Anda di halaman 1dari 46

MODUL 3

PERHITUNGAN KUANTITAS DALAM


PROSES KAJIAN TEKNIS LAPANGAN
KATA PENGANTAR

Volume/kuantitas item pekerjaan dijadikan dasar penawaran oleh penyedia


jasa dalam membuat dokumen penawaran pengadaan pekerjaan jalan dan
jembatan. Langkah – langkah preventif untuk meminimalisir terjadinya review
desain perlu diketahui oleh personil di lingkungan Direktorat Jenderal Bina
Marga dan dinas-dinas terkait yang bertanggung jawab atas proyek
kebinamargaan sebagai upaya mendukung percepatan Pembangunan
Infrastruktur di Indonesia yang terkadang terganjal sengketa konstruksi.
Oleh karena itu Pusdiklat Jalan, Perumahan, Permukiman, dan Pengembangan
Infrastruktur Wilayah menyelenggarakan pelatihan Perhitungan Kuantitas
Pekerjaan Jalan dan Jembatan. Melalui pelatihan ini diharapkan dapat
membantu meningkatkan kompetensi ASN di lingkungan Direktorat Jenderal
Bina Marga, agar mampu menerapkan perhitungan kuantitas pekerjaan jalan
dan jembatan, sehingga tidak terjadi permasalahan/dispute dalam
pelaksanakan pekerjaan di lapangan serta meminimalisir terjadinya review
desain.
Kami mengaharapkan agar peserta Pelatihan Perhitungan Kuantitas Pekerjaan
Jalan dan Jembatan dapat memanfaatkan modul ini secara optimal, bahkan
dapat menggali kedalaman substansinya di antara sesama peserta dan para
Widyaiswara dalam berbagai kegiatan pembelajaran selama pelatihan
berlangsung.
Kepada penulis dan seluruh anggota Tim yang telah berpartisipasi, kami
ucapkan terima kasih. Semoga modul ini dapat dipergunakan sebaik-baiknya.

Bandung, Desember 2018

Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Jalan,


Perumahan, Permukiman, dan Pengembangan
Infrastruktur Wilayah

Ir. Thomas Setiabudi Aden, M.Sc.Eng


NIP. 19640520 198903 1020

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
DAFTAR TABEL .........................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................v
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ............................................................vi
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 2
B. Deskripsi Singkat.................................................................................. 2
C. Tujuan Pembelajaran .......................................................................... 3
D. Materi Pokok Dan Sub Materi Pokok ................................................... 3
E. Estimasi Waktu .................................................................................... 4
BAB 2 PERSIAPAN KAJIAN TEKNIS LAPANGAN .......................................... 5
A. Pengecekan Dokumen Perencanaan ................................................... 6
B. Pengecekan Gambar dan Daftar Kuantitas .......................................... 6
C. Prinsip Pengukuran dan Pematokan .................................................... 8
D. Latihan Soal ....................................................................................... 11
E. Rangkuman........................................................................................ 11
BAB 3 PELAKSANAAN KAJIAN TEKNIS LAPANGAN ....................................13
A. Pelaksanaan Kajian Teknis Lapangan ................................................. 14
B. Perhitungan Kuantitas Sesuai Kondisi Lapangan ............................... 15
C. Latihan Soal ....................................................................................... 16
D. Rangkuman........................................................................................ 16
BAB 4 PELAPORAN KAJIAN TEKNIS LAPANGAN .......................................19
A. Laporan Hasil Kajian Teknis Lapangan ............................................... 20
B. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan (Kurva S) ........................................... 21
C. Gambar Kerja (Shop Drawings).......................................................... 26
D. Latihan Soal ....................................................................................... 27

ii
E. Rangkuman ....................................................................................... 27
BAB 5 PENUTUP ..................................................................................... 29
A. Evaluasi Kegiatan Belajar ................................................................... 30
B. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ......................................................... 30
C. Kunci Jawaban ................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 34
GLOSARIUM............................................................................................ 35

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Checklist Pengecekan Dokumen Perencanaan pada Tahap Pelaksanaan


........................................................................................................... 7

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Jadwal Pelaksanaan penawaran awal Kontraktor ......................... 23


Gambar 2 Revisi akibat Perubahan Volume, Biaya & Waktu Tetap ............... 24
Gambar 3 Revisi akibat Perubahan Volume, Tambah Biaya, Waktu Tetap ... 25
Gambar 4 Revisi Jadwal Pelaksanaan akibat perpanjangan waktu ............... 25

v
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

Petunjuk penggunaan modul ini dimaksudkan untuk mempermudah peserta


Pelatihan Perhitungan dan Pengukuran Kuantitas Pekerjaan Jalan dan
Jembatan. Oleh karena itu, sebaiknya peserta pelatihan memperhatikan
beberapa petunjuk berikut ini.
1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan ini, sampai Anda mempunyai
gambaran kompetensi yang harus dicapai, dan ruang lingkup modul ini.
2. Baca dengan cermat bagian demi bagian, dan tandailah konsep-konsep
pentingnya.
3. Segeralah membuat Ringkasan Materi tentang hal-hal esensial yang
terkandung dalam modul ini.
4. Untuk meningkatkan pemahaman Anda tentang isi modul ini, tangkaplah
konsep-konsep penting dengan cara membuat pemetaan keterhubungan
antara konsep yang satu dengan konsep lainnya.
5. Untuk memperluas wawasan Anda, bacalah sumber-sumber lain yang
relevan baik berupa kebijakan maupun subtansi bahan ajar dari media
cetak maupun dari media elektronik.
6. Untuk mengetahui sampai sejauh mana pemahaman Anda tentang isi
modul ini, cobalah untuk menjawab soal-soal latihan secara mandiri,
kemudian lihat kunci jawabannya.
7. Apabila ada hal-hal yang kurang dipahami, diskusikanlah dengan teman
sejawat atau widyaiswara atau catat untuk bahan diskusi pada saat
tutorial.
Peserta membaca dengan seksama setiap Sub Kegiatan belajar dan
bandingkan dengan pengalaman Anda yang dialami di lapangan.

vi
BAB 1
PENDAHULUAN
Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

A. Latar Belakang
Proyek (Kegiatan Satuan Kerja/Satker) yang ditangani oleh Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sangat bervariasi, dari yang
sederhana/kecil sampai ke yang besar dan kompleks. Dalam setiap kegiatan
satker ada 3 jenis pelaku kegiatan, yaitu Pemilik/Pengguna Jasa, Pelaksana dan
Pengawas (Penyedia pekerjaan konstruksi dan Penyedia jasa pengawasan
konstruksi/ konsultan supervisi). Apabila kegiatan satker sederhana/kecil,
maka ketiga jenis pelaku kegiatan tersebut dapat ditangani sendiri oleh
pemilik, yang sekaligus berperan sebagai Pelaksana dan juga Pengawas. Satker
seperti ini disebut Satker Swakelola. Akan tetapi kalau kegiatan satker itu
semakin besar dan kompleks, maka ketiga pelaku tersebut seharusnya
dipisahkan, sehingga baik pelaksana maupun pengawas ditangani secara
professional oleh pihak kontraktor dan konsultan secara terpisah, dan
mengikat kontrak dengan pemilik pekerjaan.
Dalam pelaksanaan di lapangan, para pihak tersebut diatas berpedoman
dengan gambar rencana dari Detail Engineering Design (DED) yang merupakan
dokumen lelang/tender dan juga dokumen kontrak. Walaupun dalam gambar
rencana, spesifikasi teknis dan hasil rapat pra pelaksanaan (PCM) sudah
disepakati, namun masih sering terjadi perbedaan persepsi dalam cara
mengukur dan menghitung kuantitas/volume pekerjaan, termasuk dalam
mengoreksi gambar rencana, pengukuran awal, pengukuran ulang dalam
kajian teknis, opname hasil pekerjaan sebagai back up data Monthly
Certificate (MC) dan juga dalam pemeriksaan hasil pekerjaan dari auditor
(Inspektorat Jenderal maupun BPKP/BPK) dan bahkan perselisihan ini harus
diselesaikan melalui Badan Arbritase (BANI/BADAPSKI).
Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan kelancaran penyelenggaraan
kegiatan satker, Kasatker/PPK perlu melakukan tindakan pengendalian
pelaksanaan Satker khususnya dari aspek manajemen desain dan penyiapan
back up data dengan pengukuran dan perhitungan yang benar, tepat, efektif
dan efisien, maka diperlukan pelatihan kepada semua pihak yang terlibat di
lapangan, baik dari penyiapan perencanaan teknis, penyiapan kuantitas dalam
Bill of Quantity (BOQ) dokumen tender, persiapan pelaksanaan, proses
pelaksanaan di lapangan dan juga dalam penyiapan laporannya.

