Anda di halaman 1dari 2

CERDAS DALAM BERMEDIA SOSIAL

Perkembangan teknologi digital yang semakin maju pesat menjadikan perubahan


yang besar pada kehidupan manusia, khususnya dalam media sosial. Melalui media sosial,
siapa pun, di mana pun dan kapan pun dapat memberikan dan mencari informasi yang
diinginkan tanpa batasan ruang dan waktu. Hampir semua kalangan masyarakat mengenal
dan menggunakan media sosial, khususnya adalah generasi muda. Mulai dari instagram,
facebook, twitter, whatsapp dan sebagainya. Penggunaan media sosial ini menjadikan arus
informasi yang begitu tinggi dan sulit terbendung.  Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet
Indonesia (APJII) mengumumkan hasil survei pengguna internet di Indonesia periode 2019 -
kuartal II 2020 jumlah pengguna internet di Indonesia hingga kuartal II tahun 2020 naik
menjadi 73,7 persen dari populasi atau setara 196,7 juta pengguna. Namun, masih banyak
pengguna media sosial menggunakan nya untuk menyebarkan rumor, berita bohong atau
hoak, manipulasi, penipuan cyber crime dan perang informasi atau melanggar privasi orang
lain.

Akses media sosial yang dilakukan masyarakat termasuk remaja sering kali
menimbulkan berbagai keresahan dalam masyarakat. Hal tersebut dikarenakan kurang nya
edukasi dan minat literasi masyarakat Indonesia yang masih rendah terutama dalam masa
pandemi Covid-19 ini. Banyak informasi yang beredar dimasyarakat tidak sesuai dengan
fakta dilapangan, untuk itu masyarakat harus pintar memilah dan menyaring berbagai
informasi yang beredar.

Selain dampak positif adanya media sosial yang memudahkan kita untuk
berkomunikasi dan bersosialisasi secara virtual, terdapat pula dampak negatif dari adanya
media sosial ini salah satunya yaitu mudahnya beredar informasi berita bohong atau hoak
yang tersebar dengan cepat terutama dimasa pandemi Covid-19 ini. Berita bohong atau hoak
tersebut seringkali membuat resah masyarakat, terutama bagi mereka masyarakat awam yang
akan menelan mentah-mentah informasi yang didapat tanpa menelusuri kebenarannya
terlebih dahulu. Penyebaran berita hoak dimedia sosial dilakukan oleh individu maupun
kelompok orang yang tidak bertanggung jawab. Seperti kabar yang beredar baru-baru ini,
bahwa orang yang sudah pernah terinfeksi Covid-19 tidak dapat tertular atau terinfeksi
kembali karena sudah memiliki kekebalan tubuh. Hal tersebut menyebabkan masyarakat yang
sudah pernah terinfeksi virus Covid-19 tidak memakai masker dan menaati protokol
kesehatan, padahal kebenaran nya adalah seseorang yang pernah terinfeksi Covid-19 akan
memiliki kekebalan namun kekebalan tersebut kadarnya akan menurun pada 2-3 bulan. Saat
kekebalan tubuh turun, tentu saja dapat terenfeksi kembali apabila ada faktor resiko yang
mempengaruhi.

Semakin banyak informasi yang tersebar dengan cepat, masyarakat khususnya


generasi millenial dituntut untuk melek literasi dan berfikir kritis supaya dapat memilah dan
memilih informasi yang diterima. Dengan demikian kita tidak mudah untuk terprovokasi
dengan adanya berita-berita bohong atau hoak. Minat literasi yang tinggi akan mempengaruhi
pola pikir masyarakat dalam menerima kebenaran informasi yang diperoleh. Berikut ini
beberapa tips agar kita tidak terjebak informasi atau berita hoak :

1. Periksa kebenaran informasi yang kita dapat terlebih dahulu dari media sosial

2. Jangan menyebarkan informasi atau berita dari sumber yang belum jelas

3. Jangan mudah terprovokasi dengan ajakan yang merugikan diri sendiri maupun
orang lain dari informasi yang disebarkan dimedia sosial.

4. Untuk mendapatkan informasi yang valid mengenai Covid-19 carilah informasi


yang akurat seperti akun resmi pemerintah atau badan resmi lainnya seperti World
Health Organization (WHO)

Sumber : https://dkpus.babelprov.go.id/content/bijak-menggunakan-media-sosial-di-
masa-pandemi-covid-19 . https://images.app.goo.gl/CD9o7gEfJwGaBYUu7.
https://www.kompas.com/edu/read/2021/03/25/080000171/23-berita-hoax-seputar-
covid-19-dan-penjelasan-pakar-pulmonologi-ugm

Penulis: Ni’mah Pinasti

Editor : Nur Mukaromah

Anda mungkin juga menyukai