PENDAHULUAN
reformasi atas administrasi publik yang tidak efisien dan kesenjangan anggaran dari
dengan nama New Public Management. Mulai tahun 1990-an muncul paradigma
baru yang dicetuskan Christopher Hood tahun 1991 dikenal dengan New Public
doktrin yang diterima untuk akuntabilitas publik dan administrasi publik. Pada saat
yang sama perubahan akuntansi menjadi bagian penting dari serangan di era
progresif akuntabilitas publik (Hood, 1995). Paradigma ini muncul sebagai reformasi
administrasi publik yang tidak produktif, tidak efisien, selalu rugi, rendah kualitas,
tahun 1999 dengan dikeluarkannya Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang
tercapai selama satu sampai lima tahun ke depan mencakup 1) uraian tentang visi,
misi strategi dan faktor-faktor kunci keberhasilan organisasi 2) uraian tentang tujuan,
sasaran dan aktivitas organisasi 3) uraian tentang cara mencapai tujuan dan sasaran
diperoleh dari Hood (1995). Hal tersebut disampaikan oleh Anindita, staf Badan
Management (NPM) yang sudah diadopsi adalah penerapan gaya manajemen sektor
modernisasi kantor dan hubungan atasan dan bawahan semakin dinamis dengan
(Niswatin, 2013).
Gambar 1.1
Proses Penyusunan APBN
Musrenbang nasional yang termuat dalam musrenbangnas.bappenas.go.id
menetapkan pagu indikatif (patokan batas maksimal anggaran yang diberikan kepada
Pagu Indikatif K/L Tahun 2016 ditetapkan 807,7 triliun, yang kemudian
melibatkan partisipan menjadi ide dasar dalam memahami hubungan manusia dengan
yang kemudian peran pimpinan adalah menciptakan suatu iklim yang memungkinkan
Tabel 1.1
Laporan Realisasi Anggaran Pemerintah Provinsi Bali 2014
ditetapkan dan angka realisasi belanja daerah yang lebih rendah dibanding dengan
slack karena suatu kinerja keuangan disebut baik jika biaya yang ditargetkan lebih
Hasil penelitian Young (1985) dan Waller (1988) menunjukkan, ada beberapa
bukti awal yang menunjukkan bahwa karyawan cenderung menolak untuk membuat
sebagai padding the budget (making the budget proposal larger than the actual
estimates for the project). Budgetary slack adalah suatu kecenderungan yang
dilakukan oleh manajer agen pada saat diberi kesempatan berpartisipasi dalam
dilakukan karena anggaran digunakan sebagai dasar penilaian kinerja manajer agen
Perspektif penelitian ini selanjutnya difondasi oleh teori prospek Kahneman dan
yang dibingkai atau dikenal dengan pengaruh framing. Pengaruh frame atau framing
memberikan respon dengan cara yang berbeda pada permasalahan keputusan yang
sama jika masalah tersebut disajikan dalam format yang berbeda (Kuhberger, 1998;
Levin et al. 1998). Teori prospek merupakan salah satu teori yang mencoba
akuntansi, akan tetapi hasil yang tidak konsisten dalam beberapa literatur psikologi
variabel disposisional dan mengasumsikan bahwa sifat yang terbentuk adalah stabil,
laten dan secara tradisional dapat disimpulkan dari perilaku yang diamati melalui
internal dan mengarah pada sifat pembawaan seseorang. Sifat iniyang masih bisa
preferensi risiko nyata dalam konteksnya. Preferensi risiko domain spesifik dapat
risiko laten dan situasional (Kim, 1992). Pengertian laten pada preferensi risiko disini
mengacu pada atribut psikologi yang bersifat hipotetik, tidak dapat diamati secara
Subjek nantinya termasuk dari kelompok pencari risiko atau penolak risiko hanya
dapat diketahui melalui instrumen pengukuran Kahneman dan Tversky (1979) dalam
teori prospeknya dengan menunjukkan bahwa preferensi risiko nyata tergantung pada
subjek frame apakah termasuk dalam prospek gains atau losses dimana masing-
masing keuntungan dan kerugian yang diperoleh terkait dengan titik referensi
(1979) bahwa preferensi risiko adalah domain spesifik maka penelitian dapat
subordinate. Selama tiga dekade, persentase wanita dalam dunia kerja cenderung
meningkat (Green et al., 2005). Kecenderungan ini akan mempengaruhi jumlah
kerja dengan supervisor yang berbeda gender (Nilasari, 2008). Menurut Green et
dirinya dengan karyawan lain yang berbeda usia dan berbeda gender. Peneliti ingin
mampu menunjukkan apakah terdapat perbedaan preferensi risiko pada gender dalam
penganggaran partisipatif.
