Anda di halaman 1dari 6

Ulasan singkat untuk Kelompok Jabariyah dan Qadariyah.

Mestinya rumusan amal yg anda yakini itu bisa berlaku pada setiap amal, apakah itu amal
baik atau amal buruk.
Rumusan amalan itu tidak boleh hanya berlaku pada perbuatan baik saja atau tidak boleh juga
hanya berlaku pada perbuatan buruk saja.
Misalnya,
- Jabariyah mengatakan amal manusia adalah kehendak Allah, ini berlaku untuk amal baik
dan amal buruk. Jika dia melakukan menikah dia akan katakan itu adalah kehendak Allah.
Jika dia melakukan kesalahan itu juga dikatakan sebagai kehendak Allah.
- Qadariyah mengatakan amal manusia adalah kehendak manusia. Manusia berkuasa pada
kehendaknya. Allah tidak ikut campur pada kehendak manusia. Ini berlaku pada perbuatan
baik dan buruk. Jika dia menikah dia akan katakan itu sebagai kehendak manusia. Jika dia
mencontek dia akan katakan itu adalah kehendak manusia, bukan kehendak Allah.
- Asy'ariyah, mengatakan amal manusia adalah atas kehendak manusia dan izin Allah.
Manusia berikhtiar dengan kasab, jika Allah mengizinkan maka amal tersebut akan terjadi,
jika Allah tidak mengizinkan amal tidak akan terjadi. Jika dia menikah, itu akan dikatakan
sebagai kehendak manusia dan izin Allah. Dan jika dia meninggalkan shalat maka dia akan
tetap katakan itu sebagai kehendak manusia dan izin Allah.

Jadi, rumusan tentang kehendak itu harus bisa berlaku pada perbuatan manusia yang
baik dan yang buruk.

Perbuatan / amal manusia itu terbagi dua, yaitu Baik, dan Buruk.
Amal bersumber dari kehendak. Dengan kehendak maka amal menjadi mungkin untuk
dilakukan hingga tuntas.
Bagi orang2 yang beriman kepada Tuhan, sumber kehendak ini akan menjadi masalah.
Masalahnya adalah , siapakah yg berkuasa atas kehendak manusia? Apakah kehendak
manusia dikuasai oleh manusia itu sendiri? Apakah kehendak itu bersumber dari manusia itu
sendiri? atau apakah kehendak itu dikuasai oleh Tuhan? Apakah kehendak itu bersumber
mutlak dari Tuhan, dan manusia tidak punya kehendak sama sekali?

Di dalam kajian Kalam Islam, terjadi juga permasalahan yang demikian.


Pandangan tersebut ada pada dua kelompok.
1. Jabariyah, mengatakan manusia tidak berkuasa atas kehendaknya. Allah yang mengatur
kehendak manusia. Allah yg mengatur semuanya dan manusia hanya menjalankan saja. Tidak
ada pilihan bagi manusia selain untuk melakukan saja apa yang sudah Allah tentukan. Tidak
ada pilihan lain dari manusia selain untuk melakukan seluruh kehendak Allah.
2. Qadariyah, mengatakan manusia mempunyai kuasa atas kehendaknya. Manusia berkuasa
mengatur kehendaknya. Manusia berkuasa melakukan sesuatu atau membatalkan sesuatu.
Manusia berkuasa atas kehendak dan amalan2nya. Allah tidak mengintervensi kehendak
manusia. Allah tidak ikut campur pada kehendak manusia.

Yang sedang akan kita bahas adalah memikirkan bagaimana pandangan yang ideal untuk
kehendak manusia? Bagaimana idealnya sifat kehendak itu pada manusia?
Perumusan itu hendaknya harus berlaku pada amal baik dan amal buruk.
Tidak boleh hanya berlaku pada amal baik saja, atau hanya berlaku pada amal buruk saja.
Seperti beberapa pertanyaan tadi.
Pada pertanyaan yang sifatnya baik, anda mayoritas hampir bersepakat mengatakan itu
berasal dari Allah, dengan beragam variasinya.
Pada pertanyaan yg sifatnya buruk, anda mayoritas hampir bersepakat mengatakan itu berasal
dari manusia.
Untuk pertanyaan yg sifatnya "mungkin" anda tidak tau kepastiannya, (menikah, memilih
kampus) anda mayoritas mengatakan bahwa itu semua sudah diatur oleh Allah.

Bagaimana pun, saya sangat menyadari bahwa jawaban anda semua tentu berasal dari
pemahaman keyakinan anda terhadap Allah. Jawaban2 anda itu berasal dari bagaimana anda
mengimani Allah. Bagi saya, apa pun jawaban anda itu tidak akan menjadi masalah bagi
saya.
Yang menjadi masalah saya adalah, saya harus pastikan bahwa jawaban anda harus berasal
dari pengetahuan akidah yg bisa dipertanggungjawabkan dan kemudian anda mampu
berkalam tentang itu.

Idealnya, sebuah perumusan itu harus berlaku pada kasus yg sedang diteliti. Apakah itu baik
atau pun buruk.
Mari kita analisa.
Orang Islam (Muslim) mengimani bahwa Allah adalah Maha Kuasa. Allah adalah Tuhan
yang tidak punya kekurangan, Allah adalah Maha Adil, Maha Rahman, Maha Rahim..
Seluruh sifat kesempurnaan adalah milik Allah, tidak ada yg sempurna kecuali Allah. Tidak
ada satu pun kekurangan pada Allah. Tidak ada Tuhan selain Allah, dan Allah adalah Ahad,
Allah Maha Kuasa atas apa saja.
Ilmu Kalam dipelajari dan dipermasalahkan adalah dalam rangka agar muslim berpikir lebih
baik terhadap permasalahan ke-Maha Kuasaan Allah. Agar Muslim mempunyai argumen yg
kuat untuk menjelaskan tentang Allah yg Maha Suci, Maha Kuasa dan Maha Agung.
Jabariyah mengatakan amal manusia bersumber dari kehendak Allah. Manusia tidak punya
kehendak, manusia di dunia ini hanya melakukan kehendak Allah.

Pandangan Jabariyah ini mempunyai dalil dari beberapa ayat yg ada di Alqur'an, dan saya
tidak akan mencantumkannya di sini, anda bisa lihat di makalah atau di buku2 Ilmu Kalam.
Mari kita analisa pandangan Jabariyah ini.

Jika manusia tidak punya kehendak, jika kehendak manusia dikuasai oleh Allah, jika manusia
hanya melakukan kehendak Allah, ada beberapa masalah di sini, di antaranya:
1. Siapa yg akan bertanggungjawab pada perbuatan tersebut? Jika yg berkehendak pada
amal tersebut adalah Allah, maka mestinya manusia tidak bertanggungjawab pada perbuatan
tersebut. Yang bertanggungjawab pada amal adalah yg berkehendak, jika amal manusia itu
adalah kehendak Allah, maka secara logis yg bertanggungjawab pada kehendak manusia itu
seharusnya adalah Allah. Surga dan Neraka diciptakan Allah untuk tempat
pertanggungjawaban amal selama di dunia, lantas siapa yg akan berada di surga dan neraka
nanti?? Apakah Allah yg akan berada di sana?? Dan itu mustahil, sangat mustahil, itu
bertentangan dengan Iman kita, itu mutlak tidak mungkin, itu berarti Allah mempunyai
kekurangan, Maha Suci Allah dari sifat seperti itu.
2. Kenapa Allah mensyariatkan pada manusia untuk berdoa? Doa itu berisi kehendak
manusia yg disampaikan kepada Allah agar Allah berkenan memenuhi keinginan / kehendak
manusia tersebut.
Jika amal manusia adalah karena kehendak Allah semata, maka tidak mungkin lagi bagi
manusia akan memperoleh keinginannya dari doa. Sementara,, Allah mensyariatkan pada
manusia untuk berdoa.
3. Allah menciptakan surga dan neraka. Jika manusia tidak berkehendak berarti manusia
tidak punya amal, karena sesungguhnya amal hanya dimiliki oleh orang yg berkehendak.
Lantas, untuk apa surga dan neraka diciptakan Allah?
4. Bagaimana dengan sifat Rahman, Rahim dan Adil Allah?
Jika surga dan neraka diciptakan Allah, dan akan diisi oleh orang baik dan jahat. Nah, orang
baik dan jahat adalah kehendak Allah, apakah itu adil? Apakah bisa dikatakan Adil jika Allah
menentukan manusia untuk masuk ke neraka jika amal buruk yg dilakukan manusia itu
sejatinya bukan kehendak manusia sendiri melainkan adalah kehendak Allah??
Jika manusia tidak punya kehendak, berarti surga dan neraka akan diisi oleh orang-orang yg
berbuat tidak atas kehendaknya sendiri, apakah itu Adil? Apakah dengan demikian Allah itu
Rahman atau Rahim?? Apakah Allah mengehendaki agar seseorang masuk surga dan
seseorang masuk neraka? Apakah mungkin jika Allah berkehendak agar makhluknya masuk
neraka tanpa amal?
Maha Suci Allah dari sifat-sifat yg menjadikannya serupa dengan makhluk. Maha Suci Allah
dari sifat yg menjadikan Allah berkekurangan. Allah Maha Rahman, Allah Maha Rahim,
Allah Maha Adil. Tidak ada yg sebanding dengan Allah. Laa ilaaha illallaah.
5. Jika manusia tidak mempunyai kehendak, lalu kenapa Allah menurunkan Syariat
untuk manusia, kenapa Allah menurunkan Syariat sebagai pedoman hidup manusia di
dunia? Syariat isinya adalah perintah dan larangan Allah, yang diturunkan melalui
Rasul2Nya.

Perintah adalah meminta seseorang untuk melakukan sesuatu. Misal, Ibu memerintahkan
anaknya untuk kuliah dengan baik. Itu artinya ibu meminta anaknya untuk kuliah dengan
baik. Anak diminta berkuliah dan menyelesaikan kuliah dengan baik. Ketika diminta
melakukan sesuatu, apakah si anak punya pilihan untuk melakukan atau tidak melakukan?
Ya.. si anak punya dua pilihan, apakah dia akan melakukan atau tidak. Itu terserah si anak.
Dia bisa saja melakukan sesuai perintah ibunya, atau pun dia bisa juga tidak melakukan
perintah ibunya. Jika dia melakukan perintah ibunya maka ibunya akan senang, jika dia tidak
melakukan perintah ibunya maka ibunya akan sedih.
Demikian juga Syariat Islam, Allah menurunkan Syariat Islam kepada manusia. Ternyata
manusia bisa memilih akan mengikuti Syariat Islam atau tidak. Manusia ternyata bisa
memilih akan beriman dengan syariat itu atau tidak. Bahkan, bagi yg sudah beriman dengan
syariat islam masih saja ada yg tidak mau melakukan syariat islam dengan baik.
Artinya, ketika perintah dan larangan diberikan itu artinya orang yg diperintah sejatinya
mempunyai pilihan untuk mengerjakan perintah itu atau mengabaikan perintah itu.

Itu adalah beberapa poin yg menjadi masalah jika manusia dikatakan tidak memiliki
kehendak.

Berikutnya, Qadariyah.

Qadariyah mengatakan amal manusia bersumber dari kehendak Manusial Manusia


mempunyai kehendak. Allah tidak intervensi kehendak manusia. Manusia bebas dengan
kehendaknya. Manusia yg memiliki kehendaknya. Allah tidak terlibat pada kehendak
manusia.

Pandangan Qadariyah ini mempunyai dalil dari beberapa ayat yg ada di Alqur'an, dan saya
tidak akan mencantumkannya di sini, anda bisa lihat di makalah atau di buku2 Ilmu Kalam.
Mari kita analisa pandangan Qadariyah ini.
Jika manusia memiliki kehendak, jika Allah tidak mengintervensi manusia, jika manusia
bebas berkehendak, jika Allah tidak "mengurusi" kehendak manusia, maka akan ada
beberapa masalah:
1. Apakah Allah tidak berkuasa atas kehendak manusia? Allah adalah Maha Kuasa,
Kuasa Allah meliputi seluruh ciptaan-NYa. Tidak ada yg luput dari kekuasaan Allah. Lantas,
apakah Mungkin Allah tidak berkuasa atas kehendak manusia? Menurut iman islam itu
mustahil. Allah Maha Kuasa. Tidak mungkin Allah tidak berkuasa atas kehendak manusia.
Mustahil Allah tidak bisa intervensi kehendak manusia. Mustahil Allah tidak bisa berkuasa
pada kehendak Manusia. Itu sangat mustahil. Maha Suci Allah dari hal-hal yg membuat dia
lemah. Maha Besar Allah, Maha Kuasa Allah.. Allah berkuasa atas segala sesuatu, tak
terkecuali pada kehendak Manusia.
2. Siapa pemilik kehendak manusia? Secara hakikat, pemilik seluruh ciptaan ini adalah
Allah. Innaalillaahi wainnaa ilayhi rajiun.. Allah yg memiliki segalanya dan hanya kepadanya
semua ini akan kembali. Karena kehendak itu adalah ciptaan Allah, maka hakikatnya Allah
lah yg memiliki kehendak manusia tersebut.
3. Apakah manusia yg menciptakan amalnya? Pada hakikatnya manusia tidak mampu
menciptakan sesuatu. Pada hakikatnya segala sesuatu diciptakan oleh Allah. Bahkan amal
dan kehendak manusia, semua adalah makhluk Allah, diciptakan oleh Allah. Maha Suci
Allah dari sifat yg membuatnya lemah..

Nah, demikian analisa singkat mengenai Jabariyah dan Qadariyah. Pada masing-masing
pemikiran kelompok tersebut terdapat kekurangan yg fatal bagi akidah.
Pada Jabariyah menjadikan Allah Maha Menguasai segalanya, akan tetapi menjadi rancu
pada penciptaan surga dan nerakan, syariat yg diturunkan untuk manusia, Sifat-sifat mulia
Allah, pertanggungjawaban amal manusia.
Pada Qadariyah yang menjadi masalah fatalnya adalah pada kemutlakan Kuasa Allah,
Hakikat pemilik kehendak dan amal, hakikat pencipta kehendak dan Amal.
Allah Maha Kuasa, Allah Maha Kuasa atas apa pun, tidak ada yg luput dari kekuasaan Allah.
Saya tidak akan mau beriman pada Tuhan yg tidak punya kekuasaan mutlak atas sesuatu apa
pun.

nah itu, ulasan singkat saya..


Ulasan ini bermaksud menjelaskan masalah apa saja yg terdapat pada pendapat Jabariyah dan
Qadariyah.
Kita belum menemukan pandangan ideal untuk permasalah amal dan kehendak manusia.
Insyaallah masalah ini akan berlanjut pada pembahasan kelompok-kelompok kalam
selanjutnya, akan berlanjut pada Mu'tazilah, Asy'ariyah dan Maturidiyah.
Poin pentingnya adalah anda menguasai kalam mengenai amal dan kehendak manusia.
Kuasai dalil naqli dan aqlinya. Ulasan ini lebih banyak menjelaskan mengenai dalil aqlinya.
Dalil aqli bisa dikembangkan jika kita sudah menguasai dalil naqli.
Demikian.. mudah2an bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai