Anda di halaman 1dari 8

198

Gambar. 1 Urutan MRI dasar (a) T1- Lemak hiper- tulang kortikal di semua urutan. Panah putih
intens; cairan (globe-g) hipo-intens. (b) T2 – Lemak menunjukkan adanya cairan berprotein yang hiper-intens di
sedikit hiper-intens; cairan hiper-intens. (c) saturasi sel udara ethmoid posterior bagian kiri pada T1 yang
lemak T2 – Lemak hipo-intens (sinyal tertekan); cairan kemudian kehilangan sinyal pada T2 menirukan sel udara
tetap hiper-intens. Tidak ada sinyal pada udara dan yangjernih.

Dibandingkan dengan modalitas dilakukan baik menggunakan kontras gadolinium


pencitraan anatomi lainnya, MRI memiliki atau tanpa kontras, menggunakan teknik spesial
resolusi kontras yang sangat baik, memungkinkan yang mengandalkan sinyal yang lebih tinggi dari
penggambaran normal yang optimal dari jaringan proton yang mengalir.
abnormal. Seperti MDCT dan CBCT, MRI Satu dari tiga pasien mengalami kecemasan dan
sekarang mampu melakukan pencitraan satu dari enam pasien menjadi claustrophobic dalam
submillimeter yang sangat penting untuk evaluasi pemindai MRI (Enders et al.2011). Kebanyakan
trigeminal dan saraf cranial bagian bawah pada dapat menyelesaikan pemeriksaan dengan dorongan
evaluasi nyeri orofacial dan optimal untuk dan langkah sederhana tetapi beberapa
penilaian jaringan lunak dan tulang. MRI dengan kemungkinan memerlukan sedasi. Perkembangan
resolusi spasial yang tinggi pada daerah oral dan dari pemindai MRI yang lebih pendek dan lebih
maksilofasial membutuhkan kekuatan medan yang luas saat ini juga meningkatkan penerimaan pasien.
tinggi (3T) dan kumpuran penerima yang optimal Kebanyakan alat pacu jantung dan berbagai implan
untuk mempertahankan sinyal yang adekuat. dan lilitan dari metal dapat menjadi kontraindikasi
Teknik resonansi magnetik angiografi MRI; keamanan sangat penting dan semua
(MRA) dapat digunakan untuk mempelajari perangkat yang ditanam memerlukan evaluasi yang
anatomi arteri dan aliran pada area maksilofasial. ketat.
Ini dapat menentukan apakah ada suplaI arteri ke
malformasi vaskular yang dicurigai. MRA dapat
Teknik Pencintraan Fungsional tulang yang abnormal. Gambar dapat
direkonstruksi dalam bidang aksial, koronal,
Metode pencitraan fungsional biasanya dan sagital. Ketika sepsis dianggap sebagai
melibatkan radioisotop dan radiasi pengion. kemungkinan penyebab peningkatan
Mereka menilai pergantian metabolik dan dapat osteogenesis pada pemindaian tulang,
dikombinasikan dengan pencitraan anatomi diagnosis infeksi yang spesifik dapat
(MDCT atau MRI). MRI dapat juga digunakan ditentukan dengan obat tambahan
untuk menilai fungsi, terutama otak tetapi juga menggunkan sel putih berlabel isotop
mulut dan area maksilofacial. (indium-111 atau technetium-99 m) atau
pemindai gallium, yang belakangan memiliki
i) Kedokteran Nuklir konvensional : jumlah peningkatan sensitivitas untuk mendeteksi
isotop radioaktif dalam satu menit terikat infeksi kronis seperti osteomielitis
pada sebuah molekul pembawa dan Positron Emission Tomography (PET) :
kombinasi ini (disebut tracer) disuntikkan Tracer utama yang digunakan adalah F18-
secara intravena untuk mempelajari fungsi fluorodeoxyflucose (18F-FDG); fluorine-18
tubuh tertentu dengan mengevaluasi adalah isotop dan diproduksi dalam
distribusi spasial dan temporal tracer di cyclotron dengan waktu paruh kurang dari
dalam tubuh. Isotop meluruh dengan dua jam. Bersamaan dengan molekul karier
memancarkan sinar gamma (foton energi (glukosa analog,18F-FDG) diambil oleh
tertentu) yang diukur dengan kamera gamma jaringan dalam 1-2 jam sesuai dengan
yang memetakan sinar gamma yang aktivitas metabolisme, menghasilkan sebuah
terdeteksi. Radioisotop yang paling sering “glucose map” dengan aktivitas fisiologis di
digunakan adalah technetium-99 m (99mTc) otak dan jantung juga (bagian kepala dan
yang secara umum terikat pada molekul leher) kelenjar saliva, tonsil, dan laring.
karier difosfonat. Radioisotop ini Jaringan aktif yang secara metabolik sakit,
memancarkan sinar gamma dari energi yang khususnya tumor ganas, menunjukkan
optimal untuk deteksi dengan kilau detektor tingkat metabolisme glukosa yang tinggi.
kamera gamma dan kehilangan 50% Peluruhan F-18 menghasilkan positron
radioaktivitasnya dalam 6 jam membuatnya yang melakukan perjalanan jarak pendek
ideal untuk pencitraan medis. Difosdonat sebelum dimusnahkan oleh elektron,
berlabel radio berikatan dengan menghasilkan duan foton yang merambat
hidroksiapatit pada daerah osteogenesis aktif kearah yang berlawanan yang terdeteksi
yang merupakan non-spesifik respon dari secara stimultan oleh sebuah cincin detektor.
tulang terhadap berbagai rangsangan, PET biasanya dikombinasikan dengan CT
termasuk cedera, infeksi, atau tumor. dosis rendah pada platform pemindaian yang
Pemindaian tulang memiliki sensitivitas sama (PET-CT) menghasilkan gambar yang
yang rendah untuk tumor, terbatas pada terdaftar bersama untuk meningkatkan
sumsum tulang (seperti myeloma) dan lokalisasi anatomi serta koreksi data emisi
osteolitik dengan sedikit atau tidak ada PET melemahnya jaringan tubuh (Fig.2).
reaksi osteogenik (seperti myeloma dan sel Pemindai PET membutuhkan waktu 20
karsinoma ginjal). Dosis radiasi efektif menit untuk menutupi area otak hingga ke
(sekitar 6 mSv, BERT sekitar 2,5 tahun) paha dengan 30 detik untuk CT pada area
relatif tinggi jika dibandingkan dengan yang sama dan dosis radiasi gabungan
CBCT maksilofasial atau MDCTC sebesar 14 mSv (setara dengan BERT
Pemindaian tulang dapat dilakukan hampir 6 tahun). Prinsip penggunaan PET-
secara konvensional (2D) atau tomografi CT pada area rongga mulut dan
(single photon emission computed maksilofasial adalah dalam penilaian kanker
tomography, SPECT). SPECT juga dapat kepala dan leher. Bidang pandang yang luas
dikombinasikan dengan CT dosis rendah berarti bahwa metastasis penyakit dan tumor
untuk memberikan gambar SPECT/CT yang primer kedua dapat dideteksi, dan PET
menyatu memberikan lokalisasi anatomi mungkin mendeteksi keganasan pada
yang optimal dari aktivitas pemindaian struktur yang
200

