Anda di halaman 1dari 15

TUGAS OPTOELEKTRONIKA

TENTANG PHOTOMULTIPLIER TUBES

Disusun oleh :

Devara Ega Fausta (M0212025)

Tugas Ini Disusun untuk Memenuhi Ujian Kompetensi Dasar


(UKD) III Mata Kuliah Optoelektronika

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Mei 2015

i
DAFTAR ISI

COVER SAMPUL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii
DAFTAR GAMBAR. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iii
LATAR BELAKANG . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
PENGERTIAN PHOTOMULTIPLIER TUBES . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
BAGIAN PADA PHOTOMULTIPLIER TUBES. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
SKEMA DAN PROSES PADA PHOTOMULTIPLIER TUBES. . . . . . . . 7
KARAKTERISTIK PHOTOMULTIPLIER TUBES . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
APLIKASI DARI PHOTOMULTIPLIER TUBES . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10
DAFTAR PUSTAKA. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 12

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.a. Tampak depan tabung Photomultiplier. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .3


Gambar 1.b. Tampak samping kanan tabung Photomultiplier. . . . . . . . . . . . . 4
Gambar 1.c. Tampak samping kiri tabung Photomultiplier. . . . . . . . . . . . . . . 4
Gambar 2.a. Dimensi tabung Photomultiplier tipe- QL30. . . . . . . . . . . . . . . . 4
Gambar 2.b. Dimensi tabung Photomultiplier tipe- B2. . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
Gambar 3. Foto katoda dengan konfigurasi side-on. . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
Gambar 4. Foto katoda dengan konfigurasi head-on. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
Gambar 5.a. Foto katoda jenis mode refleksi.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
Gambar 5.b. Foto katoda jenis mode transmisi . . .. .. . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
Gambar 6.a. Tipe Circular Cage. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
Gambar 6.b. Tipe Box-and-Grid. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
Gambar 6.c. Tipe Linier Focused. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
Gambar 7.a. Skema dalam tabung Photomultiplier. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
Gambar 7.b. Proses yang terjadi dalam tabung Photomultiplier. . . . . . . . . . . . .8

iii
LATAR BELAKANG
Fisika adalah suatu ilmu dasar yang dapat mempelajari dan menjelaskan
fenomena-fenomena yang terjadi di alam. Banyak hal yang bisa dikaji dalam
fisika, mulai dari peristiwa pada benda berukuran makro hingga berukuran mikro.
Perkembangan zaman membuat ilmu fisika juga selalu mengalami perkembangan
dalam berbagai ranah bidang. Banyak bermunculan cabang-cabang ilmu baru
yang memadukan fisika dengan ilmu-ilmu yang lain. Sebelumnya dalam fisika
telah terdapat beberapa cabang ilmu yang telah umum dikaji, misalnya : fisika
teori, fisika material, fisika elektronika dan instrumentasi, fisika astronomi, fisika
inti dan nuklir, serta fisika optika. Semua cabang ilmu kajian dalam fisika saling
berkolerasi atau berhubungan antara satu ilmu dengan ilmu yang lainnya, hingga
muncul berbagai cabang ilmu fisika baru yang dapat diterapkan dan diaplikasikan
dalam kehidupan manusia sehari-hari.

Salah satu perpaduan cabang ilmu fisika yang menghasilkan cabang ilmu
baru adalah optoelektronika. Secara arti kata, optoelektronika merupakan
gabungan dari kata opto (optika) dan elektronika. Optoelektronika dapat diartikan
sebagai Optoelektronika adalah cabang ilmu yang mengkaji peralatan elektronik
yang berhubungan dengan cahaya dan dianggap juga sebagai sub-bidang fotonika.
Dalam konteks ini, cahaya yang dikaji juga merangkumi semua spektrum cahaya
dalam geleombang elektromagnetik (spektrumelektromagnetik). Dalam cabang
ilmu ini, kelebihan-kelebihan yang didapati daripada penggabungan dari bidang
optik dan elektronik ini, adalah untuk dapat menghasilkan suatu peralatan yang
jauh lebih baik dan bermanfaat terutama yang berkaitan dengan teknologi
telekomunikasi serat optik itu sendiri. Aspek penting dalam bidang ini adalah
bagaimana memanfaatkan sumber foton sebagai media pengantar bit informasi
[1]
.,

Dalam optoelektronika, banyak diterapkan dalam suatu aplikasi pada


perangkat elektronik yanng berfungsi mendeteksi serta mengontrol sumber cahaya
atau dapat dikatakan sebagai peralatan yanng difungsikan untuk mengubah dari
tenaga listrik ke optik atau sebaliknya. Sumber cahaya yang digunakan dalam
aplikasi diantaranya adalah fotodioda, LED, LASER, dan tabung Photomultiplier.
Beberapa sumber ini telah banyak digunakan pada beberapa perangkat
optoelektronik yang biasa digunakan dalam bidang telekomunikasi serat optik,
atau digunakan sebagai sensor [2]

Karena aplikasi dan penggunaan alat optoelektronika yang semakin hari


semakin diperlukan, maka optoelektronika merupakan salah satu cabang ilmu
yang terus berkembang dan diharapkan mampu untuk menghasilkan alat-alat

1
optoelektronika yang mampu bermanfaat dalam kehidupan manusia sehari-hari.
Salah satu alat optoelektronika yang kini dikembangkan adalah photosensor atau
photodetector. Photodetector merupakan suatu sensor cahaya atau energi
elektromagnetik yang lainnya [3]. Beberapa jenis dari photodector adalah LED,
Optical Detector, photovoltaic, photodiodes, phototubes, phototransistors,
quantum dot photoconductors, dan Photomultiplier tubes [4].

Tabung Photomultiplier merupakan salah satu perangkat optoelektronika


yang berfungsi untuk mengukur cahaya yang sangat lemah. Tabung mengandakan
efek dari cahaya yang mengenainya dan mengkonversikan foton dari cahaya
kedalam sinyal listrik, sehingga cahaya dapat diukur secara tepat. Untuk
mengetahui mengenai apa itu Photomultiplier, bagaimana prinsip kerjanya, dan
apa aplikasi dari alat tersebut, serta apa kelebihan dan kekurangannya, maka
dibuatlah suatu artikel yang membahas mengenai Photomultiplier [5].

PENGERTIAN PHOTOMULTIPLIER TUBES

Photomultiplier merupakan alat yang sensitif terhadap cahaya yang secara


optik terhubung dengan kristal Natrium Iodine (NaI). Tujuannya adalah untuk
menkornversikan energi cahaya dari kristal menuju energi listrik dan memperkuat
pulsa hasil kelistrikan. Tabung Photomultiplier terdiri dari foto katoda dan
biasanya serinya 10 dynodes. Selubung kaca diluarnya berfungsi sebagai tekanan
batas untuk mempertahankan kondisi kevakumannya didalam tabung, itulah yang
diperlukan. Sehingga, elektron dengan energi rendah dapat dipercepat secara
efektif dengan medan listrik internal [6].

PRINSIP KERJA PHOTOMULTIPLIER TUBES

Pada Photomultiplier, ketika cahaya masuk dalam foto katoda, foto katoda
mengeluarkan foto elektron kedalam vakum. Foto elektron merupakan elektron
yang dihasilkan dari peristiwa efek fotolistrik. Elektron dapat menyerap energi
dari foton yang dipancarkan. Semua energi dari satu foton harus diserap dan
digunakan untuk membebaskan satu elektron dari ikatan atom, atau energi yang di
emisikan kembali. Jika energi foton diserap, beberapa energi akan membebaskan
elektron dari atom, dan sisanya berkontribusi terhadap energi kinetik elektron
sebagai partikel bebas [7].

