Laporan Prinsip Acara 2
Laporan Prinsip Acara 2
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
LAPORAN
OLEH
WA ODE MIFTAHUL HAYAT
D061191039
GOWA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
segala sesuatu mengenai planet bumi beserta isinya yang pernah ada. Merupakan
kelompok ilmu yang membahas tentang sifat-sifat dan bahan-bahan yang membentuk
bumi, struktur, proses-proses yang bekerja baik didalam maupun diatas permukaan
bumi, kedudukannya di alam semesta serta sejarah perkembangannya sejak bumi ini
lahir di alam semesta hingga sekarang. Geologi dapat digolongkan sebagai suatu ilmu
namun juga merupakan suatu bidang ilmu pengetahuan yang menarik untuk
dipelajari. Ilmu ini mempelajari dari benda-benda sekecil atom hingga ukuran benua,
Stratigrafi adalah studi mengenai sejarah, komposisi dan umur relatif serta
sejarah Bumi. Dari hasil perbandingan atau korelasi antarlapisan yang berbeda dapat
Pada praktikum kali ini, kita akan menentukan lingkungan pengendapan delta
Adapun maksud dari praktikum analisa profil berdasarkan latar belakang yaiu
paleografi.
metode stratigrafi asli yaitu dengan mengenali urutan-urutan vertikal dari suatu
perkembangan cekungannya.
1. Konsep daur ( Cyclus ) dan Irama ( Rhytme ) Konsep ini menyatakan bahwa
sedimentasi sering merupakan daur atau perulangan dari urutan yang sama.
2. Hukum Walther
3. Prinsip Hjulstrom
menghalus dan mengkasar ke atas dapat terjadi. Analisa Profil dari suatu
a. Data Outcrop
Gradual Contact ).
sedimen.
lapangan.
sesua.
atau SP).
(Serrate).
siklus sedimen.
pengendapan.
5) sebelum membuat korelasi sedapat mungkin setiap profil telah
selesai dianalisa.
Log adalah suatu garfil kedalaman (bisa juga waktu) dari suatu set data yang
sumur. Dipandang dari segi waktu. Log dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu
Jenis-jenis log, parameter yang diukur serta kegunaannya dalam ilmu geologi
dipermukaan yang tetap dengan elektroda yang terdapat di dalam lubang bor
yang bergerak naik turun,skala Log SP adalah Multivolt. Dari kurva log SP ini
dapat diinterpretasikan jenis litologi atau suatu lapisan yang permeable dan
batuan porous yang jenuh memiliki tingkat resistivitas yang tinggi, sehingga
log ini dapat digunakan dalam pemisahan serpih dari batupasir dan karbonat
yang porous.
Prinsip log Gamma – Ray adalah suatu rekaman tingkat radioaktifitas alami
yang terjadi karena 3 unsur : Uranium (U),Thorium (Th) dan Potassium (K)
yang ada pada batuan. Ketiga elemen tersebut umum dijumpai pada mineral-
mineral lempung dan beberapa evaporit. Ada tiga hal utama yang dapat
4. Log Kapiler
Digunakan untuk mengukur besarnya kecepatan gelombang bunyi dalam
batuan.Kecepatan ini tergantung dari litologi yang dilewati, jumlah ruang pori
5. Log Porositas
adalah Log Densitas dan Log Neutron. Log Densitas digunakan untuk
batuan Karbonat yang tidak porous. Sedangkan log Neutron untuk mengukur
konsentrasi Hidrogen (pada air dan minyak) dalam batuan. Porositas batuan
6. Log Caliper
Jenis log ini merekam data besarnya diameter lubang bor dan daya tahan log-
log lainnya.
Log jenis ini digunakan untuk mengukur kemiringan struktur dan analisa
stratigrafi. Untuk analisa suatu profil dapat menggunakan kurva log, dimana
gambar dibawah),yaitu :
lobe.
Delta diartikan sebagai suatu endapan yang terbentuk oleh proses sedimentasi
fluvial yang memasuki tubuh air yang tenang. Dataran delta menunjukkan daerah di
belakang garis pantai dan dataran delta bagian atas didominasi oleh proses sungai dan
dapat dibedakan dengan dataran delta bagian bawah didominasi oleh pengaruh laut,
sedimentasi dari sistem fluvial. Ketika sungai-sungai pada sistem fluvial tersebut
bertemu dengan laut, perubahan arah arus yang menyebabkan penyebaran air sungai
dan akumulasi pengendapan yang cepat terhadap material sedimen dari sungai
terbentuk pula morfologi delta yang khas dan dapat dikenali pada setiap sistem yang
ada.
1. Delta Plain
Delta plain merupakan bagian delta yang bersifat subaerial yang terdiri dari
channel yang sudah ditinggalkan. Delta plain merupakan baigan daratan dari
delta dan terdiri atas endapan sungai yang lebih dominan daripada endapan
laut dan membentuk suatu daratan rawa-rawa yang didominasi oleh material
sedimen berbutir halus, seperti serpih organik dan batubara. Pada kondisi
oleh lempung dan evaporit. Daratan delta plain tersebut digerus oleh channel
5-10 meter dan menggerus sampai pada sedimen delta front. Sedimen pada
channel tersebut disebut sandy channel dan membentuk distributary channel
menjadi :
Pada bagian ini terletak diatas area tidal atau laut dan endapannya secara
channel. Sedimen pada bagian ini berupa pasir halus dan rombakan
dan burrowing structure endapan pasir yang bersifat lokal, tipis dan
Lower delta plain terletak pada daerah dimana terjadi interaksi antara
sungai dengan laut, yaitu dari low tidemark sampai batas kehadiran yang
tanggul alam, rawa dan crevasse slay, serta endapan pengisi distributary
yang ditinggalkan.
2. Delta Front
Delta front merupakan sublingkungan dengan energi yang tinggi dan sedimen
secara tetap dipengaruhi oleh adanya proses pasang-surut, arus laut sepanjang
pantai dan aksi gelombang. Delta front terbentuk pada lingkungan laut
endapan bar yang berdekatan dengan teluk atau mulut distributary channel
distribusi butiran mengkasar ke atas dalam skala yang besar dan menunjukkan
perubahan fasies secara vertikal ke atas, mulai dari endapan lepas pantai atau
prodelta yang berukuran butir halus ke fasies garis pantai yang didominasi
lanauan atau lempung pasiran dan bergradasi menjadi lempung ke arah laut.
1) Subaqueous Levees
dengan active channel mouth bar. Fasies ini sulit diidentifikasi dan
2) Channel
Channel ditandai dengan adanya bidang erosi pada bagian dasar urutan
pasir yang diendapkan melalui proses fluvial. Strukur sedimen yang dapat
dijumpai antara lain : current ripple, cross bedding dan massive graded
bedding.
4) Distal Bar
ersusun atas pasir halus. Struktur sedimen yang umumnya dijumpai antara
3. Prodelta
normal marine shelf yang berada di luar delta front. Prodelta merupakan
kelanjutan delta front ke arah laut dengan perubahan litologi dari batupasir
bar ke endapan batulempung dan selalu ditandai oleh zona lempungan tanpa
pasir. Daerah ini merupakan bagian distal dari delta, dimana hanya terdiri dari
akumulasi lanau dan lempung dan biasanya sendiri serta fasies mengkasar ke
batupasir dari delta front. Litologi dari prodelta ini banyak ditemukan
tetapi pada prodelta ini sedimennya lebih tipis dan memperlihatkan pengaruh
Metode yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu metode deskriptif,
1. Tahap Pendahuluan
asistensi umum dan asistensi acara. Asistensi umum adalah kegiatan awal
sebelum praktikum yang dilakukan pada awal acara setiap praktikum. Pada
asistensi ini, asisten menyampaikan tata tertib praktikum, bobot penilaian dan
yang akan dipraktikumkan baik secara teori maupun dengan praktik dan juga
2. Tahap Praktikum
litologi.
3. Analisis Data
Tahap analisis data yaitu berupa pengolahan data-data yang telah didapatkan
pada tahap praktikum. Ditahap ini kita akan menentukan genetik unit dan
4. Pembuatan Laporan
Tahap ini merupakan tahap terakhir dari praktikum dimana data-data yang
telah didapatkan dan dianalisis dibuat dalam bentuk laporan yang dapat
pengendapan berlangsung.
Tabel 3.1 Flowchart Tahapan Praktikum
Tahap
Pendahuluan
Tahap
Praktikum
Analisis
Data
Pembuatan
Laporan
1.1.1 Alat
Adapun alat yang digunakan selama dilaksanaknnya praktikum kali ini yaitu
sebagai berikut:
1. Pensil warna
2. Penggaris 30 cm
3. ATK
4. Gunting/Cutter
5. Double tip
1.1.2 Bahan
1. Problem set
2. Kertas LKP
3. Kertas HVS
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada genetik unit pertama ini disusun oleh litologi yaitu batupasir sedang dan
batupasir halus. Satuan genetic pada unit ini ialah Coarsening Upward dan
Thickening Upward.
butirnya yang relatif sedang. Berdasarkan ukuran butrinya relatif sedang maka dapat
pengendapan yang relatif tinggi hingga sedang yang ditandai dengan adanya
penebalan lapisan atau Thickening Upward. Sehingga genetik unit ini dapat
Pada genetik unit kedua ini disusun oleh litologi yaitu batulempung dan
batulanau. Satuan genetik pada unit ini ialah Finning Upward dan Thinning Upward.
butirnya yang relatif lempung. Berdasarkan ukuran butrinya relatif lempung maka
dapat diinterpretasikan bahwa Pro Delta yang merupakan lanjutan dari Delta Front
dengan perubahan litologi batupasir ke endapan batulempung dan dimana daerah ini
hanya terdiri dari akumulasi lanau dan lempung, untuk pengendapan yang relatif
tinggi yang ditandai dengan adanya penipisan lapisan atau Thinning Upward.
Dijumpai pula struktur sedimen bioturbasi pada Batulempung. Sehingga genetik unit
Pada genetik unit ketiga ini disusun oleh litologi yaitu batubara dan batupasir
sedang. Satuan genetik pada unit ini ialah Finning Upward dan Thinning Upward.
batubara yang mana 90% batubara terbentuk dilingkungan yang rawa-yata yang
terdapat endapan channel yang dicirikan oleh adanya batupasir. Sehingga genetik unit
Plain.
Pada genetik unit ini disusun oleh litologi yaitu batubara dan batulempung
sedangm. Satuan genetik pada unit ini ialah Agradasi dan Thinning Upward.
batubara yang mana 90% batubara terbentuk dilingkungan yang rawa-yata yang
terdapat endapan flood plain yang dicirikan oleh adanya batulempung. Sehingga
genetik unit ini dapat diinterpretasikan terendapkan pada lingkungan pengendapan
Pada genetik unit ini disusun oleh litologi yaitu batugamping dan batupasir
halus. Satuan genetik pada unit ini ialah Coarsening Upward dan Thinning Upward.
butirnya yang relatif sedang hingga halus. Berdasarkan ukuran butrinya relatif sedang
hingga halus maka dapat diinterpretasikan bahwa suplai sedimennya berasal dari
sungai dengan energi pengendapan yang relatif tinggi. Sehingga genetik unit ini dapat
Pada genetik unit ini disusun oleh litologi yaitu batulempung dan batupasir
sedang. Satuan genetik unit ini ialah Finning Upward dan Thinning Upward.
pula struktur sedimen laminasi pada Batupasir halus. Sehingga genetik unit ini dapat
Pada genetik unit ini disusun oleh litologi yaitu batubara dan serpih. Satuan
butirnya yang relatif lempung. Berdasarkan tempat bentukannya batubara yang mana
pantai. Di fasies yang berkembang di linkungan delta plain terdapat endapan flood
plain yang dicirikan oleh adanya batulempung. Berdasarkan ukuran butir serpih yang
lempung, terdapat pada endapan flood plain. Sehingga genetik unit ini dapat
Pada genetik unit ini disusun oleh litologi yaitu batupasir sedang dan
batupasir halus. Satuan genetik unit ini ialah Coarsening Upward dan Thinning
Upward.
Pada genetik unit ini disusun oleh litologi yaitu batulempung dan batupasir
sedang. Satuan genetik unit ini ialah Coarsening Upward dan Thickening Upward.
unit ini dapat diinterpretasikan terendapkan pada lingkungan pengendapan Pro Delta.
Pada genetik unit ini disusun oleh litologi yaitu batulempung dan batupasir
sedang. Satuan genetik unit ini ialah Coarsening Upward dan Thinning Upward.
Pada genetik unit ini disusun oleh litologi yaitu batupasir halus dan batupasir
sedang. Satuan genetik unit ini ialah Finning Upward dan Thickening Upward.
Delta Front.
Pada genetik unit ini disusun oleh litologi yaitu batugamping dan
batulempung. Satuan genetik unit ini ialah Coarsening Upward dan Thinning
Upward.
Genetik unit Coarsening Upward dikarenakan ukuran butirnya yang
Dijumpai pula struktur sedimen bioturbasi pada Batulanau. Sehingga genetik unit ini
Pada genetik unit ini disusun oleh litologi yaitu batulanau dan batupasir kasar.
Satuan genetik unit ini ialah Finning Upward dan Thinning Upward.
Pada genetik unit ini disusun oleh litologi yaitu batupasir dengan sisipan
batubara dan serpih. Satuan genetik unit ini ialah Coarsening Upward dan
Thickening Upward.
Adapun lingkungan pengendapan dari genetik unit ini yaitu Upper Delta
atas. Sehingga genetik unit ini dapat diinterpretasikan terendapkan pada lingkungan
Pada genetik unit ini disusun oleh litologi yaitu batupasir kasar dan batupasir
sedang. Satuan genetik unit ini ialah Coarsening Upward dan Thinning Upward.
Pada genetik unit ini disusun oleh litologi yaitu batupasir sedang dan
batulanau. Satuan genetik unit ini ialah Coarsening Upward dan Thickening Upward.
atas. Dijumpai pula struktur sedimen +-bedding pada Batupasir sedang. Sehingga
Pada genetik unit ini disusun oleh litologi yaitu batulempung dan
batugamping. Satuan genetik unit ini ialah Finning Upward dan Thinning Upward.
Pro Delta.
Pada genetik unit ini disusun oleh litologi yaitu batupasir halus dan batubara.
Satuan genetik unit ini ialah Coarsening Upward dan Thickening Upward.
atas. Sehingga genetik unit ini dapat diinterpretasikan terendapkan pada lingkungan
Pada genetik unit ini disusun oleh litologi yaitu batupasir kasar dan batulanau.
Satuan genetik unit ini ialah Coarsening Upward dan Thickening Upward.
atas. Sehingga genetik unit ini dapat diinterpretasikan terendapkan pada lingkungan
Pada genetik unit ini disusun oleh litologi yaitu batulempung dan
batugamping. Satuan genetik unit ini ialah Finning Upward dan Thinning Upward.
