Anda di halaman 1dari 32

KOLESI MUSEUM

NASIONAL LANTAI 1

1. Fosil Gading Stegodon, fosil ini


ditemukan pada lapisan kabuh. Dalam
evolusinya, gajah harus memanjangkan
taring atasnya menjadi gading untuk
mempertahankan diri dari serangan hewan-
hewan pemangsa. Bibir atas juga ikut
memanjang menjadi belalai agar gajah
dapat merumput ditanah.
KOLESI MUSEUM
NASIONAL LANTAI 1

2. Toxaster merupakan jenis fauna yang


hidup pada Zaman Kapur, sekitar 145
sampai 65 juta tahun yang lalu. Ciri-ciri
utama fosilnya seperti batu kapur namun
sangat keras dan memiliki titik-titik kecil. Di
bagian atasnya terdapat guratan seperti
bintang, sementara bagian bawahnya
terdapat lubang menyerupai mulut
KOLESI MUSEUM
NASIONAL LANTAI 1

3. Cetakan Fosil Amonit, termasuk dalam


spesies Hungarites yatesi (Anis),
merupakan fauna yang terbentuk dari
material yang masuk dan mengendap
dalam cangkang moluska. Ciri utama fosil
fauna Zaman Trias ini memiliki garis sulur
serta sisa-sisa cangkang
KOLESI MUSEUM
NASIONAL LANTAI 1

4. Fosil Gajah, Kuda Nil dan Badak, Fosil gigi


gajah (Elephas namadicus), rahang atas gajah
(Stegodon sp.), rahang bawah kuda nil
(Hippopotamus), dan rahang bawah badak
(Rhinoceros sp.) ini ditemukan pada lapisan
Kabuh. Habitat jenis-jenis vertebrata tersebut
menggambarkan keadaan alam Sangiran yang
saat itu masih berupa hutan-hutan lebat dan
terbuka dengan sungai-sungainya
KOLESI MUSEUM
NASIONAL LANTAI 1

5. Tengkorak Perning / Si Anak yang


Tertua, Tengkorak anak berusia anak 5-7
tahun ini, diperkirakan merupakan fosil
manusia purba tertua di Indonesia. Dikenal
juga dengan nama Homo mojokertensis,
tengkorak ini ditemukan oleh Tjokrohandodjo
dalam endapan lumpur bercampur lapisan
marin berkala Plestosen Awal.
KOLESI MUSEUM
NASIONAL LANTAI 1

6. Sangiran 8 / Rahang Bawah Homo Erectus


Arkaik, Fragmen rahang bawah (mandibula)
sangiran delapan ini dikenal juga dengan nama
meganthropus B, tetapi sebagian ahli meragukan
statusnya sebagai meganthropus. Belakang
dimasukan ke dalam kelompok Homo erectus
arkaik. Ditemukan oleh Teuku Jacob dan S.
Sartono pada lapisan Grenzbank.
KOLESI MUSEUM
NASIONAL LANTAI 1

7. Tengkorak sangiran 17 yang lengkap dengan


gambaran wajahnya ini merupakan masterpiece
temuan fosil manusia purba di Indonesia. Fosil
yang dikenal juga dengan nama Homo erectus
VIII ini termasuk dalam kelompok Homo
erectus tipik, yang hidup pada Kala Plestosen
Tengah. Kapasitas otaknya sekitar 1000 cc .
KOLESI MUSEUM
NASIONAL LANTAI 1

8. Manusia Sendang Busik /


Sangiran 2, Fosil atap tengkorak
manusia purba ini termasuk dalam
kelompok Homo erectus tipik.
Kapasitas otaknya sekitar 1000 cc.
diperkirakan hidup pada Kala
Plestosen Tengah.
KOLESI MUSEUM
NASIONAL LANTAI 1

9. Cetakan Otak Homo Erectus Progresif ini


dibuat berdasarkan fosil tengkorak Homo
soloensis IV dengan volume sebesar 1.100 cc .
Homo soloensis merupakan jenis manusia purba
paling maju (progresif) dalam tingkatan evolusi
Homo erectus. Kelompok pendahulunya, Homo
erectus arkaik dan tipik, hanya mempunyai
ukuran volume otak antara 900-1000 cc .
KOLESI MUSEUM
NASIONAL LANTAI 1

