Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Anatomi
Leher adalah bagian tubuh yang terletak diantara inferior mandibula dan linea
nuchae superior (diatas), dan incsura jugularis dan tepi superior clavicula (dibawah).
Jaringan leher dibungkus oleh 3 fasia, fasia colli superfisialis membungkus
m.sternokleidomastoideus dan berlanjut ke garis tengah di leher untuk bertemu dengan
fasia sisi lain. Fasia colli media membungkus otot pretrakeal dan bertemu pula dengan fasia
sisi lain di garis tengah yang juga merupakan pertemuan dengan fasia colli superfisialis.
Ke dorsal fasia colli media membungkus a.carotis communis, v.jugularis interna dan
n.vagus menjadi satu. Fasia colli profunda membungkus m.prevertebralis dan bertemu ke
lateral dengan fasia colli lateral.
Sekitar 75 buah kelenjar limfa terdapat pada setiap sisi leher, dan kebanyakan
berada pada rangkaian jugularis interna dan spinalis asesorius. Rangkaian jugularis interna
dibagi dalam kelompok superior, media dan inferior. Kelompok kelenjar limfe yang lain
adalah submental, submandibula, servikalis superfisial, retrofaring, paratrakeal, spinal
asesorius, skalenus anterior, dan supraklavikula.

Gambar 1. Daerah Kelenjar Limfe Leher

Tutorial- Tumor Colli Page 1


Letak kelenjar limfa leher menurut Sloan Kattering Memorial Cancer Center
Classiffication dibagi dalam lima daerah (region) penyebaran kelompok kelenjar, yaitu:

I : Kelenjar yang terletak di segitiga submental dan submandibula.

II : Kelenjar yang terletak di 1/3 (sepertiga) atas dan termasuk kelenjar limfa
jugularis superior, kelenjar digastrik, dan kelenjar servikal posterior
superior.

III : Kelenjar limfa jugularis di antara bifurkasio karotis dan persilangan m.


omohioid dengan m. sternokleidomastoid dan batas posterior m.
sternokleidomastoid.

IV : Grup kelenjar di daerah jugularis inferior dan supraklavikula.

V : Kelenjar yang berada di segitiga posterior servikal

Gambar 2. Sistem Limfe Leher

Region I

a. Kelenjar limfa submental

Terletak pada segitiga submental di antara platisma dan m. omohioid di dalam jaringan
lunak. Pembuluh aferen menerima aliran limfa yang berasal dari dagu, bibir bawah

Tutorial- Tumor Colli Page 2


bagian tengah, pipi, gusi, dasar mulut bagian depan, dan 1/3 (sepertiga) bagian bawah
lidah. Sedangkan pembuluh darah eferen mengalirkan limfa ke kelenjar limfa
submandibula sisi homolateral atau kontra lateral, kadang-kadang dapat langsung ke
rangkaian kelenjar limfa jugularis interna.

b. Kelenjar limfa submandibula

Terletak di sekitar kelenjar liur submandibula dan di dalam kelenjar ludah nya sendiri.
Pembuluh aferen menerima aliran limfa yang berasal dari kelenjar liur submandibula,
bibir atas, bagian lateral bibir bawah, rongga hidung, bagian anterior rongga mulut,
bagian medial kelopak mata, palatum mole, dan 2/3 (duapertiga) depan lidah.
Pembuluh eferen mengalirkan limfa ke kelenjar limfa jugularis interna superior.

Region II

a. Kelenjar limfa jugularis superior

Kelenjar limfa jugularis superior menerima aliran limfa yang berasal dari daerah
palatum mole, tonsil, bagian posterior lidah, dasar lidah, sinus piriformis, dan
supraglotik laring. Juga menerima aliran limfa yang berasal dari kelenjar limfa
retrofaring, spinalis asesorius, parotis, servikalis superfisial, dan kelenjar
submandibula.

b. Kelenjar limfa retrofaring

Kelenjar limfa retrofaring terletak diantara faring dan fasia prevertebrata, mulai dari
dasar tengkorak sampai ke perbatasan leher dan toraks. Pembuluh aferen menerima
aliran limfa dari nasofaring, hipofaring, telinga tengah, dan tuba eustachius. Sedangkan
pembuluh eferen mengalirkan limfa ke kelenjar limfa jugularis interna dan kelenjar
limfa spinal asesorius bagian superior.

