Anda di halaman 1dari 5

Nama : Shabana Azmi

NPM : 1906104030038

Profesionalisasi BK 02

Resume

 Dasar-dasar Pengembangan Diri

Pengembangan diri merupakan bentuk perwujudan dari aktualisasi diri, yaitu proses untuk
mewujudkan dirinya yang terbaik sejalan dengan potensi dan kemampuan yang dimilikinya.
Setiap individu mempunyai kekuatan yang bersumber dari dirinya, namun banyak orang yang
merasa tidak mempunyai kemampuan apa-apa, merasa dirinya tidak berguna dan tidak mampu
mencapai aktualisasi diri. Setiap orang harus mempunyai 3 keyakinan dasar dalam
pengembangan dirinya, yaitu : a. Ia mau berubah b. Ia harus berubah c. Ia dapat berubah Oleh
karena itu pengembangan diri memerlukan kesadaran dan motivasi untuk berubah. (CHANGE)

Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran sebagai bagian
integral dari kurikulum sekolah/madrasah. Kegiatan pengembangan diri merupakan upaya
pembentukan watak dan kepribadian peserta didik yang dilakukan melalui kegiatan pelayanan
konseling berkenaan dengan masalah pribadi dan kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan
pengembangan karir, serta kegiatan ekstra kurikuler. Kegiatan pengembangan diri berupa
pelayanan konseling difasilitasi/ dilaksanakan oleh konselor, dan kegiatan ekstra kurikuler dapat
dibina oleh konselor, guru dan atau tenaga kependidikan lain sesuai dengan kemampuan dan
kewenangnya. Pengembangan diri yang dilakukan dalam bentuk kegiatan pelayanan konseling
dan kegiatan ekstra kurikuler dapat megembangankan kompetensi dan kebiasaan dalam
kehidupan sehari-hari peserta didik. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan,
potensi, bakat, minat, kondisi dan perkembangan peserta didik, dengan memperhatikan kondisi
sekolah. Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran sebagai
bagian integral dari kurikulum sekolah/madrasah

Pengembangan diri bertujuan menunjang pendidikan peserta didik dalam mengembangkan :

a. Bakat, Minat, dan Kreativitas


b. Kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan

c. Kemampuan kehidupan keagamaan

d. Kemampuan social

e. Kemampuan belajar

f. Wawasan dan perencanaan karir

g. Kemampuan pemecahan masalah

h. Kemandirian

 Mengembangkan Konsep Diri Yang Positif

Proses pembelajaran mempunyai keterkaitan dengan perbedaan individu, dalam tahap


perkembangan individu khususnya dalam kesiapan belajar terdapat cara yang digunakan untuk
menganalisis perbedaan individu tersebut yakni dengan mengetahui gaya belajar masing-masing.
Selain gaya belajar yang berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembelajaran yakni interaksi
antara guru dengan siswa, sensitifitas atau respon guru terhadap siswa, dan ketrampilan dalam
memilih strategi pembelajaran. Selanjutnya akan dibahas mengenai konsep perkembangan,
aktifitas-aktifitas pembelajaran, konsep diri, dan mengembangkan sikap belajar siswa.

a. Konsep Tentang Kondisi Perkembangan

Sebuah penelitian dilakukan terhadap guru dalam lingkungan sekolah melalui pemberian
quesioner, dan mendapat hasil bahwa selain adanya partisipasi dalam sistem dukungan formal,
interaksi dengan teman sebaya memiliki implikasi terhadap perkembangan siswa. Sehingga
menimbulkan pembentukan ranah-ranah diantaranya ranah formal, ranah generasi sebaya, dan
ranah pribadi

