Anda di halaman 1dari 11

BAB II

DASAR- DASAR PERILAKU INDIVIDU

A. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah


Mengetahui konsep perilaku organisasi, serta dasar-dasar perilaku individu dan
kelompok.
B. Sub Capaian Pembelajaran Mata Kuliah
Mengetahui dasar-dasar perilaku individu.
C. Waktu
 Kegiatan belajar dengan tatap muka 3 x 50 menit/ minggu
 Kegiatan belajar dengan penugasan terstruktur 3 x 50 menit/ minggu
 Kegiatan belajar mandiri 3 x 60 menit/ minggu
D. Materi Pembelajaran
 Karakteristik biografis.
 Tipe Kemampuan Individu.
 Pendekatan perilaku individu.
 Pengertian Kepribadian dan Nilai.
 Faktor -Faktor penentu Kepribadian.
 Kepribadian dan Pembelajaran.
 Nilai-nilai internasional.

Karakteristik Biografis
Karakteristik biografis adalah karakteristik pribadi seperti usia, jenis kelamin, s
tatus perkawinan, dan masa kerja, yang diperoleh dari data pribadi. Setiap individu
memiliki karakteristik yang menentukan terhadap sikap dan perilaku, yang pada akhi
rnya akan mempengaruhi perilaku individu tersebut di dalam organisasi.
1) Usia
Usia sangat berpengaruh terhadap karakteristik individu. Perbedaan usia akan m
embedakan seberapa besar produktivitas individu tersebut dalam melakukan akti
vitas. Semakin tua usia individu maka produktivitas individu tersebut akan semaki
n menurun. Usia banyak mempengaruhi dalam individu seperti terhadap produkti
vitas, dan kepuasan kerja.
a) Pengaruh Usia Terhadap Produktivitas
Sebagian orang berasumsi bahwa semakin bertambahnya usia maka produkti
vitas akan menurun, namun ada pendapat lain yang menyatakan bahwa antar
a usia dan kinerja tidak berhubungan, dikarenakan dengan bertambahnya usi
a maka akan bertambah pula pengalamannya.
b) Pengaruh Usia Terhadap Kepuasan Kerja
Pada beberapa penelitian, terdapat hasil yang menyatakan hubungan positif a
ntara bertambahnya usia dengan kepuasan kerja sampai pada umur 60 tahun
Namun sebagian penelitian dilakukan pemisahan antara karyawan profesion
al dengan non-profesional, dimana karyawan profesional kepuasan kerjanya
akan cenderung meningkat seiring bertambahnya usia, sedangkan karyawan
non-profesional kepuasan kerjanya cenderung merosot selama usia setengah
baya dan kemudian naik lagi pada tahun-tahun berikutnya.
2) Jenis Kelamin
Tidak ada perbedaan yang yang signifikan antara pria dan wanita dari segi produ
ktivitas, kecuali jika dikaitkan dengan tingkat keabsenan. Hal ini dikarenakan wan
ita memiliki tanggung jawab yang lebih banyak daripada pria.
3) Status Perkawinan
Tidak terdapat hubungan antara status perkawinan dengan produktivitas, namun
hasil riset menunjukkan bahwa karyawan yang telah menikah mempunyai tingkat
pengunduran diri yang rendah, tingkat keabsenan yang rendah dan lebih puas de
ngan pekerjaannya dibanding rekan sejawat yang belum menikah, hal ini dapat di
kaitkan dengan status perkawinan yang menuntut suatu tanggung jawab lebih b
esar.
4) Masa Kerja
Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa karyawan yang lebih lama bekerja (se
nior) akan lebih produktif dari pada yang junior.
 Masa kerja dengan produktivitas menunjukkan hubungan yang positif.
 Masa kerja dengan keabsenan menunjukkan hubungan yang negatif.
 Masa kerja dengan tingkat pengunduran diri (turnover) menunjukkan hubunga
n yang negatif.
 Masa kerja dan kepuasan kerja menunjukkan hubungan positif.
Tipe Kemampuan Individu
Kemampuan merupakan serangkaian kualitas yang dimiliki seorang individu u
ntuk mengerjakan berbagai tugas (Robbins, 2001). Ada dua jenis kemampuan, yaitu
kemampuan intelektual dan kemampuan fisik.
1) Kemampuan Intelektual
Kemampuan intelektual merupakan kemampuan yang diperlukan untuk melakuk
an atau menjalankan kegiatan mental. Terdapat 7 (tujuh) dimensi yang membent
uk kemampuan intelektual, yakni:
 Kecerdasan numerik adalah kemampuan berhitung dengan cepat dan tepat,
 Pemahaman verbal, yaitu kemampuan memahami apa yang dibaca atau didie
ngar,
 Kecepatan perseptual, yaitu kemampuan mengenal kemiripan dan perbedaan
visual dengan cepat dan tepat,
 Penalaran induktif adalah kemampuan mengenal suatu urutan logis dalam sat
u masalah dan pemecahannya,
 Penalaran deduktif adalah kemampuan menggunakan logika dan menilai impl
ikasi dari suatu argument,
 Visualisasi ruang, yaitu kemampuan membayangkan bagaimana suatu obyek
akan tampak seandainya posisi dalam ruang diubah,
 Ingatan, yaitu kemampuan menahan dan mengenang kembali pengalaman m
asa lalu.
2) Kemampuan Fisik
Kemampuan fisik merupakan kemampuan untuk melakukan tugas-tugas yang m
enuntut daya stamina, kecekatan dan keterampilan. Beberapa penelitian telah be
rhasil mengidentifikasi sembilan kemampuan dasar yang tercakup dalam kinerja
dari tugas-tugas fisik, yaitu:
 Kekuatan dinamis,
 Kekuatan tubuh,
 Kekuatan statis,
 Kekuatan eksplosif,
 Fleksibilitas luas,
 Fleksibilitas dinamis,
 Koordinasi tubuh,
 Keseimbangan,
 Stamina.

Setiap individu memiliki kemampuan dasar tersebut dengan tingkatan yang b


erbeda-beda. Kemampuan intelektual berperanan besar dalam pekerjaan yang rumit,
sedangkan kemampuan fisik hanya menguras kapabilitas fisik.

Pendekatan Dalam Memahami Perilaku Individu


Menurut teori kepribadian Freud, kepribadian manusia tidak hanya terdiri dari
satu aspek. Freud menyatakan bahwa kepribadian seseorang terdiri dari tiga aspek,
id, ego, dan superego yang berkembang dalam setiap tahapan kehidupan manusia.

Id, Ego, dan Superego

Id merupakan komponen primitive dari sebuah kepribadian. Terdiri dari semu


a hal yang berkaitan dengan keturunan, telah ada sejak lahir. Id merupakan bagian d
iri kita yang impulsive dan dikontrol oleh alam bawah sadar, yang akan merespon se
cara langsung jika ada rangsangan. Kepribadian bayi yang baru lahir adalah id, setel
ahnya baru ia akan membangun ego dan superego. Id bekaitan dengan proses berfi
kir, yang berorientasi promitif, dan tidak logis.
Ego merupakan bagian dari id yang telah dimodifikasi karena pengaruh dunia
luar. Ego berkembang sebagai jembatan atas id yang tidak realistis dengan dunia lu
ar yang nyata. Ego bekerja berdasarkan logika, sedangkan id tidak logis. Ego berkait
an dengan proses berfikir sekunder, yang lebih rasional dan realistis, serta mengara
h ke pemecahan masalah (problem-solving).
Superego mencakup nilai-nilai moral dalam masyarakat yang dipelajari dari or
angtua dan lingkungan. Fungsi superego adalah untuk mengontrol id, terlebih hal-hal
yang dilarang oleh norma-norma di masyarakat. Superego juga berfungsi membujuk
ego untuk membangun tujuan yang moralistik, tidak hanya tujuan yang realistic.
Dalam memahami perilaku individu terdapat pendekatan yang dapat digunaka
n, yang dikelompokan menjadi tiga, yaitu:
1. Pendekatan kognitif
Menyatakan bahwa suatu perilaku individu yang timul akibat adanya suatu rangs
angan.
2. Pendekatan penguatan
Menyatakan bahwa perilaku individu yang dipengaruhi oleh gerakan refleks yang
digerakan oleh sistem saraf kita.
3. Pendekatan psikoanalisis
Menyatakan bahwa perilaku individu dipengaruhi oleh kepribadiannya.

Faktor-faktor Penentu Kepribadian


Para psikolog mendefinisikan kepribadian sebagai suatu konsep dinamis yan
g mendeskripsikan pertumbuhan dan perkembangan sistem psikologis seseorang. D
efinisi kepribadian yang paling sering digunakan dibuat oleh Gordon Allport hampir 7
0 tahun yang lalu. Ia mengatakan bahwa kepribadian adalah “organisasi dinamis dal
am suatu sistem psikofisiologis individu yang menentukan caranya untuk menyesuai
kan diri secara unik terhadap lingkungannya.” Kepribadian juga dapat diartikan kesel
uruhan cara dimana seorang individu bereaksi dan berinteraksi. Kepribadian paling s
ering dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan oleh seseor
ang.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kepribadian seseorang menurut Ro
bbins disebutkan ada tiga, yaitu:
1) Faktor Keturunan
Keturunan merujuk pada faktor genetis seorang individu. Bentuk fisik, gender, te
mperamen, komposisi otot dan refleks, tingkat energi dan irama biologis adalah k
arakteristik yang dipengaruhi oleh siapa orang tua. Hal-hal tersebut mencakup ko
mposisi biologis dan psikologis bawaan mereka.
2) Faktor Lingkungan
Faktor lain yang memiliki pengaruh cukup besar terhadap pembentukan karakter
kita adalah lingkungan dimana kita tumbuh dan dibesarkan. Hal ini mencakup nor
ma dalam keluarga, teman-teman, dan kelompok sosial serta pengaruh-pengaru
h lain yang kita alami. Faktor-faktor lingkungan ini memiliki peran dalam memben
tuk kepribadian kita.
3) Faktor Situasi
Kepribadian sesorang yang banyak ditentukan oleh bawaan lahir, lingkungan yan
g relatif stabil, akan dapat berubah karena adanya kondisi situasi tertentu yang b
erubah.

Robbins (2001) mencatat 16 ciri-ciri kepribadian sebagai sumber perilaku yait


u sebagai berikut:
a) Pendiam vs Ramah
b) Kurang Cerdas vs Cerdas
c) Emosi Labil vs Emosi Stabil
d) Mengalah vs Dominan
e) Serius vs Senang-Senang
f) Kompromis vs Hati-Hati
g) Malu-Malu vs Petualang
h) Keras Hati vs Peka
i) Percaya vs Curiga
j) Praktis vs Imajinatif
k) Terus terang vs Lihai
l) Percaya Diri vs Takut-takut
m) Konservatif vs Suka bereksperimen
n) Bergantung Kelompok vs Mandiri
o) Tak Terkendali vs Terkendali
p) Santai vs Tegang
Kepribadian, Pembelajaran dan Nilai-nilai
Kepribadian (personality) merupakan keseluruhan cara yang ditempuh saat s
eseorang bereaksi dan berinteraksi dengan orang lain. Seperti yang sudah dibahas
di atas, kepribadian seseorang ditentukan oleh faktor keturunan dan lingkungan. Str
uktur kepribadian digambarkan dengan mengidentifikasi dan menamai karakteristik
(personality traits) yang menetap pada individu. Klasifikasi tipe kepribadian oleh par
a pakar psikologi, dapat dilihat sebagai berikut:
1) Problem-Solving Style / The Myers-Briggs Type Indicator
Gaya pemecahan masalah mencerminkan cara seseorang dalam mengumpulkan
dan mengevaluasi informasi dalam pemecahan masalah dan pengambilan keput
usan. Pengumpulan Informasi mencakup cara mendapatkan dan mengatur data i
nformasi. Sensation-type lebih menyukai rutinitas, keteraturan, dan menekankan
detil dalam pengumpulan informasi. Intuitive-type lebih menyukai gambaran besa
r, perihal non-rutin, dan mencari peluang dibanding fakta. Evaluasi mencakup per
timbangan dalam menggunakan informasi yang telah dikumpulkan. Feeling-type
berorientasi pada keselaran dan penyesuaian terhadap orang lain. Thinking-type
menggunakan alasan dan intelegensi untuk menangani masalah.
Kedua dimensi ini menentukan 4 bentuk dasar gaya pemecahan masalah. Hasil
dari konsep ini dikembangkan secara lebih luas oleh Myers-Briggs Type Indicator
yang menambahkan dua dimensi baru, yaitu Extraverted atau Introverted. Tipe e
xtrovert cenderung menyukai aktivitas luar, bersosial, dan tegas, sedangkan tipe i
ntrovert lebih pendiam dan pemalu.
2) The Big Five Personality Model
Menurut teori ini, terdapat lima dimensi karakteristik yang mendasari beragam ka
rakteristik lainnya. Dan kombinasi dari ke lima dimensi ini mampu meliputi berbag
ai variasi dalam kepribadian manusia. Ke lima dimensi tersebut:
a) Extraversion
b) Agreeableness
c) Conscientiousness
d) Emotional Stability
e) Openness to Experience

Selain MBTI, ada Hipocrates yang membagi kepribadian menjadi 4 kelompok besar
berdasarkan aspek biologis, yaitu:
1) Empedu kuning (choleris),
2) Empedu hitam (melankolis),
3) Cairan lendir (flegmatis) dan
4) Darah (sanguinis).

Penjelasan dari keempat tipe kepribadian tersebut adalah sebagai berikut:


a) Sanguinis
Orang dengan kepribadian sanguinis adalah orang yang gembira, yang senang h
atinya, mudah untuk membuat orang tertawa, dan bisa memberi semangat pada
orang lain. Tapi kelemahannya adalah dia cenderung impulsive, yaitu orang yang
bertindak sesuai emosi atau keinginannya.
b) Plegmatik
Orang dengan kepribadian plegmatis adalah orang yang cenderung tenang, dari l
uar cenderung tidak beremosi, tidak menampakkan perasaan sedih atau senang.
Naik turun emosinya itu tidak nampak dengan jelas. Orang ini memang cenderun
g bisa menguasai dirinya dengan cukup baik, ia introspektif sekali, memikirkan ke
dalam, bisa melihat, menatap dan memikirkan masalah-masalah yang terjadi di s
ekitarnya. Kelemahan orang plegmatis adalah ia cenderung mencari jalan pintas
yang paling mudah.
c) Melankolik
Orang dengan kepribadian melankolis adalah orang yang terobsesi dengan karya
yang paling bagus, yang paling sempurna dan dia memang adalah seseorang ya
ng mengerti estetika keindahan hidup ini. Perasaannya sangat kuat dan sangat s
ensitive. Kita bisa menyimpulkan bahwa cukup banyak seniman yang berkepriba
dian melankolik. Kelemahan orang melankolik, ia mudah sekali dikuasai oleh per
asaan dan cukup sering perasaan yang mendasari hidupnya sehari-hari adalah p
erasaan murung.
d) Kolerik.
Orang dengan kepribadian koleris adalah seseorang yang dikatakan berorientasi
pada pekerjaan dan tugas. Dia adalah seseorang yang mempunyai disiplin kerja
yang sangat tinggi. Kelebihannya adalah dia bisa melaksanakan tugas dengan b
ertanggung jawab. Kelemahan orang yang berciri kolerik adalah kurangnya kema
mpuan untuk bisa merasakan perasaan orang lain (empati).
Proses Pembelajaran (Learning Process)
Merupakan setiap perubahan yang relatif permanen dari perilaku yang terjadi
sebagai hasil pengalaman. Fungsi pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut:
1) Sebagai alat untuk memotivasi karyawan mengendalikan perilakunya.
2) Sebagai fungsi untuk menunjuk pada segi-segi yang memungkinkan terjadinya pr
oses belajar dan perubahan-perubahan diri seseorang.
3) Sebagai proses keterlibatan mental, emosi dan fisik seseorang dalam mengasimi
lasi dan mengakomodir pengetahuan, keterampilan, dan perilaku.
4) Sebagai hasil kenampakan, sifat dan pola pengalaman tingkah laku individu
5) Sebagai stimulusyang dikondisikan atau yang tidak dikondisikan yang diharapkan
melahirkan outcometertentu (perubahan perilaku)

Nilai-nilai (Values)
Nilai-nilai merupakan suatu bentuk keyakinan dari pribadi dan sosial, bahwa s
uatu cara bertindak atau hasil akhir lebih baik dibanding cara bertindak atau hasil ak
hir lainnya. Nilai menjadi landasan dalam memahami motivasi (motivation), sikap (att
itudes), dan persepsi (perception) seseorang. Saat memasuki sebuah kelompok ata
u organisasi, ada gagasan mengenai apa yang sepatutnya dan tidak sepatutnya dila
kukan (right and wrong). Sebagai akibatnya nilai mengaburkan objektivitas dan rasio
nalitas, mempengaruhi sikap seseorang.
1) Rokeach Value Survey
Digunakan untuk mengidentifikasi nilai yang diemban seseorang. Survei ini terdiri
dari 2 set nilai, masing-masing berisi 18 item. Satu set disebut sebagai nilai akhir
(terminal values), yang merujuk pada kondisi akhir. Satu set lagi disebut sebagai
nilai instrument (instrumental values), yang merujuk pada cara untuk mencapai k
ondisi akhir.
2) Kelompok Kerja Kontemporer (Contemporary Work Cohort)
Teori ini mengelompokkan nilai-nilai dalam bekerja menurut generasi atau angkat
an kerja. Perubahan nilai terus terjadi dari satu angkatan ke angkatan berikutnya.
Namun tidak memastikan bahwa setiap orang pasti memiliki nilai yang sama den
gan angkatan kerjanya. Dan nilai angkatan kerja di satu negara dapat berbeda d
engan negara lain. Angkatan kerja yang ada dalam situasi kerja saat ini:
 Baby Boomers
 Generation X
 Generation Y

Nilai-nilai Internasional
Geert Hofstede mengembangkan kerangka untuk menganalisa variasi budaya
di tiap negara. Kerangka ini terdiri dari 5 dimensi nilai, yaitu:
1) Power Distance
Menggambarkan derajat seseorang menerima distribusi perbedaan kekuasaan.
Rating tinggi berarti ada perbedaan wewenang dan kuasa yang tinggi antar atasa
n dan bawahan. Budaya ini kurang menolerir kesetaraan. Begitu juga sebaliknya.
2) Individualism vs Collectivism
Menggambarkan taraf seseorang bertindak sebagai individu dibanding sebagai a
nggota kelompok.
3) Masculinity vs Femininity
Menggambarkan taraf sebuah budaya menghargai aspek pencapaian, kuasa, ke
ndali, dan wanita-pria dipandang memiliki peran terpiah.
4) Uncertainty Avoidance
Derajat sebuah negara mengutamakan situasi yang terstruktur, menghindari keti
dakpastian dan ambigu, dan memiliki banyak aturan atau hukum.

Long-term vs Short-term
Orang-orang jenis long-term cenderung melihat masa depan dan menghargai keteku
nan dan kegigihan. Orang-orang jenis short-term lebih menerima perubahan dan kur
ang kurang mengacuhkan komitmen.

Pengaruh Tipologi Kepribadian Terhadap Pekerjaan


Menghubungkan Kepribadian dan Nilai Individu dengan Situasi Kerja
Agar dapat bekerja optimal, organisasi perlu mencocokkan kepribadian dan ni
lai individu pada pekerjaan tertentu. Namun jika lingkungan bersifat dinamis, karyaw
an dituntut agar lebih fleksibel, siap berpindah tugas atau tim. Sehingga perlu menco
cokkan kepribadian dan nilai individu pada budaya organisasi.
Kecocokan Individu dan Pekerjaan (Personality-Job Fit) oleh John Holland
Teori ini berpendapat bahwa kepuasan kerja tinggi dan tingkat keluar rendah
saat karyawan sesuai dengan pekerjaannya. Teori ini mengusulkan enam tipe keprib
adian, beserta karakteristik masing-masing dan contoh pekerjaan yang sesuai.

Kecocokan Individu dan Organisasi (Person-Organization Fit)


Teori ini berpendapat seseorang akan tertarik dan diseleksi oleh organisasi ya
ng memiliki kesamaan nilai-nilai. Seorang yang tinggi dalam extraversion akan cocok
dengan budaya agresif dan berorientasi tim. Seorang yang tinggi dalam agreeablen
ess akan cocok dengan lingkungan kerja yang suportif. Dan seorang tinggi dalam op
enness akan cocok dengan organisasi yang menekankan inovasi.

SOAL LATIHAN

1. Bagaimana tipe kemampuan individu dapat mempengaruhi pekerjaan


seseorang?
2. Menurut Anda, apakah yang paling besar pengaruhnya terhadap kepribadian
seseorang, dan mengapa?
3. Tipe kepribadian yang manakah Anda? Apa alasannya?

Anda mungkin juga menyukai