Region III

a. Kelenjar limfa jugularis media

Kelenjar limfa jugularis media menerima aliran limfa yang berasal langsung dari
subglotik laring, sinus piriformis bagian inferior, dan daerah krikoid posterior. Juga

Tutorial- Tumor Colli Page 3


menerima aliran limfa yang berasal dari kelenjar limfa jugularis interna superior dan
kelenjar retrofaring bagian bawah.

b. Kelenjar limfa paratrakea

Kelenjar limfa paratrakea menerima aliran limfa yang berasal dari laring bagian bawah,
hipofaring, esophagus bagian servikal, trakea bagian atas, dan tiroid. Pembuluh eferen
mengalirkan limfa ke kelenjar limfa jugularis interna inferior atau kelenjar
mediastinum superior.

Region IV

Kelenjar limfa jugularis inferior.

Kelenjar limfa jugularis inferior menerima aliran limfa yang berasal langsung dari
glandula tiroid, trakea, esofagus bagian servikal. Juga menerima aliran limfa yang
berasal dari kelenjar limfa jugularis interna superior dan media, dan kelenjar limfa
paratrakea.

Region V

a. Kelenjar limfa servikal superfisial

Terletak di sepanjang vena jugularis eksterna, menerima aliran limfa yang berasal dari
kulit muka, sekitar kelenjar parotis, daerah retroaurikula, kelenjar parotis, dan kelenjar
limfa oksipital. Pembuluh eferen mengalirkan limfa ke kelenjar limfa jugularis interna
superior.

b. Kelenjar limfa spinal asesorius

Terletak di sepanjang saraf spinal asesoris, menerima aliran limfa yang berasal dari
kulit kepala bagian parietal dan bagian belakang leher.

Pembuluh darah arteri pada leher antara lain a.carotis communis (dilindungi oleh
vagina carotica bersama dengan v.jugularis interna dan n.vagus, setinggi cornu superior
cartilago thyroidea bercabang menjadi a.carotis interna dan a.carotis externa), a.subclavia
(bercabang menjadi a.vertebralis dan a.mammaria interna). Pembuluh darah vena antara

Tutorial- Tumor Colli Page 4


lain v.jugularis externa dan v.jugularis interna. Vasa lymphatica meliputi nnll.cervicalis
superficialis (berjalan sepanjang v.jugularis externa) dan nnll.cervicalis profundi (berjalan
sepanjang v.jugularis
interna). Inervasi oleh plexus cervicalis, n.facialis, n.glossopharyngeus, dan n.vagus.
Sistem aliran limfe leher penting untuk dipelajari karena hampir semua bentuk
radang atau keganasan kepala dan leher akan terlihat dan bermanifestasi ke kelenjar limfe
leher.

BAB II
PEMBAHASAN
Tutorial- Tumor Colli Page 5
Tumor Colli
2.1. Definisi
Adalah setiap massa baik kongenital maupun didapat yang timbul di segitiga
anterior atau posterior leher diantara klavikula pada bagian inferior dan mandibula serta
dasar tengkorak pada bagian superior. Pada 50% kasus benjolan pada leher berasal dari
tiroid, 40% benjolan pada leher disebabkan oleh keganasan, 10 % berasal dari peradangan
atau kelainan kongenital.

