Anda di halaman 1dari 2

Bantuan hukum merupakan salah satu hal wajib yang harus dilakukan oleh setiap negara

di dunia ini kepada rakyatnya terutama pada negara Indonesia sebagai negara hukum. Bantuan
hukum merupakan jawaban atas permasalahan hukum yang dihadapi setiap warga negara,
khususnya rakyat tidak mampu/kalangan tidak mampu. Bantuan hukum sendiri sebagaimana
dimuat dalam Undang-Undang No.16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum memiliki pengertian:
jasa hukum yang diberikan oleh Pemberi Bantuan Hukum secara cuma-cuma kepada Penerima
Bantuan Hukum.
Penerima Bantuan Hukum sendiri adalah orang atau kelompok orang tidak mampu.
Jaminan atas hak bantuan hukum merupakan implementasi dari prinsip persamaan dihadapan
hukum (equality before the law) sebagaimana amanat konstitusi dalam Pasal 28D ayat (1) dan
Pasal 28H ayat (2) UUD1945. Negara terutama pemerintah sebagai penyelenggaran negara
memiliki tanggung jawab dalam pemenuhan hak atas bantuan hukum sebagai hak konstitusional
warga negara. Berdasarkan pertimbangan inilah secara yuridis urgennya eksistensi Undang-
Undang Bantuan Hukum.
Banyak warga berpenghasilan rendah masih tidak dapat memperoleh bantuan hukum
karena persyaratan kelayakan dan akreditasi yang ketat. Agar memenuhi syarat untuk
mendapatkan bantuan hukum, seseorang harus memberikan 'sertifikat status berpenghasilan
rendah' yang biasanya dikeluarkan oleh pejabat setempat yang relevan.
Di Indonesia saat ini, layanan bantuan hukum yang disediakan negara dapat diakses oleh
semua warga negara untuk masalah pidana, perdata dan administrasi. Ini sudah merupakan
langkah besar ke arah yang benar untuk sistem hukum Indonesia. Sebelumnya, pengadilan hanya
diwajibkan untuk memberikan bantuan hukum kepada terdakwa yang menghadapi pelanggaran
yang diancam hukuman mati, hukuman 15+ tahun, atau 5+ tahun bagi terdakwa yang tidak
mampu secara finansial. Namun dalam praktiknya, bantuan hukum jarang diberikan bahkan
dalam keadaan seperti itu.
Di bawah undang-undang baru yang mulai berlaku pada tahun 2013, pemerintah
Indonesia dapat mengakreditasi organisasi bantuan hukum yang ada dan menggantinya dengan
bantuan hukum gratis. Ini berbeda dengan Australia, di mana badan-badan yang didanai
pemerintah negara bagian tunggal menyediakan dan mengoordinasikan bantuan hukum.
Pendekatan yang dilakukan Indonesia dilakukan untuk mencegah dana anggaran dari korupsi –
tetapi sistem tersebut belum memenuhi permintaan publik.
Terakhir, ketidakefektifan budaya pro bono yang ada di Indonesia saat ini membuat bagi
kelompok rentan, bantuan pro bono jarang dapat diakses sebagai alternatif bantuan bantuan
hukum. Ada empat faktor utama yang berkontribusi terhadap hal ini. Faktor pertama membahas
pengacara itu sendiri, dan kurangnya pengetahuan seputar topik tersebut. Saat ini di Indonesia
tampaknya ada beberapa kesulitan di antara para pengacara dalam membedakan pekerjaan pro
bono dan program bantuan hukum. Sesuai dengan studi yang dilakukan oleh MaPPI FHUI, 15%
advokat tidak dapat membedakan antara pro bono dan bantuan hukum, dan hanya 20,5% yang
merasa berkewajiban untuk melakukan pekerjaan pro bono.
Penjabaran mengenai kontribusi nyata saya terhadap masyarakat akan saya tuliskan.
Untuk skala yang lebih luas dan besar, sebagai penegak hukum, saya akan berusaha untuk
mengimplementasikan proses hukum yang sinergis serta adil bagi seluruh masyarakat Indonesia
tanpa adanya penilaian subjektif sedikitpun. Penegakan dan pemahaman atas hukum juga akan
saya giatkan mulai dari tingkatan yang paling bawah sehingga setiap lapisan masyarakat
memiliki pengetahuan yang sama dalam lensa hukum—hingga menimalisir adanya kesenjangan
perlakuan antar masyarakat dalam tindakan hukum. Hal ini tercermin selaras dengan nilai ke-5
dalam Pancasila, yaitu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia. Sebagai penegak hukum,
saya akan menjembatani keadilan yang berhak diperoleh seluruh rakyat Indnesia.
Dengan saya menjadi pengacara yang menyediakan layanan bantuan hukum untuk
kalangan manapun seperti contohnya warga Indonesia dengan kesulitan finansial—saya akan
membantunya dengan menyediakan layanan legal pro bono hingga memenuhi haknya sebagai
warga Indonesia—berhak mendapatkan bantuan hukum yang sama terlepas dari latar
belakangnya. Hal ini juga tetap akan saya terapkan meski bukan sebagai pengacara, namun
beberapa pekerjaan lain yang relevan, saya juga akan mengambil bagian dalam membuat
berbagai inovasi dan kampanye di masyarakat mengenai ilmu hukum yang membantu aktivitas
masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai