Anda di halaman 1dari 7

IDENTIFIKASI MASALAH

Seorang laki-laki, 15 tahun, belum menikah, tinggal di asrama


pesantren (FR penularan + higienitas buruk e.c lingkungan
padat), datang dengan keluhan papula eritema, nodul eritem,
dan vesikel pada sela-sela jari tangan, perut dan alat kelaminnya
khas pada pria, skabies ada pada kelamin. Keluhan dirasakan
sejak 1 minggu yang lalu. Awalnya sejak 3 minggu yang lalu,
timbul beruntus-beruntus merah pada sela jari-jari tangan (
predileksi tersering) yang kemudian menyebar ke dada dan ke
daerah pubis. Gatal dirasakan makin hebat menjelang malam (
pruritus nocturnal). Penderita telah minum obat CTM 3 x 1 tab
selama 4 hari tetapi tidak ada perbaikan (terapi simptomatis).
Beberapa teman se-asrama penderita mengalami gatal-gatal
serupa (penyakit menular +). Kebiasaan mandi penderita
1x/hari (faktor higienitas buruk) memakai sabun dan handuk
yang dipakai bersama-sama dengan teman- temannya (faktor
penularan +).
Penderita tidak memiliki binatang peliharaan dan tidak senang
berkebun (untuk mencari etiologi tungau/jamur lainnya).
Riwayat mengi, sering bersin pada pagi hari atau bila sedang
membersihkan rumah, alergi makanan atau obat, atau gatal
pada lokasi lainnya disangkal menyingkirkan gatal-gatal karena
alergi. Keluhan ini baru pertama kali dialami penderita.
Pendidikan terakhir orang tua adalah sarjana.

Pemeriksaan Fisik :
Keadaan umum : tidak tampak sakit
Kesadaran : compos mentis
Status gizi : baik
Tanda vital : dalam batas normal
Status generalis : dalam batas normal

Status Dermatologikus :
Distribusi : regional
Lokasi : sela jari tangan, aksila, perut bagian bawah,
dan glans penis (predileksi di lipatan tubuh)
Jumlah : multiple
Penyebaran : diskrete
Bentuk : bulat sampai dengan tidak teratur
Ukuran : lentikuler
Batas : tegas
Sifat : kering
Permukaan : menimbul
Efloresensi : papul eritema, nodul eritem, vesikel

Diagnosis Banding: Skabies, pedikulosis korporis,


dermatofitosis Diagnosis Kerja: Skabies
Prasyarat Modul 1 & 2 mikroskop akan tambak sel memiliki taji
berduri pd tepinya) yg aktif mensintesis
HISTOLOGI KULIT filamen keratin
1. Lapisan Kulit o Granula lamellar mulai terbentuk, f/:
 Kulit / intugemen : organ terbesar yg meliputi seluruh membentuk sawar lipid stratum korneum
permukaan tubuh o Sel langerhans mulai tampak
 Meliputi 15-20 % BB total. - Stratum granulosum
 Tdd lapisan:  Lap. Tdd 3-5 lapis sel berbentuk belah ketupatyg
sejajar dgn permukaan.
- Epidermis : jar. epitel yg berasal dari lap. ektoderm
 Dpt ditemukan:
- Dermis : jar. ikat yg berasal dari lap. mesoderm
o Keratinosit di sitoplasmanya mulai
- Hipodermis/subkutis : jar. lemak terbentuk granula keratohyalin (granula
basofilik). Sel ini mengandung profilagrin &
A. Epidermis
lorikrin. Protein tersbt berF/: u/
 Jar. epitel berlapis gepeng berkeratin, pembentukan cornified cell envelope.
 Berdasarkan tebal tipisnya lap. epidermis, maka kulit dpt  Makin ke permukaan ganula semakin
dibedakan menjadi : bertambah banyak, & inti sel hilang
- Kulit tebal (pd telapak tangan & kaki) o Butir” keratohyalin
- Kulit tipis (ditemukan di seluruh bagian tubuh lainnya.  Sel yg paling bawah
 Regenerasi setiap 15-30 hari, tergantung usia  Proses apoptosis keratinosit dimulai pd lapisan
 Tdd 4 jenis sel, yaitu: ini.
- Keratinosit (sistem Malpighi) - Stratum lusidum
 85% dari seluruh sel epidermis  Hanya terdapat pd kulit tebal
 F/: proses keratinisasi u/ membentuk sawar kulit  Sel” mulai berbentuk pipih (tampak seperti garis
& mengatur respons imun pd kulit dgn tipis bergelombang, homogen & bening) disertai
menghasilkan sitokin & defensin. hilangnya struktur sel (badan & inti sel)
- Melanosit (sistem pigmentasi)  Tdd >> serat keratin terbenam dlm matriks
 5% dari seluruh sel epidermis ektraseluler
 Letak : stratum basalis - Stratum korneum
 F/: sintesis melanin (pigmen u/ melindungi kulit  Dpt ditemukan :
dari sinar matahari) o Tdd 15-20 lapisam sisa sel keratinosit yg
- Sel langerhans (sistem imun) telah berubah mjd serat” keratin (Keratinosit
 2-5% dari sel epidermis yg sudah mati). Serat keratin ini tdd ± 5
 Letak : stratum spinosum dan granulosum macam polipeptida, yg komposisinya terus
 Sel dendritik epidermal berubah seiring diferensiasi del epidermis
 F/: antigen presenting cell o Cornified cel lenvelope dan granula lamelar
- Sel merkel (sistem saraf) membentuk susunan brick and mortar.
 6-10% dari sel epidermis (Waktu yg diperlukan u/ keratinosit basal
 Letak : tersebar pada stratum basalis mencapai s.korneum dan proses deskuamasi
 F/: mekanoreseptor. s.korneum adlh masing” sekitar 14 hari)
 Secara histologis, epidermis tersusun dari beberapa - Stratum disjunctum
lapisan, yaitu : (dlm ke luar)  Tdd lap”an serat keratin yg menebal & keras
- Stratum basalis  Lap. Ini terus dilepaskan dari permukaan stratum
 Letak : diatas membran basalis (SB & MB melekat korneum
melalui hemidesmosome)
 Dpt ditemukan :
o Keratinosit berbentuk kuboid / silindris
selapis (tdd: sel punca, transient amplifying
cell, & sel pasca mitosis yg aktif melakukan
mitosis). Di dlm sel ini mengandung keratin
intermediate filament (filamen” keratin) yg
jlhnya terus bertambah seiring dgn
perkembagan sel” pd stratum basal menjadi
lapisan” berikutnya
o Melanosit
B. Dermis
o Sel merkel
 Lap. Jar. ikat di antara epidermis & subkutis
- Stratum spinosum
 Membran basalis membatasi epidermis & dermis
 Lap. epidermis paling tebal
 Dpt ditemukan:
 Dpt ditemukan :
- PD
o Bbrp lapis keratinosit berbentuk polyhedral
- Pem. Limfe
(bentuk trsbt tampak karena terbentuknya
- Kelenjar keringat
desmosom sbgi tautan antar sel keratinosit
- Kelenjar minyak
(bergabung membentuk bundles) →
- Folikel rambut - Sel jernih (clear cell) : banyak mitokondria,
- Serabut saraf mensekresikan air & elektrolit disekresikan via
 Ketebalan bervariasi (Paling tipis : kelopak mata, Paling kanalikuli interseluler
tebal : punggung)  Pars ekskretorius dilapisi epitel kuboid berlapis. Berjalan
 Tdd 2 lapisan, yaitu : spiral dlm dermis menembus epidermis masih tetap
- Stratum papilare berjalan spiral dan sebagai dindingnya adlh sel-sel
 Lap. superfisial dermis → permukaan x rata epidermis sendiri. Akhirnya bermuara pd krista kutis.
(karna >> tonjolan ke arah luar yg saling mengisi  Modifikasi kelenjar keringat : kelenjar apokrin (mis: gld.
dgn tonjolan dari epidermis (interpapillary peg) axillaris, gld. circumanale, gld. areolaris Montgommery).
 Merupakan jar. ikat longgar yg terbentuk dari Kelenjar apokrin lebih besar dari kelenjar ekrin, kelenjar
serabut kolagen tipe I & III, serabut elastin, apokrin terletak dlm dermis & subkutis, bermuara pd
fibroblast, mastosit, dan tipe leukosit lainnya. folikel rambut epidermis. Kelenjar berbentuk coiled
 Serabut kolagen tipe VII melekatkan dermis dgn tubular.
membran basalis.
 Dpt ditemukan :
o Korpuskulum meissner (f/: mekanoreseptor)
- Stratum retikulare
 Lap. yg lebih tebal, tapi mengandung lebih sedikit
sel.
 Merupakan jar. ikat padat yg terbentuk dari
serabut kolagen tipe I dan serabut elastin.
 Dpt ditemukan
o Korpuskulum pacini (f/: mekanoreseptor)
Kiri: kulit tebal. Kanan: kulit tipis
C. Subkutis/Hiponermis Ep: epidermis. D: Dermis, SW: G.Sudorifera, SGL:g. Sebasea, HF:
 Tdd jar. ikat longgar kelanjutan dari dermis. Folikel rambut, AT: J.lemak, BV: pembuluh darah
 Membatasi kulit dgn organ” lain yg ada di bawahnya secara
longgar, sehingga memungkinkan adanya sedikit FISIOLOGI KULIT
pergerakan kulit. 1. Perlindungan :
 Ketebalan bervariasi karena ada jar. lemak (f/: sebagai  Dari trauma mekanik dan suhu
cadangan energi, termoregulasi, pelindung trhdp benturan,  Invasi patogen, dan penyebab lain.
& estetik) yg jlhnya tergantung tingkat nutrisi seseorang.  √ Sistem imun, dan pigmen melanin (melindungi dari
Sel lemak terbagi dlm lobus yg dipisahkan o/ septa. sinar UV).
 Banyak mengandung PD 2. Penguapan dan menjaga kelembaban tubuh :
 Kulit memiliki sifat semipermeabel trhdp cairan →
2. Kelenjar kulit menjaga tubuh dari asupan / kehilangan air berlebih
A. Glandula sebasea  Kulit juga bersifat selektif permeabel thd obat”an
 Letak : dermis, hampir semua bagian tubuh, kec kulit tebal lipofilik → bbrp obat”an spt steroid dpt diberikan
(telapak kaki & tangan). secara topikal.
 Kelenjar asiner bercabang dgn bbrp asinus bermuara pd 3. Sensorik :
duktus pendek, berakhir pd pangkal folikel rambut. Pd  √ sel” reseptor sensorik → tubuh dpt berinteraksi dgn
daerah” x berambut (glans penis, glans klitoridis, bibir, lingkungan sekitarnya
palpebra, papilla mammae, labium minus), bermuara 4. Pengaturan suhu tubuh:
langsung pd epidermis  Lapisan lemak dan produksi keringat → membantu
 Bentuk : seperti botol, tdd: pars sekretoris dan park menstabilkan suhu tubuh.
ekskretoris. 5. Metabolik :
 Sifat kelenjar : holokrin, karena produksi sekretnya  Kulit membantu sintesis vitamin D3 u/ metabolisme
dilepaskan bersama sisa sel mati yang disebut sebum (F/: kalsium.
meminyaki rambut dari kulit, sebagai bakterisid & anti  Kelebihan elektrolit juga dpt dibuang melalui keringat,
jamur) sedangkan energi cadangan dapat disimpan dlm
B. Glandula sudorifera bentuk lemak di bawah kulit
 Kelenjar keringat ekrin tersebar luas dlm kulit, kec. pd
permukaan bibir, glans penis dan nail bed (kuku). MIKROBIOLOGI
 Kelenjar keringat merupakan kelenjar simplek.  Agen penyebab penyakit infeksi pd manusia dibagi menjadi
 Pars sekretoris terdapat dlm dermis, bentuk tubuler 5 grup utama, yaitu :
bergelung dan dikelilingi sel mioepitel u/ membantu - Virus
mengeluarkan keringat ke ductus ekskretoris.  X sel
 Epitel kelenjar adlh selapis kuboid/ silindris/ pyramidal.  X dpt bereplikasi
 Dua jenis sel pars sekretoris:  Mensintesa energi maupun protein sendiri
- Sel gelap (dark cell) : bergranul eosinofilik  X dpt dilihat dgn mikroskop cahaya
mengandung glikoprotein (bakterisidal), disekresikan  Bereplikasi hanya dlm sel.
secara merokrin  Diameter bervariasi dari 20-300 nm
 Materi genetik tdd RNA/DNA rantai
tunggal/ganda.
 Nukleokapsid : Struktur as. nukleat & kapsid
(protein yg mengelilingi as. nukleat).
 Ada yg berenvelop & ada yg x memiliki envelope
 Envelope : membran lipoprotein yg tdd lipid yg
berasal dari membran sel host & protein.
 Virus berenvelop lebih sensitif terhadap panas,
kering, detergen, alkohol, eter dibandingkan dgn
yg x berenvelop.
- Bakteri
 Berdasarkan tipe nucleus termasuk prokariot
 Ukuran berkisar antara 0,2-5 μm.
 Diklasifikasikan berdasarkan bentuknya menjadi
3 grup yaitu kokus, batang dan spirochetes.
- Fungi
 Termasuk Protista bersifat uniseluler
 Termasuk eukariot
- Protozoa
 Termasuk Protista bersifat uniseluler
 Termasuk eukariot
- Cacing
 Termasuk animal
 Termasuk eukariot

