Anda di halaman 1dari 50

Teknik Pengambilan Spesimen Covid 19

dengan Swab Nasofaring dan Orofaring

SMF THT RSUD KOJA


dr Arroyan Wardhana, Sp.THT- KL
dr Irma Suryati, Sp.THT- KL
Labkesda 21 Mei 2021
DinKes DKI Jakarta
PENDAHULUAN
• 31 Desember 2019, China melaporkan kasus pneumonia yang tidak diketahui
etiologinya dari kota Wuhan, Provinsi Hubei, RRC
• 7 Januari 2020, teridentifikasi etiologic pneumonia→ varian baru corona virus
(coronavirus disease, COVID-19).
• 30 Januari 2020 --> WHO menetapkan keadaan Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat yang Meresahkan Dunia/Public Health Emergency of
International Concern(KKMMD/PHEIC) akibat pe(+) an jumlah kasus COVID-
19 berlangsung cukup cepat dan sudah terjadi penyebaran antar negara.
3

Indonesia ??
• Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus konfirmasi COVID-19
sebanyak 2 kasus. Sampai dengan tanggal 25 Maret 2020, Indonesia sudah
melaporkan 790 kasus konfirmasi COVID-19 dari 24 Provinsi
• Dan sekarang
4
Penyebaran Covid 19
• COVID-19 menyebar via airborne droplets
• Saat masuk ke tubuh manusia, pertama kali virus akan menjebol system
pertahanan tr. Respirasi bagian atas, bereplikasi dan menimbulkan gejala
demam tinggi, sakit tenggorokan, myalgia dan lemas dalam satu waktu
• COVID-19 bisa asimptomatic pada 5.2 - 12.5 hari, sehingga biasa disebut seperti
virus siluman (stealth virus)
6
Peranan swab nasofaring dan orofaring

• Swab nasofaring tdk mudah karena adanya variasi anatomi intranasal seperti
hipertrofi konka, septum deviasi, konka bulosa→ pasien tdk nyaman, kesalahan
pengambilan bahan sampling krn arah dacron berada di bawah konka media
7
Teknik pengambilan penting karena..
• Hasil swab tenggorok dengan hasil negatif namun dinyatakan positif pada swab
nasofaring dimungkinkan akibat konsentrasi virus lebih sedikit di tenggorok
daripada konsentrasi virus di daerah hidung (nasofaring)
• Teknik pengambilanHASIL
sampel NEGATIF
juga sangat mempengaruhi
PALSU hasil pemeriksaan
• Hasil yang negatif salah satunya bisa disebabkan oleh teknik pengambilan
sampel yang salah maupun karena pasien tidak kooperatif (terutama pada anak-
anak)
• Kurang tehnik penekanan pada saat melakukan swab sehingga tdk mengenai
epitel
8
Mengapa di nasofaring
• Epitel nasal merupakan entry point untuk proses inisiasi infeksi dan transmisi
virus SARS CoV-2 seperti virus tr respirasi lainnya
• Cellular entry dari corona virus tergantung pada ikatan spike (S) protein
dengan enzim cellular proteases. SARS-CoV-2 menggunakan ACE2 sebagai
reseptor utk melakukan cellular entry → ikatan S dengan ACE2 menjadi factor
penentu terjadinya proses replikasi virus dan derajat keparahan
• Bahan sampling diambil pada hidung belakang → kandungan reseptor ACE2 >>
proximal hidung
9
Mengapa NP > OP
• Swab nasofaring terbukti mengandung viral load yang tinggi drpd swab
orofaring
• Sensitifitas swab nasofaring lebih tinggi drpd orofaring pada kasus COVID-19
Author Region, Studied specimens/ Timing Laboratory Technique(s) Recommendation(s)
(Year) Country Confirmed PUI Findings

10
Yang et al. Shenzen, 213 patients From the day of
admission among
RT-PCR Sputum is most accurate,
(2020) China 866 samples severe/mild patients followed by nasal swbs
nasal swb(n=490), 0 to 7 ds (severe/mild)
throat swb (n=205), Nasal (73.3%, 72.1%) Throat swbs were not
sputum(n=142), 0 to 7 ds; Throat (60%, 61.3%) recommended in diagnosing
BAL (n=29) 8 to 14 ds; Sputum (88.9%, 82.2%) Covid-19.
>15 ds BAL (0,0)
Viral RNAs in BAL is
8 to 14 ds (severe/mild) necessary for diagnosis and
Nasal (72.3%, 53.6%) monitoring in severe cases
Throat (50%, 29.6%)
Sputum (83.3%, 74.4%)
BAL (100%, 0)
>15 ds (severe/mild)
Nasal (50%, 54.5%)
Thorat (36.8%, 11.1%)
Sputum (61.1%, 42.9%)
BAL (29.8%, 0%)
Liu et al. Wuhan, 4880 samples Nasal Not Specified RT-PCR Combined clinical, imaging
swb Pharyngeal swb and RT-PCR for diagnosis
(2020) China confirmation
Total +ve Swbs: 1875

Sputum (38.42%)
BAL Repeat RT-PCR for false
NP & OP (38.25% +ve) negatives
Sputum (19.12% +ve)
BAL (100% +ve)
11 ANATOMI TR RESPIRASI BAGIAN ATAS
12
ANATOMI HIDUNG
13
14
Anatomi hidung secara nasoendoskopi
16 ANATOMI & FISIOLOGI FARING - LARING

FARING

• Kantung fibromuscular bentuk kerucut,


corong
• Mulai dari dasar tengkorak sampai tepi
bawah cricoid (setinggi Vert C6) + 14 cm
17
FARING

• Menghubungkan rongga hidung


dengan rongga mulut menuju laring
dan esofagus
• Terbagi 3 pars
1. Pars Nasalis/ Nasofaring
2. Pars Oralis/ Orofaring
3. Pars Laringeal/ Laringofaring/
Hipofaring
Nasofaring
18
Nasofaring → ruang sempit ukuran 1,5 inci terletak di
belakang rongga hidung
Dinding dilapisi mukosa dengan banyak lipatan
Histologis : epitel berlapis silindris bersilia lalu bagian ke
arah orofaring berubah menjadi epitel gepeng
Batas - batas :
Ant → koana (lubang hidung belakang)
Post → vert Cerv 1
Sup → dasar tengkorak
Inf → palatum mole
Lat → tuba Eustachius
19 Fungsi nasofaring :
1. Sebagai tabung kaku untuk pernapasan atas
2. Saluran ventilasi untuk drainase dari telinga tengah melalui tuba eustchius
3. Drainase dari hidung
4. Rongga untuk membantu resonansi suara
20
FARING

• Menghubungkan rongga hidung


dengan rongga mulut menuju laring
dan esofagus
• Terbagi 3 pars
1. Pars Nasalis/ Nasofaring
2. Pars Oralis/ Orofaring
3. Pars Laringeal/ Laringofaring/
Hipofaring
Orofaring
▪ Batas – Batas :
Sup → Palatum mole
Inf → tepi atas epiglottis
Ant → rongga mulut
Post → Vert Cerv
▪ Struktur dalam orofaring :
1. Ddg post faring
2. Tonsil (palatina, fossa tonsil, arcus ant-post)
3. Uvula
4. Tonsil lingualis

21
✘ Orofaring terdapat istilah “cincin Waldeyer”→ lingkaran jaringan limfoid di
faring
✘ Penghadang pertama bila terdapat infeksi pada anak
✘ Lingkaran cincin Waldeyer (Waldeyer’s Ring) disusun oleh :
1. Tonsil Pharyngeal (adenoid)

2. Jaringan limfoid sekitar tuba eustachius

3. Dinding lateral faring (lateral band)

4. Tonsil palatina (amandel)

5. Tonsil lingualis

➢ 22
PROSEDUR PENGAMBILAN SWAB NASOFARING
dan OROFARING

Paling baik dilakukan pada ruang isolasi tekanan negative

Pengambilan Spesismen pada ODP dan PDP


2 hari berturur-turut (bila terjadi Hari 1 dan 14 pada kontak erat resiko
perburukan) tinggi

Dapat dilakukan oleh dokter umum atau petugas laboratorium


terlatih (pelatihan dilakukan oleh dokter spesialis THT KL

23
25 Tips melakukan swab
nasofaring

❖ Ukur jarak perkiraan kedalaman


nasofaring ( nares – tragus
dikurangi 10 mm)
❖ Ekstensi kepala 70 derajat → posisi
swab di dasar hidung
Skema posisi kepala yang ❖ Lakukan inspeksi kavum nasi
dianjurkan ❖ Arahkan swab sepanjang dasar
hidung
26 Teknik Pengambilan Swab Nasofaring

Sisihkan seluruh secret/cairan


dari hidung
27

Tengadahkan maksimalkan
kepala (kira-kira 70 derajat)
sehingga dagu segaris dengan
tepi belakang kepala
28

• Buka dan ambil swab


dacron/rayon steril
29

• Masukkan swab dacron/rayon


steril perlahanlahan ke dalam
rongga hidung, sejajar dengan
palatum, menyusuri dinding
medial septum dan dasar
rongga hidung sampai ke
nasofaring
30

• Masukkan swab dacron/rayon


steril sampai terasa ada
tahanan/tekanan (Swab
dimasukkan hingga mencapai
jarak kirakira sama dengan
jarak dari nostril ke bagian
luar liang telinga)
31

• Putar swab dacron/rayon steril


ke kiri atau ke kanan sebesar
180 derajat selama sekitar 10-
15 detik lalu apus ke arah
bawah
32

• Tarik perlahan-lahan swab


dacron/rayon steril,
diharapkan tidak banyak
menyentuh permukaan
rongga hidung
33

Lakukan Prosedur
Masukkan dacron
sama untuk
swab ke dalam
rongga hidung
media transport
sebelahnya
34 Teknik Pengambilan Swab Orofaring

Kepala pasien tetap dalam


posisi tengadah. Pasien diminta
membuka mulut dengan lebar.
lidah tetap di dalam rongga
mulut.
35

Tekan lidah dengan spatula


lidah sampai terlihat daerah
orofaring. Arahkan lampu
kepala untuk membantu
visualisasi
36

• Dengan dacron swab, usap area di


belakang tonsil kiri kemudian
kanan serta dinding faring.
• Hindarkan swab menyentuh
bagian lidah
• Swab dikeluarkan dan dimasukkan
ke dalam media transpor
Video Teknik Swab Nasofaring dan Orofaring
37 Perhati KL
Pengambilan swab pada anak
38
• Persiapan : pasien duduk dengan posisi kepala tegak/tdk
miring → memudahkan evaluasi dasar hidung, sebaiknya
punggung di jaga mencegah anak menjauh saat di swab
• Pasien anak sebaiknya dipangku orang dewasa, 1 tangan
memegang dahi dan tangan lainnya memegang kedua
lengan anak
• Pasien tetap pakai masker (usia 5-6 th) posisi masker
menutupi mulut saja, mencegah droplets saat saat swab
dikerjakan

Please cite this article in press as: Pondaven-Letourmy S, et al. How to perform a nasopharyngeal swab in adults and children in the COVID-19 era. European Annals of
Otorhinolaryngology, Head and Neck diseases (2020), https://doi.org/10.1016/j.anorl.2020.06.001
39 Pengambilan swab pada anak

• Nasal tip di angkat agar mudah memasukkan alat swab dengan lembut.
Peganglah lidi swab seperti memegang pena, ada 2 landmark yang perlu
diperhatikan: dasar hidung dan nasal septum, yang akan memandu arah swab
hingga tercapai tahanan di nasofaring. Dasar hidung berada segaris dengan
hidung dan telinga, jarak sekitar 8-10 cm pada dewasa, 6-7 cm pada anak.
• Putar swab perlahan → diamkan bbrp detik → keluarkan perlahan dengan
gerakan memutar
Penyulit

SEPTUM DEVIASI MASSA TUMOR HIDUNG /POLIP


41 Penyulit

• Hipertrofi adenoid • Atresia koana


Komplikasi pengambilan swab nasofaring
Benda Asing Karena Tangkai Patah Epistaksis
43
Penanganan epistaksis
 Pencet hidung (10 menit).
Jika pasien ingin berbaring, maka kepala harus
dielevasi 30-45o
 Kompres es yang diletakkan di bagian tengah
wajah atau pipi
 Terapi tambahan lain:
- Hindari aktivitas berat
- Bersin dengan mulut terbuka
- Dilarang menggaruk/mengorek hidung/
buang ingus keras”
- Stop obat seperti aspirin dan antikoagulan.
44
Pasang tampon kassa dibasahi lidocine adrenalin
1:50.000 (1 cc adrenalin dicampur 4 cc lidocaine)
selama 15 mnt → ulangi 2x bila tdk stop→ pasang
tampon anterior

Tampon Anterior
➢ Perdarahan tampak dari anterior
➢ Kapas atau kasa yang telah diolesi salep
antibiotik
45 Pelatihan Swab Nasofaring di RSUD Koja
46
Cara pegang tangkai swab nya ?
47
Posisi kepala pasien harus tengadah
48
Supervisi
49
Melakukan swab pada dewasa
• Video RSUD koja
50
Swab nasofaring pada balita dan anak
• Video swab balita
51
Take home message
• Mendiagnosis COVID-19 merupakan kunci pencegahan penyebaran SARS CoV-
2 dan hingga saat ini swab nasofaring tetap menjadi tehnik yang valid
• kekurangan swab : kurang nyaman dan nyeri
• Team swaber yang terlatih → meningkatkan Latihan dan mengurangi rasa nyeri
yang dialami pasien
• Konsultasikan bila menemukan kasus sulit yang harus ditangani melalui
nasoendoskopi atau speculum hidung dengan lampu kepala
• APD merupakan hal yang paling penting ada
Practices makes perfect….good luck swabers

Anda mungkin juga menyukai