Anda di halaman 1dari 7

SAK BENIGN PROSTATIC HYPERPLASIA (BPH)

No. Dokumen No. Revisi


Hal. 1 dari 8
RUMAH SAKIT UKRIDA 000/SAK/---/I/21 00

Tanggal Ditetapkan Ditetapkan,


Direktur

dr. Eka Widrian Suradji, Ph.D


04 Januari 2021
Merupakan kondisi ketika kelenjar prostat membesar.
Akibatnya, aliran urine menjadi tidak lancar dan buang air

PENGERTIAN kecil terasa tidak tuntas. Hampir semua pria mengalami


pembesaran prostat, terutama pada usia 60 tahun ke atas.
Meski begitu, tingkat keparahan gejalanya bisa berbeda pada
tiap penderita.
PENGKAJIAN 1. Pengkajian data dasar dalam pengkajian klien dengan
Benigh Prostatic Hyperplasia (BPH) dilakukan mulai dari
3 jam–sampai 3 hari adalah:
1.1 Pemeriksaan fisik:
1.1.1 Kepala dan leher
1.1.2 Inspeksi: merintih, menahan sakit.
1.1.3 Rambut: Lurus/keriting, warna, Ketombe,
kerontokan
1.1.4 Mata: Simetris/tidak, pupil isokhor,
konjunctiva tidak anemis
1.1.5 Hidung: Terdapat mukus/tidak, pernafasan
cuping hidung.
1.1.6 Telinga: Simetris, terdapat mukus/tidak
1.1.7 Bibir: Lembab,tidak ada stomatitis.
1.1.8 Palpasi: Tidak ada pembesaran kelenjar
thyroid
1.2 Dada:
SAK BENIGN PROSTATIC HYPERPLASIA (BPH)

No. Dokumen No. Revisi


Hal. 2 dari 8
RUMAH SAKIT UKRIDA 000/SAK/---/I/21 00

1.2.1 Inspeksi : Simetris, tidak terdapat tarikan otot


bantu
1.2.2 Pernafasan Palpasi: Denyutan jantung teraba
cepat, badan terasa panas, nyeri tekan(-)
1.2.3 Perkusi : Jantung : Dullness
1.2.4 Auskultasi : Suara nafas normal
1.3 Abdomen:
1.3.1 Inspeksi : terdapat luka post operasi di
abdomen region inguinal
1.3.2 Palpasi: Teraba massa, terdapat nyeri tekan
pada daerah inguinalis
1.3.3 Perkusi: Dullness
1.3.4 Auskultasi: Terdengar bising usus (N= <5 per
menit)
1.4 Ekstremitas
1.4.1 Atas : Simetris, tidak ada edema
1.4.2 Bawah : Simetris, tidak ada edema
1.5 Genetalia
1.5.1 Inspeksi : Scrotum kiri dan kanan simetris,
ada lesi
2. Riwayat kesehatan
2.1 Riwayat kesehatan sekarang
2.1.1. Apakah masalah atau gejala yang dirasakan
terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan
dan sejak kapan dirasakan
2.1.2. Bagaimana gejala tersebut mempengaruhi
aktivitas hidup sehari-hari
2.1.3. Bagaimana pola eliminasi: urine
2.1.4. Bagaimana fungsi seksual dan reproduksi
SAK BENIGN PROSTATIC HYPERPLASIA (BPH)

No. Dokumen No. Revisi


Hal. 3 dari 8
RUMAH SAKIT UKRIDA 000/SAK/---/I/21 00

2.1.5. Apakah ada perubahan fisik tertentu yang


sangat menggangu pasien
2.2 Riwayat kesehatan dahulu
2.2.1 Obesitas
2.2.2 Hipertensi
2.2.3 Diabetes
2.3 Riwayat kesehatan keluarga
2.3.1 Memiliki keluarga yang mengalami gangguan
prostat
1. Sonografi Prostat
2. Pemeriksaan Urin
3. Pemeriksaan Darah Lengkap
4. Pemeriksaan Diagnostik:
4.1 USG untuk melihat ukuran prostat penderita.
4.2 Tes urine, untuk menyingkirkan kemungkinan
PEMERIKSAAN infeksi atau kondisi lain yang memiliki gejala mirip
PENUNJANG dengan pembesaran prostat jinak.
4.3 Tes darah, untuk memeriksa kemungkinan
gangguan pada ginjal.
4.4 Tes pengukuran kadar antigen (PSA) dalam darah.
PSA dihasilkan oleh prostat dan kadarnya dalam
darah akan meningkat bila kelenjar prostat
membesar atau mengalami gangguan.

