Anda di halaman 1dari 10

SAK INSUFISIENSI ESTROGEN

No. Dokumen No. Revisi


Hal. 1 dari 10
RUMAH SAKIT UKRIDA 000/SAK/---/I/21 00

Tanggal Ditetapkan Ditetapkan,


Direktur

4 Januari 2021 dr. Eka Widrian Suradji, Ph.D


Hormon estrogen merupakan hormon steroid wanita
yang disintesis dari ovarium dan dapat memengaruhi fungsi
hipotalamus, pituitari, dan homeostasis kalsium. Estrogen
juga dapat mengontrol siklus menstruasi pada wanita
sehingga hormon ini menjadi sangat penting untuk sistem
reproduksi wanita. Sebagai hormon reproduksi utama,
estrogen memengaruhi pertumbuhan, perkembangan,
maturasi, dan fungsi saluran reproduksi, serta diferensiasi
seksual dan perilaku (Inonu, 2020).
PENGERTIAN
Insufiensi/Defisiensi estrogen dapat mempengaruhi
keindahan maupun kesehatan payudara dan memicu
terjadinya gangguan kesehatan alat reproduksi. Kekurangan
estrogen pada wanita menopause dapat menyebabkan hot
flashes, sulit tidur, berkeringat malam, gangguan fungsi
seksual, kekeringan vagina, penyakit kardiovaskular dan
kekeroposan tulang. Ketidaknyamanan akibat defisiensi
estrogen biasa diatasi dengan pemberian estrogen dari luar
tubuh yang dikenal sebagai hormon re-placement therapy
(HRT) (Sugiritama, 2019).
PENGKAJIAN Data Subjektif :
1. Insomnia Sulit tidur
2. Sensasi rasa panas yang muncul tiba-tiba (Hot Fluses)
3. Penurunan elastisitas kulit
4. Sakit Kepala
5. Mengalami stress atau depresi
6. Merasa lelah
7. Siklus menstruasi tidak normal
8. Nyeri punggung / tulang menjadi lebih rapuh
(osteoporosis)
SAK INSUFISIENSI ESTROGEN

No. Dokumen No. Revisi


Hal. 2 dari 10
RUMAH SAKIT UKRIDA 000/SAK/---/I/21 00

9. Nyeri saat berhubungan seksual (dyspareunia)


Data Objektif :
1. Mukosa vagina kering
2. Atrofi vagina
3. Keringat berlebih saat malam hari
1. Pemeriksaan Estrogen Total : Pemeriksaan estrogen total
merupakan pemeriksaan menggunakan sampel darah yang
diambil dari pembuluh darah vena di lengan untuk
mengukur konsentrasi dari tiga komponen estrogen, yaitu
PEMERIKSAAN estrone, estradiol, dan estriol dalam darah. Manfaat
PENUNJANG Pemeriksaan ini untuk mengukur atau memantau
konsentrasi estrogen; mendeteksi konsentrasi estrogen
abnormal atau ketidakseimbangan hormon sebagai
pemicu tanda dan gejala; memantau pengobatan untuk
infertilitas atau gejala menopause.

D.0074 Gangguan Rasa Nyaman


DIAGNOSA D.0069 Disfungsi Seksual
KEPERAWATAN D.0055 Gangguan Pola Tidur
D.0111 Defisit Pengetahuan
D.0080 Ansietas
L.08064 Status Kenyamanan (Meningkat)
L.07055 Fungsi Seksual (Membaik)
LUARAN KEPERAWATAN
L.05045 Pola Tidur (Membaik)
L.12111 Tingkat Pengetahuan (Meningkat)
L.09093 Tingkat Ansietas (Menurun)
INTERVENSI D.0074 Gangguan Rasa Nyaman
KEPERAWATAN 1. Manajemen Nyeri (I.08238)
1.1 Observasi
1.1.1 Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri.
SAK INSUFISIENSI ESTROGEN

No. Dokumen No. Revisi


Hal. 3 dari 10
RUMAH SAKIT UKRIDA 000/SAK/---/I/21 00

1.1.2 Identifikasi skala nyeri.


1.1.3 Identifikasi respons nyeri non verbal.
1.1.4 Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri.
1.1.5 Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
tentang nyeri,
1.1.6 Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon
nyeri.
1.1.7 Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas
hidup.
1.1.8 Monitor keberhasilan terapi komplementer
yang sudah diberikan.
1.1.9 Monitor efek samping penggunaan analgetik.
1.2 Terapeutik
1.2.1 Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (misal TENS, hipnosis,
akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi
pijat, aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin, terapi bermain).
1.2.2 Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
nyeri (misal suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan).
1.2.3 Fasilitas istirahat dan tidur.
1.2.4 Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri.
1.3 Edukasi
1.3.1 Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri.
1.3.2 Jelaskan strategi meredakan nyeri.
1.3.3 Anjurkan monitor nyeri secara mandiri.
SAK INSUFISIENSI ESTROGEN

No. Dokumen No. Revisi


Hal. 4 dari 10
RUMAH SAKIT UKRIDA 000/SAK/---/I/21 00

1.3.4 Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat.


1.3.5 Ajarkan tekhnik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.
1.4 Kolaborasi
1.4.1 Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu.

D.0069 Disfungsi Seksual


1. Konseling Seksualitas (I.07214)
1.1 Observasi
1.1.1 Identifikasi tingkat pengetahuan, masalah
system reproduksi, masalah seksualitas dan
penaykit menular seksual
1.1.2 Identifikasi waktu disfungsi seksual dan
kemungkinan penyebab
1.1.3 Monitor stress, kecemasan, depresi dan
penyebab disfungsi seksual
1.2 Terapeutik
1.2.1 Fasilitasi komunikasi antara pasien dan
pasangan
1.2.2 Berikan kesempatan pada pasangan untuk
menceritakan permasalahan seksual
1.2.3 Berikan pujian terhadap perilaku yang benar
1.2.4 Berikan saran yang sesuai kebutuhan pasangan
dengan menggunakan bahasa yang mudah
diterima, dipahami dan tidak menghakimi
1.3 Edukasi
1.3.1 Jelaskan efek pengobatan, kesehatan dan
penyakit terhadap disfungsi seksual
1.3.2 Informasikan pentingnya modifikasi pada
aktivtas seksual
1.4 Kolaborasi
1.4.1 Kolaborasi dengan spesialis seksologi, jika
perlu

D.0055 Gangguan Pola Tidur


SAK INSUFISIENSI ESTROGEN

No. Dokumen No. Revisi


Hal. 5 dari 10
RUMAH SAKIT UKRIDA 000/SAK/---/I/21 00

1. Dukungan Tidur (I.05174)


1.1 Observasi
1.1.1 Identifikasi pola aktivitas dan tidur
1.1.2 Identifikasi faktor pengganggu tidur (fisik
dan/atau psikologis)
1.1.3 Identifikasi makanan dan minuman yang
menggangu tidur (mis. kopi, teh, alkohol,
makan mendekati waktu tidur, minum banyak
air sebelum tidur)
1.1.4 Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi
1.2 Terapeutik
1.2.1 Modifikasi lingkungan (mis. pencahayaan,
kebisingan, suhu, matras dan tempat tidur)
1.2.2 Batasi waktu tidur siang, jika perlu
1.2.3 Fasilitasi menghilangkan stress sebelum tidur
1.2.4 Tetapkan jadwal tidur rutin
1.2.5 Lakukan prosedur untuk meningkatkan
kenyamanan (mis. pijat, pengaturan posisi,
terapi akupresur)
1.2.6 Sesuaikan jadwal pemberian obat dan/atau
tindakan untuk menunjang siklus tidur-terjaga
1.3 Edukasi
1.3.1 Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit
1.3.2 Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
1.3.3 Anjurkan menghindari makanan/minuman
yang menggangu tidur
1.3.4 Anjurkan penggunaan obat tidur yang tidak
mengandung supresor terhadap tidur REM
1.3.5 Ajarkan faktor-faktor yang berkontribusi
SAK INSUFISIENSI ESTROGEN

No. Dokumen No. Revisi


Hal. 6 dari 10
RUMAH SAKIT UKRIDA 000/SAK/---/I/21 00

terhadap gangguan pola tidur (mis. psikologis,


gaya hidup, sering berubah shift bekerja)
1.3.6 Ajarkan relaksasi otot autogenik atau cara
nonfarmakologi lainnya
.
D.0111 Defisit pengetahuan
1. Edukasi Kesehatan (I.12383)
1.1 Observasi
1.1.1 Identifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi
1.1.2 Identifikasi faktor-faktor yang dapat
meningkatkan dan menurunkan motivasi
perilaku hidup bersih dan sehat
1.2 Terapeutik
1.2.1 Sediakan materi dan media pendidikan
kesehatan
1.2.2 Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan
1.2.3 Berikan kesempatan untuk bertanya
1.3 Edukasi
1.3.1 Jelaskan faktor resiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan
1.3.2 Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
1.3.3 Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat.

2. Edukasi proses penyakit (I. 12444)


2.1 Observasi
2.1.1 Identifikasi kesiapan dan kemampuan
SAK INSUFISIENSI ESTROGEN

No. Dokumen No. Revisi


Hal. 7 dari 10
RUMAH SAKIT UKRIDA 000/SAK/---/I/21 00

menerima informasi
2.2 Terapeutik
2.2.1 Sediakan materi dan media pendidikan
kesehatan
2.2.2 Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan
2.2.3 Berikan kesempatan untuk bertanya
2.3 Edukasi
2.3.1 Jelaskan penyebab dan faktor resiko penyakit
2.3.2 Jelaskan proses paofisiologi munculnya
penyakit
2.3.3 elaskan tanda dan gejala yang di timbulkan
oleh penyakit
2.3.4 Jelaskan kemungkinan terjadinya komplikasi
2.3.5 Ajarkan cara meredakan atau mengatasi gejala
yang dirasakan
2.3.6 Informasikan kondisi pasien saat ini
2.3.7 Anjurkan melapor jika merasakan tanda dan
gejala memberat atau tidak biasa

D.0080 Ansietas

1. Reduksi Ansietas (I.09314)


1.1 Observasi
1.1.1 Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
(misalnya kondisi, waktu dan stressor)
1.1.2 Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
1.1.3 Monitor tanda-tanda ansietas ( verbal dan
nonverbal)
SAK INSUFISIENSI ESTROGEN

No. Dokumen No. Revisi


Hal. 8 dari 10
RUMAH SAKIT UKRIDA 000/SAK/---/I/21 00

1.2 Terapeutik
1.2.1 Ciptakan suasa terapeutik untuk
menumbuhkan kepercayaan
1.2.2 Temani pasien untuk mengurangi kecemasan,
jika memungkinkan
1.2.3 Pahami situasi yang membuat ansietas
1.2.4 Dengarkan dengan penuh perhatian
1.2.5 Gunakan pendekatan yang tenang dan
meyankinkan
1.2.6 Tempatkan barang pribadi yang memberikan
kenyamanaan
1.2.7 Motivasi pasien untuk mengidentifikasi situasi
yang memicu kecemasan
1.2.8 Diskusikan perencanaan realistis tentang
peristiwa yang akan datang
1.3 Edukasi
1.3.1 Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang
mungkin dialami
1.3.2 Informasikan secara factual mengenai
diagnosis, pengobatan dan prognosis
1.3.3 Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien,
jika perlu
1.3.4 Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak
kompetitif sesuai kebutuhan
1.3.5 Anjurkan mengungkapkan perasaaan dan
persepsi
1.3.6 Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi
kecemasan
1.3.7 Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri
SAK INSUFISIENSI ESTROGEN

No. Dokumen No. Revisi


Hal. 9 dari 10
RUMAH SAKIT UKRIDA 000/SAK/---/I/21 00

yang tepat
1.3.8 Latih teknik relaksasi
1.4 Kolaborasi
1.4.1 Kolaborasi pemberian obat ansietas, jika perlu
1. Menganjurkan untuk berolahraga secara teratur

2. Menganjurkan makan makanan yang sehat

3. Menganjurkan berhenti merokok

4. Menganjurkan menjaga berat badan yang sehat

5. Menganjurkan makan-makanan tinggi kalsium dan


vitamin D

6. Menganjurkan untuk penggunaan pelumas saat


berhubungan seks
DISCHARGE PLANNING
7. Terapi Pemberian hormone ini disebut dengan Hormone
Replacement Theraphy (HRT). HRT telah terbukti secara
efektif untuk mengurangi gejala defisiensi estrogen atau
karena menopause
8. Terapi Pemberian Estrogen
9. Mengkonsumsi sayur dan buah yang berwarna ungu,
merah dan oranye yang mengandung antosianin alami.
Karena antosianin bisa menjadi alternatif untuk mengatasi
gejala dan penyakit pada menopause melalui aktifitas
antioksidan dan fitoestrogennnya.
10. Menjadwalkan pasien untuk kontrol ulang kerumah sakit
PENELAAH KLINIS CLINICAL INSTRUKTUR, MUTU, KOMITE
KEPERAWATAN
DAFTAR PUSTAKA 1. PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia. Definisi dan Indikator Diagnostik Ed:1 Cetak
III Revisi. Jakarta: DPP PPNI
SAK INSUFISIENSI ESTROGEN

No. Dokumen No. Revisi Hal. 10 dari


RUMAH SAKIT UKRIDA 000/SAK/---/I/21 00 10

2. PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.


Definisi dan Tindakan Keperawatan Ed:1 Cetak:II.
Jakarta: DPP PPNI
3. PPNI (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan Ed:1 Cetak:II.
Jakarta: DPP PPNI
4. Widjayanti, Yhenti. (2016). Gambaran Keluhan Akibat
Penurunan Kadar Hormon Estrogen Pada Masa
Menopause. Adi Husada Nursing Journal Vol. 2, No.1.
Surabaya
5. Sugiritama, Wayan dan Adiputra , I Nyoman. (2019)
Potensi Antosianin Dalam Manajemen Menopause.
Jurnal Kesehatan Andalas.
6. Inonu, Vanessa Faradise. (2020). Peran Hormon
Estrogen Pada Siklus Menstruasi Sebagai Faktor Pemicu
Terjadinya Migrain. Medula Vol.10 No 2 . Lampung
7. Peacock K, Ketvertis KM, Doerr C. Menopause
(Nursing). (2021). Treasure Island (FL): StatPearls
Publishing

Anda mungkin juga menyukai