OLEH :
EFRIANZA
NIM : 02022682024017
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020
TEORI BADAN HUKUM
Secara alamiah, badan hukum tidak dapat berkedudukan sebagai subjek hukum. Hal ini
dikarenakan badan hukum tidak memiliki kehendak, tidak dapat bertindak dan tidak dapat hadir
atau ada seperti halnya karakteristik yang dapat ditemukan pada orang seperti yang telah
dikemukakan di atas. Karakteristik tersebut yang mengakibatkan orang dapat berkedudukan
sebagai subjek hukum secara kodrati. Ketiadaan karakteristik tersebut berimplikasi bahwa badan
hukum tidak dapat menjalankan fungsinya sebagai subjek hukum. Problematika yang dihadapi
oleh badan hukum tersebut yang pada akhirnya menghadirkan teori-teori badan hukum. Teori-
teori badan hukum yang berkembang adalah sebagai berikut:
1. Teori Fiksi, teori ini dikemukakan oleh Frederich Carl von Savigny pada permulaan
abad 19. Teori ini menyatakan bahwa badan hukum adalah suatu abstraksi, bukan
merupakan sesuatu yang konkrit. Hukum memberikan kepada subjek hukum hak-hak
suatu kekuasaan serta menimbulkan kehendak berkuasa ( wilsmacht ). Adapun badan
hukum hanyalah buatan negara yang sebenarnya tidak ada tetapi orang menghidupkannya
dalam bayangannya untuk menerangkan sesuatu hal. Adapun yang menjadi wakil-wakil
dalam melakukan perbuatan adalah manusia yang ada dalam badan hukum tersebut. Oleh
sebab itu teori ini dikenal sebagai teori fiksi.
4. Teori tentang harta kekayaan yang dimiliki oleh seseorang dalam jabatannya atau Leer
van het ambtelijk vermogen. Teori ini mengajarkan tentang harta kekayaan yang dimiliki
seseorang dalam jabatannya ( ambtelijk vermogen ) yaitu suatu hak yang melekat pada
suatu kualitas. Teori zweckvermogen ataupun doel vermogens theorie mengembangkan
pendapat bahwa badan hukum merupakan badan yang mempunyai hak atas harta
kekayaan tertentu yang dibentuk untuk tujuan melayani kepentingan tertentu. Adanya
tujuan tersebut menentukan bahwa harta kekayaan dimaksud sah untuk diorganisasikan
menjadi badan hukum. Teori ini menitik beratkan pada daya berkehendak
( wilsvermogen ) dari suatu subjek hukum. Adapun dalam badan hukum, yang
berkehendak ialah pengurus dari badan hukum yang bersangkutan. Dalam kualitasnya
sebagai pengurus mereka adalah berhak, maka dari itu disebut ambtelijk vermogen .
Dengan bertitik tolak dari pemikiran bahwa manusia sajalah yang dapat menjadi subjek
hukum, maka badan hukum bukanlah sunyek hukum. Adapun hak-hak yang diberikan kepada
subjek hukum pada hakikatnya adalah hak-hak dengan tiada subjek hukum namun merupakan
kekayaan yang terikat oleh suatu tujuan atau kekayaan yan dimiliki oleh tujuan itu.
5. Teori Kekayaan Bersama, dikemukakan oleh Rudolf von Jhering pada tahun 1818-
1892. Pengikut dari teori ini adalah Marcel Planiol (Perancis), Molengraaff (Belanda),
Star Busmann, Kranenburg, Paul Scholten dan Apeldoorn. Teori kekayaan bersama
ini menganggap badan hukum sebagai kumpulan manusia. Kepentingan badan hukum
adalah kepentingan seluruh anggotanya. Dengan demikian badan hukum berdasarkan
Teori Kekayaan
Bersama ini adalah suatu konstruksi yuridis dari kepentingan-kepentingan anggota, dengan
demikian hak dan kewajiban badan hukum adalah hak dan kewajiban serta tanggung jawab
hukum dari anggota secara bersama-sama. Konsekuensi yuridisnya bahwa harta kekayaan badan
hukum adalah milik bersama seluruh anggota.
Apakah teori badan hukum tersebut relevan/cocok dengan badan hukum seperti Firma,
CV, PT, Yayasan dan Koperasi ?
1. Bagi Yayasan
Bagi yayasan lebih tepat digunakan Teori Kekayaan Bertujuan atau doel vermogens
theorie, karena yayasan (stiftung, stichting, wakaf) tidak memiliki anggota. Karena Yayasan
merupakan suatu Badan Hukum yang dilahirkan oleh suatu pernyataan sepihak. Pernyataan itu
harus berisikan pemisahan suatu kekayaan untuk suatu tujuan tertentu, dengan penunjukkan,
bagaimanakah kekayaan itu diurus dan digunakan (pendapat Scholten).
Yayasan dapat melakukan kegiatan usaha untuk menunjang pencapaian maksud dan
tujuannya dengan cara mendirikan badan usaha dan/atau ikut dalam suatu badan usaha.
2. Bagi PT
Teori yang sangat relevan dengan Badan Hukum Perseroan Terbatas (PT) yaitu Teori
Pemisahan Harta Kekayaan, karena PT sebagai perusahaan dengan statusnya sebagai badan
hukum hanya merupakan wadah yang bertujuan untuk menjalankan kegiatan organ perusahaan
yang berstatus sebagai subyek hukum dengan perbuatan hukum yang hanya dapat dilaksanakan
oleh tiap-tiap subyek hukum di dalamnya. Badan hukum dalam hal ini hanya semata-mata
bentukan pemerintah saja namun apabila tidak ada subyek hukum di dalamnya, maka badan
hukum itu tidak dapat lagi disebut sebagai badan hukum.
Perseroan Terbatas (PT) disebut juga Naamloze Vennotschap (NV) atau Limited Company
(Ltd.) diatur dalam UU No.1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas (PT), yang mencabut
berlakunya Pasal 35 s.d. Pasal 56 KUHDagang.
1) Adalah organisasi bisnis berbadan hukum resmi yang dimiliki oleh minimal dua orang dengan
tanggung jawab yang hanya berlaku pada perusahaan tanpa melibatkan harta pribadi atau
perseorangan yang ada di dalamnya.
2) Adalah Badan Hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha
dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang
ditetapkan dalam undang-undang ini (Pasal 1 ayat (1) UU No. 1 Tahun 1995).
Bentuk PT banyak digunakan dalam dunia usaha karena PT merupakan “asosiasi modal” yang
modal perseroannya terdiri dari sejumlah saham dan dapat dipindahtangankan (transferable
shares), sehingga keanggotaan PT terjadi dengan mudah.
Teori yang sangat relevan yaitu menggunakan Teori Organ dan kekayaan, karena para
anggotanya bersama-sama mempunyai kekayaan dan bermacam-macam kepentingan yang
berwujud dalam badan hukum itu.
Sifat keanggotaan koperasi yaitu sukarela bahwa tidak ada paksaan untuk menjadi
anggota koperasi dan terbuka bahwa tidak ada pengecualian untuk menjadi anggota
koperasi
4. Bagi Firma
Teori yang sangat relevan yaitu Teori Kekayaan Bersama. Firma berasal dari bahasa
Belanda “venootschap onder firma” yang berarti sebuah perserikatan dagang antara beberapa
perusahaan. Firma adalah suatu Persekutuan Perdata yang menyelenggarakan perusahaan atas
nama bersama dan tiap-tiap sekutu yang tidak dikecualikan satu dengan lain hal dapat
mengikatkan Firma dengan pihak ketiga dan mereka masing-masing bertanggung jawab atas
seluruh hutang Firma secara tanggung-menanggung ( Pasal 16 s.d. Pasal 18 KUHDagang ).
Teori yang sangat relevan yaitu menggunakan Teori Kekayaan Bersama, karena
Persekutuan komanditer atau commanditaire vennootschap (disingkat CV) adalah suatu
persekutuan rule didirikan oleh dua orang atau lebih atas asas kepercayaan. Persekutuan
Komanditer diatur dalam Pasal 19-Pasal 25 KUHDagang.
1) Persekutuan secara melepas uang dinamakan Persekutuan Komanditer, didirikan antara satu
orang atau beberapa orang sekutu yang bertanggung jawab secara pribadi untuk seluruhnya,
dengan satu atau beberapa orang sebagai pelepas uang pada pihak lain ( Pasal 19 ayat (1)
KUHDagang ).
2) Persekutuan Komanditer adalah persekutuan firma dengan suatu keistimewaan yang dibentuk
oleh satu atau beberapa orang sekutu komanditer, dimana modal komanditernya berasal dari
pemasukan para sekutu komanditer, sehingga Persekutuan Komanditer mempunyai harta
kekayaan yang terpisah ( Pasal 19 ayat (2) KUHDagang ).
Jadi Sekutu Komanditer merupakan Persekutuan Firma dengan bentuk khusus yaitu
adanya sekutu komanditer yang hanya menyerahkan uang, barang atau tenaga sebagai
pemasukan bagi Persekutuan dan tidak ikut campur dalam pengurusan maupun penguasaan
dalam persekutuan.
DAFTAR PUSTAKA
BUKU:
INTERNET:
22:07.