “Kabelen” adalah nama suku/marga. Sedangkan sapaan “Lori”
diilhami oleh makna kata itu yaitu: kereta atau sejenis kereta. Dengan sapaan itu, kami berharap
kiranya si putera kedua ini bisa menjadi kendaraan yang dapat mengantar orang ke tempat tujuan.
Saat ini, no Lori dengan menyandang nama baru: Fr. Leonard Yulius Kabelen, CSsR, sedang
mengikuti kuliah di Fakultas Filsafat Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, sebagai bagian
pergulatannya di jalan panggilan hidup menjadi imam Tuhan dalam serikat Redemptoris. Kiranya
kita dapat membantu perjuangannya dengan doa-doa kita.
Selanjutnya, saat no Lori berusia 2 tahun, tepatnya tanggal 27 Juli 2001, Tuhan
mengaruniakan kami seorang puteri. Ia dilahirkan di rumah sakit umum Larantuka, dan kami beri
nama: FLORA NATALIA BANA DORE KABELEN. Nama ijazahnya: Flora Natalia Kabelen.
Dipanggil “Flora”. Nama “Flora” yang artinya bunga, adalah pilihan saya, karena saya
mengharapkan agar si puteri ini kelak bisa menjadi pembawa kegembiraan dan penghiburan bagi
siapa saja yang membutuhkan. Nama “Natalia” adalah nama santa dalam kalender liturgi hari itu.
Sedangkan nama “Bana Dore” adalah nama nenek (mama dari mama saya) setelah mendapat
petunjuk dalam mimpi, baik mimpi dari mama Anci maupun dari Nenek Mari. Nona Flora kini
sedang kuliah di UNWIRA Kupang, program studi Pendidikan Musik. Kalau selesai nanti,
mudah-mudahan dia bisa menjadi guru sekaligus melayani gereja. Kita doakan pula.
Tahun 2000 kami pindah rumah ke rumah yang sekarang, tetapi waktu itu baru fondasi,
jadi kami menempati lokasi dapur yang sangat sempit, dan nona kecil menjadi salah satu penghuni
sejak berusia 0 tahun. Tahun 2003 kami membangun rumah yang sekarang dan langsung mulai
menempatinya, baru membenahinya tahap demi tahap menjadi seperti sekarang. Dua tahun
mendiami rumah ini, lagi-lagi Tuhan berkenan mengaruniakan kami seorang putera tepatnya pada
tanggal 26 April 2005, dan kami menamai dia: YOHANES PAULUS HALI BARE KABELEN.
Nama ijazahnya: Yohanes Paulus Kabelen. Dipanggil “Parlo”. Nama pelindung Yohanes Paulus
diambil dari nama Paus Yohanes Paulus II, salah satu pemimpin gereja dan tokoh karismatik yang
meninggal pada tanggal 2 April 2005 itu. “Hali Bare” adalah nama ayah saya yaitu Adrianus Hali
Bare. “Kabelen” adalah nama suku/marga. Nama panggilan “Parlo” diilhami oleh nama seorang
tokoh pelukis besar, yaitu: Pablo Picasso, sementara saya pada waktu itu adalah fans berat AC
Milan dan sangat tertarik dengan aksi-aksi pesepak bola Italia bernama Andrea Pirlo. Maka
digabungkanlah dua nama beken itu: Pablo + Pirlo = Parlo, dengan harapan kelak si bungsu ini
bisa menjadi pelukis atau pesepak bola atau bahkan dua-duanya. Namun, apa yang kami alami
kemudian? No Parlo sejak masih berusia 2 tahun sudah masuk rumah sakit. Rupanya ada bibit
penyakit typhus dalam dirinya. Penyakit ini menyebabkan kondisinya tidak cukup stabil dan
membuat dia keluar masuk rumah sakit sampai usia SMP. Polik Suster Tabali adalah tempat yang
paling sering menerima kami, baik untuk sekadar berobat maupun untuk opname, termasuk tepat
pada Hari Raya Natal maupun Paskah. Meskipun demikian, ia tetap bersekolah dan kini sudah
berada di SMA Podor kelas XI dengan kondisi yang sudah lebih baik. Kita juga mendoakan dia
semoga tetap sehat, lebih rajin belajar, dan dapat meraih masa depan yang baik pula. Bagi kami,
saya dan isteri, keempat buah hati ini adalah Mahkota kehidupan yang dianugerahkan Tuhan
kepada kami. Maka tanggung jawab kami adalah mengarahkan mereka ke jalan yang benar, yang
dapat menyelamatkan hidup mereka. Dan tugas itu belum selesai.