2.2. Patologi
Pembengkakan pada leher dapat dibagi kedalam 3 golongan:
1. Kelainan kongenital : kista dan fistel leher lateral dan median, seperti hygroma colli
cysticum, kista dermoid
2. Inflamasi atau peradangan : limfadenitis sekunder karena inflamasi banal (acne faciei,
kelainan gigi dan tonsilitis) atau proses infamasi yang lebih spesifik (tuberculosis,
tuberculosis atipik, penyakit garukan kuku, actinomikosis, toksoplasmosis). Disamping
itu di leher dijumpai perbesaran kelenjar limfe pada penyakit infeksi umum seperti
rubella danmononukleosis infeksiosa.
3. Neoplasma : Lipoma, limfangioma, hemangioma dan paraganglioma caroticum yang
jarang terdapat (terutama carotid body; tumor glomus caroticum) yang berasal dari
paraganglion caroticum yang terletak di bifurcatio carotis,merupakan tumor benigna.
Selanjutnya tumor benigna dari kutub bawah glandula parotidea, glandula
submandibularis dan kelenjar tiroid. Tumor maligna dapat terjadi primer di dalam
kelenjar limfe (limfoma maligna), glandula parotidea, glandula submandibularis,
glandula tiroidea atau lebih jarang timbul dari pembuluh darah, saraf, otot, jaringan ikat,
lemak dan tulang. Tumor maligna sekunder di leher pada umumnya adalah metastasis
kelenjar limfe suatu tumor epitelial primer disuatu tempat didaerah kepala dan leher.
Jika metastasis kelenjar leher hanya terdapat didaerah supraclavikula kemungkinan
lebuh besar bahwa tumor primernya terdapat ditempat lain di dalam tubuh.
Ada dua kelompok pembengkakan di leher yaitu di lateral maupun di midline/line mediana
:
1. Benjolan di lateral

Tutorial- Tumor Colli Page 6


a. Aneurisma subclavia i. Tumor otot
b. Iga servikal j. Tumor strnomastoideus
c. Tumor badan karotis k. Kantung faringeal
d. Tumor clavikularis l. Kelenjar ludah-inflamasi, tunor.
e. Neurofibroma Sindroma sjorgen
f. Hygroma kistik m. Lipoma subcutan, dan subfascia
g. Limfonodi-inflamasi, karsinoma n. Kista sebasea
sekunder, retikulosis o.Laringokel
h. Kista branchiogenik

2. Benjolan di Linea mediana


a. Lipoma d. Pembesaran kelenjar thyroid-
b. Kista sebasea diffuse, multinodular, nodular soliter
c.Limfonodi submental-inflamasi, e. Kista thyroglossus
karsinoma sekunder, retikulosis f. Dermoid sublingual
g. Bursa subhyoid
Pembengkakan pada tiroid dapat berupa kista, struma maupun neoplasma.
Pembengkakan akibat neoplasma misalnya Ca.metastasis, limfoma primer, tumor kelenjar
saliva, tumor sternomastoid, tumor badan carotis. Pembengkakan akibat peradangan
meliputi adenopati infektif akut, abses leher, parotitis. Sedangkan kelainan kongenital
meliputi hygroma kistik, kista ductus tiroglosus, kista dermoid, dan tortikolis. Kelainan
vascular meliputi aneurisma subclavia maupun ektasi subclavia. Pada anak-anak, banyak
disebabkan karena kelainan kongenital dan peradangan meliputi hygroma kistik, kista
dermoid, tortikolis, kista brankial, limfadenitis, adenitis virus/bakteri, neoplasma maligna
jarang pada anak (misalnya Limfoma).
Pada dewasa muda banyak disebabkan oleh karena adanya peradangan dan
keganasan tiroid misalnya adenitis/limfadenitis virus/bakteri, limfadenopati dan kanker
tiroid. Pada usia diatas 40 tahun, dianggap sebagai suatu keganasan meliputi limfadenopati
metastatik, limfadenopati primer, neoplasma primer tiroid.

2.3. Jenis Tumor

Tutorial- Tumor Colli Page 7


Pada anak-anak, banyak disebabkan karena kelainan kongenital dan peradangan
antara lain hygroma kistik, tumor glomus caroticus, kista brankial, cold abses, dan
hemangioma Sehingga akan dibahas beberapa diagnosis tumor leher yang sering mengenai
anak pada bagian anterolateral seperti tersebut diatas :
2.3.1. Hygroma kistik (limfangioma)
Definisi
Higroma merupakan Moist Tumor dan anomali dari sistem limfatik yang
ditandai dari single atau multiple kista pada soft tissue. Kebanyakan (sekitar 75%)
higroma kistik terdapat di daerah leher. Kelainan ini antara lain juga dapat
ditemukan di aksila, mediastinum dan region inguinalis. Higroma kistikmerupakan
benjolan yang berisi cairan yang jernih atau keruh seperti cairan lympe yang
diakibatkan oleh blok atau hambatan pada system limpatik. System limpatik
merupakan jaringan pembuluh yang menyuplai cairan ke dalam pembuluh darah
sebagai transport asam-asam lemak dan sel-sel system immune. Higroma kistik
dapat merupakan kelainan congenital yang dibawa saat lahir ataupun yang terjadi
pada masa neonatus. Higroma kistik pada bayi dapat berlanjut ke keadaan hydrops
(peningkatan jumlah cairan di dalam tubuh) yang kadang-kadang dapat
menyebabkan kematian dan dapat menjadi sangat besar di bandingkan dengan
badan bayi/anak.

Prevalensi
Belum banyak data yang menjelaskan, akan tetapi hygroma kistik dapat
terjadi antara 1,7:10000 atau sekitar 0,83 % kehamilan mempunyai risiko terjadi
anomaly. Higroma kistik ini dapat terjadi kira-kira 1 % pada janin mulai umur
kehamilan 9 minggu sampai 16 minggu. Kejadian pada bayi sekitar 50 % - 65 %
dan pada anak usia 2 tahun sekitar 80 % - 90 %.

Etiologi
Anyaman pembuluh limfe yang pertama kali terbentuk di sekitar pembuluh
vena mengalami dilatasi dan bergabung membentuk jala yang di daerah tertentu
akan berkembang menjadi sakus limfatikus. Pada embrio usia 2 bulan,

Tutorial- Tumor Colli Page 8


pembentukan sakus primitive telah sempurna. Bila hubungan saluran kearah sentral
tidak terbentuk maka timbullah penimbunan cairan yang akhirnya membentuk kista
berisi cairan. Hal ini paling sering terjadi di daerah leher (higroma kistik koli).
Kelainan ini dapat meluas ke segala arah seperti ke jaringan sublingualis di mulut.
Higroma kistik dapat terjadi akibat beberapa factor antara lain:
1. Dapat disebabkan oleh infeksi karena virus selama masa kehamilan dan
penyalahgunaan zat, obat-obatan dan alkohol. Infeksi pavovirus merupakan
yang paling sering terjadi. Ketika virus menginfeksi ibu, maka virus akan
masuk ke dalam tubuh dan menyerang ke plasenta dan dapat menyebabkan
higroma pada janin.
2. Faktor genetik. Mayoritas higroma kistik yang ditemukan pada masa prenatal
banyak dihubungkan dengan Syndrom Turner, dimana terjadi abnormalitas
pada wanita yang mempunyai satu kromosom X disbanding yang mempunyai
dua kromosom X. abnormalitas kromosom termasuk trisome 13, 18, 21 dan 47
XXY juga dapat menyebabkan higroma kistik.

Patologi dan gambaran klinik


Pada mulanya bagian dalam kista dilapisi oleh selapis sel endotel dan berisi
cairan jernih kekuningan yang sesuai dengan cairan limfe. Pada permukaan
ditemukan kista besar yang makin ke dalam menjadi makin kecil seperti buih sabun.
Higroma kistik dapat mencapai ukuran yang besar dan menyusup ke otot leher dan
daerah sekitarnya seperti faring, laring, mulut dan lidah. Yang terakhir dapat
menyebabkan makroglosia. Keluhan adalah adanya benjolan di leher yang telah
lama atau sejak lahir tanpa nyeri atau keluhan lain. Benjolan ini berbentuk kistik,
berbenjol-benjol dan lunak. Permukaannya halus, lepas dari kulit dan sedikit
melekat pada jaringan dasar. Kebanyakan terletak di regio trigonum posterior koli.
Sebagai tanda khas, pada pemeriksaan transiluminasi positif tampak terang
sebagai jaringan diafan (tembus cahaya). Benjolan ini jarang menimbulkan gejala
akut, tetapi suatu saat dapat cepat membesar karena radang dan menimbulkan
gejala gangguan pernafasan akibat pendesakan saluran nafas seperti trakea,
orofaring maupun laring. Bila terjadi perluasan ke arah mulut dapat timbul

Tutorial- Tumor Colli Page 9


gangguan menelan. Perluasan ke aksila dapat menyebabkan penekanan pleksus
brakialis dengan berbagai gejala neurologik. Stadium tumor dapat di bedakan
menjadi 5 stage menurut De Serres, yaitu:
 Stage I : Unilateral infrahyoid (17 % complication rate)
 Stage II : Unilateral suprahyoid (41 % complication rate)
 Stage III :Unilateral and both infrahyoid and suprahyoid (67 % complication
rate)
 Stage IV : Bilateral suprahyoid (80 % complication rate)
 Stage V : Bilateral infrahyoid and suprahyoid (100 % complication rate)

Penunjang diagnostik dan penatalaksanaan


 CT Scan leher untuk melihat batas area tumor
 MRI dapat dilakukan dan lebih detail disbanding CT Scan
 Foto leher untuk melihat deviasi tulang servikal akibat desakan tumor
 Penatalaksanaan berupa eksisi total merupakan pilihan utama. Pembedahan
dimaksudkan untuk mengambil keseluruhan massa kista. Tetapi bila tumor
besar dan telah menyusup ke organ penting seperti trakea, esofagus atau
pembuluh darah, ekstirpasi total sulit dikerjakan. Maka penanganannya cukup
dengan pengambilan sebanyak-banyaknya kista. Kemudian pasca bedah
dilakukan infiltrasi bleomisin subkutan untuk mencegah kambuhan.
Pembedahan sebaiknya dilakukan setelah proide neonatus karena mortalitas
akibat pembedahan pada periode neonatus cukup tinggi.

2.3.2. Hemangioma
Hemangioma adalah suatu tumor jaringan lunak / tumor vaskuler jinak
akibat proliferasi (pertumbuhan yang berlebih) dari pembuluh darah yang tidak
normal dan dapat terjadi pada setiap jaringan pembuluh darah. Hemangioma
muncul di setiap tempat seperti kepala, leher, muka, kaki atau dada. Seringkali,
hemangioma bisa berada di superfisial dan di dalam kulit. Hemangioma memiliki
diameter beberapa milimeter sampai beberapa sentimeter.Hemangioma bersifat

