Anda di halaman 1dari 20

KELOMPOK 1

GAGAL GINJAL AKUT DAN


KRONIK
Disusun oleh
ARIANTI
DELFIA NETRI
SURYA NINGSIH
DEFINISI
Gagal ginjal adalah keadaan dimana kedua ginjal

tidak bisa menjalankan fungsinya.

Gagal ginjal dibagi menjadi 2 golongan, yaitu :

1. Gagal Ginjal Kronik (GGK) adalah suatu sindrom

klinis yang disebabkan penurunan fungsi ginjal yang

bersifat menahun, berlangsung progresif yang

akhirnya akan mencapai gagal ginjal terminal.


2. Gagal Ginjal Akut (GGA) adalah suatu sindrom akibat kerusakan

metabolik atau patologik pada ginjal.Ditandai penurunan fungsi

ginjal yang mendadak dalam waktu beberapa hari atau beberapa

minggu,mengakibatkan hilangnya kemampuan ginjal untuk

mempertahankan homeotasis tubuh.


ETIOLOGI

Penyebab gagal ginjal kronis


Penyebab gagal ginjal kronis
yang tergolong jarang
yang paling sering
Sumber

• Diabetes tidak terkontrol • Penyakit ginjal polikistik ,


• Tekanan darah tinggi tidak • Nefropati refluks,
terkontrol • Batu ginjal,
• Glomerulonefritis kronik • Penyakit prostat.
Penyebab Gagal Ginjal Akut
1. Prerenal (pra = sebelum + renal = ginjal) artinya akar
masalahnya diluar ginjal akan tetapi akan
mempengaruhi ginjal. Sesuatu tersebut adalah
berkaitan dengan suplai darah keginjal dan dehidrasi
2. Renal (ren=ginjal) yakni kerusakan langsung pada ginjal
itu sendiri, diantaranya akibat dari:
sistem kekebalan tubuh yang kalah melawan infeksi,
Beberapa obat bersifat racun bagi ginjal,
3. postrenal berarti penyebab-penyebab yang terjadi
disaluran kencing setelah ginjal (post = setelah + renal
= ginjal) disebabkan oleh faktor-faktor yang
mempengaruhi aliran urin
HIPOTESA nefron utuh

PATOFISIOLOGI
MENURUT Peningkatan volume filtrasi
BARBARA C LONG

Metode adaptif ini memungkinkan ginjal untuk berfungsi sampai


¾ dari nefron–nefron rusak.

Beban bahan menjadi lebih besar daripada yang bisa direabsorpsi

jumlah nefron yang rusak bertambah banyak

muncul gejala-gejala khas kegagalan ginjal bila kira-kira fungsi ginjal


telah hilang 80% - 90%.

Gagal ginjal
PERUBAHAN JARINGAN
Manifestasi Klinis

Gejala dini :
lethargi, sakit kepala,
kelelahan fisik dan Gejala yang lebih lanjut :
mental, berat badan anoreksia, mual disertai
berkurang, mudah muntah, nafas dangkal
tersinggung, depresi atau sesak nafas baik
waktui ada kegiatan atau
tidak, udem yang disertai
lekukan, pruritis mungkin
tidak ada tapi mungkin
juga sangat parah.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Stadium 1 (penurunan cadangan ginjal)
Pemeriksaan Di tandai dengan kreatinin serum dan kadar
Blood Ureum Nitrogen (BUN) normal dan
laboratorium penderita asimtomatik.

Menentukan derajat kegawatan Lebih dari 75% jaringan yang berfungsi telah
, menentukan gangguan sistem Stadium
rusak 2 (insufisiensi
(Glomerulo ginjal)25%
filtration Rate besarnya
dan membantu menetapkan
etiologi. dari normal). Blood Ureum Nitrogen mulai
meningkat diatas normal

Stadium 3 (Gagal ginjal stadium


akhir / uremia)
Timbul apabila 90% massa nefron telah hancur,
nilai glomerulo filtration rate 10% dari normal
Pemeriksaan Radiologi
Kidney Ureter Bladder (Foto Polos
Untuk mencari apakah ada Abdomen) adalah pengambilan foto X-
batuan, atau massa tumor, ray yang menampilkan ginjal, ureter,
juga untuk mengetahui
beberapa pembesaran ginjal dan kandung kemih.
Tujuan dari KUB :

1.Untuk menentukan ukuran, bentuk,


dan posisi dari ginjal dan kandung
kemih
2.Untuk mendeteksi kelainan pada
sistem perkemihan seperti batu ginjal
3.Untuk membantu membedakan
antara penyakit urologi dan
gastrointestinal, yang keduanya
menghasilkan nyeri perut.
PENAGANAN GAGAL GINJAL
1. Dialisis (cuci darah)

2. Obat-obatan: antihipertensi, suplemen besi, agen pengikat fosfat,


suplemen kalsium, furosemid (membantu berkemih)

