Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KELOMPOK

MATA KULIAH GIZI DALAM DAUR HIDUP

GIZI PADA BALITA

Oleh :

Devika Nurmalasari (202110102007)

Ananda Nur Arifah Kusuma Sari (202110102010)

PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS JEMBER

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini sebagai pemenuhan tugas kelompok semester
genap. Penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dalam memahami
materi tentang lemak dan minyak.

Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan banyak rasa syukur kepada
Allah SWT yang memberikan kemudahan dalam menyelesaikan tugas ini, tidak lupa penulis
ucapkan terima kasih kepada dosen Ninna Rohmawati, S.Gz., M.P.H., serta yang telah
membimbing selama perkuliahan pada mata kuliah gizi dalam daur hidup.

Penulis telah menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Maka dari
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sebagai
motivasi bagi penulis guna penyempurna makalah ini. Semoga bermanfaat bagi penulis
maupun pembaca.

Bondowoso, 26 Maret 2021

Penulis
PENDAHULUAN

Pada saat ini balita (bawah lima tahun) sebagai generasi penerus bangsa yang diharapkan
menjadi sumberdaya manusia yang berkualitas di masa depan memerlukan perhatian khusus.
Usia di bawah lima tahun merupakan “usia emas” dalam pembentukan sumberdaya manusia
baik dari segi pertumbuhan fisik maupun kecerdasan, dimana hal ini harus didukung oleh
status gizi yang baik karena status gizi berperan dalam menentukan sukses tidaknya upaya
peningkatan sumberdaya manusia. Masa balita merupakan bagian penting dalam tumbuh
kembang anak. Karena masa tersebut terjadi pertumbuhan dan perkembangan anak yang
sangat pesat. Perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional,
dan intelegensia berjalan sangat cepat dan menjadi landasan perkembangan berikutnya.

World Health Organization (WHO) (2002) menge lompokkan usia anak di bawah lima tahun
(baditu) men- jadi tiga golongan, yaitu golongan usia bayi (0-1 tahun) usia bawah tiga tahun
(batita (2-3 tahun), dan golongan prasekolah (4-5 tahun). Lista batita dan pra-sekolah
merupakan usia yang pertumbuhannya tidak sebesar mas bayi terapi aktivitas pada masa ini
lebih tinggi dibanding. Kekurangan zat gizi yang biasa terjadi pada balita seperti, Kurang
Energi Protein (KEP), urang Vitamin A (KVA), dan Anemia Gizi Besi (AGB).
( Nutritionugm, 2013) . Kekurangan gizi terjadi pada saat tubuh tidak memperoleh jumlah
energi, protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral serta zat gizi lainnya dalam jumlah
cukup yang diperlukan untuk mempertahankan organ dan jaringannya tetap sehat serta
berfungsi dengan baik.

Bertambah berat badan merupakan tanda yang menunjukkan bahwa seorang anak dan
tumbuh serta berkembang dengan baik ( Unicef, 2010). Asupan zat gizi mempunyai pengaruh
besar terhadap perkembangan anak dari bayi hingga masa remaja. Diet seimbang tidak hanya
berpengaruh terhadap pertumbuhan, tetapi juga berfungsi sebagai imunitas, penunjang
kemampuan intelektual ( Hardinsyah, 2017 ). Berdasarkan faktor penyebab masalah gizi
tersebut, maka perbaikan gizi dilakukan dengan dua pendekatan yaitu secara langsung
(kegiatan spesifik) dan secara tidak langsung (kegiatan sensitif). Kegiatan spesifik umumnya
dilakukan oleh sektor kesehatan seperti Pemberian Makanan Tambahan (PMT) ibu hamil
Kurang Energi Kronik (KEK) , pemberian tablet tambah darah, pemeriksaan kehamilan,
imunisasi Tetanus Toksoid (TT) , pemberian vitamin A pada ibu nifas.
Bayi dan balita dimulai dengan inisiasi menyusu dini (IMD), ASI eksklusif, pemberian
vitamin A, pemantauan pertumbuhan, imunisasi dasar, pemberian MPASI. Sedangkan
kegiatan yang sensitif melibatkan sektor terkait seperti penanggulangan kemiskinan,
penyediaan pangan, penyediaan lapangan kerja, perbaikan infrastruktur (perbaikan jalan,
pasar). Kegiatan perbaikan gizi dimaksudkan untuk mencapai pertumbuhan yang optimal.
Pertumbuhan anak sangat ditentukan oleh kondisi sosial ekonomi, riwayat kesehatan,
pemberian ASI dan MP-ASI. Untuk mencapai pertumbuhan optimal maka seorang anak perlu
mendapat asupan gizi yang baik dan diikuti oleh dukungan kesehatan lingkungan.
PEMBAHASAN

Anak balita adalah anak yang berusia 1 – 5 tahun. Pada masa balita ini terdapat pula usia
yang sangat rawan yaitu anak usia 1 – 2 tahun (baduta) – Golden Age ( Usia Emas ), bahkan
sampai 3 tahun (batita). Dalam usia ini kebutuhan zat gizi anak meningkat karena anak mulai
melakukan gerakan-gerakan fisik. Pertumbuhan dan perkembangan tubuh berlangsung relatif
cepat. ASI masih terus diberikan sampai dengan usia 2 tahun. Untuk anak usia 1 – 3 tahun
makanan masih dalam bentuk lunak dengan jadwal makan seperti anggota keluarga yang lain.
Anak sudah biasa minum dengan menggunakan gelas dan makan dengan menggunakan
sendok. Usia 3 tahun jenis makanan sama dengan usia sebelumnya, seperti makanan sehat
yang mengandung E, P, Vit, mineral (pemberian protein diusahakan 1/3nya diambil dari
protein hewani). Anak bisa makan seperti anggota keluarga yang lain, sayuran tetap harus
diperhatikan untuk selalu dikonsumsi. Makanan selingan (snack) diberikan dengan porsi yang
sedang supaya tidak mengganggu makanan utama.

Terdapat empat parameter perkembangan melalui Denver Development Screening Test


(DDST) dalam menilai perkembangan balita, yaitu tingkah laku sosial, gerakan motorik
halus, gerakan motorik kasar dan bahasa Sun itu, ada pula yang membagi aspek
perkembangan balita menjadi tujuh seperti pada pedoman Bina Keluarga Balita (BKB), yaitu
tingkah laku sosial, menolong diri sendiri, kecerdasan gerakan motorik halus, gerakan
motorik kasar, komunikasi pasif, dan komunikasi aktif. Penilaian tumbuh kembang pada
balita meliputi evaluasi pertumbuhan fisik berdasarkan grafik pertumbuhan berat badan,
tinggi badan, lingkar kepala, lingkar dada, dan lingkar perut, evaluasi pertumbuhan gigi
geligi, evaluasi neurologis, dan perkembangan sosial.

Asupan zat gizi mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan anak dari bayi hingga
masa remaja. Diet seimbang tidak hanya berpengaruh terhadap pertumbuhan, tetapi juga
berfungsi sehagai imunitas, penunjang kemampuan intelektual, dan pembentuk emosional.
Semua makanan yang dikonsumi bayi harus memenuhi kebutuhan gizi sehari.
Hal-hal yang harus diperhatikan pada balita usia 3-5 tahun:

 Menanamkan kebiasaan memilih makanan yang sehat dan bermanfaat


 Mengenalkan semua jenis mak.sewaktu usia< 3 thn
 Makan bersama-sama keluarga
 Menciptakan suasana riang dan tenang pada saat makan
 Menyajikan makanan pada piring, warna, bentuk yang menarik
 Mulai diberikan pengertian tentang pentingnya makan yang baik
 Menghindari pembicaraan yang kurang menyenangkan terhadap makanan
 Mananamkan etika/sopan santun di meja makan
 Membatasi kebiasaan jajan, krn dpt menyebabkan
 Anak tidak menghabiskan makanan yg disediakan di rumah
 Anak hanya mendapatkan zat gizi tertentu saja
 Muntah berak karna biasanya makanan peralatan tidak bersih
 Kebiasaan jajan akan melekat dan dijadikan alasan yang tidak baik
 Biasakan sarapan

Gizi balita adalah hal paling utama yang harus diperhatikan oleh orang tua jika ingin
tumbuhkembang putra putrinya maksimal. Pemenuhan gizi pada setiap balita merupakan
suatu keharusan karena hal ini sangat berpengaruh pada masa depan si buah hati, terutama
pada 5 tahun pertama, karena apa yang terjadi selama 5 tahun pertama tersebut sangat
menentukan tahun demi tahun pertumbuhan dan perkembangannya.
Hal inilah yang seharusnya mendasari setiap orang tua untuk berusaha agar gizi balitanya
terpenuhi semaksimal mungkin.
Beberapa nutrisi penting yang dibutuhkan oleh setiap balita yang sangat berpengaruh pada
tumbuh kembangnya, seperti :
1. Vitamin A, D, E dan K
vitamin ini sangat vital bagi pertumbuhan balita Anda. Jadi, usahakan agar asupan
vitamin ini terpenuhi setiap harinya. Seperti kita ketahui, vitamin A sangat baik untuk
penglihatan dan kesehatan kulit balita kita, sedangkan vitamin D berperan penting
dalam meningkatkan penyerapan kalsium serta membantu pertumbuhan tulang dan
gigi anak. Sementara vitamin E memiliki antioksidan yang membantu pertumbuhan
sistem syaraf dan pertumbuhan sel. Vitamin K membantu pembekuan darah.
2. Kalsium
Merupakan mineral yang sangat dibutuhkan oleh balita dalam pembentukan massa
tulangnya. Kalsium sangat penting untuk membentuk tulang yang kuat sehingga balita
Anda terhindar dari patah tulang ketika mulai belajar memanjat dan aktif bermain.
Kebutuhan harian balita akan kalsium umumnya sebesar 500mg/hari. Sumber
makanan dari kalsium antara lain susu, keju, tahu, brokoli, tomat, oatmeal, kacang-
kacangan, dan ikan salmon.
3. Vitamin B dan C
Fungsi dari vitamin B antara lain meningkatkan sistem syaraf dan imun tubuh balita
Anda, meningkatkan pertumbuhan sel, serta mengatur metabolisme tubuh. Sementara
vitamin C berfungsi untuk meningkatkan penyerapan zat besi dalam tubuh balita serta
mencegah sariawan.
Sumber makanan yang banyak mengandung vitamin B antara lain beras merah,
pisang, kacang-kacangan, ikan, daging dan telur.
Sementara untuk memenuhi gizi balita Anda dengan vitamin C, Anda dapat
memperolehnya dari tomat, kentang, stroberi serta sayur-sayuran hijau.
4. Zat Besi
Balita sangat membutuhkan zat besi terutama untuk membantu perkembangan
otaknya. Jika kebutuhan gizi balita akan zat besi tidak terpenuhi, kemungkinan ia akan
mengalami kelambanan dalam fungsi kerja otak. Sumber makanan yang mengandung
zat besi antara lain daging, ikan, brokoli, telur, bayam, kedelai serta alpukat.

Masalah kurang gizi

Dipengaruhi oleh:

 Tidak terpenuhinya kecukupan zat gizi


 Anak dalam keadaan infeksi
 Faktor sosial budaya :

 Penyapihan terlalu cepat


 Ketergantungan anak thdp ibunya
 Pola makan dan kebiasaan makan yg kurang baik
Balita yg beresiko KEP :

BBLR , lahir kembar , anak > ke-3, kematian kakak sebelum usia 12 bulan , kehilangan
ibu/kedua ortunya, kedua ortu buta huruf/keluarga miskin, atau baru menempati lingkungan
pemukiman baru.