Selain kisah-kisah menggembirakan dan membesarkan hati, tak sedikit pun kisah duka
derita yang kami alami, semisal berpulangnya orang-orang dekat kami dalam keluarga seperti:
Bapa besar Kuda Hayon dan Mama, Bapa Leo dan Mama, Bosu Bidan dan Uri Esi, Bapa Domi
dan Bapa Duru, Tata Hulo, Tata Ena, dan Tata Esi. Juga Bapa Hali, Nana Rimo, Nana Sowa,
Kaka Somi, dan masih banyak lagi yang lain. Saat ini, orang tua kandung kami hanya tinggal
Mama Mari yang sekarang ada bersama kami di Lewolere, sementara rumah kami di Horinara
terpaksa ditinggal tanpa penghuni.
Saat ini saya berusia 54 tahun dan isteri saya 46 tahun. Sebagai pegawai swasta yayasan
Mardi Wiyata yang bekerja sepenuh waktu di SMA Podor, usia pensiunan kami adalah 56 tahun,
artinya untuk saya masih ada 2 tahun lagi. Kecuali yayasan masih membutuhkan tenaga saya dan
saya pun masih bersedia, maka pengabdian saya boleh diperpanjang sampai saya berusia 60 tahun.
Yang pasti, tanggung jawab terhadap hidup dan masa depan anak-anak tetap menjadi perjuangan
kami hingga mereka semua boleh mandiri. Usia perkawinan hanya sebuah perhitungan waktu,
tetapi perjuangan hidup itu tidak akan pernah selesai sebelum garis akhir.
Begitulah sekelumit gambaran ziarah hidup perkawinan kami sepanjang 25 tahun ini.
Tentu saja, masih ada begitu banyak hal yang tidak terkisahkan di sini. Namun, kisah yang ringkas
ini sudah dapat menggambarkan sebegitu besar dan agung karya Tuhan dalam hidup berkeluarga
kami, dan hanya oleh kuasaNyalah kami dapat tiba di sini pada hari ini. “Syukur... DIA mencintai
kami. Hanya kepada DIA sajalah kami percaya!” Untuk itu, saya mengajak kita sekalian, marilah
kita bersama kembali memperbaharui iman kepercayaan kita kepada Allah Tritunggal Mahakudus
dengan mengucapkan syahadat.
Aku Percaya ...
Dan sebagai ungkapan syukur kita bersama, marilah kita mendaraskan mazmur 30 secara
bergantian:
P (Suami Isteri): Aku akan memuji Engkau, Ya Tuhan, sebab Engkau telah menarik aku ke atas,
dan tidak memberi musuh-musuhku bersuka cita atas aku.
U (Semua): Tuhan, Allahku, kepadaMu aku berteriak minta tolong, dan Engkau telah
menyembuhkan aku.
P: Tuhan, Engkau mengangkat aku dari dunia orang mati, Engkau menghidupkan aku di antara
mereka yang turun ke liang kubur.
U: Nyanyikanlah mazmur bagi Tuhan, hai orang-orang yang dikasihiNya, dan persembahkanlah
syukur kepada namaNya yang kudus!
P: Sebab sesaat saja Ia murka, tetapi seumur hidup Ia murah hati. Sepanjang malam ada tangisan,
menjelang pagi terdengar sorak-sorai.
U: Dalam kesenanganku aku berkata: “Aku takkan goyah untuk selama-lamanya!”
P: Tuhan, oleh karena Engkau berkenan, Engkau telah menempatkan aku di atas gunung yang
kokoh. Ketika Engkau menyembunyikan wajahMu, aku terkejut.
U: KepadaMu, ya Tuhan, aku berseru, dan kepada Tuhanku aku memohon.
P: Apakah untungnya kalau darahku tertumpah, kalau aku turun ke dalam liang kubur? Dapatkah
debu bersyukur kepadaMu dan memberitakan kesetiaanMu?
U: Dengarlah Tuhan, dan kasihanilah aku. Tuhan, jadilah penolongku!
P: Aku yang meratap telah Kauubah menjadi orang yang menari-nari, kain kabungku telah
Kaubuka, pinggangku Kauikat dengan sukacita,
U: Supaya jiwaku menyanyikan mazmur bagiMu dan jangan berdiam diri.
P+U : Tuhan, Allahku, untuk selama-lamanya aku mau menyanyikan syukur bagiMu.
P: Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus ...
U: Seperti pada permulaan, sekarang, selalu, sepanjang segala abad... Amin.
Lagu Syukur: MB. 477 (TUHAN SUMBER GEMBIRAKU)
Doa Umat:
Tuhanlah asal dan tujuan hidup kita. DaripadaNyalah kita memperoleh segala yang baik untuk
kehidupan dan keselamatan kita. Maka di hari penuh rahmat dan bahagia ini, marilah kita
menyampaikan permohonan-permohonan kita dengan penuh iman.
1) Bagi kami berdua yang merayakan ulang tahun ke-25 perkawinan kami:
Semoga kasih Tuhan yang sudah menaungi hidup perkawinan kami sepanjang 25 tahun ini
tetap lestari untuk memampukan kami saling mencintai dan mengasihi dengan tulus hati.
Semoga kasih yang sama itu juga menyanggupkan kami untuk melanjutkan dan
menyelesaikan tugas mengasuh dan mengantarkan anak-anak kami ke hidup dan masa depan
yang baik, serta melapangkan hati kami untuk tetap setia terhadap tugas dan pelayanan kami
kepada gereja Allah yang kudus.
Marilah kita mohon ....
2) Bagi kami anak-anak yang dilahirkan dari perkawinan ini:
Semoga dengan bantuan rahmat Tuhan, kami anak-anak yang terlahir sebagai mahkota
perkawinan bapak dan mama, mampu mendengarkan dan mengindahkan nasehat mereka yang
membawa kami kepada keselamatan. Kiranya kasih Tuhan menuntun langkah perjuangan
Tata Rio agar memperoleh pekerjaan tetap yang layak demi masa depannya. Kiranya kasih
Tuhan yang sama pula senantiasa menuntun seluruh pergulatan hidup Tata Lori di jalan
panggilan imamat yang penuh tantangan ini, sehingga ia tetap dapat bertahan dalam situasi
apapun. Juga, semoga berkat Tuhan menaungi perjuangan Tata Nona Flora untuk melanjutkan
dan dapat menyelesaikan kuliahnya tepat waktu. Dan untuk saya sendiri, semoga kasih
karunia Tuhan menguatkan jiwa dan badan saya agar dapat mengikuti pelajaran dengan baik
serta mampu merencanakan masa depan saya dengan lebih fokus.
Marilah kita mohon ...
3) Bagi semua anggota keluarga kami:
Semoga dengan bantuan rahmat Tuhan, semua anggota keluarga kami di manapun berada
selalu hidup aman dan damai dengan semua orang di sekitarnya, terlindungi dari ancaman
virus corona, sehingga hari-hari hidup mereka senantiasa diliputi sukacita dan kegembiraan.
Dan, semoga Tuhan memberkati segala pekerjaan mereka, serta membantu mereka mengatasi
segala kesulitan yang dihadapi. Bagi semua anggota keluarga yang telah berpulang, semoga
Tuhan menerima mereka semua dalam kebahagiaan kekal di surga.
Marilah kita mohon ...
4) Bagi kita semua yang hadiri di sini:
Semoga oleh belas kasih Tuhan, kita semua yang hadir malam ini, serta semua tetangga di
KBG dan lingkungan kita senantiasa hidup berdampingan secara damai, terlindungi dari
wabah Corona yang semakin mengganas. Kiranya kita semua selalu menjadikan doa Rosario
sebagai senjata ampuh penghalau segala bentuk serangan yang membahayakan jiwa dan raga
kita.
Marilah kita mohon ....
P: Marilah kita menyatukan semua permohonan kita dengan menyanyikan Doa Bapa Kami..
Bapa kami yang ada di Surga ....
Doa Rosario:
Marilah pada kesempatan ini, kita menyapa Bunda Santa Perawan Maria yang selalu dan
senantiasa mendengarkan segala keluh kesah kami di sepanjang pergulatan hidup perkawinan
kami.
Salam Puteri Allah Bapa, Salam Maria ....
Salam Bunda Allah Putera, Salam Maria ....
Salam mempelai terkasih Allah Roh Kudus, Salam Maria ....
Kemuliaan ...
Kita mendoakan 1 peristiwa Rosario. Sambil merenungkan peristiwa Maria mengunjungi
Elisabeth Saudaranya, kita menyerahkan keluarga kami ke dalam perlindungan dan doa Bunda
Maria.
Bapa Kami ... 10x Salam Maria .... Kemuliaan ... Terpujilah ... Ya Yesus yang baik ....
Hendak Berlindung ....
Lagu Maria: MB. 550 (Salam Ya Ratu)
Doa Penutup:
Sebagai Doa Penutup, mari kita bersama mendaraskan lagi mazmur 31: Aman dalam Tangan
Tuhan, secara bergantian:
P: PadaMu Tuhan aku berlindung, janganlah sekali-kali aku mendapat malu. Luputkanlah aku
oleh karena keadilanMu.
U: Sendengkanlah telingaMu kepadaku, bersegeralah melepaskan aku. Jadilah bagiku gunung
batu tempat perlindungan, kubu pertahanan untuk menyelamatkan aku.
P: Sebab Engkau bukit batuku dan pertahananku, dan oleh karena namaMu Engkau akan
menuntun dan membimbing aku.
U: Engkau akan mengeluarkan aku dari jaring yang dipasang orang terhadap aku, sebab
Engkaulah tempat perlindunganku.
P: Ke dalam tanganMulah kuserahkan jiwaku. Engkau membebaskan aku ya Tuhan, Allah yang
setia.
U: Engkau benci kepada orang-orang yang memuja berhala yang sia-sia, tetapi aku percaya
kepada Tuhan.
P: Aku akan bersorak-sorak dan bersuka cita karena kasih setiaMu, sebab Engkau telah menilik
sengsaraku, dan memperhatikan kesesakan jiwaku.
U: Dan tidak menyerahkan aku ke tangan musuh, tetapi menegakkan kakiku di tempat yang
lapang.
P: Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus...
U: Seperti pada permulaan ....
Lagu Penutup: GB. 224 (KENANGKAN KISAH KASIH TUHAN)
Penutup: Demikianlah ibadat syukur kita. Mari kita memohon berkat Tuhan dari tangan orang
pilihanNya, agar hati batin kita selalu dipenuhi rasa syukur, dan seluruh hidup kita senantiasa
diliputi damai sejahtera. (VC Brazil).
===========================
Reff. Puji syukur Tuhan, tak terhingga, kuhatur padaMu setiap hari. Seluruh hidupku
akan menjadi, pernyataan syukur pada Tuhan. Meskipun hidupku penuh cobaan,
kutetap percaya pada kasihNya. Seluruh hidupku akan menjadi pernyataan
syukur pada Tuhan.
