Anda di halaman 1dari 65

A to Z COVID-19 Dr. EFRIADI ISMAIL. Sp.

P
Experience from Wisma Atlit
RSDC Wisma Atlet Kemayoran - UPDATE 7 OKTOBER 2020
DR. EFRIADI ISMAIL,Sp.P
RIWAYAT PENDIDIKAN
- SD, SMP, SMA : DELI SERDANG SUMATERA UTARA
- S1 - Dokter Umum, FK UNAND Padang, Sumatera Barat , 2006
- S2/Sp1 - SpesIalis Paru dan Pernapasan FKUI, Jakarta, 2016

RIWAYAT PEKERJAAN :
- Dokter Klinik Jakarta Medical Center (2006-2008)
- Dokter PTT Puskesmas Kersik Tuo, Kayu Aro, Kerinci, Jambi (2008-2009)
- PNS Pemda Kabupaten Padang Pariaman (2009 – Sekarang)
- Dokter Puskesmas Padang Sago Padang Pariaman(2009-2010)
- Dokter Puskesmas Patamuan , Padang Pariaman (2010)
- PPDS Pulmonologi & Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI (Jan 2011- Des 2015)
- Dokter Paru RSUD Tarakan, Propinsi Kalimantan Utara (Mei 2016 – Des 2016)
- Dokter Paru RSUD Padang Pariaman, RS Aisyiyah Pariaman, & RSUD SADIKIN KOTA PARIAMAN
- Fasilitator PPM TB Nasional (2017 – sekarang )
- Satgas covid PDPI PUSAT, IDI SUMBAR, KAB. Padang Pariaman
- TIM MEDIS PDPI di RSDC WISMA ATLET KEMAYORAN
- Koordinator Dokter Spesialis / ka KOMITE MEDIK RSDC WISMA ATLET
Apa itu COVID–19 ?
● Covid-19 adalah penyakit pneumonia atau radang / infeksi paru yang disebabkan
oleh virus “ SARS-CoV-2”
● Selain virus, pneumonia juga disebabkan oleh Infeksi
bakteri dan jamur
● Pertama kali dilaporkan 31 Desember 2019,
di Wuhan, Hubei, CINA
● Sekarang menyebar lebih dari 83 negara
didunia, termasuk Indonesia.
Apa itu COVID–19 ?
Awalnya menular dari hewan ke manusia

Sekarang penularan dari manusia ke


manusia sangat cepat

Sampai saat ini belum ada obat atau vaksin


untuk mengobati penyakit ini
On getting deposited in the nasal and pharyngeal mucus membrane, the virus starts proliferating rapidly and causes Covid-19. The lymphocytes
are highly vulnerable to this virus and hence lymphocytopenia is a common feature.
KARAKTERISTIK CORONAVIRUS
● Sensitif terhadap panas
● Tidak aktif jika terkena desinfektan yang mengandung
klorin, pelarut lemak pada suhu 56 C selama 30 menit
● Inaktif juga dengan alkohol, eter, asam peroksiasetat,
deterjen non-ionik, agen oksidasi dan kloroform
● Klorheksidin atau yang kita kenal sebagai Betadine,
tidak mampu mematikan virus ini
Patogenesis

(A) Spike proteins (Protein S) pada permukaan virus mengikat reseptor ACE-2 di
permukaan sel target
(B) Transmembrane serine protease tipe 2 (TMPRSS2) menempel dan Rabi F, et al. SARS-CoV-2
and Coronavirus Disease
kemudian memotong reseptor ACE-2. Pada proses ini Protein S teraktivasi 2019: What We Know So Far.
(C) Reseptor ACE-2 yang terpotong dan Potein S yang aktif memfasilitasi virus Pathogens 2020, 9, 231;
doi:10.3390/pathogens903023
masuk ekspresi TMPRSS2 meningkatkan pengambilan sel oleh Coronavirus 1
SARS-CoV-2 : incubation period
● SARS-CoV-2 is highest in the upper respiratory tract (URT) (nose
and throat) early in the course of the disease.
● within the first 3 days from onset of symptoms . The incubation
period for COVID-19, on average, 5–6 days, but can be up to 14
days.
● During this period, also known as the “presymptomatic” period,
some infected persons can be contagious, from 1–3 days before
symptom onset .
● It is important to recognize that presymptomatic transmission still
requires the virus to be spread via infectious droplets or by direct
PATOFISIOLOGI COVID-19
• Early infection
– throat irritation & dry cough and constitutional symptoms like
fever,myalgia and headaches, many patients may be
asymptomatic, but infective.
– Large number of patients may not progress beyond this phase
and recover slowly over a period of 2-6 weeks.
• Pulmonary phase: lung infiltrate, hypoxemia, cardio-dystress
• Hyperinflammation state: IL6-driven cytokine storm, increase
ferritin and CRP
Sel Target pada Infeksi SARS-CoV-2

https://www.the-scientist.com/news-opinion/receptors-for-sars-cov-2-present-in-wide-variety-of-human-cells-67496
Transmisi / PENULARAN

LANGSUNG
Droplet TIDAK LANGSUNG
Percikan Droplet tumpah ke
langsung permukaan benda
Jarak 1-2 Kemudian kita
meter dari menyentuh dengan
orang yang tangan, tangan
batuk/bersin menyentuh wajah
tanpa ditutup (mata, hidung, mulut)
tanpa cuci tangan
METODE PENYEBARAN AEROSOL

BATUK BERSINMELUDAH BERBICARA

3000 droplet 30.000 droplet 50 - 5000 droplet

20.000.000 virus/menit 200 virus/menit


Faktor risiko COVID–19 ?
Gejala COVID-19

1. Demam (87.9%)
2. Batuk (kering [67.7%]; berdahak [33.4%], darah [0.9%])
3. Gangguan pernapasan (kesulitan bernapas) [18.6%]
4. Nyeri tenggorokan (13.9%)
5. Nyeri Kepala (13.6%)
6. Nyeri otot (14.8%)
7. Gangguan penciuman
8. Penurunan pengecapan
9. Mual/ muntah/ nyeri perut (5.0%)
10.Diarrhea (3.7%)
11.Lemas (38.1%)

Report of the WHO-China Joint Mission on Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). WHO. 2020. who-china-joint-mission-on-covid-19---final-report-1100hr-28feb2020-11mar-update.pdf. (Accessed 6 June 2020)
14,8-53% pasien mengalami
gangguan fungsi hati

Dari 417 pasien:


76,3% abnormal liver test
21,5% liver injury selama rawat inap
Gejala Pada Organ Lain
Otak • Stroke, kejang, inflamasi otak
Mata • Konjungtivitis, inflamasi kornea
Hidung • Anosmia
• Pembekuan darah, vasokonstriksi pembuluh
Kardiovaskular
darah
Hati • Peningkatan enzim hati
Intestinal • Diare
Ginjal • AKI, proteinuria
• GBS, ensefalitis, kejang, halusinasi, gangguan
Neurologis
kesadaran
Happy Hypoxia
Penurunan kadar oksigen dalam
darah, tetapi pasien tidak terlihat
mengalami sesak napas.
Pemeriksaan Penunjang
Darah Perifer Lengkap/Darah Rutin Bilirubin total, direk, indirek
Leukopenia/normal, limfopenia, Kultur MO dengan resistensi
monositosis
Anti HIV
LED
Pencitraan:
Gula darah
Rontgen toraks AP/PA:
Ur, Cr menunjukkan gambaran
SGOT, SGPT pneumonia
Na, K, Cl CT Scan toraks : menunjukkan
Analisis gas darah gambaran opasitas ground-glass
Prokalsitonin (GGO)
PT, APTT EKG (pasien dengan hipertensi &
Waktu perdarahan
takikardi)
Gambaran radiologi

● Konsolidasi , tipikal, multifokal and bilateral


● bisa unilateral

● Efusi pleura jarang tapi bisa

● Foto toraks normal (50%) Pada 18 kasus pertama di

Singapura (from MOH Circular No. 50/2020)


● Foto toraks kurang sensitif dibanding CT:

ground-glass and consolidation jelas terlihat pada CT-


scan
Gambaran “tipikal: covid
Diagnosis
● WHO merekomendasikan pemeriksaan molekuler
untuk seluruh pasien yang terduga terinfeksi COVID- No Jenis Spesimen Positif (%)
19. 1 Bilasan 93 %
bronkoalveolar
● Metode yang dianjurkan adalah metode deteksi
2 Biopsi 46 %
molekuler/NAAT (Nucleic Acid Amplification Test), fibrobronkoskopi
seperti pemeriksaan RT-PCR. 3 Sputum 72 %
4 Swab nasal 63 %
5 Swab faring 32 %
6 Feses 29 %
7 Darah 1%
8 Urin 0%

Sumber: Wang W, Xu Y, Gao R, et al. Detection of SARS-CoV-2 in


Different Types of Clinical Specimens. JAMA. Published online March 11,
2020. doi:10.1001/jama.2020.3786

Kementrian Kesehatan RI. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (COVID-19) Revisi Ke-5. Juli 2020.
RT-PCR & Rapid Test

Rapid Test
● RT-PCR: Diagnosis Pasti COVID-19 (Gold False Positive :
Standard) - Kemungkinan bereaksi silang dengan
● Rapid Test Diagnostic (RDT) tidak dapat patogen-patogen lain seperti jenis-jenis
digunakan untuk diagnosis maupun skrining human coronavirus yang lain
(ditemukan pada kondisi lanjut) - Rheumatoid factor

● Rapid Test hanya untuk surveilans dan


kepentingan epidemiologi
False negative :
- Belum terbentuk antibodi saat
pengambilan sampel (masa inkubasi)
- Pasien immunocompromised (gangguan
pembentukan antibodi)
- Kadar antibodi di bawah deteksi alat
Definisi Kasus
SUSPEK PROBABLE TERKONFIRMASI
• Individu dengan ISPA dan • Kasus suspek dengan • Pasien dengan atau
riwayat perjalanan ke daerah ISPA
tanpa gejala DAN
transmisi lokal Berat/ARDS/Meninggal
• Individu dengan gejala ISPA dengan gambaran klinis hasil PCR POSITIF
.
DAN sesuai COVID19 DAN
• Riwayat kontak dengan kasus • Tidak ada hasil
konfirmasi pemeriksaan PCR
• Individu dengan ISPA Berat/ dengan alasan apapun
Pneumonia Berat tanpa
diketahui penyebabnya
.
Istilah PDP dan ODP diganti dengan Suspek
Istilah OTG diganti dengan Kasus Konfirmasi tanpa gejala
(asimtomatik)
Kontak Erat dan pelaku perjalanan - discarded
● Kontak tatap muka/berdekatan dengan kasus
Probable atau kasus Konfirmasi dalam radius
1 meter dan dalam jangka waktu ≥ 15 menit
● Sentuhan fisik langsung dengan kasus
Probable atau Konfirmasi
● Orang yang memberikan perawatan langsung
terhadap kasus Probable atau Konfirmasi
tanpa menggunakan APD yang sesuai standar
● Situasi lainnya yang mengindikasikan adanya
kontak berdasarkan penilaian risiko lokal yang
ditetapkan oleh tim penyelidikan epidemiologi
setempat

Kementrian Kesehatan RI. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (COVID-19) Revisi Ke-5. Juli 2020.
Tingkat Beratnya COVID-19
Tingkat beratnya Definisi %
kasus
Tanpa gejala Tidak ada gejala Variable
Ringan Gejala tidak spesifik: demam, batuk, nyeri 81%
(uncomplicated tenggorokan, kongesti hidung, malaise, sakit
ilness) kepala, nyeri otot.
Sedang Ada Pneumonia ringan (tanpa sesak napas)

Berat Ada Pneumonia , disertai dengan sesak 14%


napas/napas berat, frekuensi napas > 30x/menit,
saturasi < 93%, Rasio PaO2/FiO2 <300
Kritis Pasien dengan pneumonia disertai gagal napas, 5%
ARDS, syok sepsis dan/atau multiple organ
failure
Tatalaksana Pasien Terkonfirmasi COVID-19

1. PEMERIKSAAN PCR SWAB


● Swab H1 dan H2 untuk penegakan diagnosis. Bila H1 (+) tidak
perlu lagi pemeriksaan H2
● Pasien rawat inap PCR maksimal 3 kali pemeriksaan
● Kasus tanpa gejala, ringan dan sedang Tidak perlu dilakukan
pemeriksaan PCR untuk follow up. Follow up hanya untuk derajat berat
dan kritis.
● Kasus berat dan kritis follow up dilakukan setelah 10 hari
pengambilan swab yang positif

PROTOKOL TATALAKSANA COVID-19 Edisi 2 , Agustus 2020; PDPI-PAPDI-PERKI-PERDATIN-IDAI


Tatalaksana Pasien Terkonfirmasi COVID-19

Tanpa Gejala
● Isolasi Mandiri di rumah atau fasilitas publik yang telah dipersiapkan

pemerintah selama 10 hari sejak pengambilan spesimen


● Diberi edukasi apa yang harus dilakukan

● Vitamin C dosis 3x500 mg (untuk 14 hari)

● Obat-obatan suportif baik tradisional (Fitofarmaka) maupun

modern dapat dipertimbangkan untuk diberikan namun dengan


tetap memperhatikan perkembangan kondisi klinis pasien
● Pemantauan klinis di rumah atau fasilitas publik, kontrol di FKTP

setelah 10 hari
PROTOKOL TATALAKSANA COVID-19 Edisi 2 , Agustus 2020; PDPI-PAPDI-PERKI-PERDATIN-IDAI
Tatalaksana Pasien Terkonfirmasi COVID-19

Derajat Ringan
● Isolasi Mandiri di rumah atau fasilitas publik yang telah dipersiapkan

pemerintah selama 10 hari sejak pengambilan spesimen


● Diberi edukasi apa yang harus dilakukan

● Farmakologis

● Vitamin C dosis 3x500 mg (untuk 14 hari)


● Azitromisin 1x500 mg selama 5 hari
● Salah satu antivirus :
- Oseltamivir 2x75 mg selama 5-7 hari; atau

- Lopinavir/ritonavir 2x400/100 mg selama 10 hari; atau

- Favipiravir 2x600 mg selama 5 hari

PROTOKOL TATALAKSANA COVID-19 Edisi 2 , Agustus 2020; PDPI-PAPDI-PERKI-PERDATIN-IDAI


Tatalaksana Pasien Terkonfirmasi COVID-19

Derajat Ringan
● Klorokuin fosfat 2x500 mg atau hidroksiklorokuin 1x400 mg
selama 5-7 hari
● Terapi simptomatis
● Obat-obatan suportif baik tradisional (Fitofarmaka) maupun
modern dapat dipertimbangkan untuk diberikan namun dengan
tetap memperhatikan perkembangan kondisi klinis pasien
● Pengobatan komorbid dan komplikasi

PROTOKOL TATALAKSANA COVID-19 Edisi 2 , Agustus 2020; PDPI-PAPDI-PERKI-PERDATIN-IDAI


Tatalaksana Pasien Terkonfirmasi COVID-19

Derajat Sedang
● Rujuk atau isolasi di RS di ruang perawatan COVID-19/RS Darurat COVID-

19
● Istirahat total, asupan kalori adekuat, status hidrasi dan terapi oksigen

● Pemantauan laboratorium darah perifer lengkap dengan hitung jenis, CRP,

fungsi ginjal, fungsi hati dan foto toraks berkala


● Farmakologis

● Vitamin C dosis 3x200-400 mg IV selama perawatan


● Azitromisin 1x500 mg selama 5 hari; atau levofloksasin 1x750 mg
● Klorokuin fosfat 2x500 mg atau hidroksiklorokuin 1x400 mg selama 5-7 hari

PROTOKOL TATALAKSANA COVID-19 Edisi 2 , Agustus 2020; PDPI-PAPDI-PERKI-PERDATIN-IDAI


Tatalaksana Pasien Terkonfirmasi COVID-19

Derajat Sedang
● Salah satu antivirus :
- Oseltamivir 2x75 mg selama 5-7 hari; atau

- Lopinavir/ritonavir 2x400/100 mg selama 10 hari; atau

- Favipiravir 2x600 mg selama 5 hari; atau

- Remdesivir 200 mg IV drip/3 jam dilanjutkan 1x100 mg IV

drip/3 jam selama 9-13 hari


● Antikoagulan LMWH /UFH
● Terapi simptomatis
● Pengobatan komorbid dan komplikasi

PROTOKOL TATALAKSANA COVID-19 Edisi 2 , Agustus 2020; PDPI-PAPDI-PERKI-PERDATIN-IDAI


Tatalaksana Pasien Terkonfirmasi COVID-19

Derajat Berat atau Kritis


● Rujuk atau isolasi di RS di ruang perawatan COVID-19/RS

Darurat COVID-19
● Istirahat total, asupan kalori adekuat, status hidrasi dan terapi

oksigen
● Pemantauan laboratorium darah perifer lengkap dengan hitung

jenis, CRP, fungsi ginjal, fungsi hati, hemostasis, LDH, D-dimer.


Foto toraks serial bila perburukan
● Monitor tanda-tanda berikut :

- RR ≥ 30x/min, SpO2 ≤ 93% dan PaO2/FiO2 ≤ 300 mmHg


- Peningkatan > 50% leter;ibatan area paru pada pencitraan
toraks dalam 24-48 jam PROTOKOL TATALAKSANA COVID-19 Edisi 2 , Agustus 2020; PDPI-PAPDI-PERKI-PERDATIN-IDAI
Tatalaksana Pasien Terkonfirmasi COVID-19

Derajat Berat atau Kritis


● Farmakologis

● Vitamin C dosis 3x200-400 mg IV selama perawatan


● Vitamin B1 1 ampul/24 jam/iV
● Azitromisin 1x500 mg selama 5 hari; atau levofloksasin 1x750
mg
● Klorokuin fosfat 2x500 mg atau hidroksiklorokuin 1x400 mg
selama 5-7 hari
● Bila diduga kuat sepsis yang disebabkan karena infeksi bakteri
Pilih Antibiotik yang sesuai.
PROTOKOL TATALAKSANA COVID-19 Edisi 2 , Agustus 2020; PDPI-PAPDI-PERKI-PERDATIN-IDAI
Tatalaksana Pasien Terkonfirmasi COVID-19
Derajat Berat atau Kritis
● Salah satu antivirus :
- Oseltamivir 2x75 mg selama 5-7 hari; atau

- Lopinavir/ritonavir 2x400/100 mg selama 10 hari; atau

- Favipiravir 2x600 mg selama 5 hari; atau

- Remdesivir 200 mg IV drip/3 jam dilanjutkan 1x100 mg IV drip/3

jam selama 9-13 hari


● Antikoagulan LMWH /UFH
● Deksametason 6mg/24 jam selama 10 hari
● Terapi simptomatis
● Pengobatan komorbid dan komplikasi
● Bila terjadi syok tatalaksana syok sesuai pedoman
Tatalaksana Pasien Terkonfirmasi COVID-19

● Regimen pengobatan sesuai tabel berikut :


No. Obat I Obat 2 Obat 3 Obat 4
1. Azitromisin atau Klorokuin atau Oseltamivir Vitamin
Levofloksasin Hidroksiklorokuin
2. Azitromisin atau Klorokuin atau Favipiravir Vitamin
Levofloksasin Hidroksiklorokuin
3. Azitromisin atau Klorokuin atau Lopinavir + Ritonavir Vitamin
Levofloksasin Hidroksiklorokuin
4. Azitromisin atau Klorokuin atau Remdesivir Vitamin
Levofloksasin Hidroksiklorokuin

* Pilihan obat disesuaikan dengan ketersediaan FASYANKES

PROTOKOL TATALAKSANA COVID-19 Edisi 2 , Agustus 2020; PDPI-PAPDI-PERKI-PERDATIN-IDAI


Evaluasi Akhir Status Klinis
COVID-19
Selesai Isolasi
Derajat Definisi Selesai Isolasi
COVID
Tanpa Gejala Tidak dilakukan follow up RT-PCR. Selesai isolasi mandiri
selama 10 hari sejak terkonfirmasi
Ringan Tidak dilakukan follow up RT-PCR. Selesai isolasi selama 10
Sedang hari sejak tanggal onset tambah minimal 3 hari tidak bergejala
demam dan ganguan pernapasan
Berat • Follow up RT-PCR 1x negatif tambah minimal 3 hari tidak
Kritis bergejala demam dan ganguan pernapasan
• Follow up RT-PCR tidak dapat dilakukan, Selesai isolasi bila
sudah menjalani isolasi selama 10 hari sejak tanggal onset
tambah minimal 3 hari tidak bergejala demam dan ganguan
pernapasanPEDOMAN
alihPENCEGAHAN
rawat non isolasi atau
DAN PENGENDALIAN rawat
COVID-19 jalan
Revisi 5 , JULI 2020; KEMENKES RI
Evaluasi Akhir Status Klinis
COVID-19
Alih Rawat Non Isolasi

● Bila pasien sudah selesai isolasi namun masih memerlukan


perawatan lanjutan karena komorbid, koinsidens dan komplikasi

Sembuh
• Bila pasien sudah selesai isolasi pada semua derajat COVID
sesuai penilaian DPJP
• Bila follow up RT-PCR persisten positif berdasarkan penilaian
oleh DPJP
PEDOMAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN COVID-19 Revisi 5 , JULI 2020; KEMENKES RI
Evaluasi Akhir Status Klinis
COVID-19
Pemulangan Pasien

• Bila memenuhi kriteria isolasi dan kriteria klinis berikut :


- Klinis, radiologis dan laboratorium perbaikan
- Tidak ada tindakan/perawatan lanjutan yang dibutuhkan

Meninggal
• Meninggal di RS selama perawatan COVID
Konfirmasi atau probable pemulasaran sesuai tatalaksana COVID
• Meninggal di luar RS / Death on Arrival (DOA)
Bila (+) kontak erat dengan orang/pasien COVID pemulasaran sesuai
tatalaksana COVID
PEDOMAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN COVID-19 Revisi 5 , JULI 2020; KEMENKES RI
Terapi Tambahan pada COVID-19

Plasma convalescent therapy

Inhibitor IL-6 (Tocilizumab, Sarilumab, Siltuximab)

Human immunoglobulin (IVIG)

Inhibitor IL-1 (Anakinra)

Interferon

Stem cell therapy

Janus kinase inhibitor (baricitinib)

Imunomodulator lainnya
PROTOKOL TATALAKSANA COVID-19 Edisi 2 , Agustus 2020; PDPI-PAPDI-PERKI-PERDATIN-IDAI
Perkembangan Terapi COVID-19
● Terdapat beberapa opsi untuk terapi :
Beberapa pilihan terapi lain
○ Azitromisin (Host Modifiers/Immune-Based
Therapy):
○ Klorokuin fosfat / Hidroksiklorokuin

○ Antivirus : • Stem cell therapy


• Plasma convalescent therapy
■ Oseltamivir • Inhibitor IL-6 (Tocilizumab,
Sarilumab, Siltuximab)
■ Favipiravir • Inhibitor IL-1 (Anakinra)
• Interferon
■ Kombinasi Lopinavir + Ritonavir, • Human immunoglobulin
• Imunomodulator lainnya
■ Remdesivir • Steroid

Therapeutic Options Under Investigation [Internet]. 2020 [cited 24 July 2020]. Available from: https://www.covid19treatmentguidelines.nih.gov/therapeutic-options-under-investigation/
PROTOKOL TERAPI
RDSC WISMA ATLET
KEMAYORAN

5
0
Protokol terapi RSDCWA
● Jika pasien tidak ada keluhan maka diberikan th/. Antioksidan,
imunomodulator, multivitamin (minimal 2 kombinasi)
● Keluhan ringan :
- Oseltamivir 2x75mg selama 7 hari
- Chloroquine 2x500mg selama 7 hari / HIDROKSIKLOOKUIN 2X400 mg
- Azitromicin 1x500mg selama 5 hari (dapat digantikan dengan levo selama
5 hari)
- Imunomodulator + multivit (asetylsistein dosis tinggi, astaxantin,
echinacea,zinc, algas calcarae, vitamin D, vit C, dll)
- Th/. Untuk simtomatis lainnya
51 - Isolasi mandiri (dengan syarat)
Protokol therapi di RSDCWA
● Keluhan sedang • Keluhan berat : rujuk
- Perawatan di ruang HCU • Kritis : Rujuk
- Pneumonia berat dirawat di ruang HCU/ICU
- Th/. Yang diberikan sesuai DPJP
- Oseltamivir 2x75mg selama 7 hari
- Chloroquine 2x500mg selama 7 hari
- Azitromicin 1x500mg selama 5 hari (dapat digantikan dengan levo selama 5
hari)
- Vit.C 1x1000mg atau 2x500mg
- Imunomodulator + multivit (asetylsistein dosis tinggi, astaxantin,
echinacea,zinc, algas calcarae, vitamin D, vit C, dll)
52 - Th/. Untuk simtomatis lainnya
Th/. Pilihan-1 Paket Covid-19
*kombinasi

1. AZYTHROMYCIN
• Dosis: 1 x 500mg, selama 5 hari
• ESO: Tuli, pandangan kabur, aritmia, gangguan pencernaan: mual, muntah, nyeri
ulu hati
2. LEVOFLOXACIN (Alternatif pilihan selain Azythromycin)
• Dosis: 1 x 750mg, selama 5&7 hari
• ESO: Reaksi alergi, gangguan pencernaan: mual, muntah, nyeri ulu hati,
mempercepat penutupan lempeng epifisis, teratogenik
53
Th/. Pilihan-1 Paket Covid-19
*kombinasi

3. HYDROXYCHLOROQUINE / KLOROKUIN
• Dosis: 2 x 200mg, selama 7 hari – klorokuin 2 X 500 mg
• ESO: Gangguan irama jantung, telinga berdenging, perubahan mood, gangguan
pencernaan: mual, muntah, nyeri ulu hati
4. OSELTAMIVIR
• Dosis: 2 x 75 mg, selama 7 hari
• ESO: Gangguan irama jantung, pusing, gangguan pencernaan: mual, muntah, nyeri ulu
hati
54
Th/. Pilihan-2
1. AVIGAN *Dirawat di ruang isolasi 2

• Dosis: Hari 1: 2x1600mg; Hari ke 2-7: 2x 600 mg


• ESO: Laki-laki: >50thn, impoten; Perempuan: di atas masa subur, tidak rencana &
kondisi hamil, tidak menyusui, teratogenik.

2. ALUVIA
• Dosis: 2x2 tablet selama 7 hari
• ESO: lebih ringan (mirip Oseltamivir), mual, muntah, alergi

3. REMDESIVIR
• Dosis: Hari 1: 1x200mg (diberi drip); Hari 2-10: 1x100 mg (diberi drip)

4. NAC SISTEIN (Bisa diberikan secara kombinasi dengan No.1,2,3)


• 1 X5 gram NAC/hari (diberi drip di HCU), lalu pasien dikembalikan ke ruang ranap
diberi
55
selama 3-5 hari.
manajemen klinis berdasarkan kriteria kasus
SUSPEK

KONFIRMASI

Follow up PCR 1x negative *

Follow up PCR 1x negative*


* Sesuai assesmen DPJP

56
KRITERIA PULANG APS

1. Setelah diedukasi, pasien tetap bersikeras untuk APS


2. Lingkungan menerima (dengan menyertakan surat penerimaan
lingkungan RT RW) (discharge planning RSDC WA)
3. Pasien pulang HARUS dijemput keluarga dan menggunakan
kendaraan yang direkomendasikan RSDC WA atau menggunakan
kendaraan pribadi, dan tidak menggunakan kendaraan umum
(transportasi umum)
4. Untuk pasien yang akan APS dengan domisili luar kota, surat
keterangan keluar daerah yang dikeluarkan oleh Sekretariat RSDC
WA
61
Syarat Isolasi Mandiri
• Memiliki fasilitas yang memadai di rumah
• Diawasi oleh keluarga dan masyarakat
• Memungkinkan untuk dikontrol oleh FKTP
• Disiplin untuk mengikuti protokol isolasi mandiri
• Tidak ada komorbid
• Diterima oleh lingkungan

62
Referensi
● KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/413/2020
TENTANG PEDOMAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN CORONAVIRUS DISEASE 2019 (COVID-
19) 13 JULI 2020 / Pedoman Tatalaksana Covid-19 REVISI 5-
● https://www.healio.com/news/infectious-disease/20200709/hcv-drugs-sofosbuvir-daclatasvir-show-promise-
as-potential-covid19-treatment
● https://www.telegraph.co.uk/global-health/science-and-disease/cheap-widely-available-hep-c-drug-shown-
reduce-death-rate-covid/
● https://klikpdpi.com/bukupdpi/protokol-covid-19-pdpi/
● Protokol Tatalaksana COVID-19 dari 5 Organisasi Profesi.
https://klikpdpi.com/bukupdpi/protokol-tatalaksana-covid-19
● Informatorium obat COVID-19 di Indonesia dari BP-POM
http://online.flipbuilder.com/tbog/infi/mobile/index.html
● Pedoman Tatalaksana COVID-19 Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan COVID19 dan
Kementerian Kesehatan RI https://covid19.go.id/p/protokol/pedoman-tatalaksana-covid-19
● https://covid19.kemkes.go.id/protokol-covid-19/protokol-penanganan-covid-19
A GREAT TEAM AGAINTS COVID-19

Anda mungkin juga menyukai