Mekanisme Pertahanan Tubuh (MPT) terhadap Mikroba


A. Non spesifik/innate
 Dibagi menjadi 3 kategori :
- Barier fisik, seperti :
 Kulit (mis: asam lemak, pH 3-5, flora normal)
 Membran mukosa yg intak
- Sel fagosit, seperti :
 Netrofil
o MPT penting u/ bakteri
 Makrofag
o MPT penting u/ bakteri
 Natural killer cells
o MPT penting u/ virus
- Protein, seperti :
 Komplemen
o MPT penting u/ bakteri
 Lisosim
 Interferon
o MPT penting u/ virus
B. Spesifik
 Mekanisme ini memberi perlindungan terhadap mikroba
secara spesifik, terdiri dari :
- Imunitas humoral (antibodi)
- Imunitas selular (sel T)
SKABIES

Definisi
Penyakit yg disebabkan infeksi & sensititasi pd kulit manusia o/
tungau Sarcoptes scabiei var. Hominis dan produknya.

Epidemiologi
 Skabies tersebar di seluruh dunia,
 ✓ ±300 juta manusia setiap thn di seluruh dunia.
 Negara endemis : daerah tropis dan subtropis, seperti :
- Afrika,
- Mesir,
- Amerika Tengah dan Selatan,
- Australia Tengah dan Utara,
- Pulau Karabia,
- India
- Asia Tenggara.
 Sering di Indonesia  masalah kesehatan masyarakat.
 Prevalensi ↑ pd anak-anak, usia pubertas, dan dewasa
muda.
 T.u tjd pada lembaga institusional :
- Penjara,
- Rumah jompo,
- Tempat penitipan anak,
- Asrama sekolah
- Rumah yatim piatu.

Faktor Resiko
1. Kepadatan penduduk
2. Kemiskinan
3. Higene buruk

Etiologi
Tungau Sarcoptes Scabiei
 Morfologi
- Ektoparasit,
- Filum arthropoda,
- Kelas arachnida,
- Subkelas acarina,
- Ordo astigmata,
- Family sarcoptidae,
- Genus sarcoptes,
- Spesies Sarcoptes scabiei.
 Hospes obligat = Manusia
 Bergerak lambat
 X dpt dilihat dgn mata telanjang
 X terbang / melompat Manifestasi Klinis:
 Bentuk badan:  GK bervariasi k/ perbedaan status imunitas penderita & jlh
1. Oval tugau pd hospes
2. Cembung pd bagian dorsal  Reaksi imunologis yg terjadi: reaksi hipersensitivitas tipe 1
3. Pipih pd bagian ventral &4
4. Berwarna putih gading dgn tungkai & mulut  Antigen tungau berikatan dgn IgE pd sel mast kulit →
sklerotik berwarna coklat degradasi sel mast → reaksi wheal and flare
 Tungau dewasa: ✓ lekukan2 transversal yg berbulu pd (Hipersensitivitas tipe 1)
bag. dorsal tubuh.  Pertama kali terinfeksi GK timbul stlh 3-4 mgg
 Anus: ✓ bagian terminal pd tungau jantan & betina.  Reinfeksi GK timbul dlm 24-48 jam
 Tungau betina dewasa  GK utama:
1. Panjang 330-450 mikron - Gatal terutama pd malam hari,
2. Lebar 250-350 mikron - Saat penderita dlm keadaan hangat,
3. Ambulacrum pd pasangan kaki ke 1 dan 2 - Diperparah dgn mandi air panas.
 Tungau jantan  Gatal dapat muncul sblm timbul lesi kulit
1. Panjang 200-240 mikron  Kelainan kulit:
2. Lebar 150-200 mikron - Papula
3. Ambulacrum pada pasangan kaki ke 1, 2, dan 4 - Nodul
* ambulacrum / stalked sucker pulvilli (penghisap). - Vesikulopustula
- Kunikulus.
Siklus Hidup Sarcoptes scabei - Dapat juga skuama, eksoriasi, krusta.
 Lesi patognomonik: kunikulus → garis2 pendek, berkelok,
berwarna coklat, panjang <1cm.
 Tungau: ✓ pd ujung kanalikulus berupa vesikel / pustule,
& sedikit menimbul dari permukaan.
 Predileksi:
- Sela2 jari tangan
- Bagian fleksor pergelangan tangan
- Siku terutama bag. dlm & posterior
- Axilla
- Pinggang
- Bokong bag. bawah
- Lutut
- Wanita → papilla mammae & labia
- Pria → skrotum & penis
- Anak & orangtua → telapak tangan & kaki.
 Meneteskan 1 / 2 tetes minyak mineral pd lesi → lesi
Beberapa varian klinis scabies: dikerok dgn pisau bedah no 15 → letakkan di kaca
1. Scabies norwegia (scabies hiperekratotik/ scabies objek + minyak mineral (lebih dianjurkan
berkusta) dibandingkan dgn KOH 10%, karna KOH 10% dpat
 Ditandai dgn : mengurai skibala) → tutup dgn cover glass → lihat di
- Dermatosis berkrusta mikroskop dgn pembesaran rendah
- Kuku distorfik  Melekatkan selotip pada lesi & angkat cepat → selotp
- Skuama generalisata dilekatkan pada gelas objek dgn lar. KOH 10% →
 Sangat menular tapi hanya menimbulkan gatal ringan. mikroskop
 >> pd px retardasi mental, psikosis, gangguan
imunitas, / kelemahan fisik. 3. Pemeriksaan histopatologis:
2. Scabies nodular:  Biopsi pd lesi” yg atipikal u/ mengidentifikasi tungau /
 Sering pada bayi, anak, / pasien imunokompromais telur”nya
 Pd kanalikulus di stratum granulosum tampak:
Penegakkan Diagnosis: - Tungau betina
 4 tanda cardinal u/ diagnosis scabies: 2 dari 4 - Telur
1. Pruritus nocturnal - Cangkang telur
2. Menyerang kelompok manusia - Skibala
3. ✓ gamb. polimorfik kunikulus pd daerah predileksi di - Debris
stratum korneum yg tipis (sela jari, pergelangan  Pd epidermis akan tampak :
tangan, dan kaki) - Akantosis,
4. ✓ tungau pd pemeriksaan mikroskopis. - Spongiosis,
- Parakeratosis,
Cara penularan: - Sebukan neutrophil dan eosinophil.
1. Kontak langsung dengan kulit penderita scabies:  Pd dermis akan tampak :
- Berjabat tangan - Sebukan limfosit, histiosit, eosinophil.
- Hub sex - ✓ inflamasi perivascular superfisial dan
- Tidur di tempat yg sama profunda.
2. Kontak tidak langsung :
 Penggunaan perlengkapan tidur bersama 4. Dermoskopi:
 Saling meminjam pakaian, handuk, & alat pribadi  Pemeriksaan diagnostic scabies in vivo yg efektif.
 ✓ struktur △ kecil & gelap yg merupakan bagian
Penyebaran tungau dari penderita ke orang lain  sekitar 15- anterior tungau yg berpigmen.
20menit  Belakang △ trsbt tampak segmen linear halus yg
mengandung gelembung” kecil berisi udara
Pemeriksaan Penunjang: membentuk gambaran “jet with contrail”→
1. Pemeriksaan langung kanalikulus: kanalikulus beserta telur dan skibala.
 ✓ dilihat langsung dgn kaca pembesar
 The Burrow Ink Test → menggosok kanalikulus Penatalaksanaan:
dengan fountain ink (agar tinta masuk ke dlm 1. Salep 2-4 yg dioles ke seluruh tubuh selama 3 hari berturut-
kanalikulus) → Permukaan kulit dibersihkan dgn turut dipakai sehabis mandi.
alcohol → kanalikulus warna lebih gelap  Bahan dasar utama = surfur → bau x sedap dan sprei
 Tetrasiklin topical → dioles ke kulit → ✓ fluorescence yg ternodai sulfur
kehijauan dibawah lampu Wood’s  Terapi pilihan bayi < 2 bln & wanita hamil dan
menyusui
2. Kerokan kulit: 2. Krim permetrin 5% dioles ke seluruh tubuh,
 Kerok kulit dgn pisau bedah No 15 (u/ memecahkan  setelah 10 jam dapat dibersihkan dengan sabun.
penutup kanalikulus / papula → letakkan di kaca objek  Aktivitas insektisida luas dan bekerja dengan
+ minyak emersi → tutup dgn cover glass → lihat di mengganggu alur masuk natrium ke dalam membrane
mikroskop dgn pembesaran 20x / 100 x → ✓ tungau/ sel → paralisis neurologis dan kematian tuma/kutu.
telur/ skibala  ESO: sensasi terbakar & tertusuk t.u pada infeksi berat.
 Bila ada tanda gagal terapi  pengolesan kedua1
minggu kemudian
3. Obat scabies lain:
 Gameksan (gama benzene heksaklorida / linden)
 Ivermektin, krotamiton
 Emulsi benzyl benzoate
 Sulfur presipitatum
 Malation.
4. Simptomatik: bila infeksi sekunder
 antihistamin oral
 antibiotic topical

 Terapi standar = pemberian obat antiskabies topical


 Perlu konsentrasi yg cukup tinggi dan waktu kontak yg
cukup lama dengan kulit
 Kulit muka dan kepala x perlu diterapi, kecuali pada
penderita yg terganggu system imunnya.
 Tempat infeksi lain yg harus dicurigai adalah dibawah kuku

Pencegahan
Konseling dan Edukasi:
1. Pengobatan serentak pd seluruh anggota keluarga yg
tertular, orang serumah, dan pasangan seksual
2. Perbaikan higene diri dan lingkungan, dgn:
 X memakai peralatan pribadi bersama
 Alas tidur & handuk diganti bila pernah dipakai o/
penderita scabies
 Menghindari kontak langsung dgn penderita scabies.
3. Pakaian & peralatan tidur, peralatan mandi harus dicuci
dan direndam dlm air panas 50° selama min. 10-15 menit
→ jemur → strika /hot drying circle / dimasukkan dlm
kantung plastic tertutup selama 5-7 hari.
4. Jemur kasur

Komplikasi:
Infeksi kulit sekunder akibat garukan, t.u o/ s. aureus seperti:
1. Impetigo,
2. Ektima,
3. Furunkulosis
4. Selulitis.

Prognosis:
QAV : Bonam
QAF : Bonam
QAS : Bonam,
Namun sering berulang bila tatalaksana tidak dilakukan
terhadap lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai