BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan
BAB II TINJAUAN TEORITIS
1.1 Definisi
1.2 Manfaat Pemasangan Trakeostomi
2.1 Definisi
Trakeostomi secara umum diartikan sebagai prosedur pembebasan jalan
napas, membuat lubang terbuka yang menghubungkan kulit dengan trakea,
digunakan pada pasien sakit kritis yang memerlukan perawatan ventilatormekanik
jangka panjang (Suastika, I Gede Juli Dan Nyoman Agus Juliana.2020).
Trakeostomi adalah tindakan pembedahan yang relative umum digunakan
untuk menjaga jalan napas pasien, mengurangi dead space area dan
memperlancar akses ke saluran pernapasan bagian bawah. (Sanna, andi
tenri.2019).
Trakheostomi merupakan prosedur pembukaan dinding anterior leher
untuk memasukkan tabung yang dapat membantu pasien yang kesulitan bernafas
dan mengalami penurunan kadar oksigen yang signifikan guna mencapai trakhea
sebagai jalan pintas untuk bernafas sementara. Trakheostomi dapat dilakukan
melalui teknik pembedahan, baik elektif maupun emergensi (Tobing, Jerry.2020).
1.2 Kesimpulan
Pada umumnya pasien coronavirus disease 2019 (COVID–19) memiliki
gejala infeksi pada sitem pernapasan yang sangat banyak mulai dari gejala ringan
hingga hipoksia berat akibat acute respiratory distress syndrome (ARDS).
Pandemi COVID–19 menyebabkan banyak pasien mengalami sakit kritis dan
sebanyak 5% memerlukan perawatan intensif dan ventilasi mekanis.
Trakheostomi merupakan prosedur pembukaan dinding anterior leher untuk
memasukkan tabung yang dapat membantu pasien yang kesulitan bernafas dan
mengalami penurunan kadar oksigen yang signifikan guna mencapai trakhea
sebagai jalan pintas untuk bernafas sementara. Trakheostomi dapat dilakukan
melalui teknik pembedahan, baik elektif maupun emergensi
Perawatan Trakeostomi adalah upaya perawatan luka operasi di stoma serta
membersihkan alat trakeostomi ataupun menggantinya. Perawatan trakeostomi
yang baik meliputi Tindakan pengisapan lendir, pemeriksaan periodik kanul
dalam, dan jika menggunakan kanul dengan cuff (balon) berjenis high volume low
pressure cuff, maka tekanan balon dipertahankan sekitar 14-20 mmHg
3.2. Saran
Semoga dapat dijadikan bahan bacaan di ruang ICU dan dapat diterapkan
kepada pasien yang telah terpasang trakeostomi.
DAFTAR PUSTAKA
Carles,G.Jr,(2010).Traceostomy: Why, when, how. Journal Respirator
Care.Vol.55 No.8, Agustus 2010.
Dina.2015.Proporsi Komplikasi Trakeostomi Dan Faktor Faktor Yang
Berhubungan Di Departemen THT-KL RSUPN Cipto Mangunkusumo Periode
2011-2013. Tesis Universitas Indonesia. Jakarta: FKUI
Purwaamidjaja, Dis Bima dan Mayang Indah Lestari. 2020. Trakeostomi
Dini pada Pasien Kritis Coronavirus Disease (COVID-19). MajAnestCriCare Vol.
38 No.2. Hal: 144-146
Rosyidi, Kholid. 2013. Prosedur Praktik Keperawatan Jilid 1. Jakarta :Trans
Info Media.
Sanna,tendri.2019. Perbandingan Kadar Eosinofil dan Netrofil Mukosa
Hidung pada Pasien Pasca Trakeostomi di Makassar. The Indonesian Journal of
Health Promotion Vol.2 No.3, Hal 216
Saputra, Lyndon. 2013. Panduan Praktik Keperawatan Klinis. Jakarta :Trans
Info Media.
Serra, Anna. 2013. Tracheostomy care. Nursing Standard (through 2013).
Hal: 42-45
Smeltzer,C.s And Bare B.g, Alih Bahasa Agung Waluyo (2013). Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah Brunner and Suddart Vol.1 Edisi 8. Jakarta: EKG.
Suastika, I gede juli & Nyoman Agus Juliana. 2020. Trakeostomi Dilatasional
Perkutan (TDP): Strategi dan Indikasi pada Era JKN di Rumah Sakit tipe B.
CDK-287/ Vol.47 No.6 Th.2020. Hal 472-473
Tobing,jerry.2020. Penatalaksanaan Sumbatan Jalan Napas Atas (Jackson IV)
Dengan Krikotirotomi dan Trakeostomi. Jurnal IKRA-ITH Humaniora Vol.4
No.1, Hal 120-121