Anda di halaman 1dari 2

Nama : Liya Feni Alfianita

NIM : 21129544
No. Urut : 14
Pertanyaan:
Sebutkan kriteria atau syarat yang harus dipenuhi dalam merumuskan suatu permasalahan!

Jawaban:
Merumuskan masalah harus memenuhi Syarat-Syarat atau Kriteria sebagai berikut:
1. Rumusan masalah harus jelas, padat dan dapat dipahami oleh orang lain
2. Rumusan masalah harus mengandung unsur data yang mendukung pemecahan
masalah penelitian
3. Rumusan masalah harus merupakan dasar dalam membuat kesimpulan sementara
(Hipotesis)
4. Masalah harus menjadi dasar bagi judul penelitian
5. Suatu perumusan masalah adalah berwujud kalimat tanya atau yang bersifat kalimat
interogatif, baik pertanyaan yang memerlukan jawaban deskriptif, maupun pertanyaan
yang memerlukan jawaban eksplanatoris, yaitu yang menghubungkan dua atau lebih
fenomena atau gejala di dalam kehidupan manusia.
6. Bermanfaat atau berhubungan dengan upaya pembentukan dan perkembangan teori,
dalam arti pemecahannya secara jelas, diharapkan akan memberikan sumbangan
teoritik yang berarti, baik sebagai pencipta teori-teori baru maupun sebagai
pengembangan teori-teori yang sudah ada.
7. Dirumuskan di dalam konteks kebijakan pragmatis yang sedang aktual, sehingga
pemecahannya menawarkan implikasi kebijakan yang relevan pula, dan dapat
diterapkan secara nyata bagi proses pemecahan masalah bagi kehidupan manusia.

Nama : Made Hapsari Vidyastuti


NIM : 21129545
No. Urut : 15
Pertanyaan:
Apa sajakah kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan oleh seseorang pada saat membuat
sebuah latar belakang masalah suatu penelitian?

Jawaban:
1. Memulainya dengan Mencari Judul
Hal paling umum dilakukan oleh mahasiswa akhir adalah mencari judul penelitian. Dan ini
adalah suatu kesalahan besar. Ide penelitian tidak akan akan datang dari judul, tapi
sebaliknya. Judul akan datang ketika ada ide. Ide akan hadir ketika ada permasalahan, ada
fenomena. Ide menuntut kejelian dari peneliti untuk menangkap fenomena dengan cara
melihat, mendengarkan, mengamati, atau mengalaminya sendiri. Artinya, mahasiswa harus
peka terhadap perkembangan di sekitarnya. Tangkap fenomena, temukan ide, tentukan fokus
masalah, barulah judul dapat ditentukan.
2. Permasalahan Tidak Fokus
Setelah ide muncul, maka kesulitan lainnya yang ditemukan oleh mahasiswa adalah meramu
latar belakang masalah penelitian. Umumnya, latar belakang masalah yang dituliskan tidak
jelas arah dan maksud yang ingin disampaikan, kebanyakan hanya memindahkan kajian-
kajian teoritis atau parahnya memindahkan isi dari Google. Alias tidak fokus.
Mahasiswa juga terbiasa menjabarkan hal-hal yang umum, tapi tidak menekankan pada
esensi dasar/sudut pandang/angle/batasan konsep dari apa yang ingin dilihat. Sehingga inti
dari permasalahan yang hendak dikaji menjadi tidak fokus, dan pembaca pun kebingungan
terhadap apa yang ingin dikaji oleh penelitinya. Fokus masalah adalah masalah yang lebih
dominan muncul dalam fenomena/objek yang ingin dikaji, lebih krusial, dan lebih aktual.
Setiap fenomena atau kasus pasti memiliki fokus utama permasalahan, dan peneliti
hendaknya jeli terhadap hal itu. Peneliti tidak boleh terlalu rakus ingin membahas segala hal,
dari berbagai sisi. Karena sudah sifatnya kajian yang abstraksi, hanya mampu menjelaskan
sisi tertentu saja.
3. Remeh dengan Data/Observasi Awal
Penulisan latar belakang masalah juga harus didukung dengan data-data awal sebagai bukti
bahwa masalah itu benar terjadi, bukan diciptakan. Data-data yang ditemukan peneliti di
lapangan dapat menjadi fakta bahwa penulisan latar belakang bukan sekadar anganan penulis
belaka. Hanya saja, inilah yang paling sering diabaikan mahasiswa ketika meramu latar
belakang masalah. Tidak menganggap penting data awal penelitian.
Untuk menemukan masalah, penulis harus dapat memperkuat temuan data/fakta terhadap
suatu fenomena. Dikatakan terdapat suatu masalah adalah ketika ada kesenjangan antara das
sein dengan das sollen, ada pertentangan antara fakta yang ditemukan di lapangan (kasus-
kasus ataupun bukti data yang sudah teruj/kredibel) dengan harapan-harapan ataupun norma-
norma yang telah disepakati bersama (visi-misi, undang-undang, kebijakan, dsb). Hal ini juga
sering diabaikan mahasiswa dalam menjabarkan latar belakang masalahnya.
4. Salah dalam Menjelaskan
Hal terakhir yang juga mungkin rentan dilakukan oleh peneliti pemula adalah kesalahan
dalam menjelaskan latar belakang masalah. Kesalahan dalam menjelaskan membuat alur
tulisan tidak runut dan teratur, sehingga tidak enak dibaca dan membingungkan. Kesalahan
dalam menjelaskan bisa berkaitan dengan alur, kelengkapan unsur-unsur tulisan, teknik
transisional, kedalaman, dan teknik penutupan yang tepat.
Cara paling mudah agar dapat menjelaskan dengan baik adalah membuat pointer atau
kerangka penulisan latar belakang. Penulis pemula lebih baik menyusun terlebih dahulu poin-
poin penting yang ingin dibahas, dengan melengkapi temuan kasus, data-data, undang-
undang /kebijakan/norma yang berkaitan, kajian teoritis yang tepat, dan alasan mengapa
penelitian penting dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai