Disusun oleh :
JURUSAN FISIKA
i
DAFTAR ISI
COVER SAMPUL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii
DAFTAR GAMBAR. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iii
LATAR BELAKANG . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
PENGERTIAN PHOTOMULTIPLIER TUBES . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
BAGIAN PADA PHOTOMULTIPLIER TUBES. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
SKEMA DAN PROSES PADA PHOTOMULTIPLIER TUBES. . . . . . . . 7
KARAKTERISTIK PHOTOMULTIPLIER TUBES . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
APLIKASI DARI PHOTOMULTIPLIER TUBES . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10
DAFTAR PUSTAKA. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 12
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
LATAR BELAKANG
Fisika adalah suatu ilmu dasar yang dapat mempelajari dan menjelaskan
fenomena-fenomena yang terjadi di alam. Banyak hal yang bisa dikaji dalam
fisika, mulai dari peristiwa pada benda berukuran makro hingga berukuran mikro.
Perkembangan zaman membuat ilmu fisika juga selalu mengalami perkembangan
dalam berbagai ranah bidang. Banyak bermunculan cabang-cabang ilmu baru
yang memadukan fisika dengan ilmu-ilmu yang lain. Sebelumnya dalam fisika
telah terdapat beberapa cabang ilmu yang telah umum dikaji, misalnya : fisika
teori, fisika material, fisika elektronika dan instrumentasi, fisika astronomi, fisika
inti dan nuklir, serta fisika optika. Semua cabang ilmu kajian dalam fisika saling
berkolerasi atau berhubungan antara satu ilmu dengan ilmu yang lainnya, hingga
muncul berbagai cabang ilmu fisika baru yang dapat diterapkan dan diaplikasikan
dalam kehidupan manusia sehari-hari.
Salah satu perpaduan cabang ilmu fisika yang menghasilkan cabang ilmu
baru adalah optoelektronika. Secara arti kata, optoelektronika merupakan
gabungan dari kata opto (optika) dan elektronika. Optoelektronika dapat diartikan
sebagai Optoelektronika adalah cabang ilmu yang mengkaji peralatan elektronik
yang berhubungan dengan cahaya dan dianggap juga sebagai sub-bidang fotonika.
Dalam konteks ini, cahaya yang dikaji juga merangkumi semua spektrum cahaya
dalam geleombang elektromagnetik (spektrumelektromagnetik). Dalam cabang
ilmu ini, kelebihan-kelebihan yang didapati daripada penggabungan dari bidang
optik dan elektronik ini, adalah untuk dapat menghasilkan suatu peralatan yang
jauh lebih baik dan bermanfaat terutama yang berkaitan dengan teknologi
telekomunikasi serat optik itu sendiri. Aspek penting dalam bidang ini adalah
bagaimana memanfaatkan sumber foton sebagai media pengantar bit informasi
[1]
.,
1
optoelektronika yang mampu bermanfaat dalam kehidupan manusia sehari-hari.
Salah satu alat optoelektronika yang kini dikembangkan adalah photosensor atau
photodetector. Photodetector merupakan suatu sensor cahaya atau energi
elektromagnetik yang lainnya [3]. Beberapa jenis dari photodector adalah LED,
Optical Detector, photovoltaic, photodiodes, phototubes, phototransistors,
quantum dot photoconductors, dan Photomultiplier tubes [4].
Pada Photomultiplier, ketika cahaya masuk dalam foto katoda, foto katoda
mengeluarkan foto elektron kedalam vakum. Foto elektron merupakan elektron
yang dihasilkan dari peristiwa efek fotolistrik. Elektron dapat menyerap energi
dari foton yang dipancarkan. Semua energi dari satu foton harus diserap dan
digunakan untuk membebaskan satu elektron dari ikatan atom, atau energi yang di
emisikan kembali. Jika energi foton diserap, beberapa energi akan membebaskan
elektron dari atom, dan sisanya berkontribusi terhadap energi kinetik elektron
sebagai partikel bebas [7].
2
ini sering diasumsikan terhadap emisi dari elektron ketika partikel bermuatan
seperti elektron atau ion dalam tabung vakum mengenai suatu permukaan metal,
yang dinamakan elektron sekunder [8].
Bentuk dari alat Photomultiplier dapat dilihat pada gambar 1 (a), 1 (b), dan 1 (c)
sebagai berikut :
(a)
(b)
3
(c)
Gambar 1.(a) Tampak depan tabung Photomultiplier [10] (b) Tampak samping
kanan tabung Photomultiplier [11} [12], dan (c) Tampak samping kiri tabung
Photomultiplier [13]
(a)
(b)
Gambar 2 (a) Dimensi tabung Photomultiplier tipe- QL30, (b) Dimensi tabung
Photomultiplier tipe- B2 [14]
4
tipe- QL30 mempunyai massa sebesar 260 gram dan tipe-B2 mempunyai massa
sebesar 1200 gram.
5
Gambar 4. Foto katoda dengan konfigurasi head-on [9]
Untuk gambar 5 (a) dan 5 (b) merupakan gambar dari dua buah jenis foto katoda
yang digunakan pada tabung Photomultiplier
(a)
(b)
Gambar 5 (a) Foto katoda jenis mode refleksi (b) Foto katoda jenis mode
transmisi
Secara umum foto katoda adalah sebuah elektroda yang diberi muatan
secara negatf pada alat pendeteksi cahaya seperti pada tabung photo multiplier dan
photo tube yang dilapisi dengan material yang mempunyai sifat sensitif terhadap
cahaya. Ketika foto katoda dikenai oleh foton, energi yang terserap menyebabkan
emisi elektron karena efek fotolistrik [15].
6
elektron terdiri dari 8 sampai 19 bagian elektroda dinamakan dynode. Berikut ini
merupakan beberapa contoh dari pengganda elektron yang digunakan pada saat
ini:
(a)
(b)
(c)
Gambar 6 (a) Tipe Circular Cage, (b) Tipe Box-and-Grid, (c) Tipe Linier
Focused
Pengganda elektron tipe Circular Cage pada gambar 6 (a) merupakan tipe
yang umum digunakan pada tipe side-on dari tabung Photomultiplier. Fitur dari
tipe ini adalah keutuhan dan respon cepat. Tipe box-and-grid pada gambar 6 (b)
terdiri dari seperempat silinder dynode dan secara luas digunakan pada tipe head-
on tabung Photomultiplier, tipe ini mempunyai desain dynode yang simpel dan
meningkatkna keseragaman walau responnya lambat. Selanjutnya, tipe Linier
Focused yang diilustrasikan pada gambar 6 (c) mempunyai respon yang luar biasa
cepat dan secara luas digunakan pada tabung Photomultiplier dengan konfigurasi
head-on, dimana resolusi dan linieritas pulsa berperan penting.
(a)
7
(b)
Gambar 7 (a) Skema dalam tabung Photomultiplier [16] (b) Proses yang terjadi
dalam tabung Photomultiplier [17]
8
KARAKTERISTIK PHOTOMULTIPLIER TUBES
Sama halnya dengan alat atau perangkat dengan basis elektronika yang
lainnya, tabung Photomultiplier mempunyai beberapa karakteristik yang harus
diperhatikan. Hal tersebut berkaitan dengan ranah dimana tabung Photomultiplier
akan diaplikasikan atau digunakan sebagai komponen penunjang dalam suatu
sistem instrumentasi sederhana maupun yang sudah rumit. Beberapa karakteristik
yang harus diperhatikan antara lain :
1. Karakteristik waktu
2. Linieritas
3. Keseragaman
Keseragaman merupakan variasi dari sinyal keluaran berdasar posisi foto katoda.
4. Stabilitas
5. Histerisis
Ketika sinar datang dari sumber tegangan dirubah dalam fungsi step, tabung
Photomultiplier mungkin tidak menghasilkan keluaran yang sama dengan fungsi
step tersebut. Fenomena ini yang dinamakan sebagai histerisis.
Akan muncul arus lemah yang mengalir dalam tabung Photomultiplier bahkan
saat dijalankan dalam keadaan benar-benar gelap, arus tersebut dinamakan arus
gelap. Arus gelap idealnya harus dijaga sekecil mungkin karena tabung
Photomultiplier digunakan untuk mendeteksi jumlah cahaya dan arus tiap menit.
9
7. Rasio S/N
8. Afterpulsing
1. Photon Counting
10
2. Pulse Encoding
Teknik ini dikembangkan dalam industri tenaga nuklir untuk
mengamati radiasi, menggunakan Photomultiplier dan sintilasi untuk
mendeteksi X-Ray, sinar Gamma, dan ionisasi partikel telah meluas
kedalam rentang penggunaan yang sangat komersial seperti :
Pengobatan Nuklir
Radiologi
Uji Non-Destructive
Pengamatan ketebalan dan massa jenis
Sinyal informasi mengandung daerah dalam setiap pulsa dan laju
kejadian.
3. Analogue Detector
Digunakan pertama kali untuk membaca suara dalam film, Photomultiplier
masih digunakan hari ini untuk menkonversi hasil tapak hasil celluloid
kedalam bentuk digital dengan mesin penayang film dan scan dalam
fotografi resolusi tinggi. Sinyal informasi mengandung level transisi, dan
level absolut. Diaplikasikan dalam:
Mikroskop elektron
Spektroskopi masa
Inspeksi kaca
Pengamatan polusi [14]
11
DAFTAR PUSTAKA
12