Salah satu permasalahan yang diangkat penelitian ini adalah jika karyawan
dari perilaku menghindari risiko (risk averse) cenderung memotivasi karyawan untuk
Prediksi ini konsisten dengan implikasi teori prospek bahwa losers yang lambat untuk
menyesuaikan titik referensi mereka bertindak dengan mencari risiko lebih banyak
(Kim, 1992). Karyawan yang mengalami kondisi yang sulit, berdasarkan teori
prospek cenderung melihat peluang yang tersedia dan mau mengambil risiko.Dengan
demikian, induksi untuk menghilangkan penyimpangan dari teori prospek dapat
yang ketat saat karyawan berada di bawah rata-rata kinerja dan anggaran yang
longgar dipilih karyawan saat kinerja di atas rata-rata dari karyawan lainnya.Prediksi
ini konsisten dengan teori prospek yang diusung Kahneman dan Tversky (1979) yang
menegaskan seseorang yang berada dalam kondisi rugi cenderung bergerak lambat
tersebut dikarenakan pada saat kondisi rugi, menurut Teori Prospek seseorang
biasanya dapat bertindak illogical dan irasional sehingga lambat menyesuaikan titik
referensi atau batas ambang. Di dalam pasar modal, Arrozi (2014) menemukan bahwa
investor merasa nilai kerugian sejumlah uang dalam investasi seolah-olah lebih besar
dari nilai keuntungan sejumlah uang yang sama. Oleh karena itu, dalam situasi rugi
invetsor cenderung nekat menanggung risiko karena kerugian lebih lanjut akan
yang diketahui, pada kondisi rugi terdapat sejumlah ekspetasi atas peluang
memperoleh return optimal atau tidak mendapatkan sama sekali. Di dalam konteks
penganggaran dalam psikologi risiko, induksi dari kehilangan prospek saat kinerja di
1992). Hal ini sesuai penelitian Young (1986) bahwa menginduksi subordinates
dengan mengurangi perilaku menghindari risiko sehingga mampu memperketat
Masalah lain yang diuji dalam penelitian ini adalah secara bersama-sama
menguji domain spesifik dan disposisional terhadap risiko sebagai variabel yang
preferensi risiko sebagai domain kontijensi yang spesifik, dengan teori-teori lain
kedua domain spesifik (loss domain vs gain domain) dan faktor disposisional (risk
dan pengumpulan data mengadaptasi penelitian Kim (1992) yang berjudul Risk
University (Korea).
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka yang
1) Apakah terdapat perbedaan domain spesifik dengan memilih tight budget saat
kinerja di bawah rata-rata(loss domain) dan safe budget saat di atas rata-
rata(gain domain)?
2) Apakah terdapat perbedaan preferensi risiko (risk averse maupun risk seeking)
dengan memilih tight budget saat mengambil risiko dan safe budgetsaat
menghindari risiko?
3) Apakah terdapat perbedaan preferensi risiko pada gender dengan laki-laki saat
memilih tight budget saat kinerja di bawah rata-rata(loss domain) dan safe
averse maupun risk seeking) dengan memilih tight budget saat mengambil
menghindari risiko
1) Kegunaan Teoritis
partisipatif dengan konteks psikologi risiko yang difondasi oleh Teori Prospek
dilakukan sebelumnya.
2) Kegunaan Praktis
Penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pihak praktisi dan