Jenis Makanan Pada Balita :

 Double mixes – mak.pokok + lauk hewani


 Triple mixes – Mak.pokok + lauk hewani + lauk nabati
 Multi mixes – Mak.pokok + lauk hewani + lauk nabati + sayur

Tujuan dari pemberian nutrisi pada balita dalam pemeliharaan gizi yaitu sebagai
berikut :
1. Mencapai berat badan normal dan mempertahankannya;
2. Untuk mencukupi kebutuhan zat gizi anak, Jellife menganjurkan
menggunakan teori Three Plank Protein Bridge (3 lapis jembatan protein):
 Berikan ASI selama masih keluar
 Gunakan sumber protein nabati sebanyak mungkin
 Gunakan sumber protein hewani tanpa membatasi jenisnya selama
bahan tersebut tersedia di lingkungan keluarga
3. Mengawasi pertumbuhan tubuh anak (mll KMS/bulan) agar gangguan
pertumbuhan dapat diketahui sejak awal
4. Mengatur jarak kehamilan
5. Memperbaiki tata cara pemulihan gizi penderita

6. Menyediakan zat gizi untuk menjamin tumbuh kembang dan meningkatkan


daya tahan tubuh terhadap infeksi serta,
7. Membina kebiasaan makan yang baik, menumbuhkan pengetahuan tentang
makan dan    makanan yang baik pada anak.

Balita sulit makan, maka hal yang harus dilakukan, seperti sebagai berikut :

a. Jangan memberi terlalu banyak jenis makanan baru sekaligus


b. Jika menolak mak.baru, jgn bosan utk membuat dan menghidangkan berkali-
kali dengan selang waktu
c. Biarkan mencoba makanan dengan caranya sendiri
d. Jangan memaksa mencoba makanan yang baru dikenalnya
e. Berikan makanan yang sama dengan suhu ruangan (jangan terlalu panas atau
dingin)
f. Biarkan menggunakan kedua tangannya pada waktu makan
g. Ada baiknya menyediakan makanan kesukaan
h. Jangan biasakan memberikan permen, ice cream, dan yang ,anis-manis sebagai
hadiah sebelum makan
i. Ciptakan suasana yang menyenangkan

Untuk mendukung tumbuh-kembang pada masa balita, peran makanan dengan nilai gizi
tinggi sangat penting seperti pada makanan sumber energi-protein, vitamin (B kompleks, C,
dan A), serta mineral (Ca, Fe Yodium, Fosfor, dan Zn). Ketidakcukupan zat gizi
mengakibatkan penurunan status gizi sehingga anak menjadi kurang gizi. Hal tersebut
memengaruhi gangguan pertum buhan fisik, kualitas kecerdasan, dan perkembangan di masa
depan. Peran zat gizi dalam pembangunan kualitas sumber daya manusia telah dibuktikan
melalui berbagai penelitian. Pada masa balita, zat gizi yang bersumber dari bahan makanan
perlu diberikan secara tepat dengan kualitas terbaik karena gangguan zat gizi pada masa ini
dapat memengaruhi kualitas kehidupan masa selanjutnya.
STUDI KASUS

Diketahui :

Balita Laki-laki dengan umur 2 tahun, Berat Badan 12 kg, dan Tinggi Badannya 98 cm.

Jawab :

 Menghitung DBW (Desirable Body Weight)

Rumus : DBW = (usia dlm tahun x 2 ) + 8

DBW = (usia dlm tahun x 2 ) + 8

= ( 2 tahun x 2 ) + 8

=4+8

= 12 kg

 Menghitung Kebutuhan Energi

Rumus : Keb. Energi = 1000 + ( 100 x usia dlm tahun )

= 1000 + ( 100 x 2 )