Tutorial- Tumor Colli Page 10


solid, tapi sekitar 20% mempunyai pengaruh pada bayi dengan lesi yang multiple.
Jarang sekali hemangioma menunjukkan pertumbuhan tumor pada saat lahir.
Walaupun perjalanan penyakit dari hemangioma sudah diketahui, sangat sulit untuk
memprediksi durasi dari pertumbuhan dan fase involusi untuk setiap individu.
Superfisial hemangioma biasanya mencapai ukuran yang maksimal sekitar 6-8
bulan, tapi hemangioma yang lebih dalam mungkin berproliferasi untuk 12-14
bulan.
Gambaran klinis umum ialah adanya bercak merah yang timbul sejak lahir
atau beberapa saat setelah lahir, pertumbuhannya relatif cepat dalam beberapa
minggu atau beberapa bulan; warnanya merah terang bila jenis strawberry atau biru
bila jenis kavernosa. Bila besar maksimum sudah tercapai, biasanya pada umur 9-
12 bulan, warnanya menjadi merah gelap.
2.3.3. Cold abses
Merupakan suatu abses yang umumnya berhubungan dengan tuberculosis.
Perkembangannya sangat lambat dimana terjadi inflamasi ringan, dan berubah
menjadi nyeri hanya ketika terjadi tekanan pada daerah sekitar. Tipe abses ini
mungkin dapat muncul dimanapun bagian tubuh tetapi terutama ditemukan pada
tulang belakang, panggul, nodus limfatik, atau daerah genital. Pada gambaran
radiology mungkin memberikan gambaran adanya erosi tulang lokal pada abses
atau adanya perluasan kompresi pada organ. Alat sinogram akan didemonstrasikan
pada abses. Ultrasonografi sangat berguna untuk menunjukkan adanya pembesaran
musculus psoas ditunjukkkan dengan gambaran hypoechogenic, tapi ini bukan hasil
yang akurat dibandingkan hasil yang ditunjukkan oleh CT-scan, sementara itu MRI
dapat, menunjukkan proses multiple lebih lanjut dan dapat di evaluasi. Meskipun
abses primer pada psoas jarang dijumpai pada anak-anak di Negara berkembang
akan tetapi tidak jarang kita menemukan di negara tropis dan subtropis dengan
kondisi sosial-ekonomi yang lemah. Staphylococcus aureus adalah jenis bakteri di
lingkungan yang sering menimbulkan adanya infeksi. Dimana pada anak-anak
dijumpai keluhan pireksia, nyeri pada region flank serta keluhan lain pada panggul.
Abses pada psoas dapat joga merupakan masalah sekunder yang berhubungan
dengan spondylitis tuberculosa atau berhubungan dengan penyakit infeksi pada

Tutorial- Tumor Colli Page 11


usus. Sedangkan abses primer biasa ditemukan pada pasien dengan penyakit sickle
cell, drug user, immunocompromised individuals dan penyandang HIV positif.
2.3.4. Tumor glomus caroticus
Merupakan tumor yang jarang terjadi terdapat pada kemoreseptor badan
karotis yang muncul sebagai benjolan tidak nyeri pada bungkus karotis, letaknya
dibatas atas kartilago tiroid. Sangat jarang menimbulkan efek penekanan pada
nervus hipoglosuss, simpatica servical atau arteri karotis interna. Tumor ini licin,
atau berlobulasi dan muncul gerakan kelateral namun gerakan ke vertikal terbatas.
Bervariasi ukurannya, dari ukuran sebesar kacang sampai telur ayam, pertumbuhan
lambatdan terbatas di leher saja. Invasi malignansi ke struktur lokal dan limfonodi
jarang terjadi. Keras dan putih, seperti spons dan kaya vascularisasi.
2.3.5. Kista brankial (Kista Bronkhiogenik)
Kelainan brankiogen dapat berupa fistel, kista dan tulang rawan ektopik.
Arkus brankialis ke-3 membentuk os.hioid, sedangkan arkus brankialis ke-4
membentuk skelet laring yaitu rawan tiroid , krikoid, dan aritenoid. Fistel kranial
dari tulang hioid yang berhubungan dengan meatus akutikus eksternus berasal dari
celah brankialis pertama. Fistel anatara fosa tonsilaris ke pinggir depan
m.sternokleidomastoideus berasal dari celah brankialis kedua. Fistel yang masuk
ke sinus pirifomis berasal dari celah brankialis ketiga. Sinus dari celah brankialis
keempat tiak pernah ditemukan. Sinus atau fistel mungkin berupa saluran yang
lengkap tau mungkin menutup sebagian. Fistel brankial sisa celah brankialis ke-2
akan terdapat tepat di depan m.sternokleidomastoideus. Bila penutupan terjadi
sebagian, sisanya dapat membentuk kista yang terletak agak tinggi di bawah sudut
rahang. Bila terbuka ke kulit akan menjadi fistel. Pada anamnesa diketahui bahwa
kista merupakan benjolan sejak lahir. Fistel terletak di depan
m.sternokleidomastoid dan mengeluarkan cairan. Fistel yang buntu akan
membengkak dan merah, atau merupakan lekukan kecil yang dapat ditemukan
unilateral atau bilateral. Pada palpasi, sebelah kranial dari fistel teraba sebagai
jaringan fibrotik bila leher ditegangkan dengan cara menarik ke kaudal. Jaringan
ini menuju ke kraniodorsal sepanjang tepi depan m.stenokleidomastoid.
Fistulografi mungkin memperlihatkan masuknya bahan kontras ke faring. Kista

Tutorial- Tumor Colli Page 12


dapat langsung diekstirpasi, Fistel diisi bahan warna, kemudian dapat disi bahan
pewarna.
2.3.6. Kista Duktus Triglosus
Kelenjar tiroid pertama kali tampak sebagai diverticulum ventral garis
tengah dari dasar faring tepat di distal perlekatan arkus brankial pertama dan kedua
yang dikenal sebagai foramen sekum. Tiroid yang berkembang pindah ke distal
sepanjang saluran yang melewati ventral korpus hyoid, kemudian membelok
dibawahnya dan turun sampai tingkat kartilago krikoidea. Kista duktus triglosus
merupakan sisa dari saluran ini yang tertinggal. Oleh karena itu, biasanya
merupakan kista yang terletak di garis tengah yang ditemukan dimana saja antara
dasar lidah dan batas superior kelenjar tiroid.
Pengobatan kista duktus triglosal terdiri dari eksisi yang sempurna dari kista
dan seluruh saluran duktus triglosus sampai foramen sekum pada dasar lidah.
Hubungan yang erat antara traktus dengan tulang hyoid mengharuskan
pengangkatan bagian tengah hyoid secara simultan untuk meyakinkan
pengangkatan saluran yang sempurna (peoedur Sistrunk). Kegagalan untuk
melakukan tindakan ini merupakan penyebab kekambuhan yang paling sering.
Lebih baik untuk mengobati kista terinfeksi dengan antibiotic sampai peradangan
berkurang sebelum eksisi.
2.3.7. Limfoma Malignum
Adenopati servikal merupakan suatu gejala yang paling sering terjadi pada
pasien Limfoma Hodgkin dan Non Hodgkin. Kelenjar getah bening sendiri
cenderung lebih lunak, licin, lebih elastic, dan lebih mudah digerakkan daripada
kelenjar pada karsinoma metastatic. Pertumbuhan yang cepat biasanya terjadi pada
limfoma non Hodgkin. Daerah diluar kelenjar getah bening, khususnya cincin
Weldeyer, seringkali terkena pada limfoma non-Hodgkin, dan pembesaran pada
daerah ini merupakan petunjuk pada diagnosis penyakit ini. Diagnosis yang
sempurna membutuhkan biopsy eksisi kelenjar getah bening yang utuh. Aspirasi
jarum halus saja tidak cukup. Pengobatan yang menggunakan terapi radiasi
dan/kemoterapi tergantung pada jenis patologik dan stadium klinik penyakit.
2.3.8. Karsinoma Sel Skuamosa Metastatik

Tutorial- Tumor Colli Page 13


Kanker yang paling sering bermetastatis ke kelenjar getah bening servikal
adalah kanker sel skuamosa dari kulit wajah, kulit kepala, bibir, lidah, mukosa
mulut, nasofaring, sinus-sinus paranasal, orofaring, hipofaring, atau laring.
Pemeriksaan yang sempurna pada daerah ini menunjukkan lesi primer pada
sebagian kasus. Letak KGB dapat membantu diagnosis. Misalnya, KGB
supraklavikular saja dengan kanker sel skuamosa biasanya menunjukkan penyakit
metastatic paru-paru. Pada keadaan ini, pembedahan leher yang meliputi KGB yang
terkena sebaiknya dilakukan. Pada sebagian besar kasus terapi radiasi pasca
operatif tambahan sebaiknya diberikan pada leher dan saluran aerodigestif bagian
atas.
2.3.9. Tumor Badan Karotis
Tumor ini merupakan salah satu dari kelompok tumor yang dikenal sebagai
kemodektoma yang berasal dari jaringan kemoreseptif kepala dan leher. Tumor ini
tampak sebagai massa yang keras, bulat, tumbuhnya lambat pada bifukartio karotis.
Diagnosis dapat dibuat berdasarkan CT Scan/arteriografi, yang akan memberikan
gambaran massa yang kaya dengan pembuluh darah yang khas pada bifukarsio
karotis. Biopsy sebaiknya dihindari. Tumor ini jarang menjadi ganas tetapi
sebaiknya diangkat pada individu yang masih muda dan sehat untuk menghindari
pertumbuhan selanjutnya.
2.3.10. Penyakit Tiroid DIfus
Pembesaran tiroid yang difus mungkin disebabkan oleh goiter nodular,
tiroiditis (lesi peradangan dari tiroid), hipertiroidisme akut, penyakit Grave, atau
karsinoma lanjut. Pemeriksaan fungsi tiroid yang rutin, riwayat penyakit dan
pemeriksaan fisik, dan scan tiroid biasanya dapat membantu membedakan antara
jenis-jenis penyakit ini. Misalnya, nyeri tekan atau tanda dan gejala infeksi
merupakan petunjuk-petunjuk diagnostic yang penting adanya tiroiditis.
Sebaliknya, uji positif untuk antibody antitiroglobulin memberi kesan diagnosis
tiroiditis autoimun. FNAB mungkin berguna. Pengobatan sebagian besar dari
keadaan-keadaan diatas adalah dengan obat-obatan dan melibatkan pengukuran
untuk nyeri dan penekanan fungsi tiroid normal oleh pemberian hormone tiroid dari
luar. Pembedahan dianjurkan hanya jika diduga adanya keganasan atau jika terapi

Tutorial- Tumor Colli Page 14


dengan obat-obatan tidak berhasil dan pembesaran kelenjar yang menyebabkan
gejala-gejala penekanan atau masalah kosmetik.
2.3.11. Nodul Tiroid
Jika pemeriksaan fisik dan scan tiroid mmenunjukkan nodul tiroid yang
terpisah, kemudian pendekatan diagnostic adalah agak berbeda dari yang
digunakan untuk penyakit yang difus. Sebagian besar nodul adalah jinak.
Walaupun, nodul-nodul yang soliter, keras, tumbh cepat, atau non-fungsional yang
tampak pada scan lebih mungkin menjadi ganas. Riwayat keganasan sebelumnya
juga dapat menjadi faktor risiko keganasan lebh tinggi.
Aspirasi jarum halus dari nodul-nodul tiroid tepat dilakukan atau
interpretasi terbukti membantu dalam menentukan ada tidaknya keganasan dalam
nodul tiroid. Pembedahan untuk nodul tiroid meliputi biopsy eksisi yang terdiri dari
lobektomi total dan bukan enukleasi saja. Pembedahan yang lebih ekstensif
dilakukan jika pemotongan beku dari specimen direseksi menunjukkan karsinoma

DAFTAR PUSTAKA

1. Adam,Boies, Higler. Boies Buku Ajar Penyakit THT edisi 6.1997. Jakarta : EGC
2. Soepardi, Efiaty Arsyad dkk, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala Leher edisi 5. 2006. FK UI
3. De jong, Sjamsuhidajat. Buku Ajar Ilmu Bedah edisi 3. 2002. Jakarta: EGC
4. Sherwood,Lauralee. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistim. 2001. Jakarta : EGC

Tutorial- Tumor Colli Page 15


5. http://en.wikipedia.org/wiki/Head_and_neck_anatomy
6. http>//Scribd.com

Tutorial- Tumor Colli Page 16

Anda mungkin juga menyukai