Foto elektron ini selanjutnya diarahkan dengan memfokuskan tegangan


elektroda kearah pengganda elektron (electron multiplier) dimana elektron akan
digandakan oleh proses secondary emission. Secondary emission adalah fenomena
dimana partikel utama yang kelebihan energi, kemudian mengenai permukaan
atau melewati suatu material mengakibatkan emisi dari partikel sekunder. Bentuk

2
ini sering diasumsikan terhadap emisi dari elektron ketika partikel bermuatan
seperti elektron atau ion dalam tabung vakum mengenai suatu permukaan metal,
yang dinamakan elektron sekunder [8].

Elektron yang digandakan dikumpulkan oleh anoda sebagai suatu sinyal


keluaran (output). Karena penggandaan emsisi kedua, tabung Photomultiplier
menyediakan sensitivitas tinggi dan noise atau gangguan yang rendah diatanara
alat yang sensitif terhadap cahaya yang kini digunakan mendeteksi energi radiasi
dari ultra violet, tampak, dan dekat daerah sinar infra merah. Tabung
Photomultiplier juga mempunyai kelebihan seperti : respon cepat, noise rendah,
dan pilihan area yang sensitif terhadap cahaya luas [9].

Bentuk dari alat Photomultiplier dapat dilihat pada gambar 1 (a), 1 (b), dan 1 (c)
sebagai berikut :

(a)

(b)

3
(c)
Gambar 1.(a) Tampak depan tabung Photomultiplier [10] (b) Tampak samping
kanan tabung Photomultiplier [11} [12], dan (c) Tampak samping kiri tabung
Photomultiplier [13]

BAGIAN PADA PHOTOMULTIPLIER TUBES


Pada gambar 1 (a), (b), dan (c) merupakan bentuk dari Photomultiplier.
Secara umum, ukuran dari Photomultiplier (dalam tulisan ini diambil contoh
phtomultiplier produksi Et Enterpires Limited) untuk beberapa tipe yang berbeda
ditunjukkan pada gambar 2 (a) dan 2 (b) sebagai berikut :

(a)

(b)
Gambar 2 (a) Dimensi tabung Photomultiplier tipe- QL30, (b) Dimensi tabung
Photomultiplier tipe- B2 [14]

Pada gambar 2 (a) dan (b) mendiskripsikan dimensi dari tabung


Photomultiplier dalam satuan milimeter (mm). Untuk tabung Photomultiplier

4
tipe- QL30 mempunyai massa sebesar 260 gram dan tipe-B2 mempunyai massa
sebesar 1200 gram.

Tabung Photomultiplier secara umum mempunyai foto katoda pada


konfigurasi side-on atau head-on. Pada tipe side-on mendapatkan sinar menembus
bagian samping dari bolam kaca. Pada umumnya, tabung Photomultiplier tipe
side-on mempunyai harga yang murah dan secara luas digunakan untuk
spektrofotometer dan sistem fotometrik umum. Kebanyakan tipe side-on
menggunakan fotokatoda yang buram (fotokatoda mode refleksi) dan sebuah
tempat pengganda elektron dengan struktur melingkar yang mempunyai
sensitivitas dan penguatan yang tinggi pada tegangan masukan yang relatf rendah.
Untuk tabung foto katoda dengan konfigurasi side-on ditunjukkan pada gambar 3
sebagai berikut :

Gambar 3. Foto katoda dengan konfigurasi side-on

Tipe head-on (atau disebut juga end-on) mempunyai fotokatoda


semitransparan (fotokatoda mode transmisi) disimpan pada permukaan bagian
dalam dari jendela masuk. Tipe head-on memberikan keseragaman spasial yang
lebih baik daripada tipe side-on yang punya fotokatoda mode refleksi. Fitur yang
lain pada tipe head-on termasuk pilihan pada area fotosensitif dari puluhan
milimeter persegi hingga ratusan sentimeter persegi. Variasi dari tipe head-on
mempunyai jedela hemi-spherical yang luas telah dikembangkan untuk
eksperimen fisika energi tinggi dimana sudtut penerimaan cahaya adalah penting.
Untuk tabung foto katoda dengan konfigurasi side-on ditunjukkan pada gambar 4
sebagai berikut :

5
Gambar 4. Foto katoda dengan konfigurasi head-on [9]

Untuk gambar 5 (a) dan 5 (b) merupakan gambar dari dua buah jenis foto katoda
yang digunakan pada tabung Photomultiplier

(a)

(b)
Gambar 5 (a) Foto katoda jenis mode refleksi (b) Foto katoda jenis mode
transmisi

Secara umum foto katoda adalah sebuah elektroda yang diberi muatan
secara negatf pada alat pendeteksi cahaya seperti pada tabung photo multiplier dan
photo tube yang dilapisi dengan material yang mempunyai sifat sensitif terhadap
cahaya. Ketika foto katoda dikenai oleh foton, energi yang terserap menyebabkan
emisi elektron karena efek fotolistrik [15].

Selanjutnya adalah pengganda elektron (electron multiplier). Sensistivitas


yang sangat baik (penguatan arus tinggi dan rasio S/N yang tinggi) dari tabung
Photomultiplier karena menggunakan pengganda elektron dengan noise rendah
yang menguatkan elektron dengan proses emsisi sekunder elektron. Pengganda

6
elektron terdiri dari 8 sampai 19 bagian elektroda dinamakan dynode. Berikut ini
merupakan beberapa contoh dari pengganda elektron yang digunakan pada saat
ini:

(a)

(b)

(c)
Gambar 6 (a) Tipe Circular Cage, (b) Tipe Box-and-Grid, (c) Tipe Linier
Focused
Pengganda elektron tipe Circular Cage pada gambar 6 (a) merupakan tipe
yang umum digunakan pada tipe side-on dari tabung Photomultiplier. Fitur dari
tipe ini adalah keutuhan dan respon cepat. Tipe box-and-grid pada gambar 6 (b)
terdiri dari seperempat silinder dynode dan secara luas digunakan pada tipe head-
on tabung Photomultiplier, tipe ini mempunyai desain dynode yang simpel dan
meningkatkna keseragaman walau responnya lambat. Selanjutnya, tipe Linier
Focused yang diilustrasikan pada gambar 6 (c) mempunyai respon yang luar biasa
cepat dan secara luas digunakan pada tabung Photomultiplier dengan konfigurasi
head-on, dimana resolusi dan linieritas pulsa berperan penting.

SKEMA DAN PROSES PADA PHOTOMULTIPLIER TUBES

(a)

7
(b)
Gambar 7 (a) Skema dalam tabung Photomultiplier [16] (b) Proses yang terjadi
dalam tabung Photomultiplier [17]

Pada gambar 7(a) menunjukkan skema dari tabung Photomultiplier.


Sedangkan, gambar 7(b) menggambarkan proses yang terjadi daidalam tabung
tersebut. Pada gambar 7(b) terjadi beberapa proses pada tabung, saat mendeteksi
sinyal cahaya yang dirubah menjadi energi listrik. Proses-proses tersebut yakni :

1. Cahaya masuk dari jendela masuk


2. Cahaya tereksitasi dalam fotokatoda, sehingga foto elektron dipancarkan
kedalam vakum (efek fotolistrik eksternal)
3. Foto elektron dipercepat dan difokuskan dengan elektroda pemfokus
kedalam dynode pertama dimana fotoelektron digandakan, atau terjadi
proses emisi sekunder elektron. Emisi sekunder elektron mengalami
perulangan secara berturut-turut pada setiap dynode
4. Penggandaan elektron sekunder dipancarkan dari dynode terakhir akhirnya
dikumpulkan oleh anoda [18]

8
KARAKTERISTIK PHOTOMULTIPLIER TUBES

Sama halnya dengan alat atau perangkat dengan basis elektronika yang
lainnya, tabung Photomultiplier mempunyai beberapa karakteristik yang harus
diperhatikan. Hal tersebut berkaitan dengan ranah dimana tabung Photomultiplier
akan diaplikasikan atau digunakan sebagai komponen penunjang dalam suatu
sistem instrumentasi sederhana maupun yang sudah rumit. Beberapa karakteristik
yang harus diperhatikan antara lain :

1. Karakteristik waktu

Tabung Photomultiplier merupakan foto detektor yang mempunyai respon


waktu cepat. Waktu respon secara primer ditentukan oleh waktu transisi yang
diperlukan untuk foto elektron dipancarkan dari foto katoda untuk mencapai
anoda setelah digandakan sebagaimana perbedaan waktu transisi diantara setiap
foto elektron.

2. Linieritas

Tabung Photomultiplier menunjukkan linieritas yang baik dalam keluaran arus


anoda pada rentang luas dari level sinar cahaya sebaik daerah penghitungan foton

3. Keseragaman

Keseragaman merupakan variasi dari sinyal keluaran berdasar posisi foto katoda.

4. Stabilitas

Variasi keluaran dari tabung Photomultiplier dengan waktu kerjanya secara


umum digambarkan sebagai karakteristik “hidup”. Dengan kata lain,
kemerosotan dihasilkan dari terkenan tekanan dari sumber tegangan, arus, dan
suhu ruangan yang dinamakan sebagai “kelelahan”.

5. Histerisis

Ketika sinar datang dari sumber tegangan dirubah dalam fungsi step, tabung
Photomultiplier mungkin tidak menghasilkan keluaran yang sama dengan fungsi
step tersebut. Fenomena ini yang dinamakan sebagai histerisis.

6. Arus gelap (Dark Current)

Akan muncul arus lemah yang mengalir dalam tabung Photomultiplier bahkan
saat dijalankan dalam keadaan benar-benar gelap, arus tersebut dinamakan arus
gelap. Arus gelap idealnya harus dijaga sekecil mungkin karena tabung
Photomultiplier digunakan untuk mendeteksi jumlah cahaya dan arus tiap menit.

9
7. Rasio S/N

Ketika mengamati bentuk gelombang keluaran dari tabung Photomultiplier,


dua jenis komponen noies dapat dilihat, satu muncul bahkan tanpa input sinyal,
dan lainnya dihasilkan oleh sinyal input cahaya.

8. Afterpulsing

Afterpulsing merupakan pulsa yang keluar setelah pulsa sinyal output.


Terkadang afterpulse mengganggu pengukuran sinyal dengan tingkat yang lemah
diikuti pulsa amplitudo yang lebar, mengurangi resolusi energi pada penghitungan
sintilasi dan menghasilkan eror pada aplikasi penghitung pulse.

9. Ketergantungan Cahaya Terpolarisasi

Sensitivitas Photomultiplier mungkin akan berpengaruh terhadap polarisasi


cahaya. Ketika cahaya yang terpolarisasi memasuki bagian foto katoda pada
bagian tabung Photomultiplier, pemantulan foto katoda bervariasi terhadap sudut
datangnya [18].

APLIKASI DARI PHOTOMULTIPLIER TUBES

Penggunaan tabung Photomultiplier sebagai alat tidak lepas tentunya dari


peristiwa pengolahan sinyal listrik. Karena, telah dikethaui bahwa tabung
Photomultiplier mempunyai fungsi untuk mengubah sinyal masukan cahaya
menjadi keluran berupa sinyal listrik. Informasi yang berkaitan dengan sinyal
cahaya dapat diklarifikasikan dalam tiga macam, sehingga aplikasi dari tabung
Photomultiplier diklarifikasikan menjadi 3 jenis, yaitu :

1. Photon Counting

Pada awal tahun 1950 astronot menggunakan Photomultiplier dalam


photon counting untuk mengukur bintang dengan kekuatan yang sangat
lemah. Sejak saat itu, terjadi peningkatan pesar dalam aplikasi photon
counting. Informasi dalam sinyal mengandung laju deteksi foton dan
struktur waktunya. Contoh penggunnan photon counting adalah :
 Uji Kesehatan dan Narkoba
 Pemeriksaan antibiotik, insektisida, dan bakteri dalam industri
makanan
 Hamburan laser dalam spektroskopi raman untuk analisis molekul
 Pengukuran partikel sub-mikro

10
2. Pulse Encoding
Teknik ini dikembangkan dalam industri tenaga nuklir untuk
mengamati radiasi, menggunakan Photomultiplier dan sintilasi untuk
mendeteksi X-Ray, sinar Gamma, dan ionisasi partikel telah meluas
kedalam rentang penggunaan yang sangat komersial seperti :
 Pengobatan Nuklir
 Radiologi
 Uji Non-Destructive
 Pengamatan ketebalan dan massa jenis
Sinyal informasi mengandung daerah dalam setiap pulsa dan laju
kejadian.

3. Analogue Detector
Digunakan pertama kali untuk membaca suara dalam film, Photomultiplier
masih digunakan hari ini untuk menkonversi hasil tapak hasil celluloid
kedalam bentuk digital dengan mesin penayang film dan scan dalam
fotografi resolusi tinggi. Sinyal informasi mengandung level transisi, dan
level absolut. Diaplikasikan dalam:
 Mikroskop elektron
 Spektroskopi masa
 Inspeksi kaca
 Pengamatan polusi [14]

11
DAFTAR PUSTAKA

1. Emmanuel Rosencher, Borge Vinter, (2002), Optoelectronics


2. Anonim. id.wikipedia.org/wiki/optoelektronika
3. (Haugan, H. J.; Elhamri, S.; Szmulowicz, F.; Ullrich, B.; Brown, G. J.;
Mitchel, W. C. (2008). "Study of residual background carriers in
midinfrared InAs∕GaSb superlattices for uncooled detector
operation". Applied Physics Letters 92 (7): 071102.).
4. Anonim.tt. En.Wikipedia.org/wiki/detector) diakses : 17 Mei 2015
5. Anonim.tt. history.nih.gov/exhibits/bowman/scienPMT.html diakses : 18
Mei 2015
6. Cristina Zaveleta ( Photodiodes as Subtitues for Photomultiplier tubes)
7. Millikan, R. (1916). "A Direct Photoelectric Determination of Planck's
"h"" (PDF).Physical Review 7 (3): 355–388)
8. H. Semat, J.R. Albright, Introduction to Atomic and Nuclear Physics, 5th
ed., ch. 4.12, Chapman and Hall, London (1972)).
9. Hamatsu. Photomultiplier Tubes Construction anda Operating
Characteristics Connections to External Circuits. (pdf) ).
10. Anonim.tt.(www.pchemlabs.com) diakses : 18 Mei 2015
11. Anonim.tt.(bigbangtheory.wikia.com) diakses : 19 Mei 2015
12. Anonim.tt. (www.kolumbus.fi) diakses : 19 Mei 2015
13. Anonim.tt. (www.hofstragroup.com) diakses : 19 Mei 2015
14.Anonim.tt.(http://www.et-enterprises.com/files/file/PMT-accessories-
brochures/accessories_1.pdf) diakses : 19 Mei 2015
15.Anonim.tt.(en.wikipedia.org/wiki/Photocathode). Diakses : 20 Mei 2015
16.Anonim.tt.(www.bmglabtech.com) diakses : 20 Mei 2015
17.Anonim.tt.(www.olympusmicro.com) diakses : 20 Mei 2015
18.Hamatsu. Photomultiplier Tubes Basics and Applications Third Edition
(pdf). Japan)

12

Anda mungkin juga menyukai