1. D.0077 Nyeri Akut


DIAGNOSA
2. D.0040 Gangguan Elimasi Urine
KEPERAWATAN
3. D.0142 Resiko Infeksi

LUARAN KEPERAWATAN 1. L.06063 Kontrol nyeri Meningkat


2. L.04034 Eliminasi Urine membaik
SAK BENIGN PROSTATIC HYPERPLASIA (BPH)

No. Dokumen No. Revisi


Hal. 4 dari 8
RUMAH SAKIT UKRIDA 000/SAK/---/I/21 00

3. L.14137 Tingkat Infeksi Menurun


INTERVENSI Nyeri Akut (D. 0077)
KEPERAWATAN 1. Manajemen Nyeri ( I.08238)
1.1 Observasi
1.1.1 Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
1.1.2 Identifikasi skala nyeri
1.1.3 Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
1.1.4 Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon
nyeri
1.1.5 Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
1.1.6 Monitor keberhasilan terapi komplementer
yang sudah diberikan
1.1.7 Monitor efek samping penggunaan analgetik
1.2 Terapeutik
1.2.1 Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (mis, TENS, hypnosis,
akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi
pijat, aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin, terapi bermain)
1.2.2 Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
nyeri (mis, suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
1.2.3 Fasilitasi istirahat dan tidur
1.2.4 Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemeliharaan strategi meredakan nyeri
1.3 Edukasi
1.3.1 Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
SAK BENIGN PROSTATIC HYPERPLASIA (BPH)

No. Dokumen No. Revisi


Hal. 5 dari 8
RUMAH SAKIT UKRIDA 000/SAK/---/I/21 00

1.3.2 Jelaskan strategi meredakan nyeri


1.3.3 Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
1.3.4 Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
1.3.5 Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
1.4 Kolaborasi
1.4.1 Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Gangguan Elimasi Urine (D.0040)
1. Manajemen Eliminasi Urine (I.04152)
1.1 Observasi
1.1.1 Identifkasi tanda dan gejala retensi atau
inkontinensia urin
1.1.2 Identifikasi faktor yang menyebabkan retensi
atau inkontinensia urine
1.1.3 Monitor eliminasi urine (mis. frekuensi,
konsistensi, aroma, volume dan warna)
1.2 Terapeutik
1.2.1 Catat waktu-waktu dan haluaran berkemih
1.2.2 Batasi asupan cairan, jika perlu
1.2.3 Ambil sampel urine tengah (midstream) atau
kultur
1.3 Edukasi
1.3.1 Ajarkan tanda dan gejala infeksi saluran kemih
1.3.2 Ajarkan mengukur asupan cairan dan haluaran
urine
1.3.3 Anjurkan mengambil specimen urine
midstream
1.3.4 Ajarkan mengenali tanda berkemih dan waktu
yang tepat untuk berkemih
SAK BENIGN PROSTATIC HYPERPLASIA (BPH)

No. Dokumen No. Revisi


Hal. 6 dari 8
RUMAH SAKIT UKRIDA 000/SAK/---/I/21 00

1.3.5 Ajarkan terapi modalitas penguatan otot-otot


pinggul/berkemihan
1.3.6 Anjurkan minum yang cukup, jika tidak ada
kontraindikasi
1.3.7 Anjurkan mengurangi minum menjelang tidur
1.4 Kolaborasi
1.4.1 Kolaborasi pemberian obat suposituria uretra
jika perlu
Resiko Infeksi (D.0142)
1. Pencegahan Infeksi (I.14539)
1.1 Observasi
1.1.1 Monitor tanda dan gejala lokal dan sistemik
1.2 Terapeutik
1.2.1 Batasi jumlah pengunjung
1.2.2 Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
dengan pasien dan lingkungan pasien
1.2.3 Perhatikan teknik aseptik pada pasien beresiko
tinggi
1.3 Edukasi
1.3.1 Jelaskan tanda dan gejala infeksi
1.3.2 Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
1.4 Kolaborasi
1.4.1 Pemberian antibiotik, jika perlu
DISCHARGE PLANNING 1. Edukasi menghindari minum apapun satu atau dua jam
sebelum tidur.
2. Edukasi membatasi asupan minuman yang mengandung
kafein dan alkohol.
3. Edukasi membatasi konsumsi obat pilek yang
mengandung dekongestan dan antihistamin.
SAK BENIGN PROSTATIC HYPERPLASIA (BPH)

No. Dokumen No. Revisi


Hal. 7 dari 8
RUMAH SAKIT UKRIDA 000/SAK/---/I/21 00

4. Anjurkan tidak menahan atau menunda buang air kecil.


5. Anjurkan membuat jadwal untuk buang air kecil,
misalnya tiap 4 atau 6 jam.
6. Edukasi menjaga berat badan ideal, dengan menjalani
pola makan yang sehat.
7. Anjurkan berolahraga secara teratur dan rutin melakukan
senam Kegel.
8. Edukasi manajemen stres dengan baik

PENELAAH KLINIS CLINICAL INSTRUKTUR (CI), MUTU, DAN KOMITE


KEPERAWATAN
1. Nuari & Widayati. (2017). Gangguan pada sistem
perkemihan & penatalaksanaan keperawatan.
Yogyakarta: CV Budi Utama.
2. Purnomo, Basuki B (2015). Dasar-dasar urologi. Edisi 3.
Jakarta: Sagung seto.
DAFTAR PUSTAKA 3. PPNI (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Definisi dan Tindakan Keperawatan. Jakarta: DPP PPNI
4. PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: DPP PPNI
5. PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai