Anda di halaman 1dari 9

BAB V

PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN

 Capaian Pembelajaran Mata Kuliah


Menjelaskan tentang higiene industri dan kesehatan kerja, ergonomi dan
perancangan kerja, pencegahan kebakaran dan tanggap darurat di rumah sakit.
 Sub Capaian Pembelajaran Mata Kuliah
Menjelaskan dan menjawab pertanyaan tentang higiene industri dan kesehatan
kerja, ergonomi dan perancangan kerja, pencegahan kebakaran dan tanggap
darurat di rumah sakit.
 Waktu
 Kegiatan belajar dengan tatap muka 3 x 50 menit/ minggu
 Kegiatan belajar dengan penugasan terstruktur 3 x 50 menit/ minggu
 Kegiatan belajar mandiri 3 x 60 menit/ minggu
 Materi Pembelajaran
Pencegahan dan penanggulangan kebakaran.

A. Pengertian Bencana Kebakaran


Bencana kebakaran adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam
dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan
baik oleh kelalaian manusia maupun faktor lain. Bencana kebakaran dapat
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian
harta benda serta dampak psikologis.
Api adalah reaksi kimia dari beberapa elemen yang mengalami reaksi
pembakaran dan menghasilkan panas, cahaya, dan hasil reaksi kimia lainnya.
Beberapa elemen inilah yang nantinya akan dibahas pada segitiga api.
Segitiga api adalah elemen-elemen pembentuk api yang dirangkai dalam suatu
segitiga yang menggambarkan proses terjadinya api. Elemen- elemen tersebut
jika bersatu dan dalam porsi tertentu maka akan menimbulkan reaksi kimia dan
menghasilkan api.
Elemen-elemen Segitiga Api
Elemen-elemen dalam segitiga api yang merupakan elemen pembentuk api
yaitu:

Bahan Bakar
Bahan bakar yang dimaksud adalah bahan-bahan yang mudah bereaksi dengan
reaksi pembakaran atau bahan mudah terbakar. Bahan tersebut dapat berupa:
 Zat padat: zat padat mudah terbakar contohya kertas, sampah kering, kayu,
kain, dan lain-lain.
 Zat cair: zat cair mudah terbakar contohnya minyak tanah, bensin, spirtus,
alkohol, dan lain-lain.
 Zat gas: zat gas mudah terbakar contohnya karbit, LPG, dan LNG.

Ketiga bahan-bahan tersebut tentunya sudah tidak asing karena sering kita
jumpai di kegiatan sehari-hari. Untuk itu penggunaan bahan-bahan mudah
terbakar sebaiknya dijauhkan dari sumber panas atau api.

Sumber Panas
Sumber panas merupakan salah satu unsur terbentuknya api. Contoh sumber
panas yaitu:
 Faktor alam: seperti petir atau panas dari gunung berapi
 Energi panas listrik: panas listrik dapat timbul dari arus pendek, konsleting,
percikan api karena listrik, pemanasan dielektrik seperti pada microwave
(gelombang mikro), dan listrik statis.
 Energi panas mekanis: panas mekanis dapat terjadi karena adanya gesekan
atau
 Energi panas kimia: contoh dari energi panas kimia yaitu reaksi panas
pembakaran, panas akibat dekomposisi, panas larutan, dan pemanasan
spontan.
 Energi panas nuklir
 Energi panas matahari

Oksigen
Di dalam udara yang kita hirup terdapat bermacam-macam unsur seperti
nitrogen, argon, dan salah satunya adalah oksigen. Oksigen dengan kadar
minimum 16% dapat menjadi unsur penting pembentuk api. Sedangkan dalam
udara normal yang kita hirup terdapat kandungan 20% oksigen. Sehingga
pasokan oksigen idealnya sewaktu-waktu bisa mendukung terjadinya api.

Dari ketiga unsur tersebut akan terjadi reaksi kimia yang menyebabkan
timbulnya api. Jika salah satu unsur dihilangkan maka api dapat dipadamkan.
Dalam upaya pemadaman api Anda dapat menggunakan benda-benda di sekitar
seperti selimut, air, dan alat pemadam api.

Berhasilnya upaya pemadaman juga bergantung pada kesiapan individu dalam


penanganan kebakaran, untuk itu ketahui cara pemadaman api menggunakan
alat pemadam api agar Anda selalu siap sedia melawan si jago merah.

B. Klasifikasi Kelas Kebakaran


Ada beberapa jenis kebakaran yang diklasifikasikan berdasarkan bahan
penyebab kebakaran. Setiap alat pemadam api memiliki kriteria masing-masing
yang dibuat khusus untuk penanganan jenis kebakaran tertentu. Dengan
mengetahui kelas-kelas kebakaran tersebut tentunya akan membantu Anda
mengenali risiko yang mungkin terjadi sewaktu-waktu.

1) Klasifikasi Kebakaran Kelas A


Kebakaran kelas A adalah kebakaran yang disebabkan oleh benda padat
yang mudah terbakar seperti kayu, kain, kertas, atau plastik.
2) Klasifikasi Kebakaran Kelas B
Kebakaran kelas B adalah kebakaran yang disebabkan oleh benda cair atau
gas yang mudah terbakar seperti bensin, cat, thinner, gas LPG, dan gas
LNG.
3) Klasifikasi Kebakaran Kelas C
Kebakaran kelas C adalah kebakaran yang disebabkan oleh penggunaan
komponen elektrik (listrik) seperti televisi, refrigerator, instalasi listrik, dan lain
sebagainya.
4) Klasifikasi Kebakaran Kelas D
Kebakaran kelas D adalah kebakaran yang disebabkan oleh benda metal
yang mudah terbakar seperti potassium, sodium, aluminium, dan magnesium.

Media Alat Pemadam Api


Pemilihan media alat pemadam api dapat disesuaikan dengan lokasi atau tempat
yang ingin diproteksi agar lebih efektif. Berikut Media alat pemadam api untuk
memadamkan kebakaran yang sesuai dengan kelasnya:
 Media Alat Pemadam Api Cair
Media alat pemadam api cair biasa digunakan untuk kebakaran kelas A dan
B.
 Media Alat Pemadam Api Powder
Media alat pemadam api dry powder atau dry chemical powder digunakan
untuk mengatasi kebakaran kelas A, B, C, dan D.
 Media Alat Pemadam Api CO2 (Karbon Dioksida)
Media alat pemadam api CO2 atau karbon dioksida (carbon dioxide) dapat
digunakan untuk memadamkan kebakaran kelas B dan C.
 Media Alat Pemadam Api Foam
Media alat pemadam api foam dapat digunakan untuk memadamkan
kebakaran kelas A dan B.
C. Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran
Langkah-langkah pencegahan kebakaran yang disebabkan listrik:
1) Pastikan bahwa Instalasi Listrik aman.
2) Pembebanan yang berlebihan pada satu stop kontak akan menyebabkan
kabel panas dan akan bisa memicu kebakaran, ini biasanya dilakukan
dengan penumpukan beberapa stop kontak atau T pada satu titik sumber
listrik. Seperti ini kita hindari.
3) Pergunakan pemutus arus listrik (kontak tusuk) dalam keadaan baik.
4) Apabila ada kabel listrik yang terkelupas atau terbuka, harus segera
diperbaiki, karena bisa menyebabkan hubungan pendek.
5) Jangan sekali-kali mencantol listrik, karena anda tidak memiliki sistim
pengaman yang sesuai, PLN biasanya sudah memperhitungkan distribusi
beban listrik, apabila ada beban berlebihan akan mengganggu jaringan listrik
yang ada.

Pencegahan Kebakaran Karena Alat Dapur


 Jauhkan microwave dari logam.
 Hindari penggorengan yang terlalu panas.
 Perhatikan posisi gagang penggorengan.
 Hindari penggunaan kabel ekstensi.
 Hati-hati dengan minyak panas.
 Siapkan alat pemadam api ringan.

Penanggulangan Kebakaran
 Sediakan alat pemadam kebakaran di setiap unit dalam Rumah Sakit.
Apabila RS bisa membelinya, siapkanlah selimut pemadam (fire blanket)
disetiap ruangan kantor.
 Sebagai pengganti fire blanket, sediakan karung goni (karung beras yang
terbuat dari serat manila hennep). Basahi karung goni sebelum dipakai untuk
memadamkan api.
 Hubungi pemadam kebakaran. Pasang nomor penting dekat telephone, atau
program telephon untuk nomor-nomor penting. Ingat bahwa mereka tidak
akan datang dalam waktu singkat, kemungkinan api telah berkobar lebih
besar.

Prinsip Penanggulangan Kebakaran


1) Cepat dan tepat;
2) Prioritas;
3) Koordinasi dan keterpaduan;
4) Berdaya guna dan berhasil guna;
5) Kemitraan;
6) Pemberdayaan; dan
7) Nondiskriminasitif;

Tujuan Penanggulangan Bencana


 Memberikan perlindungan kepada pegawai dari ancaman bencana;
 Menyelaraskan peraturan perundang-undangan yang sudah ada;
 Menjamin terselenggaranya penanggulangan bencana secara terencana,
terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh;
 Menghargai budaya lokal;
 Membangun partisipasi dan kemitraan publik serta swasta;
 Mendorong semangat gotong royong, kesetiakawanan, dan kedermawaan;
dan
 Menciptakan perdamaian dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.

Penyelamatan Diri (Evakuasi)


1) Buat rencana jalur evakuasi dengan menentukan sedikitnya dua jalur keluar
dari setiap ruangan. Ini bisa melalui pintu ataupun jendela.
2) Persiapkan lampu senter di dekat tempat tidur bagi petugas Satpam.
3) Saat kebakaran, sebenarnya asap yang membuat orang menjadi panik dan
tidak dapat bernafas dengan leluasa. Merangkaklah atau menunduk di
bawah, tutup mulut dan hidung dengan kain yang dibasahi.
4) Keluarlah dari pintu atau jendela yang terdekat menuju ke tempat yang aman.
Pastikan bahwa pintu dapat dengan cepat dibuka pada kondisi darurat,
demikian pula jika harus melalui jendela.
5) Apabila terjebak api, pastikan balut tubuh dengan selimut tebal yang
dibasahi. Ini hanya dilakukan sebagai pilihan terakhir apabila tidak ada jalan
keluar menerobos kobaran api.

Anda mungkin juga menyukai