10. Homo Soloensis IX/ Pembuat Alat Tulang


Pertama
Salah satu dari sebelas fosil manusia purba
Ngandong yang dikenal juga dengan nama
Homo Soloensis. Termasuk dalam kelompok
Homo Erectus progresif yang pertama kali
membuat alat dari tulang dan diperkirakan hidup
pada akhir Kala Plestosen Tengah. Volume
otaknya sudah mencapai sekitar 1.100 cc.
KOLESI MUSEUM
NASIONAL LANTAI 1

11. Fosil Manusia Purba Ngandong salah satu dari


sebelas fosil manusia purba Ngandong yang
ditemukan oleh W.F.F Oppenoorth dan C Ter Haar
antara tahun 1931-1933. Manusia Ngandong dikenal
juga dengan nama Homo Soloensis, termasuk dalam
kelompok Homo Erectus progresif yang pertama
kali membuat alat dari tulang. Mereka hidup pada
akhir kala Plestosen Tengah, sekitar 200.000 tahun
yang lalu. ukuran volume otaknya sekitar 1.100 cc.
KOLESI MUSEUM
NASIONAL LANTAI 1

12. Tengkorak Homo wajakenesis I adalah


temuan manusia purba pertama yang
dilaporkan dari Indonesia. Ditemukan oleh
B.D. van Rietschoten pada tahun 1889.
Termasuk dalam jenis Homo sapiens. Manusia
Wajakenesis inilah yang menjadi alasan Eugine
Dubois untuk memindahkan pencarian missing
linknya ke Pulau Jawa.
KOLESI MUSEUM
NASIONAL LANTAI 1

13. Tulang Paha dan Tengkorak (Manusia Jawa yang


Menggemparkan) Pithecanthropus erectus atau Manusia
Jawa ini adalah temuan fosil manusia purba yang paling
menggemparkan dalam sejarah dunia palaeoantropologi.
Temuan fosil tulang paha (femur) menunjukan bahwa
pemiliknya sudah dapat berjalan tegak. Dubois sempat
menganggapnya sebagai missing link (mata rantai yang
hilang) dalam teori evolusi manusia. Fosil tengkorak ini
tergolong dalam kelompok Homo erectus Tipik, dan
sekarang lazimnya Pithecanthropus disebut sebagai Homo
erectus.
KOLESI MUSEUM
NASIONAL LANTAI 1

14. Fosil Manusia Purba Homo Floresiensis ini


adalah salah satu dari tujuh rangka Manusia Flores
yang menghebohkan dunia ilmu pengetahuan. Rangka
manusia ini ditenggarai merupakan
"penghubung"antara Homo Erectus termuda yang
berusia antara 200.000 sampai 100.000 tahun, dengan
Homo Sapiens tertua yang berusia antara 20.000
sampai 13.000 tahun. Tempat penemuannya di Gua
Liang Bua, Flores pada tahun 2003 dengan perkiraan
usia 30.000-18.000 tahun.
KOLESI MUSEUM
NASIONAL LANTAI 1

15. Kehidupan Gua. Gua bagi manusia prasejarah saat itu berfungsi
untuk melindungi diri dari cuaca dan serangan hewan buas. Gua juga
dijadikan sebagai lokasi penguburan. Ada dua jenis penguburan yaitu
primer dan sekunder. Penguburan primer merupakan cara penguburan
secara langsung (tanpa ada proses pemindahan), sedangkan penguburan
sekunder merupakan cara penguburan yang dilakukan sebanyak dua
kali, apabila jasad telah menjadi berubah menjadi tulang maka
dipindahkan ke dalam wadah. Contoh kuburan primer adalah Gua Song
Keplek di Pacitan, Jawa Timur. Ditemukan rangka manusia berjenis
kelamin wanita berusia 18 - 60 tahun ini, berasal dari ras
Australomelanesid. Ini adalah temuan rangka individu ke 4 dari
penggalian situs Song Keplek. Diperkirakan hidup pada masa budaya
mesolitik. Rangka ditemukan terkubur di kedalaman 100 - 112 cm
dalam posisi terlipat beserta alat-alat serpih bilah.
KOLESI MUSEUM
NASIONAL LANTAI 1

16. Situs Gilimanuk. Kuburan primer manusia


prasejarah juga ditemukan di Situs Gilimauk,
Jembrana, Bali, Tahun 1985. Rangka manusia tersebut
diperkirakan berasal dari tahun 2.200 sampai 1.800
tahun yang lalu. Merupakan penguburan primer
(primary burial). Di sisi rangka terdapat senjata tajam
dari logam berbentuk parang (atau mata tombak?)
mungkin alat kerja sehari-hari atau benda kesayangan
si rangka saat masih hidup.

Anda mungkin juga menyukai