Genetik unit Finning Upward dikarenakan ukuran butirnya yang menghalus
pula struktur sedimen bioturbasi pada Batulempung. Sehingga genetik unit ini dapat
Pada genetik unit ini disusun oleh litologi yaitu batulempung dan batupasir
halus. Satuan genetik unit ini ialah Finning Upward dan Thinning Upward.
pula struktur sedimen laminasi pada Batupasir halus. Sehingga genetik unit ini dapat
Pada genetik unit ini disusun oleh litologi yaitu batubara dan serpih. Satuan
butirnya yang relatif lempung. Berdasarkan tempat bentukannya batubara yang mana
pantai. Di fasies yang berkembang di linkungan delta plain terdapat endapan flood
plain yang dicirikan oleh adanya batulempung. Berdasarkan ukuran butir serpih yang
lempung, terdapat pada endapan flood plain. Sehingga genetik unit ini dapat
Batubara)
Pada genetik unit ini disusun oleh litologi yaitu batupasir dengan sisipan
batubara dan serpih. Satuan genetik unit ini ialah Coarsening Upward dan Thinning
Upward.
Pada genetik unit ini disusun oleh litologi yaitu batupasir kasar dan
batugamping. Satuan genetik unit ini ialah Coarsening Upward dan Thinning
Upward.
Dijumpai pula struktur sedimen bioturbasi pada batugamping. Sehingga genetik unit
Pada genetik unit ini disusun oleh litologi yaitu batulanau dan batulempung.
Satuan genetik unit ini ialah Coarsening Upward dan Thinning Upward.
Pada genetik unit ini disusun oleh litologi yaitu batupasir halus dan batupasir
sedang. Satuan genetik unit ini ialah Finning Upward dan Thickening Upward.
pula struktur sedimen laminasi pada batupasir sedang. Sehingga genetik unit ini dapat
Pada genetik unit ini disusun oleh litologi yaitu batugamping dan
batulempung. Satuan genetik unit ini ialah Coarsening Upward dan Thickening
Upward.
Genetik unit Coarsening Upward dikarenakan ukuran butirnya yang
atas. Dijumpai pula struktur sedimen bioturbasi pada batulempung. Sehingga genetik
unit ini dapat diinterpretasikan terendapkan pada lingkungan pengendapan Pro Delta.
Pada genetik unit ini disusun oleh litologi yaitu batulanau dan batupasir
sedang. Satuan genetik unit ini ialah Finning Upward dan Thinning Upward.
Pada genetik unit ini disusun oleh litologi yaitu batupasir halus dan serpih.
Satuan genetik unit ini ialah Coarsening Upward dan Thickening Upward.
atas. Dijumpai pula struktur sedimen cross bedding pada batupasir halus. Sehingga
Delta Front.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Adapun genetik unit dari praktikum yang dilakukan yaitu, genetik unit 1 CU
dan TKU, genetik unit 2 FU dan TNU, genetik unit 3 FU dan TNU, genetik
unit 4 AG dan TNU, genetik unit 5 CU dan TNU, genetik unit 6 FU dan TNU,
genetik unit 7 AG dan TNU, genetik unit 8 CU dan TNU, genetik unit 9 CU
dan TKU, genetik unit 10 CU dan TNU, genetik unit 11 FU dan TKU, genetik
unit 12 CU dan TNU, genetik unit 13 FU dan TNU, genetik unit 14 CU dan
TKU, genetik unit 15 CU dan TNU, genetik unit 16 CU dan TKU, genetik
unit 17 FU dan TNU, genetik unit 18 CU dan TKU, genetik unit 19 CU dan
TKU, genetik unit 20 FU dan TNU, genetik unit 21 FU dan TNU, genetik unit
22 AG dan TKU, genetik unit 23 CU dan TNU, genetik unit 24 CU dan TNU,
genetik unit 25 CU dan TNU, genetik unit 26 FU dan TKU, genetik unit 27
CU dan TKU, genetik unit 28 FU dan TNU, dan genetik unit 29 CU dan
TKU.
2.