B. Deskripsi Singkat
Mata Pelatihan Perhitungan Kuantitas dalam Proses Kajian Teknis Lapangan
ini membekali para peserta agar mampu melakukan perhitungan kuantitas

2
Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

dalam proses pengecekan dokumen perencanaan dan kajian teknis lapangan


untuk pekerjaan jalan dan jembatan, dari persiapan dan pelaksanaan serta
pelaporannya.

C. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran terdiri dari hasil belajar dan indikator hasil belajar
sebagai berikut :
1. Hasil Belajar
Setelah mengikuti pembelajaran ini diharapkan peserta mampu melakukan
perhitungan kuantitas dalam proses pengecekan dokumen perencanaan dan
kajian teknis lapangan untuk pekerjaan jalan dan jembatan, dari persiapan dan
pelaksanaan serta pelaporannya.
2. Indikator Hasil Belajar
Keberhasilan yang diharapkan dari peserta adalah setelah mengikuti pelatihan
ini peserta diharapkan akan mampu :
a. Melakukan persiapan kajian teknis lapangan.
b. Melakukan proses kajian teknis lapangan.
c. Menyiapkan pelaporan dari hasil kajian teknis lapangan

D. Materi Pokok Dan Sub Materi Pokok


Dari indikator hasil belajar yang terdiri dari 3 (tiga) kelompok dan dijabarkan
di masing-masing materi pokok tersebut ke sub materi pokok sebagai berikut:
1. Persiapan kajian teknis lapangan :
a. Pengecekan Dokumen Perencanaan
b. Pengecekan gambar dan daftar kuantitas
c. Prinsip pengukuran dan pematokan
2. Pelaksanaan kajian teknis lapangan :
a. Pelaksanaan kajian teknis lapangan (berdasarkan BOQ awal)
b. Perhitungan kuantitas sesuai kondisi di lapangan
3. Penyiapan pelaporan kajian teknis lapangan :
a. Laporan hasil kajian teknis lapangan
b. Jadwal pelaksanaan pekerjaan (Kurva S)
c. Shop Drawings

3
Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

E. Estimasi Waktu
Alokasi waktu yang diberikan untuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
untuk mata pelatihan “Perhitungan Kuantitas dalam Proses Kajian Teknis
Lapangan” pada peserta Pelatihan Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan
Jembatan ini adalah 4 (empat) jam pelajaran (JP) @ 45 menit.

4
BAB 2
PERSIAPAN KAJIAN TEKNIS LAPANGAN

Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta pelatihan
diharapkan mampu melakukan pengecekan dokumen
perencanaan, gambar dan kuantitas serta prinsip pengukuran
dan pematokan dalam persiapan kajian teknis lapangan.
Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

A. Pengecekan Dokumen Perencanaan


1. Setelah penandatangan kontrak, dan sebelum pekerjaan survei dimulai,
maka Penyedia Jasa bersama Pengawas Pekerjaan melakukan pengecekan
dokumen perencanaan yang merupakan lampiran kontrak.
2. Pengawas Pekerjaan atau Direksi Teknis adalah tim pendukung yang
ditunjuk/ditetapkan oleh PPK yang bertugas untuk mengawasi
pelaksanaan pekerjaan, dan Direksi Lapangan adalah tenaga/tim
pendukung yang dibentuk/ditetapkan oleh PPK, terdiri dari 1 (satu) orang
atau lebih, untuk mengelola administrasi Kontrak dan mengendalikan
pelaksanaan pekerjaan, sedangkan Penyedia adalah Pelaku Usaha yang
menyediakan barang/jasa berdasarkan Kontrak (Syarat-syarat Umum
Kontrak).
3. Dokumen perencanaan yang sudah merupakan dokumen kontrak yang
dimaksud adalah spesifikasi umum, spesifikasi khusus, gambar rencana,
daftar kuantitas dan harga, syarat-syarat umum dan syarat-syarat khusus.
4. Pengecekan dokumen perencanaan disini adalah pengecekan pada tahap
pelaksanaan, seperti yang telah diuraikan pada Modul 2 : Prinsip
Perencanaan Teknis, sebelum dilakukan pengukuran di lapangan.
5. Bersamaan dengan pengecekan ini, paling lambat 7 hari sejak tanggal
mulai kerja, PPK harus melakukan rapat pra pelaksanaan (Pre Construction
Meeting, PCM) yang dihadiri oleh Pengguna Jasa, Pengawas Pekerjaan, dan
Penyedia Jasa untuk membahas semua hal baik yang teknis maupun yang
non teknis dalam kegiatan ini.
6. Perlu juga dilakukan pengecekan kesesuaian lokasi pekerjaan, alokasi
dana, target panjang yang harus dicapai berdasarkan DIPA, target waktu
penyelesaian dan ketentuan lain yang terkait.
7. Apabila terdapat perubahan dalam dokumen perencanaan tersebut, maka
perlu dilakukan perubahan (addendum) kontrak.

B. Pengecekan Gambar dan Daftar Kuantitas


Berdasarkan Surat Edaran Dirjen Bina Marga No. 02/SE/Db/2018, tanggal 20
September 2018 tentang Spesifikasi Umum Tahun 2018 untuk Pekerjaan
Konstruksi Jalan dan Jembatan, Divisi 1, Seksi 1.1 pasal 1.1.2 Ketentuan
Teknis, bahwa :
1. Sebelum pekerjaan survei dimulai Penyedia Jasa harus mempelajari
Gambar untuk dikonsultasikan dengan Pengawas Pekerjaan, dan harus
memastikan dan memperbaiki setiap kesalahan atau perbedaan yang
6
Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

terjadi, terutama yang berhubungan dengan paket pekerjaan yang akan


dilaksanakan.
2. Penyedia Jasa dan Pengawas Pekerjaan harus mencapai kesepakatan
dalam menentukan ketepatan setiap perubahan yang dibuat dalam revisi
Gambar.
3. Kuantitas dalam Daftar Kuantitas dan Harga dapat diubah oleh Pengawas
Pekerjaan setelah penyesuaian terhadap seluruh rancangan telah selesai,
dimana penyesuaian ini harus berdasarkan data survei lapangan yang
dikumpulkan oleh Penyedia Jasa sebagai bagian dari Lingkup perkerjaan
dalam Kontrak.
4. Pengecekan gambar dan daftar kuantitas, didasarkan dari hasil pengukuran
dalam rangka kajian teknis lapangan (field engineering) yang merupakan
suatu kegiatan untuk mencari kesesuaian antara rancangan asli yang
ditunjukkan dalam Gambar dengan kebutuhan aktual lapangan, yang terdiri
dari survei lapangan dan analisis data lapangan (Spesifikasi Umum Tahun
2018 untuk Pekerjaan Konstruksi Jalan dan Jembatan, Divisi 1, Seksi 1.9.
Kajian Teknis Lapangan)
5. Apabila terjadi perubahan antara gambar dan kuantitas, maka harus
dilakukan proses perubahan kontrak atau Amandemen kontrak.
6. Setelah pekerjaan survei lapangan ini selesai, Penyedia Jasa harus
menyiapkan dan menyerahkan laporan lengkap dan detil dari hasil survei
ini kepada Pengawas Pekerjaan, tidak lebih dari 30 hari setelah tanggal
mulai kerja.

Tabel 1 Checklist Pengecekan Dokumen Perencanaan pada Tahap


Pelaksanaan
No Uraian Sesuai Tidak Keterangan
1. Kesesuaian Spesifikasi Umum 2018
2. Spesifikasi Khusus sesuai dengan
Spesifikasi yang valid (Bila ada)
3. Kesesuaian Syarat-syarat Umum
dengan Dokumen lain yang terkait
4. Kesesuaian Syarat-syarat Khusus
dengan Dokumen lain yang terkait
5. Kesesuaian BOQ dan Gambar Rencana Dengan
6. Kesesuaian Gambar Rencana dengan dibuktikan
Kondisi lapangan pengukuran di
lapangan

7
Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

Contoh Spesifikasi Khusus, antara lain :


1. SKh-1.3.10 : Spesifikasi Khusus Interim Penyalir Horisontal Pra-Fabrikasi
(Prefabricated Horizontal Drain, PHD) – Surat Dirjen Bina Marga
No.TN.04.01-Db/176, tanggal 18 April 2016.
2. SKh-1.3.12 : Spesifikasi Khusus Interim Pekerjaan Percepatan Konsolidasi
Tanah dengan Metode Penyalir Vertikal dengan Vakum dan PVD (Jalan
Non Tol) – Surat Dirjen Bina Marga No.TN.04.01-Db/514.1, tanggal 22 Juni
2017.
3. SKh-2.7.18 : Spesifikasi Khusus Interim-2 Beton Semprot (Shotcrete) –
Surat Dirjen Bina Marga No.JL.08.01-Db/203, tanggal 29 April 2016.

C. Prinsip Pengukuran dan Pematokan


Dalam melaksanakan pengukuran dan pematokan, ada prinsip-prinsip yang
perlu dipenuhi. Adapun prinsip-prinsip tersebut dijelaskan sebagai berikut :
1. Ketentuan Umum
a. Berdasarkan Seksi 1.1 pasal 1.1.1 dinyatakan bahwa Spesifikasi umum
2018 mengharuskan Penyedia Jasa untuk melakukan pematokan dan
survei lapangan yang cukup detil berdasarkan Gambar selama periode
mobilisasi. Dan Penyedia Jasa harus menyiapkan Gambar Kerja (Shop
Drawings) untuk diperiksa dan disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
b. Pada awal pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyediakan
personil ahli teknik untuk memperlancar pelaksanaan pekerjaan,
sehingga diperoleh mutu dan kinerja serta dimensi yang disyaratkan
dalam ketentuan.
c. Personil ahli teknik tersebut harus disertakan dalam pelaksanaan suatu
survei lapangan yang lengkap dan menyiapkan laporan hasil survei
lapangan untuk menentukan kondisi fisik dan struktur lapangan yang ada.
d. Selanjutnya personil tersebut harus disertakan dalam pematokan (staking
out) dan survei seluruh kegiatan, investigasi dan pengujian bahan tanah,
agregat, dan bahan aspal / bahan pengikat lainnya, dan kajian teknis serta
penggambaran untuk menyimpan Dokumen Rekaman Kegiatan.
e. Selama 30 hari pertama sejak periode mobilisasi, Penyedia Jasa harus
mengerahkan personil tekniknya untuk melakukan survei lapangan dan
membuat laporan tentang kondisi fisik dan struktur dari perkerasan,
drainase selokan, gorong-gorong, jembatan dan struktur lainnya, dan
perlengkapan jalan lainnya seperti rambu jalan, patok kilometer, pagar

8
Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

pengaman. Semua survei harus menggunakan peralatan GPS untuk


ketepatan koordinat (garis lintang-garis bujur).
f. Pekerjaan survei lapangan ini harus mencakup inventarisasi geometrik
yang meliputi : lebar perkerasan, kondisi permukaan, jenis lapis
permukaan, detil bahu jalan; radius tikungan, lereng melintang
(superelevasi di tikungan), dan kelandaian.
g. Hasil survei lapangan tersebut dimaksudkan sebagai penyesuaian
antara gambar rencana dan kondisi lapangan sehingga dimungkinkan
terjadi perubahan kuantitas dalam kontrak. Cara pengukuran kuantitas
didasarkan pada item pekerjaan masing-masing sesuai dengan
spesifikasi teknis yang ada.

2. Pekerjaan Survei Pelaksanaan Rutin Jalan dan Jembatan


a. Penyedia Jasa harus yakin bahwa juru ukur (surveyor) yang telah
dilengkapi dengan semua gambar yang berisi informasi yang paling
mutakhir tentang lebar perkerasan yang diperlukan dan potongan
melintang standar. Semua pengukuran survei lapangan harus dicatat
dalam buku catatan standar untuk survei lapangan. Bentuk buku yang
terdiri dari lembaran-lembaran terlepas (loose leaf books) tidak boleh
digunakan.
b. Periksalah Stasiun (Sta.) pada setiap patok kilometer eksisting, siapkan
sebuah denah yang menunjukkan dengan pasti posisi setiap patok
kilometer yang berhubungan dengan ukuran jarak (chainage) pekerjaan.
Dalam keadaan bagaimanapun, patok kilometer eksisting tidak boleh
dipindah atau digeser selama Masa Pelaksanaan, kecuali kalau mutlak
dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan yang sebagaimana mestinya.
c. Pada lokasi di mana akan diadakan pekerjaan perbaikan tepi perkerasan
atau pelebaran, penampang melintang asli dari jalan eksisting harus
diukur dan dicatat untuk perhitungan kuantitas.
d. Untuk pengukuran semua lapis perata, dan bilamana diperlukan untuk
penyesuaian punggung jalan (camber), harus diadakan pengukuran profil
memanjang sepanjang sumbu jalan dan profil penampang melintang.

3. Prinsip pematokan untuk pengukuran


Dalam penetapan titik pengukuran dari pekerjaan (setting out of works),
secara umum, Bench Mark untuk survei rancangan akan menjadi rujukan
terhadap jalan yang akan ditetapkan titik pengukurannya.

9
Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

a. Penyedia Jasa harus melakukan survei dengan akurat dan memasang


“Bench Mark” (BM) pada lokasi tertentu di sepanjang lokasi kegiatan untuk
memungkinkan peninjauan ulang (review) terhadap Gambar, pengukuran
ketinggian permukaan perkerasan atau penetapan titik pengukuran
(setting out) dari pekerjaan yang akan dilakukan. Bench Mark permanen
harus dibuat di atas tanah yang tidak akan mudah bergeser.
b. Penyedia Jasa harus memasang titik-titik patok pelaksanaan (construction
stakes) yang menunjukkan garis dan ketinggian untuk pekerjaan perbaikan
tepi perkerasan, lebar bahu, dan drainase saluran samping sesuai dengan
penampang melintang standar yang diberikan dalam Gambar dan harus
mendapatkan persetujuan Pengawas Pekerjaan sebelum memulai
pelaksanaan pekerjaan.
c. Semua penetapan titik pengukuran (setting out) harus sesuai dengan
Gambar Kerja dan Gambar Standar yang disetujui. Jika menurut pendapat
Pengawas Pekerjaan, setiap perubahan dari garis dan ketinggian
diperlukan, baik sebelum maupun sesudah penempatan patok, maka
Pengawas Pekerjaan akan mengeluarkan perintah yang terinci kepada
Penyedia Jasa untuk melaksanakan perubahan tersebut dan Penyedia Jasa
harus mengubah penempatan patok sambil menunggu persetujuan lebih
lanjut.
d. Bilamana diperlukan untuk tujuan pengukuran kuantitas, maka Penyedia
Jasa harus melakukan pengukuran penampang melintang pada permukaan
tanah asli dalam interval 25 m, atau jika diperintahkan lain oleh Pengawas
Pekerjaan. Profil yang diterbitkan harus digambar dengan berskala, ukuran
dan tata letak (layout) sebagaimana yang ditentukan oleh Pengawas
Pekerjaan. Gambar penampang melintang harus menunjukkan elevasi
permukaan akhir yang diusulkan.
e. Gambar profil harus diserahkan kepada Pengawas Pekerjaan. Pengawas
Pekerjaan akan menandatangani untuk disetujui atau untuk direvisi, dan
selanjutnya dikembalikan kepada Penyedia Jasa.
f. Bilamana Pengawas Pekerjaan memandang perlu, maka Penyedia Jasa
harus menyediakan semua instrumen, personil, pekerja dan bahan yang
mungkin diperlukan untuk memeriksa penetapan titik pengukuran (setting
out) atau untuk setiap pekerjaan relevan lainnya yang harus dilakukan.
g. Penyedia Jasa tidak boleh memulai setiap bagian dari Pekerjaan sebelum
Penyedia Jasa memperoleh persetujuan penetapan titik pengukuran
(setting out) dari Pekerjaan tersebut.

10
Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

h. Hasil dari pengukuran ini akan ditindaklanjuti dengan pembuatan gambar


kerja (shop drawings) yang dilakukan secara bertahap.

D. Latihan Soal
1. Jelaskan apa yang harus dilakukan dalam pengecekan dokumen
perencanaan ? Pihak siapa saja yang melakukan pengecekan dokumen
perencanaan tersebut?
2. Jelaskan hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengecekan antar gambar
rencana dengan daftar kuantitas dan harga pada dokumen perencanaan
dan dokumen kontrak ?
3. Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam pematokan (staking out)
pada survei lapangan dalam rangka kajian teknis lapangan ?
4. Jelaskan pelaksanaan survei pekerjaan rutin jalan dan jembatan ?
5. Jelaskan prinsip pengukuran hasil survei lapangan dalam rangka kajian
teknis lapangan ?

E. Rangkuman

1. Dokumen perencanaan berupa Gambar Rencana beserta Daftar Kuantitas


dan Harga serta spesifikasi teknis, sehingga perlu dilakukan pengecekan
kesesuaian antara spesifikasi teknis, gambar rencana, daftar kuantitas dan
harga. Dan apabila terdapat ketidaksesuaian, maka harus dilakukan
perubahan.
2. Setelah ditetapkan penyedia jasa, maka berdasarkan Surat Edaran Dirjen
Bina Marga No. 02/SE/Db/2018, tanggal 20 September 2018 tentang
Spesifikasi Umum Tahun 2018 untuk Pekerjaan Konstruksi Jalan dan
Jembatan, Divisi 1, Seksi 1.1 pasal 1.1.2 Ketentuan Teknis, bahwa sebelum
pekerjaan survei dimulai, Penyedia Jasa harus mempelajari Gambar untuk
dikonsultasikan dengan Pengawas Pekerjaan, dan harus memastikan dan
memperbaiki setiap kesalahan atau perbedaan yang terjadi, terutama
yang berhubungan dengan paket pekerjaan yang akan dilaksanakan.
3. Pengecekan gambar dan daftar kuantitas, didasarkan dari hasil pengukuran
dalam rangka kajian teknis lapangan (field engineering) yang merupakan
suatu kegiatan untuk mencari kesesuaian antara rancangan asli yang
ditunjukkan dalam Gambar dengan kebutuhan aktual lapangan, yang terdiri
dari survei lapangan dan analisis data lapangan. Apabila terjadi perubahan

11
Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

antara gambar dan kuantitas, maka harus dilakukan proses perubahan


kontrak atau Amandemen kontrak.
4. Penyedia Jasa harus melakukan survei dengan akurat dan memasang “Bench
Mark” (BM) pada lokasi tertentu di sepanjang lokasi kegiatan untuk
memungkinkan peninjauan ulang (review) terhadap Gambar, pengukuran
ketinggian permukaan perkerasan atau penetapan titik pengukuran (setting
out) dari pekerjaan yang akan dilakukan. Bench Mark permanen harus dibuat
di atas tanah yang tidak akan mudah bergeser.
5. Penyedia Jasa tidak boleh memulai setiap bagian dari Pekerjaan sebelum
Penyedia Jasa memperoleh persetujuan penetapan titik pengukuran (setting
out) dari Pekerjaan tersebut.
6. Hasil dari pengukuran ini akan ditindaklanjuti dengan pembuatan gambar
kerja (shop drawings) yang dilakukan secara bertahap.

12
BAB 3
PELAKSANAAN KAJIAN TEKNIS LAPANGAN

Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta pelatihan
diharapkan mampu melaksanakan proses
pelaksanaan kajian teknis lapangan, yaitu
melaksanakan kajian teknis lapangan berdasarkan
BOQ awal dan melakukan perhitungan kuantitas
sesuai dengan kondisi lapangan
Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

A. Pelaksanaan Kajian Teknis Lapangan

Berikut ini adalah penjelasan mengenai pelaksanaan kajian teknis lapangan


(field engineering), sesuai dengan Spesifikasi Umum Tahun 2018 untuk
Pekerjaan Konstruksi Jalan dan Jembatan, Divisi 1, Seksi 1.9. Kajian Teknis
Lapangan :
1. Pada awal pelaksanaan pekerjaan, personil ahli teknik dari Penyedia Jasa
akan mengikuti proses dalam pelaksanaan suatu survei lapangan yang
lengkap dan menyiapkan laporan hasil survei lapangan untuk menentukan
kondisi fisik dan struktur lapangan yang ada. Dan personil tersebut harus
disertakan dalam pematokan (staking out) dan survei seluruh kegiatan,
investigasi dan pengujian bahan tanah, agregat, dan bahan aspal / bahan
pengikat lainnya, dan kajian teknis serta penggambaran untuk menyimpan
Dokumen Rekaman Kegiatan.
2. Penyedia Jasa harus mempelajari Gambar yang terdapat dalam Dokumen
Kontrak dan berkonsultasi dengan Pengawas Pekerjaan sebelum
pekerjaan survei dimulai.
3. Penyedia Jasa harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan maksud dari
Gambar dan Spesifikasi, dan tidak boleh mengambil keuntungan atas
setiap kesalahan atau kekurangan dalam Gambar atau perbedaan antara
Gambar dan Spesifikasi dan Penyedia Jasa harus menandai dan
memperbaiki setiap kesalahan atau kekurangan.
4. Dalam pelaksanaan survei kondisi jalan eksisting, Penyedia Jasa harus
melaksanakan dan melaporkan pekerjaan survei pada jalan eksisting,
bahu jalan eksisting dan sistem drainase eksisting.
5. Bilamana diperlukan oleh Pengawas Pekerjaan, maka Penyedia Jasa harus
melakukan pengujian pada jalan dengan “proof rolling” (pembebanan
dengan kendaraan berjalan untuk mengetahui lendutan secara visual) untuk
memperoleh lokasi yang daya dukungnya lemah.
6. Dalam pelaksanaan survei kondisi jembatan eksisting, untuk jembatan
yang akan dilakukan perbaikan yang berupa rehabilitasi dan/atau
perkuatan, sebelum pekerjaan preservasi dilaksanakan harus dilakukan
pemeriksaan detil kondisi jembatan terlebih dahulu untuk memastikan
kondisi sesaat sebelum pekerjaan dilaksanakan.
7. Penyedia Jasa juga harus melakukan pengujian khusus seperti pengujian
Kecepatan Gelombang Ultrasonik (Ultrasonic Pulse Velocity = UPV),
pengambilan beton inti dan hammer test untuk memastikan mutu beton

14
Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

struktur jembatan serta melakukan pengujian diameter dan jarak baja


tulangan.
8. Penyedia Jasa dapat meminta kepada pihak ketiga yang ahli di bidangnya
untuk pengujian khusus tersebut untuk evaluasi dan rekomendasi
sebelum pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan yang kemudian disetujui
oleh Pengawas Pekerjaan.
9. Hasil survei lapangan terhadap kondisi eksisting maupun pada lokasi
pekerjaan pembangunan baru, akan menghasilkan kuantitas dan harga
terbaru dari beberapa perubahan dari daftar kuantitas dan harga untuk
setiap rencana mata pembayaran, Tenaga Kerja Konstruksi, dan Peralatan
Utama yang sering disebut Mutual Check (MC 0%). (SSUK Pasal 25 :
Pengukuran / Pemeriksaan Bersama).
10. Pada tahapan pengukuran/pemeriksaan bersama, PA/KPA/Kasatker telah
membentuk Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak.
11. Laporan kajian teknis lapangan (field engineering) berupa justifikasi teknis
yang digunakan sebagai dasar perubahan (addendum) kontrak (SE Dirjen
Bina Marga No.03/SE/Db/2018, tanggal 12 November 2018).
12. Hasil pemeriksaan bersama dituangkan dalam Berita Acara. Apabila dalam
pengukuran/pemeriksaan bersama mengakibatkan perubahan isi
Kontrak, maka harus dituangkan dalam Adendum Kontrak.

Contoh jenis pekerjaan yang sering terjadi perubahan signifikan, antara lain:

1. Pekerjaan Drainase (Saluran beton U-ditch) : Ukuran dan Volume


2. Pekerjaan tanah (Galian dan timbunan) : Jenis dan volume
3. Pekerjaan Perkerasan Berbutir dan Perkerasan Beton Semen :
Ketebalan/volume
4. Pekerjaan Perkerasan Aspal : Ketebalan/volume
5. Pekerjaan Struktur : Volume, diameter tulangan, atau panjang tiang
pancang
6. Pekerjaan Lain-lain : Volume

B. Perhitungan Kuantitas Sesuai Kondisi Lapangan


Tahapan perhitungan kuantitas pekerjaan untuk paket pekerjaan jalan dan
jembatan, yang telah disesuaikan dengan pengecekan di lapangan, adalah
sebagai berikut :

15
Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

1. Survei lapangan yang dilakukan sebelum pelaksanaan, dan sekaligus


mencocokkan gambar rencana dengan kondisi di lokasi lapangan, baik
pada lokasi eksisting maupun pada lokasi paket pekerjaan pembangunan
baru.
2. Hasil survei lapangan akan menghasilkan beberapa perubahan kuantitas
dari tem pekerjaan, yang kemudian disepakati perubahan tersebut oleh
pengawas pekerjaan.
3. Kuantitas dari hasil survei yang dilakukan oleh penyedia jasa dan diawasi
oleh pengawas pekerjaan, harus dihitung berdasarkan tata cara
perhitungan disetiap item pekerjaan dalam spesifikasi Umum tahun 2018
pada pasal dasar perhitungan dan pembayaran.
4. Apabila terjadi perubahan yang cukup besar, maka harus dilakukan proses
negosiasi perubahan harga satuan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
5. Dan apabila terdapat perubahan yang menimbulkan perubahan item
pekerjaan atau item baru, maka harus dilakukan proses negosiasi harga
item baru oleh Tim Peneliti Pelaksanaan Kontrak, bila perlu didukung
dengan justifikasi teknis dari pihak perencana atau Satker P2JN.
6. Apabila terjadi perubahan dari hasil survei lapangan berupa Mutual Check,
MC 0% dengan kontrak awal, maka perlu dilakukan proses perubahan
kontrak sesuai dengan peraturan yang berlaku.

C. Latihan Soal
1. Jelaskan tahapan pelaksanaan kajian teknis lapangan untuk pekerjaan
jalan dan jembatan ?
2. Jelaskan hasil kajian teknis lapangan dan apa guna dari pengukuran
bersama kajian teknis lapangan tersebut ?
3. Jelaskan acuan untuk menghitung kuantitas dari hasil survei kajian teknis
lapangan ?
4. Jelaskan apabila hasil survei lapangan terdapat item pekerjaan baru yang
tidak diatur dalam spesifikasi umum 2018 untuk konstruksi jalan dan
jembatan ?

D. Rangkuman
1. Hasil survei lapangan terhadap kondisi eksisting maupun pada lokasi
pekerjaan pembangunan baru, akan menghasilkan kuantitas dan harga

16
Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

terbaru dari beberapa perubahan dari daftar kuantitas dan harga yang
sering disebut Mutual check (MC-0%).
2. Kuantitas dari hasil survei yang dilakukan oleh penyedia jasa dan diawasi
oleh pengawas pekerjaan, harus dihitung berdasarkan tata cara
perhitungan disetiap item pekerjaan dalam spesifikasi Umum tahun 2018
pada pasal dasar perhitungan dan pembayaran.
3. Apabila terdapat perubahan yang menimbulkan perubahan item
pekerjaan atau item baru, maka harus dilakukan proses negosiasi harga
item baru oleh Tim Peneliti Pelaksanaan Kontrak, bila perlu didukung
dengan justifikasi teknis dari pihak perencana atau Satker P2JN.
4. Apabila terjadi perubahan dari hasil survei lapangan berupa Mutual Check
MC 0% dengan kontrak awal, maka perlu dilakukan proses perubahan
kontrak sesuai dengan peraturan yang berlaku.

17
BAB 4
PELAPORAN KAJIAN TEKNIS LAPANGAN

Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta
pelatihan diharapkan mampu menyiapkan
laporan hasil kajian teknis lapangan, Jadwal
pelaksanaan pekerjaan (Kurva “S”) dan
Gambar kerja (shop drawings).
Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

A. Laporan Hasil Kajian Teknis Lapangan


Penyiapan pelaporan dari hasil survei lapangan dan analisis dari kajian teknis
lapangan (field engineering), berupa :
1. Hasil survei lapangan dan analisis kajian teknis lapangan lengkap serta
justifikasi teknis yang terdapat pengesahan dari penyedia jasa dan
pengawas pekerjaan.
2. Data pendukung hasil survei dilengkapi dengan dokumen foto-foto
pelaksanaan survei.
3. Hasil survei diikuti dengan pembuatan gambar kerja/pelaksanaan (shop
drawings).
4. Hasil perhitungan kuantitas setiap item pekerjaan dari hasil survei
lapangan, dan apabila terdapat perubahan volume/kuantitas,
penambahan item pekerjaan baru dan perubahan nilai kontrak, maka
harus dilakukan perubahan kontrak sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
5. Hasil laporan kajian teknis lapangan berupa mutual check (MC-0%)
diupayakan target tetap, nilai kontrak tetap, tidak ada item pekerjaan baru
dan hanya perubahan kuantitas pekerjaan yang minor.
6. Apabila terjadi perubahan-perubahan yang cukup mendasar maka
Tim/Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak yang dibentuk oleh PPK akan
melakukan evaluasi dengan langkah-langkah seperti tersebut di atas dan
selanjutnya melaporkan kepada PPK untuk mempersiapkan pembuatan
addendum kontrak.
7. Kontraktor tidak diperkenankan mengubah pekerjaan tanpa persetujuan
PPK.
8. PPK/Kasatker berwenang mengubah pekerjaan baik bentuk, mutu,
volume ataupun waktu.
9. Perintah perubahan harus secara tertulis dan sesuai prosedur yang
ditentukan.
10. Perubahan desain harus disetujui dan disahkan secara tertulis oleh
instansi yang berwenang (Ditjen. Bina Marga).
11. Berdasarkan Spesifikasi Umum Tahun 2018, Divisi 1, Seksi 1. 13. Prosedur
Perintah Perubahan, dinyatakan bahwa perubahan-perubahan atas
pekerjaan dapat terjadi karena terdapat perbedaan signifikan antara kondisi
lokasi pekerjaan pada saat pelaksanaan dengan Gambar dan Spesifikasi yang
ditentukan dalam Kontrak, maka Pengawas Pekerjaan bersama Penyedia

20
Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

Jasa dapat melakukan perubahan kontrak sebagaimana disebutkan dalam


Syarat-syarat Kontrak.
12. Ketentuan Perintah perubahan yaitu perintah tertulis yang dibuat oleh
Pengguna Jasa kemudian dilanjutkan dengan negosiasi teknis dan harga
dengan tetap mengacu pada ketentuan yang tercantum dalam Kontrak
Awal. Hasil negosiasi tersebut dituangkan dalam Berita Acara sebagai dasar
penyusunan Adendum Kontrak.
13. Ketentuan Adendum Kontrak yaitu perjanjian tertulis antara Pengguna Jasa
dan Penyedia Jasa, yang memuat perubahan-perubahan dalam Pekerjaan
atau Dokumen Kontrak yang mengakibatkan perubahan dalam struktur
Harga Satuan Mata Pembayaran atau perubahan yang diperkirakan dalam
Harga Kontrak dan telah dinegosiasi dan disepakati terlebih dahulu dalam
Perintah Perubahan. Adendum juga harus dibuat pada saat penutupan
Kontrak dan semua perubahan kontraktual atau teknis penting lainnya tanpa
memandang apakah terjadi variasi struktur Harga Satuan atau Harga
Kontrak.
14. Pelaporan pengukuran dari kajian teknis lapangan ini berupa justifikasi
teknis yang merupakn konsep lampiran amandemen kontrak akibat
perubahan volume/kuantitas dan item pekerjaan baru (bila ada) beserta
data pendukungnya.

B. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan (Kurva S)


1. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan adalah kerangka waktu yang sudah terinci
berdasarkan Masa Pelaksanaan, setelah dilaksanakan pemeriksaan
lapangan bersama dan disepakati dalam rapat persiapan pelaksanaan
Kontrak. (Syarat-syarat Umum Kontrak, Definisi ayat 1.8)
2. Dalam waktu paling lambat 7 hari setelah Tanggal Mulai Kerja, Rapat
Persiapan Pelaksanaan (Pre Construction Meeting) harus dilaksanakan dan
dihadiri PPK, Pengawas Pekerjaan, dan Penyedia Jasa untuk membahas
semua hal baik yang teknis maupun yang non teknis dalam kegiatan ini,
termasuk pembahasan jadwal pelaksanaan untuk disahkan oleh Pengawas
Pekerjaan. (Spesifikasi Umum Tahun 2018, Devisi 1, Seksi 1.2 Mobilisasi)
3. Jadwal pelaksanaan diperlukan untuk perencanaan, pelaksanaan dan
pemantauan yang sebagaimana mestinya atas pekerjaan. Jadwal tersebut
diperlukan untuk menjelaskan jenis kegiatan, urutan kegiatan dan waktu
kegiatan. (Spesifikasi Umum Tahun 2018, Divisi 1, Seksi 1.12 Jadwal
Pelaksanaan).

21
Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

4. Penyedia Jasa harus menyiapkan jadwal pelaksanaan dalam paling lambat 7


hari setelah Tanggal Mulai Kerja. Jadwal pelaksanaan itu harus diserahkan
dan mendapat persetujuan dari Pengawas Pekerjaan, dengan detil dimana
harus menunjukkan urutan kegiatan yang diusulkan oleh Penyedia Jasa
dalam melaksanakan Pekerjaan.
5. Jadi jadwal pelaksanaan pekerjaan (Kurva S) semula diusulkan dalam
penawaran kontraktor, kemudian diusulkan kembali unutk dilakukan
pengesahan oleh Pengawas Pekerjaan pada saat Rapat Pra Pelaksanaan
(PCM). Dan apabila terjadi revisi jadwal pelaksanaan harus dilakukan
sesuai dengan prosedur spesifikasi umum 2018 Divisi 1, seksi 1.12 dan
Syarat-syarat Umum Kontrak pasal 34.
6. Dalam hal terdapat perbedaan antara kondisi lapangan pada saat
pelaksanaan dengan gambar dan/atau spesifikasi teknis yang ditentukan
dalam dokumen Kontrak, PPK bersama Penyedia dapat melakukan
perubahan pekerjaan, sesuai dengan Syarat-syarat Umum Kontrak, yang
meliputi:
a. menambah atau mengurangi volume yang tercantum dalam
Kontrak;
b. menambah dan/atau mengurangi jenis kegiatan/pekerjaan;
c. mengubah spesifikasi teknis dan/atau gambar pekerjaan; dan/atau
d. mengubah jadwal pelaksanaan pekerjaan.
7. Dalam hal tidak terjadi perubahan kondisi lapangan, namun ada perintah
perubahan dari PPK, PPK bersama Penyedia dapat menyepakati
perubahan pekerjaan yang meliputi:
a. menambah dan/atau mengurangi jenis kegiatan/pekerjaan;
b. mengubah spesifikasi teknis dan/atau gambar pekerjaan; dan/atau
c. mengubah jadwal pelaksanaan pekerjaan.
8. Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh PPK secara tertulis kepada
Penyedia kemudian dilanjutkan dengan negosiasi teknis dan harga
dengan tetap mengacu pada ketentuan yang tercantum dalam Kontrak
awal.
9. Perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan dapat diakibatkan oleh:
a. perubahan pekerjaan;
b. perpanjangan Masa Pelaksanaan; dan/atau
c. Peristiwa Kompensasi.
10. Perpanjangan Masa Pelaksanaan dapat diberikan oleh PPK atas
pertimbangan yang layak dan wajar untuk hal-hal sebagai berikut:
a. perubahan pekerjaan;

22
Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

b. Peristiwa Kompensasi; dan/atau


c. Keadaan Kahar.
11. PPK berdasarkan pertimbangan Pengawas Pekerjaan dan Panitia Peneliti
Pelaksanaan Kontrak harus telah menetapkan ada tidaknya perpanjangan
dan untuk berapa lama.
12. Persetujuan perubahan jadwal pelaksanaan dan/atau perpanjangan
Masa Pelaksanaan dituangkan dalam Adendum Kontrak.
13. Jika terjadi Peristiwa Kompensasi sehingga penyelesaian pekerjaan akan
melampaui Masa Pelaksanaan maka Penyedia berhak untuk meminta
perpanjangan Masa Pelaksanaan berdasarkan data penunjang. PPK
berdasarkan pertimbangan Pengawas Pekerjaan memperpanjang Masa
Pelaksanaan secara tertulis. Perpanjangan Masa Pelaksanaan harus
dilakukan melalui Adendum Kontrak.
14. Namun demikian, karena kajian teknis lapangan yang dilaksanakan
adalah pada awal pelaksanaan sampai batas waktu 30 hari sejak tanggal
mulai kerja, sehingga perpanjangan waktu seharusnya belum
dimungkinkan.

Gambar 1 Jadwal Pelaksanaan penawaran awal Kontraktor

23
Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

15. Perubahan Jadwal Pelaksanaan (S-Curve)


Perubahan jadual pelaksanaan dapat diakibatkan antara lain :
a. Akibat hasil pengecekan pada pembahasan rapat pra pelaksanaan
(PCM);
b. Akibat perubahan volume dan harga satuan atau harga kontrak akibat
hasil pengukuran lapangan, kajian teknis lapangan, penambahan/
pengurangan dana, penambahan/pengurangan volume, dll.
c. Akibat perpanjangan waktu pelaksanaan, dll.
d. Berikut ini disajikan contoh perubahan jadwal pelaksanaan (S-curve)
dengan berbagai kondisi penyebabnya.

Batas Re-Skedul
100

90
AWAL = RE-SKEDUL
80

70

60

50 Idealnya Kurva S Tetap


Jika terdapat sedikit perubahan  Trend harus dipertahankan
40

30

20

10
REALISASI
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Gambar 2 Revisi akibat Perubahan Volume, Biaya & Waktu Tetap

24
Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

Batas Re-Skedul
100
Batas Re-Skedul
90
A’ dan A mempunyai nilai uang
80 yang sama, tetapi karena Total
nilai uang berubah, maka AWAL
70 besarnya persentase untuk nilai
uang yang sama akan berbeda REVISI
60
A’ Meskipun bentuk asal tidak
50 dapat dipertahankan, namum
tidak berbeda ekstrem
40 A’
30

20

10 REALISASI
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Gambar 3 Revisi akibat Perubahan Volume, Tambah Biaya, Waktu Tetap

Batas Re-Skedul 2 bulan


100
2 bulan
90
2 bulan
80
AWAL
70

60 1
50
RE-SKEDUL
40 2 4

30
3
20
 = (Awal – Rencana Baru) > 0
10 REALISASI

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Gambar 4 Revisi Jadwal Pelaksanaan akibat perpanjangan waktu

25
Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

4. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perpanjangan waktu


a. Pada prinsipnya waktu yang disepakati dalam surat perjanjian/
kontrak adalah tetap.
b. Dalam pelaksanaan pekerjaan selalu diadakan pencatatan dalam
laporan harian, laporan mingguan, laporan bulanan, laporan triwulan,
dan laporan lainnya. Setiap laporan juga senantiasa diadakan evaluasi
dalam bentuk rapat mingguan, rapat bulanan, dan rapat-rapat lainnya
sehingga dapat diidentifikasi permasalahan dan upaya
pemecahannya.
c. Apabila hal tersebut dilakukan secara sangat konsisten maka salah
satu permasalahan yang selalu timbul adalah usulan perpanjangan
waktu dari kontraktor akan sangat mudah sekali untuk diterima
ataupun ditolak.
d. Hal-hal lain yang dapat menjadi bahan pertimbangan diberikannya
perpanjangan waktu adalah apabila permasalahan yang timbul bukan
merupakan kesalahan/keteledoran/kelalaian penyedia jasa/
kontraktor, antara lain pekerjaan tambah, perubahan desain, bencana
alam (yang dinyatakan oleh Gubernur), kelalaian pihak Satker, atau
karena force majeur.
5. Pelaporan berupa perubahan jadwal pelaksanaan (Kurva “S”) adalah data
pendukung untuk amandemen kontrak akibat perubahan kontrak.

C. Gambar Kerja (Shop Drawings)


Gambar rencana sebagai dasar survei awal untuk dilakukan pematokan
(staking out), bila terjadi perubahan harus dilakukan perbaikan. Untuk
mempermudah dalam pelaksanaan, maka dari gambar rencana tersebut
dapat dibuat secara bertahap berupa gambar kerja/pelaksanaan (shop
drawings) yang tentunya mengakomodir perubahan akibat hasil dari survei
lapangan.
Gambar kerja merupakan review dari gambar rencana, dan dapat digunakan
sebagai acuan untuk gambar terlaksana (as built drawings) yang disiapkan
oleh Penyedia Jasa setelah selesainya pelaksanaan pekerjaan secara
keseluruhan.
Gambar kerja harus disahkan oleh pengawas pekerjaan dan dipedomani untuk
pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

26
Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

D. Latihan Soal
1. Jelaskan tahapan penyusunan pelaporan kajian teknis lapangan ?
2. Berupa apa saja pelaporan kajian teknis lapangan tersebut ?
3. Jelaskan kegunaan dari hasil kajian teknis lapangan ?
4. Jelaskan cara merevisi Jadwal pelaksanaan pekerjaan (kurva “S”) apabila
terjadi perubahan kontrak:
a. Nilai kontrak tetap, waktu pelaksanaan tetap, tapi terjadi perubahan
kuantitas pekerjaan ?
b. Nilai kontrak tetap, waktu pelaksanaan tetap, tapi terjadi perubahan
kuantitas pekerjaan dan penambahan item pekerjaan baru ?
c. Nilai kontrak bertambah, waktu pelaksanaan tetap, dan terjadi
perubahan kuantitas pekerjaan ?
d. Nilai kontrak tetap, waktu pelaksanaan bertambah, dan terjadi
perubahan kuantitas pekerjaan ?
5. Jelaskan kegunaan dan proses pembuatan gambar kerja (shop drawings)?

E. Rangkuman
1. Hasil Kajian Teknis Lapangan diupayakan target tetap, nilai kontrak tetap,
tidak ada item pekerjaan baru dan hanya perubahan kuantitas pekerjaan
yang minor.
2. Apabila terjadi perubahan-perubahan yang cukup mendasar maka Tim /
Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak akan melakukan evaluasi dengan
langkah-langkah seperti tersebut di atas dan selanjutnya melaporkan
kepada Kasatker untuk mempersiapkan pembuatan addendum kontrak.
3. Kontraktor tidak diperkenankan mengubah pekerjaan tanpa persetujuan
PPK.
4. PPK/Kasatker berwenang mengubah pekerjaan baik bentuk, mutu,
volume ataupun waktu.
5. Perubahan jadual pelaksanaan dapat diakibatkan antara lain :
a. Akibat hasil pengecekan pada pembahasan rapat pra pelaksanaan
(PCM)
b. Akibat perubahan volume dan harga satuan atau harga kontrak akibat
hasil pengukuran lapangan, kajian teknis lapangan, penambahan/
pengurangan dana, penambahan/pengurangan volume, dll
c. Akibat perpanjangan waktu pelaksanaan, dll.
6. Pelaporan perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan (Kurva “S”) adalah
data pendukung untuk amandemen kontrak akibat perubahan kontrak.

27
Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

7. Gambar rencana sebagai dasar survei awal untuk dilakukan pematokan


(staking out), bila terjadi perubahan harus dilakukan perbaikan, dan
merupakan review dari gambar rencana, dan dapat digunakan sebagai
acuan untuk gambar terlaksana (as built drawings) yang disiapkan oleh
Penyedia Jasa setelah selesainya pelaksanaan pekerjaan secara
keseluruhan.

28
BAB 5
PENUTUP
Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

A. Evaluasi Kegiatan Belajar


Dalam evaluasi kegiatan belajar, perlu dilakukan evaluasi kegiatan kediklatan,
yaitu evaluasi hasil pembelajaran modul ini dan isi materi pokok tersebut
kepada para peserta, pengajar maupun pengamat materi atau Narasumber,
berupa soal/kuisioner tertulis:
1. Untuk evaluasi bagi peserta, maka pengajar/widyaiswara melakukan
evaluasi berupa orientasi proses belajar dan tanya jawab maupun diskusi
perorangan/kelompok dan/atau membuat pertanyaan ujian yang terkait
dengan isi dari materi modul tersebut.
2. Untuk evaluasi untuk pengajar/widyaiswara dilakukan oleh para peserta
dengan melakukan penilaian yang terkait penyajian, penyampaian materi,
kerapihan pakaian, kedisiplinan, penguasaan materi, metoda pengajaran,
ketepatan waktu dan penjelasan dalam menjawab pertanyaan, dan lain-
lain.
3. Demikian juga untuk evaluasi penyelenggaraan Pelatihan, yaitu peserta
dan pengajar/widyaiswara akan mengevaluasi Panitia/ Penyelenggara
Pelatihan terkait dengan penyiapan perlengkapan pelatihan, sarana dan
prasarana untuk belajar, fasilitas penginapan, makanan dll.
4. Evaluasi materi dan bahan tayang yang disampaikan pengajar kepada
peserta, dilakukan oleh peserta, pengajar/widyaiswara maupun
pengamat materi/Narasumber untuk pengkayaan materi.

B. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Dari evaluasi proses kegiatan pelatihan dari peserta, pengajar/ widyaiswara
maupun penyelenggara melalui system monitoring, yang harus dilakukan
evaluasi secara keseluruhan dan disampaikan kepada pihak-pihak yang terkait
untuk perbaikan dan peningkatan pada proses yang akan datang.
1. Evaluasi dan umpan balik untuk peserta :
a. Jumlah peserta dan persyaratan peserta perlu dievaluasi terhadap
persyaratan dalam kurikulum yang direncanakan, dan perlu diseleksi
lebih baik dimasa akan datang;
b. Hasil internalisasi peserta setelah pelatihan di Unit Organisasinya
(UNOR) untuk mengetahui keberhasilan dari proses pelatihan dan
peningkatan proses pelatihan selanjutnya.

30
Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

2. Evaluasi dan umpan balik untuk pengajar


Hasil evaluasi/penilaian pengajar oleh peserta perlu segera disampaikan
kepada pengajar bersangkutan agar diketahui hasil penilaiannya dan
untuk perbaikan dalam pembelajaran berikutnya.
3. Evaluasi dan Umpan Balik untuk Penyelenggara
Evaluasi Penyelenggara yang dilakukan oleh Peserta dan Pengajar, perlu
segera ditindaklanjuti untuk perbaikan yang akan datang.

C. Kunci Jawaban
Dalam menjawab soal-soal latihan, peserta dapat mendalami narasi dan isi
dari modul serta pengalaman peserta di lapangan, maupun literatur yang
terkait.
Berikut adalah kunci jawaban untuk soal-soal yang ada dalam setiap akhir bab
modul ini.

BAB 2 PERSIAPAN KAJIAN TEKNIS LAPANGAN


Soal 1 : Jawaban :
a. Melakukan pengecekan kesesuaian antara spesifikasi
teknis, gambar rencana, daftar kuantitas dan harga. Apabila
terdapat ketidaksesuaian, maka harus dilakukan
perubahan/review.
b. Para pihak yang melakukannya adalah Kasatker/PPK P2JN,
PPK Fisik dan Pokja.
Soal 2 : Jawaban :
a. Pada dokumen perencanaan sebelum dilelangkan : yaitu
dilakukan pengecekan antara dokumen perencanaan dari
P2JN dengan ketentuan dokumen lelang.
b. Pengecekan pada dokumen kontrak, maka dilakukan
pengukuran melalui survei lapangan sehingga dihasilkan
kuantitas baru.

Soal 3 : Jawaban :
a. Memasang “Bench Mark” (BM) pada lokasi tertentu di
sepanjang lokasi kegiatan untuk memungkinkan peninjauan
ulang (review) terhadap Gambar, pengukuran ketinggian

31
Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

permukaan perkerasan atau penetapan titik pengukuran


(setting out) dari pekerjaan yang akan dilakukan.
b. Selanjutnya melakukan pematokan (staking out) dan survei
seluruh kegiatan.
Soal 4 : Jawaban :
Periksa dan ukur pada lokasi di mana akan diadakan pekerjaan
perbaikan tepi perkerasan atau pelebaran, penampang melintang
asli dari jalan eksisting harus diukur dan dicatat untuk perhitungan
kuantitas.
Soal 5 : Jawaban :
Melakukan pengukuran di lapangan berdasarkan gambar rencana
yang ada, selanjutnya dicek kesesuaian antara gambar rencana
dan kondisi lapangan. Apabila ada perubahan, maka perlu
dilakukan pengecekan dan pengesahan dari pengawas
pekerjaan.

BAB III PELAKSANAAN KAJIAN TEKNIS LAPANGAN


Soal 1 : Jawaban :
Tahapan pelaksanaan kajian teknis lapangan : Survei kajian
teknis lapangan, analisis hasil survei, penggambaran dan
perhitungan kuantitas dan proses perubahan kontrak.
Soal 2 : Jawaban :
Hasil kajian teknis lapangan/mutual check (MC-0%) adalah
hasil perhitungan kuantitas dari hasil survei lapangan, berupa
perubahan kuantitas dan harga kontrak.
Soal 3 : Jawaban :
Acuan untuk menghitung kuantitas dari hasil survei lapangan
adalah spesifikasi teknis yang terdiri dari spesifikasi umum dan
spesifikasi khusus.
Soal 4 : Jawaban :
Apabila terdapat item baru dan tidak diatur dalam
dalamspesifikasi umum, maka harus dicari spesifikasi khusus
dan disahkan oleh yang berwenang.

32
Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan

BAB IV PELAPORAN KAJIAN TEKNIS LAPANGAN


Soal 1 : Jawaban :
Tahapan penyusunan pelaporan kajian teknis lapangan/mutual
check (MC-0%) adalah pembuatan laporan setiap tahapan
dalam penyusunan mutual check dari survei lapangan,
penggambaran dan perhitungan kuantitas.
Soal 2 : Jawaban :
Pelaporan kajian teknis lapangan/mutual check (MC-0%) :
Pelaporan hasil survei, pelaporan analisis hasil survei,
pembuatan gambar kerja, pelaporan perhitungan kuantitas,
pelaporan hasil perubahan kuantitas dan item pekerjaan serta
harga satuannya.
Soal 3 : Jawaban :
Kegunaan dari laporan kajian teknis lapangan/mutual check
(MC-0%) adalah sebagai dasar untuk memulai pelaksanaan
pekerjaan di lapangan yang harus segera dilakukan
amandemen kontrak.
Soal 4 : Jawaban :
a. Penyesuaian kuantitas dan harga, tetapi tren kurva S tetap.
b. Penyesuaian kuantitas, item pekerjaan dan harga, tetapi tren
kurva S tetap.
c. Penyesuaian kuantitas dan harga, tetapi tren kurva S tetap.
d. Penyesuaian kuantitas dan harga, waktu bertambah, tetapi
tren kurva S tetap dengan selisih dengan perhitungan, dan
bukan melanjutkan dari realisasi.
Soal 5 : Jawaban :
a. Kegunaan gambar kerja (shop drawings) adalah sebagai
acuan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
b. Proses pembuatannya adalah setelah dilakukan
pencocokan antara gambar rencana dengan kondisi di
lapangan, kemudian dibuat gambar lebih detil yang
disahkan oleh pihak penyedia jasa dan pengawas pekerjaan.

33
DAFTAR PUSTAKA

Republik Indonesia. 2018. Perpres No. 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan


Barang dan Jasa Pemerintah. Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia. Jakarta.
Republik Indonesia. 2011. Permen PU No. 19/PRT/M/2011 : Persyaratan
Teknis Jalan (PTJ) dan Kriteria Perencanaan Teknis Jalan (KPTJ).
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Jakarta.
Republik Indonesia. 2017. Surat Edaran Dirjen Bina Marga No.05/SE/Db/2017
tentang Perubahan SE Dirjen Bina Marga No.UM.01.03-Db/242
tentang Penyampaian ketentuan desain dan revisi desain jalan dan
jembatan, serta kerangka acuan kerja pengawasan teknis untuk
dijadikan acuan di lingkungan Ditjen Bina Marga. Direktorat Jenderal
Bina Marga. Jakarta
Republik Indonesia. 2017. Surat Edaran Dirjen Bina Marga No. 04/SE/Db/2017
: Manual Desain Perkerasan Jalan, Revisi Tahun 2017. Direktorat
Jenderal Bina Marga. Jakarta
Republik Indonesia. 2018. SE Dirjen Bina Marga No. 02/SE/Db/2018, tanggal
20 September 2018 tentang Spesifikasi Umum Tahun 2018 untuk
Pekerjaan Konstruksi Jalan dan Jembatan. Direktorat Jenderal Bina
Marga. Jakarta
Republik Indonesia. 2018. SE Dirjen Bina Marga No. 03/SE/Db/2018, tanggal
12 November 2018 tentang Penyampaian Standar Dokumen
Pemilihan Pengadaan Pekerjaan Konstruksi di lingkungan Direktorat
Jenderal Bina Marga. Direktorat Jenderal Bina Marga. Jakarta.
GLOSARIUM

Direksi Lapangan adalah tenaga/tim pendukung yang dibentuk/


ditetapkan oleh PPK, terdiri dari 1 (satu) orang
atau lebih, untuk mengelola administrasi
Kontrak dan mengendalikan pelaksanaan
pekerjaan.
Dokumen : adalah dokumen berupa spesifikasi, gambar
perencanaan rencana, daftar kuantitas dan harga, Engineer’s
Estimate (EE) dan Syarat-syarat Umum dan
Syarat-syarat khusus yang biasanya disiapkan
oleh Satuan Kerja P2JN.
Gambar Kerja (Shop merupakan review dari gambar rencana, dan
Drawings) dapat digunakan sebagai acuan untuk gambar
terlaksana (as built drawings) yang disiapkan
oleh Penyedia Jasa setelah selesainya
pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan.
Jadwal Pelaksanaan adalah kerangka waktu yang sudah terinci
Pekerjaan berdasarkan Masa Pelaksanaan, setelah
dilaksanakan pemeriksaan lapangan bersama
dan disepakati dalam rapat persiapan
pelaksanaan Kontrak
Kajian Teknis : adalah suatu kegiatan untuk mencari kesesuaian
Lapangan (Field antara rancangan asli yang ditunjukkan dalam
Engineering) Gambar dengan kebutuhan aktual lapangan.
Kegiatan ini terdiri dari survei lapangan dan
analisis data lapangan.
Mutual Check (MC- : Hasil survei lapangan terhadap kondisi eksisting
0%) maupun pada lokasi pekerjaan pembangunan
baru, akan menghasilkan kuantitas dan harga
terbaru dari beberapa perubahan dari daftar
kuantitas dan harga.
Pengawas Pekerjaan adalah tim pendukung yang ditunjuk/ditetapkan
atau Direksi Teknis oleh PPK yang bertugas untuk mengawasi
pelaksanaan pekerjaan.

Anda mungkin juga menyukai