(Ulang dari: Dalam suka maupun duka .... Reff. ....)
Reff. Agungkanlah Bapa Maha Penyayang, syukur bagi Penebus dunia. Karna Tuhan
setia selalu, abadi kasih setiaNya.
Solo 2): Kisahkan keagungan Tuhan, dan wartakanlah kemuliaanNya. Kepada semua
makhluk hidup, kepada semua ciptaanNya. Reff.
Solo 3): Tuhanlah gembala setia, Tuhan Allah pun perisai hidupku. Membimbing dan
menuntun hidupku, menuju hidup yang abadi. Reff.
TEKS IBADAT
P (Suami Isteri): Aku akan memuji Engkau, Ya Tuhan, sebab Engkau telah menarik aku ke atas, dan
tidak memberi musuh-musuhku bersuka cita atas aku.
U (Semua): Tuhan, Allahku, kepadaMu aku berteriak minta tolong, dan Engkau telah
menyembuhkan aku.
P: Tuhan, Engkau mengangkat aku dari dunia orang mati, Engkau menghidupkan aku di antara
mereka yang turun ke liang kubur.
U: Nyanyikanlah mazmur bagi Tuhan, hai orang-orang yang dikasihiNya, dan persembahkanlah
syukur kepada namaNya yang kudus!
P: Sebab sesaat saja Ia murka, tetapi seumur hidup Ia murah hati. Sepanjang malam ada tangisan,
menjelang pagi terdengar sorak-sorai.
U: Dalam kesenanganku aku berkata: “Aku takkan goyah untuk selama-lamanya!”
P: Tuhan, oleh karena Engkau berkenan, Engkau telah menempatkan aku di atas gunung yang
kokoh. Ketika Engkau menyembunyikan wajahMu, aku terkejut.
U: KepadaMu, ya Tuhan, aku berseru, dan kepada Tuhanku aku memohon.
P: Apakah untungnya kalau darahku tertumpah, kalau aku turun ke dalam liang kubur? Dapatkah
debu bersyukur kepadaMu dan memberitakan kesetiaanMu?
U: Dengarlah Tuhan, dan kasihanilah aku. Tuhan, jadilah penolongku!
P: Aku yang meratap telah Kauubah menjadi orang yang menari-nari, kain kabungku telah
Kaubuka, pinggangku Kauikat dengan sukacita,
U: Supaya jiwaku menyanyikan mazmur bagiMu dan jangan berdiam diri.
P+U : Tuhan, Allahku, untuk selama-lamanya aku mau menyanyikan syukur bagiMu.
P: Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus
U: Seperti pada permulaan, sekarang, selalu, sepanjang segala abad... Amin.
P: PadaMu Tuhan aku berlindung, janganlah sekali-kali aku mendapat malu. Luputkanlah aku
oleh karena keadilanMu.
U: Sendengkanlah telingaMu kepadaku, bersegeralah melepaskan aku. Jadilah bagiku gunung
batu tempat perlindungan, kubu pertahanan untuk menyelamatkan aku.
P: Sebab Engkau bukit batuku dan pertahananku, dan oleh karena namaMu Engkau akan
menuntun dan membimbing aku.
U: Engkau akan mengeluarkan aku dari jaring yang dipasang orang terhadap aku, sebab
Engkaulah tempat perlindunganku.
P: Ke dalam tanganMulah kuserahkan jiwaku. Engkau membebaskan aku ya Tuhan, Allah yang
setia.
U: Engkau benci kepada orang-orang yang memuja berhala yang sia-sia, tetapi aku percaya
kepada Tuhan.
P: Aku akan bersorak-sorak dan bersuka cita karena kasih setiaMu, sebab Engkau telah menilik
sengsaraku, dan memperhatikan kesesakan jiwaku.
U: Dan tidak menyerahkan aku ke tangan musuh, tetapi menegakkan kakiku di tempat yang
lapang.
P: Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus
U: Seperti pada permulaan ....