Gambar. 2 PET-CT sel skuamosa karsinoma pada untuk koreksi lokalisasi dan atenuasi. Gambar b dan e
trigonum retromolar kiri dengan metastastik kelenjar
adalah CT yang menyatu dan gambaran metabolik ;
getah bening level 2. Gambaran atas (a, b, c)
aktivitas metabolisme yang intens pada primer (panah putih)
menunjukkan tumor primer. Gambaran bawah (d, e,f )
dan kelenjar getah bening (panah terputus). Gambar c dan f
menunjjukan metastasis. Gambar a dan d adalah adalah post-kontras CT , area primer sulit untuk dimengerti
komponen CT non kontras dari PET-CT digunakan dan ditunjukkan oleh panas putih dan metastasis pada
kelenjar getah bening ditunjukkan oleh panas putih terputus.
dan difusi yang lebih rendah, diukur sebagi
muncul 180 A (Whyte et al) normal atau koefisien difusi (Sumi et al. 2008). DWI
sulit untuk menilai pada CT dan MRI, adalah karakterisasi tumor dengan cepat dan
seperti metastasis kelenjar getah bening menilai respons tumor ganas pada perawatan
dengan volume yang kecil. Sebuah di area oral dan maksilofasial (Theony et al.
penelitian multisenter yang besar pada 2012 ; Payne et al. 2015). Diffusion Tensor
pasien dengan kanker kepala dan leher Imaging (DTI) memvisualisasikan lokasi,
menunjukkan bahwa PET mampu orientasi, dan mikrostruktur area putih serta
mendeteksi area tambahan penyakit di zona root-entry dari segmen cisternal saraf
39,4% pasien dan menghasilkan perubahan trigeminal ke pons. Ini telah diterapkan pada
penanganan sebesar 33,8% pasien. PET penelitian tentang patofisiologi nyeri
memiliki peran penting dalam penahapan neuropatik dan respon terhadap perawatan
optimal, rencana perawatan, penindakan Magnetic Resonance Spectroscopy
paska perawatan untuk kanker kepala dan (MRS) melengkapi MRI anatomi dan
leher (Castaldi et al. 2013;Purohit et al. memungkinkan adanya dan konsentrasi dari
2014). kunci metabolit diukur dalam lesi, membantu
ii) Teknik Fungsional MRI: dalam membedakan antara inflamasi dan
Diffusion weighted Imaging (DWI) adalah proses neoplastik dalam otak.
bentuk MRI yang menghitung difusi air yang
terjadi secara alami pada tingkat molekuler
(Brownian Movement). Kepadatan jaringan
seluler tumor. Edema seluler pada serebral
infark yang baru terjadi, dan kandungan protein
dari abses, atau tumor odontogenik keratokistik
rahang yang membatasi gerak acak molekul air
functional magnetic resonance imaging Pencitraan Lesi dengan masa
(fMRI) adalah teknik yang mengukur
aktivitas otak. Aliran darah otak dan Lesi dengan masa dapat muncul dari jaringan
oksigenasi darah digabungkan dengan lunak orofaial, tulang maksilofasial, atau
aktivitas neuron. Teknik utama yang jaringan odontogenik:
digunakan dalan fMRI adalah kontras blood-
oxygen-level-dependent (BOLD) a. Jaringan lunak Orofacial. Lesi yang teraba di
berdasarkan sifat magnetik hemoglobin daerah orofasial dapat timbul dari kulit,
teroksigenasi dan terdeosigenasi yang jaringan subkutan, kelenjar pilosebaceous,
berbeda. fMRI memberikan cara noninvansif otot, lemak, fasia, saraf, pembuluh darah,
untuk memetakan fungsi otak. Hal ini dapat kelenjar getah bening, atau sisa-sisa
digunakan untuk menilai daerah pemrosesan embrionik. Diferensial diagnosis mungkin
nyeri orofacial. Dapat juga dikombinasikan luas, dan sebagian besar lesi ini jinak. Lolasi
dengan spektroskopi (fMRS). Saat ini, fMRI lesi, usia pasien, dan riwayat medis termasuk
merupakan alat penelitian utama yang riwayat keganasan sebelumnya merupakan
digunakan dalam penelitian migrain dan faktor yang penting dalam menentukan
nyeri untuk mengevaluasi perubahan diagnosa.
metabolit di area yang terlibat saat sakit. Jika radigrafi diperlukan karena diagnosis yang
Voxel-based morphometry (VBM) tidak jelas setelah pemeriksaan klinis. Ultrasonik
banyak digunakan secara luas dan teknik dengan color doppler dapat menjadi modalitas
tervalidasi menggunakan data MRI 3D pencitraan awal, jika diperlukan pemeriksaan sitologi
dengan resolusi yang tinggi untuk jarum halus yang dipandu dengan USG (FNAC) yang
mengevaluasi struktur otak. Teknik ini memberikan diagnosis pasti dalam banyak kasus.
menunjukkan berkurangnya volume materi Ultrasonik pada umumnya dapat membedakan antara
abu (gray matter) di area otak yang kista sederhana, lesi yang lebih kompleks mengandung
memproses nyeri pada pasien dengan nyeri debris atau komponen padat kecil, dan berbagai macam
wajah kronis dan migrain. Perubahan ini lesi padat. CT atau MRI mungkin diperlukan jika
bersifat revesibel dengan perawatan yang ultrasonik menunjukkan lesi yang mengandung lemak
sukses dalam hitungan minggu, pengukuran atau hipervaskular, jika US tidak dapat menunjukkan
langsung neuroplastisitas (May. 2009). lesi sepenuhnya atau adanya bukti sonografi atau
sitologis keganasan.
Lesi kistik pada pasien usia muda biasanya
Kegunaan Utama Pencitraan Lanjutan bersifat genetik, yang timbul dari sisa-sisa
Dalam Oral Medicine embrionik (Woo dan Connor 2007 ; Mittal et
al. 2012). Kista tryoglossal duct (TGDC)
Kegunaan teknik pencitraan lanjutan telah dibahas dalam terjadi di sepanjang jalur embriologis turuna
berbagai skenario klinik dibawah ini : kelenjar tiroid daei foramen cecum di dasar
(1) lesi dengan masa (2) penyakit kelenjar ludah (3) lidah ke leher bagian bawah. Kista ini
keganasan di rongga mulut (4) osteomielitis dan merupakan massa leher kongenital tersering.
osteonekrosis rahang (5) kelainan sendi Banyak terjadi pada masa anak-anak tetapi
temporomandibular (6) nyeri orofacial (7) obstruktif apnea bisa juga tidak terjadi hingga kemudian hari,
(8) sakit kepala. Diskusi lengkap tentang fitur radiologis seringkali ketika kista menjadi terinfeksi
dari semua jenis patologi berada di luar cangkupan bab ini. (Gmbr.3). Sebagian besar terletak di atau
Pembaca dirujuk ke bab lain untuk deskripsi fitur lebih rendah tulang hyoid di garis tengah,
pencitraan dari hal utama yang dijelaskan dalam bab-bab tetapi lesi infrahyoid dapat menyimpang dari
itu. garis tengah. Sangat jarang terjadi neoplasma
tiroid (biasanya karsinoma tiroid papiler)
dapat timbul di dalam TGDC.
202

Gambar. 3 Kista Thyroglossal duct, ditandai dengan (c) (A) Sagital, rekonstruksi CT midline. (b dan c)
panah putih. Lesi kecil ini nampak hipodens pada CT Rekonstruksi CT aksial. (d) Ultrasonik aksial
karena berisi cairan dan terletak inferior dari tulang menunjukkan lesi sonolusen. Peningkatan akustik posterior
Hyoid (H). Lesi ini meluas inferior ke superior tiroid ditunjukkan oleh titik putih berbentuk oval.
notch (b) yang kemudia berinvaginasi ke otot strap kiri

Anomali branchial cleft timbul dari diantaranya hemangioma infantil dan hemangioma
penghapusan celah atau kantung embrionik congenital. Sebaliknya malformasi vaskuler merupakan
branchial (pharyngeal) yang tidak sempurna, kelainan struktural dari kapiler, vena, limfatik, atau sistem
menghasilkan antara kista atau yang lebih arteri seimbang dengan anak. Tumor vaskuler dan
jarang, sinus atau fistula. Anomali branchial malformasi vaskuler harus dibedakan dari neoplasma
cleft yang pertama adalah intra-parotid atau hipervascular yang berasal dari jaringan non-vaskular
periauricular di lokasi. Yang kedua adalah kista yang timbul pada daerah maksilofasial, seperti juvenile
meliputi 95% semua lesi branchial cleft dan angiofibroma dan paraganglioma (tumor glomus)
sering terjadi pada usia 20-40 tahun, sering (Gambar 5). Pencitraan khususnya MRI dan Ultrasonik
terjadi setelah adanya infeksi respirasi atas. berperan penting dalam diagnosis dan klasifikasi lesi
Pada umumnya berada pada posisi yang dalam vaskuler.
ke sternomastoid, ke arah lateral ke carotid
space, dan bagian posterior dari kelenjar ludah
submandibular (Gambar 4).
Internatonal Society for the Study of Vascular
Anomalies (ISSVA) mengklasifikasikan lesi vaskuler
menjadi dua kategori : tumor vaskuler dan malformasi
vaskuler (Guneyli et al. 2014 ; Gamss et al. 2015).
Tumor vaskuler adalah neoplasma sejati yang
berproliferasi sekunder akibar dari mitosis dan termasuk
Gambar. 4 Kista branchial cleft kedua ; (a) pos-kontras eco pada ultrasonik, biasanya menunjukkan adanya
aksial CT scan dan (b) color doppler Ultrasonik. Pada peradangan. Common Carotid Artery (CCA) yang terletak
CT (panah putih_ densitasnya rendah dan berisi internal di dalam diindikasikan oleh panah putih terputus

Hemangioma bersifat jinak dan dibagi (kista<20mm), dan tipe campuran. Pada
menjadi subtipe yaitu infantile dan umumnya terletak pada dasar mulut atau
congenital. Hemangioma infantil timbul 2-8 posterior dari segitiga leher. Anomali ini
minggu setelah kelahiran dan menjalani fase memiliki pola pertumbuhan infiltratif,
pertumbuhan proliferasi sampai mereka memanjang antara ruang fasia yang
mencapai ukuran maksimal. Sebaliknya, berdekatan. Tidak seperti malformasi vena,
hemangioma kongenital sepenuhnya malformasi ini tidak meningkat dengan kontras
terbentuk saat lahir dan selanjutnya dapat (Gambar 7).
dibagi lagi menjadi hemangioma involuting, Malformasi vaskular aliran tinggi jarang
yang mengalami kemunduran sepenuhnya terjadi ; biasanya terjadi setelah masa
saat usia 2 tahun, dan hemangioma non- pertumbuhan dan termasuk malformasi arterial,
involuting, yang menunjukkan pertumbuhan malformasi arteriovenosa, fistula
proporsional tanpa regresi. MRI secara arteriovenosa. Ketiganya dapat di tunjukkan
optimal dapat menunjukkan fitur pencitraan secara baik oleh MRI dengan magnetic
yang khas. resonance angiography (MRA). Malformasi
Malformasi vaskuler aliran rendah atau fistula, drainase vena besar, dan
termasuk diantaranya kapiler, vena, limfatik, kemungkinan keterlibatan osseous adalah fitur
dan kombinasi malformasi venolimfatik dan utama pencitraan ini.
merupakan lesi vaskuler yang paling umum. Kista epidermoid adalah lesi kista
Kelainan ini menunjukkan pertumbuhan berdinding tipis yang umunya terjadi pada
proporsional dan tidak berinvolut. dasar mulut superior mengarah ke mylohyoid
Malformasi vena (masih dikenal luas sebagai dan sering tampak seperti ranula. Kista
hemangioma kavernosa) mermpunyai fitur dermoid paling umumnya pada submandibular
pencitraan yang karakteristik yaitu space (misalnya inferior ke arah mylohyoid);
peningkatan kontras yang kuat dan sering mirip seperti ranula atau malformasi limfatik
phlebolith (Gambar 6). Malformasi limfatik dan sering muncul sebagai kista yang
(sering disebut Limfangioma) terjadi paling kompleks karena adanya debris, lemak, atau
umum di kepala dan leher di 2 tahun pertama kalsium yang diproduksi oleh perlekatan kulit
kehidupan. Kemudian dibagi lagi menjadi di lapisan keratin epitel skuamosa (Gambar 8).
makrokistik (kista>20mm, juga dikenal
sebagai hygroma kistik, mikrokistik
Gambar. 5 Tumor karotid ( sejenis paraganglioma atau
Fat Saturasi lemak T2 MRI koronal (panah putih terputus);
tumor glomus). Tumor yang jarang ditemukan ini
tumor ini hiperintens dan mengandung multipel punktuasi
muncul dari sel neuroektodermal bertindak sebagai
dan curvilinear pembuluh darah. (d) color doppler
kemoreseptor untuk arteri mayor. (a)Pos-kontras CT :
Ultrasonik ; aliran darah diberi warna sesuai dengan arah
peningkatan massa pada selubung karotid sebelah kanan
aliran (panah putih) – baik biru maupun merah. Multipel
(panah putih terputus). Internal vena jugular dan Internal
pembuluh darah kecil ditunjukkan baik di dalam ataupun di
arteri karotid yang terpisah terindikasikan. (b) Pos-
sekitar tumor (panah putih terputus).
Kontras MRI menunjukkan fitur yang sama. (c)

Pada umumnya lesi kistik yang muncul Sifat lesi padat biasanya dapat ditentukan
pada pasien di atas usia 40 tahun disebabkan dari pencitraan. Lokasi, morfologi, batas,
oleh metastasis karsinoma ke kelenjar getah vaskularitas, dan multiplisitas adalah fitur
bening, yang paling sering ditemukan adalah diagnostik utama. Kelenjar g etah bening
human papillomavirus (HPV) yang yang teraba adalah lesi massa yang paling
berhubungan dengan sel karsinoma skuamosa umum terdeteksi dengan pemeriksaan klinis;
dari orofaring atau karsinoma papilari tiroid berukuran normal atau membesar. Kelenjar
(Gambar.9). Nekrosis nodal atau reaktif yang nampak berbentuk ovoid dengan
pembentukan abses dapat disebabkan oleh suplai vaskular dari hilus yang umumnya
berbagai kondisi inflamasi dan infektif berisi nidus kecil dari lemak (Gmbar.10).
(Mittal et al. 2012). Kelenjar getah bening servikal reaktif
menjadi lebih besar pada anak-anak
Gambar. 6 Malformasi vena dengan komponen limfatik limfatik dengan densitas yang rendah. Bagian yang padat,
di mandibular space kiri (oval bertitik). Lesi ini terletak terkalsifikasi menggambarkan phlebolit. Pos-kontras,
inferior dan menekan kelenjar ludah submandibular. Pos- saturasi lemak T1- MRI (b); terlihat lebih mencolok
kontras CT di bidang aksial (a) dan koronal (d). ada dibandingkan pada CT, dan phlebolit tidak terlihat.
pembesaran sentral (panah putih) didalam komponen Saturasi lemak T2 –MRI (c) menunjukkan hiperintensitas
vena yang dikelilingi oleh komponen yang seragam pada kedua komponen lesi.

nodes Nodul patologis cenderung bulat lemak pada lipoma bervariasi di ultrasonik;
daripada oval, dengan kehilangan lemak hilar ultrasonik dipandu dengan FNAC jarang
normal dan aliran darah. Ultrasonik dengan digunakan, dan konfirmasi dari sifat lesi ini
color doppler menunjukkan pola pembuluh biasanya membutuhkan CT atau MRI
darah abnormal dalam nodul yang lebih (Gbr.12). lipoma attipikal yang mengandung
besar. Dengan CT dan MRI, nodul abnormal jaringan yang bertambah atau septa yang
adalah atenuasi atau sinyal yang heterogen, berisi lemak membutuhkan eksisi kecuali
masing-masing, terutama setelah pemberian keganasan. Sel spindel lipoma, secara
kontras intravena (gmbr 11). DWI adalah karakteristik terjadi di lemak subkutan leher
teknik MRI cepat yang dapat digunakan bagian posterior pada lelaki paruh baya,
untuk mengkarakterisasi pembesaran kelenjar walaupun tumor jinak dapat mengandung
getah bening dengan mengukur koefisien jaringan lunak yang membesar terlihat seperti
difusi yang tampak (ADC) yang membantu liposarkoma (Choi et al. 2013).
membedakan antara penyebab reaktif,
limpfomatosa, dan metastasis (Ali 2012
Lipoma secara umum terjadi di leher,
termasuk regio peri-parotid. Gambaran

Anda mungkin juga menyukai