3. Diet rendah protein dan tinggi karbohidrat

4. Transplantasi ginjal
PENCEGAHAN
peningkatan Pemeriksaan Pemeriksaan
perhatian tahunan kesehatan umum

• Peningkatan kesehatan • tekanan darah • pengobatan masalah


pemeriksaan medis dengan
• urinalisis. sempurna dan
• mengawasi status
kesehatan orang pada
waktu mengalami
stress (infeksi,
kehamilan)
Pengkajian Keperawaan
• Identitas
• Alasan masuk rumah sakit
• Riwayat kesehatan sekarang
• Riwayat kesehatan dahulu
• Riwayat kesehatan keluarga
• Pemeriksaan fisik (head to toe)
• Pola aktifitas
Diagnosa keperawatan
• Nyeri akut b/d agen cidera fisiologis
• Risiko ketidakseimbangan cairan
• Defisit pengetahuan b/d kurang terpapar informasi
• Pola nafas tidak efektif b/d depresi pusat pernafasan d/d klien
tampak menggunakan otot bantu pernafasan, klien
menggunakan oksigen
• Hipervolemia b/d gangguan mekanisme regulasi d/d terdapat
edema pada kaki, perut klien membesar dan lingkar perut 95 cm
• Defisit nutrisi b/d kurangnya asupan makanan d/d nafsu makan
menurun, porsi makan yang dihabiskan hanya ¼ porsi dari yang
diberikan
Intervensi Keperawatan
Diagnosa SLKI SIKI
Nyeri akut b/d agen cidera Tingkat nyeri Manajemen nyeri
fisiologis Keluhan nyeri menurun Identifikasi skala nyeri
Meringis menurun Identifikasi faktor yang
memperberat dan
memperingan nyeri
Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Jelaskan penyebab dan
pemicu nyeri
Diagnosa SLKI SIKI
Risiko  Output urin  Monitor status
ketidakseimbangan meningkat hidrasi
cairan  Tugor kulit membaik  Monitor hasil
pemeriksaan labor
 Catat intake-output
dan hitung balans
cairan 24 jam
Defisit pengetahuan b/d  Pertanyaan tentang Edukasi kesehatan
kurang terpapar informasi masalah yang dihadapi
 Identifikasi kesiapan
menurun
dan kemampuan
menerima informasi
 Beri kesempatan untuk
bertanya
 Jelaskan faktor resiko
yang dapat
mempengaruhi
kesehatan
Diagnosa SLKI SIKI
Pola nafas tidak efektif b/d Setelah dilakukan intervensi Manajemen jalan nafas
selama 1x24 jam, maka pola
depresi pusat pernafasan d/d Defenisi: Mengidentifikasi dan
nafas membaik dengan kriteria
mengelola kepatenan jalan
klien tampak menggunakan hasil:
nafas
otot bantu pernafasan, klien  Penggunaan otot bantu
Tindakan
menggunakan oksigen menurun
 Frekuensi nafas membaik Observasi :
 
   Monitor pola napas
(frekuensi, kedalaman,
usaha napas)
Terapeutik :
 Posisikan semi fowler atau
fowler
 Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi :
 Ajarkan teknik batuk
efektif
Diagnosa SLKI SIKI
Hipervolemia b/d gangguan Setelah dilakukan intervensi selama Manajement hipervolemi
1x24 jam maka keseimbangan
mekanisme regulasi d/d terdapat Defenisi : Mengidentifikasi dan
cairan meningkat dengan kriteria
edema pada kaki, perut klien mengelola kelebihan cairan
hasil :
intravaskuleer dan ekstraseluler
membesar dan lingkar perut 95 cm  Edema menurun serta mencegah terjadinya
   Asites menurun komplikasi.
Tindakan
Observasi :

 Periksa tanda dan gejala


hipervolemia (mis. Edema,
ortopnea)
 Monitor kecepatan infus secara
ketat
Terapeutik :

 Batasi asupan cairan dan


garam
 Tinggikan kepala tempat tidur
30-40o
Edukasi

 Ajarkan cara membatasi cairan


Kolaborasi:

 Kolaborasi pemberian diuretik


Diagnosa SLKI SIKI
Defisit nutrisi b/d kurangnya Setelah dilakukan intervensi Manajemen nutrisi
selama 1x24 jam, maka status
asupan makanan d/d nafsu Defenisi: mengidentifikasi dan
nutrisi membaik dengan kriteria
mengelola asupan nutrisi yang
makan menurun, porsi makan hasil:
seimbang.
yang dihabiskan hanya ¼ porsi  Porsi makan yang
Tindakan:
dari yang diberikan dihabiskan meningkat
 Nafsu makan membaik Observasi:
 Identifikasi status nutrsi
 Monitor asupan makanan
Terapeutik:
 Sajikan makanan secara
menarik dan suhu yang
sesuai
Edukasi:
 Anjurkan posisi duduk, jika
mampu
 Ajarkan diet yang
diprogramkan
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai