KELOMPOK :
NO NAMA NIM
1 RAUDYA TUZZARAH P05120216023
2 NISA RESKIKA P05120216023
3 DWI OKTA P05120216023
4 RAMADHAN P05120216023
5 DWI GUSTIN P05120216023
6 ARIO ABI MANYU P05120216023
7 SELLY MEIRANTI P05120216023
BENGKULU 2018
PROPOSAL
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
RANGSANGAN PERSEPSI TENTANG STIMULUS NYATA
DAN RESPON YANG DIALAMI DALAM KEHIDUPAN
PADA PASIEN RESIKO PERILAKU KEKERASAN
A. LATAR BELAKANG
Umumnya klien dengan Perilaku Kekerasan dibawa dengan paksa ke Rumah sakit
Jiwa. Sering tampak klien diikat secara tidak manusiawi disertai bentakan dan
pengawalan oleh sejumlah anggota keluarga bahkan polisi. Perilaku Kekerasan seperti
memukul anggota keluarga/orang lain, merusak alat rumah tangga dan marah-marah
merupakan alasan utama yang paling banyak dikemukakan oleh keluarga. Penanganan
oleh keluarga belum memadai, keluarga seharusnya mendapat pendidikan kesehatan
tentang cara merawat klien (manajemen perilaku kekerasan).
Perilaku kekerasan merupakan salah satu jenis gangguan jiwa. WHO (2001)
menyatakan, paling tidak ada satu dari empat orang di dunia mengalami masalah mental.
WHO memperkirakan ada sekitar 450 juta orang di dunia mengalami gangguan
kesehatan jiwa. Pada masyarakat umum terdapat 0,2 – 0,8 % penderita skizofrenia dan
dari 120 juta penduduk di Negara Indonesia terdapat kira-kira 2.400.000 orang anak yang
mengalami gangguan jiwa (Maramis, 2004 dalam Carolina, 2008). Data WHO tahun
2006 mengungkapkan bahwa 26 juta penduduk Indonesia atau kira-kira 12-16 persen
mengalami gangguan jiwa. Berdasarkan data Departemen Kesehatan, jumlah penderita
gangguan jiwa di Indonesia mencapai 2,5 juta orang (WHO, 2006).
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Pasien dapat mengontrol emosinya.
2. Tujuan khusus
a. Mengenal perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
a) Klien dapat menyebutkan stimulus penyebab kemarahannya.
b) Klien dapat menyebabkan respons yang dirasakan saat marah (tanda dan gejala
marah)
c) Klien dapat menyebutkan reaksi yang dilakukan saat marah (perilaku
kekerasan).
d) Klien dapat menyebutkan akibat perilaku kekerasan.
b. Mencegah perilaku kekerasan fisik
a) Klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang biasa dilakukan klien.
b) Klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang dapat mencegah prilaku
kekerasan.
c) Klien dapat mendemonstasikan dua kegiatan fisik yang dapat mencegah
prilaku kekerasan.
c. Mencegah perilaku kekersan sosial
a) Klien dapat mengungkapkan keinginan dari permintaan tanpa memaksa.
b) Klien dapat mengungkapkan penolakkan dan rasa sakit hati tanpa kemarahan.
d. Mencegah perilaku kekerasan spiritual
a) Klien dapat menyebutkan keuntungan patuh minum obat
b) Klien dapat menyebutkan akibat/kerugian tidak patuh minum obat
c) Klien dapat menyebutkan lima benar cara minum obat
e. Mencegah perilaku kekerasan dengan patuh mengonsumsi obat
a) Klien dapat menyebutkan keuntungan patuh minum obat
b) Klien dapat menyebutkan akibat/kerugian tidak patuh minum obat
c) Klien dapat menyebutkan lima benar cara minum obat
C. KRITERIA ANGGOTA KELOMPOK
1. Klien yang tidak terlalu gelisah.
2. klien PK yang sudah kooperatif dan tidak mengganggu berlangsungnya Terapi
Aktifitas Kelompok
3. Kondisi fisik dalam keadaan baik & mau mengikuti kegiatan terapi aktivitas
D. PROSES SELEKSI
Dilakukan selama satu hari dengan cara wawancara dan observasi untuk memastikan
bahwa pasien yang akan diikutkan masuk dalam kriteria.
Nama-nama pasien yang memiliki kriteria adalah:
1. Tn.A 5.Tn.K
2. Tn.N 6.Tn.S
3. Tn.E 7.Tn.W
4. Ny.s 8.Tn. P
E. URAIAN STRUKTUR KEGIATAN
1. Waktu pelaksanaan
2. Pengorganisasian terapis
Keterangan:
Leader : Fasilitator :
e. Langkah Kegiatan :
1. Persiapan
a. Memilih klien perilaku kekerasan yang sudah kooperatif
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Pelaksanaan
Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien,beri penilaian tentang kemampuan mengetahui penyebab prilaku
kekerasan yang dilakukan dan akibat prilaku kekerasan.beri tanda (ѵ) jika klien
mampu dan tanda (×) jika klien tidak mampu.
Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan ang di miliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan tiap
klien.Contoh : klien mengikuti sesi 1,TAK stimulasi persepsi prilaku kekerasan.Klien mampu
menyebutkan penyebab prilaku kekerasannya(disalahkan dan tidak diberi uang ),mengenal
tanda dan gejala yang dirasakan (“gregetan” dan “deg-degan”),prilaku kekerasan yang
dilakukan (memukul meja),akibat yang dirasakan (tangan sakit dan dibawa kerumah sakit
jiwa).Anjurkan klien mengingat dan menyampaikan jika semua dirasakan selama dirumah
sakit.
e. Langkah Kegiatan
1. Persiapan.
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi 1.
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
b. Kerja - Mengikuti
30 a) Mendiskusikan kegiatan fisik yang biasa dilakukan kegiatan sesuai
menit oleh klien. aturan main
Tanyakan kegiatan :rumah tangga,harian,dan - Melaksanakan
olahraga yang biasa dilakukan klien. antisipasi masalah
Tulis di papan tulis /flipchart/whiteboard yang ditentukan
b) Menjelaskan kegiatan fisik yang dapat digunakan terapis. (jika ada)
untuk menyalurkan kemarahan secara sehat: tarik
nafas dalam, menjemur / memukul kasur / bantal,
menyikat kamar mandi, main bola, senam,
memukul bantal pasir tinju, dan memukul gendang.
c) Membantu klien memilih dua kegiatan yang dapat
dilakukan.
d) Bersama klien mempraktikan dua kegiatan yang
dipilih.
Terapis mempraktikan
Klien melakukan redomonstrasi
e) Menanyakan perasaan klien setelah mempraktikan
cara penyaluran kemarahan.
f) Memberikan pujian pada peran serta klien.
g) Upayakan semua klien berperan aktif.
c. Termin - Mengungkapka
asi 30 a) Evaluasi n pendapat
menit Terapis menanyakan perasaan klien setelah
mengikuti TAK.
Menanyakan ulang cara baru yang sehat
mencegah perilaku kekerasan.
b) Tindak Lanjut
Menganjurkan klien menggunakan cara yang
telah dipelajari jika stimulus penyebab perilaku
kekerasan.
Mengajurkan klien melatih secara teratur cara
yang telah dipelajari.
Memasukkan pada jadwal kegiatan harian klien.
c) Kontrak yang akan datang.
Menyepakati untuk belajar cara baru yang - Menyetujui /
Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung,khususnya pada tahap kerja.Aspek yang
dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.Untuk TAK stimulasi
persepsi prilaku kekerasan sesi 2, kemampuan yang diharapkan adalah 2 kemampuan
mencegah perilaku kekerasan secara fisik. Formulir evaluasi sebagai berikut.
Sesi 2 :
Stimulasi persepsi prilaku kekerasan
Kemampuan mencegah perilaku kekerasan fisik.
1
2
3
4
5
6
7
8
Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien,beri penilaian tentang kemampuan mempraktikan dua cara fisik
untuk mencegah prilaku kekerasan.Beri tanda (ѵ) jika klien mampu dan tanda (×) jika
klien tidak mampu.
g. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan
tiap klien.Contoh : klien mengikuti sesi 2 TAK stimulasi persepsi prilaku kekerasan,klien
mampu mempraktikan tarik nafas dalam, tetapi belum mampu mempraktikkan pukul kasur
dan bantal. Anjurkan dan bantu klien mempraktikkan diruang rawat (buat jadwal).
a. Tujuan
1. Klien dapat mengungkapkan keinginan dari permintaan tanpa memaksa.
2. Klien dapat mengungkapkan penolakkan dan rasa sakit hati tanpa kemarahan.
b. Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang.
c. Alat
1. Papan tulis/flipchart/whiteboard dan alat tulis
2. Buku catatan dan pulpen
3. Jadwal kegiatan klien
d. Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan Tanya jawab
3. Bermain peran/simulasi
e. Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi 2.
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Pelaksanaan
marah,tanda pertanyaan
Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khusunya pada tahap kerja .Aspek yang
dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi
persepsi perilaku kekerasan sesi 3, kemampuan klien yang diharapkan adalah mencegah
perilaku kekerasan secara social. Formulir evaluasi sebagai berikut.
Sesi 3 : TAK
Stimulasi Persepsi Perilaku Kekerasan
Kemampuan mencegah perilaku kekerasan social
No. Nama Klien Memperagakan cara Memperagakan Memeperagakan cara
meminta tanpa cara menolak mengungkapkan
paksa yang baik kekerasan yang baik
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien,beri penilaian akan kemampuan mempraktikkan pencegahan perilaku
kekerasan social: meminta tanpa paksa,menolak dengan baik, menungkapkan
kekesalan dengan baik. Beri tanda ceklis (ѵ) jika klien mampu dan tanda silang (x)
jika klien tidak mampu.
g. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan
tiap klien. Contoh : klien mengikuti sesi 3, TAK stimulasi persepsi perilaku kakerasan.Klien
mampu memperagakan cara meminta tanpa paksa, menolak dengan baik dan mengungkapkan
kekerasan.Anjurkan klien mempraktikan diruang rawat ( buat jadwal).
a. Tujuan
Klien dapat melakukan kegiatan ibadah secara teratur
b. Setting
1. Terapis dan Klien duduk bersama dalam lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang
c. Alat
1. Papan tulis/flipchart/whiteboard dan alat tulis
2. Buku catatan dan pena
3. Jadwal kegiatan klien
d. Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan Tanya jawab
3. Bermain peran/simulasi
e. Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi
b. Menyiapkan alat dan tempat
2. Pelaksanaan
Evaluasi.
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja .Aspek yang
dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai degan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi
persepsi perilaku kekerasan Sesi 4, kemampuan klien yang diharapkan adalah perilaku 2
kegiatan ibadah untuk mencegah kekerasan. Formulir evaluasi sebagai berikut
Sesi 4 : TAK
Stimulasi persepsi perilaku kekrasan
Kemampuan mencegah perilaku kekerasan spiritual
No. Nama klien Mempraktikan Mempraktikan kegiatan ibadah
kegiatan ibadah kedua
pertama
1
2
3
4
5
6
7
Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom sama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mempraktikkan dua kegiatan
ibadah pada saat TAK. Beri tanda jika klien(ѵ) mampu dan tanda (x) jika klien tidak
mampu
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien.Contoh : klien mengikuti Sesi 4, TAK stimulasi persepsi perilaku
kekeasan. Klien mampu memperagakan dua cara ibadah. Anjurkan klien melakukannya
secara teratur di ruangan (buat jadwal).
a. Tujuan
1. Klien dapat menyebutkan keuntungan patuh minum obat
2. Klien dapat menyebutkan akibat/kerugian tidak patuh minum obat
3. Klien dapat menyebutkan lima benar cara minum obat
b. Setting
1. Terapis dank lien duduk bersama dalam lingkaran
2. Ruangan yang nyaman dan tenang
c. Alat
1. Papan tulis/flipchart/whiteboard
2. Buku catatan dan pulpen
3. Jadwal kegiatan klien
4. Beberapa contoh obat
d. Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan Tanya jawab
e. Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi 4
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Pelaksanaan
Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung khususnya pada tahap kerja. Askep yang
dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi
persepsi perilaku kekerasan Sesi 5 , kemampuan yang diharapkan adalah mengetahui
limabenar cara minumobat,keuntungan minum obat, dan akibat tidak patuh minum
obat.formulir evaluasi sebagai berikut.
Sesi 5 : TAK
Stimulasi persepsi perilaku kekerasan
Kemampuan mencegah perilaku kekerasan
Dengan patuh minum obat
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolomnama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan menyebutkan lima benar cara
minum obat .keuntungan minum obat, dan akibat tidak patuh minum obat.beri tanda
jika klien mampu dan beri tanda (ѵ) jika klien (x) tidak mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien pada catatan proses keperawatan tiap klien.
Contoh: klien mengikuti Sesi 5, TAK stimulasi persepsi perilaku kekrasan. Klien mampu
menyebutkan lima benar cara minum obat dan akibat tidak minum obat. Anjurkan klien
mempraktikkan lima benar cara minum obat, bantu klien merasakan keuntungan minum obat,
dan akibat tidak minum obat.
H. PENUTUP
Demikianlah proposal TAK (Terapi Aktivitas Kelompok) ini dibuat sebagai
panduan/pedoman dalam pelaksanaan TAK (Terapi Aktivitas Kelompok) rangsangan
persepsi tentang stimulus nyata dan respon yang di alami dalam kehidupan pada pasien
perilaku kekerasan.
Ketua Kelompok
(Raudya Tuzzarah)
Disetujui Oleh :
( ) ( )