b. Tingkatan-tingkatan Aktivitas

Dalam tingkatan aktifitas akan dibahas mengenai prototip-prototip yang menjelaskan tentang
perilaku, merencanakan program pengembangan staf, dan mengatur eksploitasi guru secara
besar-sebaran: A Gourmet Omnivore (Orang yang keinginan terhadap sesuatu nya sangat besar),
A passive consumer (seorang pemakai yang pasif), A reticent consumer (seorang pemakai yang
segan)
 Pengembangan Diri Konselor
Profesionalisasi menunjuk kepada proses peningkatan kualifikasi dan kompetensi Guru
BK atau Konselor sebagai anggota profesi dalam mencapai kriteria standar dan dalam
kinerjanya menjalankan tugas utama profesi. Profesionalisasi merupakan proses yang
berlangsung: sepanjang hayat, dan tanpa henti. Profesionalisasi pada dasarnya merupakan
serangkaian proses pengembangan keprofesionalan berkelanjutan, baik dilakukan
melalui: pendidikan/latihan prajabatan (pre-service training); maupun pendidikan/latihan
dalam jabatan (in-service training). Profesionalisasi merupakan keharusan bagi setiap
orang yang menjalankan profesi, agar dapat memenuhi tuntutan standar profesi. Oleh
karena itu Guru BK atau Konselor harus mempunyai komitmen yang tinggi dalam upaya
untuk meningkatkan kualifikasi dan kemampuan profesionalnya untuk mencapai standar
profesi yang ditetapkan. Pengembangan diri keprofesionalan berkelanjutan memberikan
jaminan bagi Guru BK atau Konselor:
a. Menjadi lebih kompeten dengan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang kuat,
tuntas, serta kepemilikan kepribadian yang prima untuk terampil membangkitkan minat
peserta didik kepada Iptek,
b. Membuat pekerjaan guru yang telah diakui sebagai profesi yang bermartabat, menarik
dan pilihan yang kompetitif bagi angkatan kerja,
c. Penghargaan langsung angka kredit yang diperlukan dalam pengembangan karir guru
terutama dalam kenaikan pangkat/jabatan fungsional,
d. Mampu mencermati perubahan internal dan eksternal, menghadapi perubahan dengan
upaya penyesuaian diri dalam rangka mempertahankan eksistensinya. Pengembangan diri
berkelanjutan (self-development) adalah penyemaian potensi diri sendiri secara
berkelanjutan dalam rangka meningkatkan. Pengembangan diri dilakukan secara bertahap
dan kontinyu untuk mengoptimalisasi pengembangan dirinya.
Tahap-tahap pengembangan diri yang dilakukan oleh Guru BK atau Konselor
yaitu: a. Mengenali diri sendiri,
b. Memposisikan diri,
c. Mendobrak diri,
d. Aktualisasi diri.
Menurut Steven R.Covey, dalam The 7 Habits of Highly Effective People (1993)
pembaruan mencakup empat dimensi, yaitu: a. Pembaruan fisik, melalui: olahraga,
asupan nutrisi, dan upaya pengelolaan stres. b. Pembaharuan spiritual, melalui:
penjelasan tentang nilai dan komitmen, melakukan studi atau kajian dan berkontemplasi
atau berdzikir. c. Pembaharuan mental, melalui: kegiatan membaca, melakukan
visualisasi,berdiskusi secara terbuka, koreksi diri, membuat perencanaan, menulis karya
ilmiah dan dipublikasikan. d. Pembaharuan sosial atau emosional, melalui: pemberian
pelayanan, bersikap empati, melakukan sinergi, menumbuhkan rasa aman dalam diri.

Agar dapat memahami orang lain dengan sebaik-baiknya, konselor harus terus
menerus berusaha mengembangkan dan menguasai dirinya. Konselor harus mengerti
kekurangan dan prasangka pada dirinya sendiri,yang dapat mempengaruhi hubungannya
dengan orang lain dan mengakibatkan rendahnya mutu layanan profesional serta
merugikan klien. Konselor harus memiliki rasa tanggung jawab terhadap saran terhadap
dirinya.
Konselor harus mampu mengembangkan pribadi sebagai model dengan cara:
a. menyadari dan menerima dirinya, nilainilainya, dan berbagai tingkah lakunya,
b. tampilan model dalam semua suasana belajar,
c. menunjukkan pribadi yang utuh.
Konselor harus mampu mengembangkan kekuatan pribadi, yaitu dapat
mengatakan sesuatu yang sulit dan membuat keputusan yang tidak populer, fleksibel
dalam melakukan pendekatan dalam konseling, mampu menetapkan batasan yang
beralasan dan mematuhinya untuk menetapkan hubungan yang baik dan menggunakan
waktu dan tenaga secara efisien, dapat tetap menjaga jarak dengan klien, untuk tidak
terbawa emosi yang timbul pada waktu konseling, konselor harus mampu
mengembangkan pribadi yang hangat, kehangatan mempunyai makna sebagi satu kondisi
yang mampu menjadi pihak yang ramah, peduli, dan dapat menghibur orang lain,
mendapatkan kehangatan yang cukup dalam kehidupan pribadinya, sehingga mampu
berbagi dengan orang lain, mampu membedakan antara kehangatan dan kelembaban,
tidak menakutkan dan membiarkan orang merasa nyaman dngan kehadirannya, memiliki
sentuhan manusiawi yang mendalam terhadap kemanusiaan dirinya.
Pengembangan diri berkelanjutan merupakan wujud dari Profesionalisasi Guru
BK atau Konselor dalam rangka menjadikan dirinya kompeten. Kompetensi Guru dan
Kompetensi Guru BK atau Konselor meliputi: Kompetensi Pedagogik; Kompetensi
Kepribadian; Kompetensi Sosial; dan Kompetensi Profesional. Dalam Permendiknas
Nomor 27 Tahun 2008 tentang SKAKK ada:17 ( tujuh belas) kompetensi , maka dapat
disebut sebagai “Kompetensi Pola 17” yang dirinci menjadi 76 kompetensi.

Anda mungkin juga menyukai