= 1000 + 200

= 1200 kkal

 Menghitung Kebutuhan Zat Gizi

Kebutuhan Protein

Protein = (10% x total keb. Energi) : 4

= (10% x 1200) : 4

= 120 : 4

= 30 gram/hr
Kebutuhan Lemak

Lemak = (10-20% x total keb. Energi) : 9

= (20% x 1200) : 9

= 240 : 9

= 26,77 gram/hr

Kebutuhan Karbohidrat

Karbohidrat = (70% x total keb. Energi) : 4

= (70% x 1200) : 4

= 840 : 4

= 210 gram/hr
MENYUSUN MENU SEHARI

 Menu Makan Pagi

Menu Bahan URT Berat Energi Protein Lemak Karbohidrat


Makanan (g) (g) (g) (g) (g)
Roti Roti 1 35 35/100 35/100 35/100 35/100 x
Putih iris x 248 x 8,0 = x 1,2 50,0 = 17,5
= 86,8 2,8 = 0,42
Buah Pisang 1 bh 20 20/100 20/100 20/100 20/100 x
Pisang Mas x 127 x 1,4 x 0,2 33,6 = 6,7
= 25,4 = 0,28 = 0,04
Madu   45/100 45/100 45/100
45/100 ×79,5
3 sdm 45 × 294 = × 0.3 ×0
= 35,78
132,3 = 0,135 =0
Susu Susu Sapi ½ gls 100 61 3,2 3,5 4,3
Biskui 2 bh 20 20/100 20/100 20/100 20/100 x
t bsr x 458 x 6,9 = x 14,4 75,1 =
= 91,6 1,39 = 2,8 15,02

Total Konsumsi makan pagi 398 7,8 6,7 79,32


 Menu Makan Siang

Menu Bahan URT Bera Energi Protei Lemak Karbohidrat


Makana t (g) n (g) (g)
n (g) (g)
Nasi Nasi ¾ 100 180 3,0 0,3 39,8
Putih gls
Sayur 2 sdk 60 60/100 60/100 60/100 60/100 x 1,0
Sop syr x 27 = x 1,3 = x 2,0 = = 0,6
16,2 0,78 1,2
Telur Telur 1 btr 55 55/100 55/100 55/100 55/100 x
Goren ayam x 251 x 16,3 x 19,4 1,4 = 0,77
g = = 8,97 = 10,6
138,05
Biskuit 2 bh 20 20/100 20/100 20/100 20/100 x
bsr x 458 x 6,9 = x 14,4 75,1 =
= 91,6 1,39 = 2,8 15,02

Total Konsumsi makan pagi 426,3 14,14 14,9 57

 Menu Makan Malam


Menu Bahan URT Berat Energi Protein Lemak Karbohidrat
Makana (g) (g) (g) (g) (g)
n
Nasi Nasi ¾ 100 180 3,0 0,3 39,8
Putih gls
Sayur Daun 1 gls 100 16 0,9 0,4 2,9
bayam bayam

  Jagung 1 gls 100 35 2,2 0,1 7,4


muda

Tempe Tempe 1 25 25/100 25/100 x 25/100 25/100 x


Goreng ptg x 336 = 20,0 = 5 x 28,0 = 7,8 = 1,95
sdg 84 7

Total Konsumsi makan pagi 315 11,1 7,8 52,4

Total Energi dan Zat Gizi yang diperoleh dari menu makan sehari

Energi : 1139,3 kkal

Protein : 33 gram

Lemak : 29 gram

Kerbohidrat : 189,2 gram

DAFTAR PUSTAKA

Rohmawati,Ninna.2021.Nutrion In Childhood.Hal ( 1- 15 ). Indonesia.


Handayani, R. (2017). Faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi pada anak
balita. Jurnal Endurance: Kajian Ilmiah Problema Kesehatan, 2(2), 217-224.

Helmi, R. (2016). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Pada Balita Di
Wilayah Kerja Puskesmas Margototo Kecamatan Metro Kibang Kabupaten Lampung
Timur. Jurnal kesehatan, 4(1).

Putri, R. F., Sulastri, D., & Lestari, Y. (2015). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Status Gizi Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Padang. Jurnal Kesehatan
Andalas, 4(1).

Sholikah, A. S., Rustiana, E. R., & Yuniastuti, A. (2017). Faktor-faktor yang berhubungan
dengan status gizi balita di pedesaan dan perkotaan. Public Health Perspective Journal, 2(1).

Anda mungkin juga menyukai