Dosen Pembimbing :
Disusun oleh:
2021
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Penyebarluasan
Pesan Gizi” yang diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kapita Selekta pada Jurusan
Promosi Kesehatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung.
Pada kesempatan kali ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada dosen mata kuliah Kapita Selekta yang telah memberika tugas ini. Kami juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu pembuatn makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan
masih perlu adanya perbaikan. Oleh karena itu penyusun sangat mengharapkan masukan,
kritikan dan saran yang bersifat membangun demi pengembangan kreativitas dan berpikir
penyusun.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.2 Tujuan........................................................................................................................2
1.3 Manfaat......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
2.4 Advokasi.....................................................................................................................5
2.5 Mobilisasi...................................................................................................................6
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
2
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Bappenas (2019), penyebab dan dampak beban ganda masalah gizi masih
belum secara utuh dipahami dengan baik meskipun masalah tersebut sudah menjadi
prioritas pemerintah. Sebagian dari alasan untuk hal ini adalah bahwa kondisi seperti
stunting dan kelebihan berat badan tidak sangat terlihat. Selain itu, masih ada tabu sosial
dan budaya yang luas tersebar dalam hal pembatasan makanan, pemahaman tentang gizi
pada ibu dan anak, dan persepsi bahwa bayi yang gemuk lebih sehat. Pengambil
keputusan tidak selalu menyadari dampak malnutrisi terhadap ekonomi dan bagaimana
hal ini dapat mengikis bonus demografis yang diharapkan terjadi pada 2020-2030.
Mengingat semakin banyaknya jenis dan penggunaan media modern untuk
berkomunikasi, dan fakta bahwa semakin banyak jumlah penduduk yang memiliki akses
ke telepon seluler dan televisi, adalah saat yang tepat untuk memulai kampanye
advokasi, komunikasi, dan mobilisasi yang komprehensif untuk meningkatkan kesadaran
dan komitmen untuk perbaikan gizi. Selain itu, sinergi pesan kunci yang dilakukan oleh
kementerian/lembaga terkait dalam menyebarkan pesan gizi melalui strategi komunikasi
perubahan perilaku juga penting untuk dapat dikerjakan secara bersama-sama.
Lanskap media di Indonesia berkembang pesat setelah 1998 dan berakhirnya masa
pemerintahan Presiden Soeharto. Hingga 2017, Dewan Pers memperkirakan jumlah
media di Indonesia mencapai 47.000 outlet. Dari jumlah tersebut, diperkirakan 2.000
adalah media cetak, 1.166 stasiun radio, 674 stasiun televisi dan 43.300 media online.
Lingkungan media saat ini ditandai dengan meningkatnya kebebasan pers dan
munculnya konglomerasi media, dengan sekitar selusin kelompok media utama yang
mengendalikan sebagian besar saluran media. Grup media terbesar adalah Global
Mediacomm (MNC), Grup Jawa Pos, dan Grup Kompas Gramedia (KKG). MNC Group
memiliki 20 saluran televisi, 20 radio, 7 media cetak dan 1 media online. Grup Jawa Pos
4
memiliki 20 saluran televisi, 171 media cetak dan 1 media online. KKG sendiri memiliki
10 saluran televisi, 12 stasiun radio, 88 media cetak serta 2 media online.
Media sosial dan media massa akan menjadi wahana penting untuk mempromosikan
pesan-pesan utama gizi serta partisipasi dari khalayak. Perkembangan teknologi digital di
Indonesia dan popularitas media sosial di kalangan masyarakat zaman sekarang,
menjadikan media sosial sebagai platform yang cocok untuk penyebaran pesan dan
membangkitkan dialog. Perbedaan gender harus dipertimbangkan dan diperhitungkan
ketika intervensi dan pesan untuk media sosial dan media massa dikembangkan.
Bukti-bukti menunjukkan bahwa intervensi perubahan perilaku yang menggunakan
digital platform dalam hubungannya dengan non-digital platform seperti pendidikan
kesehatan, penetapan tujuan perubahan perilaku, pemantauan diri, dan keterlibatan orang
tua dapat menghasilkan perbaikan signifikan dalam perilaku diet dan aktivitas fisik
remaja (Rose et al, 2017). Komponen media sosial dan media massa dapat meliputi :
Pelatihan media untuk remaja, Pengembangan pesan media sosial (Instagram,
WhatsApp, Line, YouTube, Facebook), Pengembangan portal/aplikasi gizi untuk remaja,
serta Pendukung lokal untuk gizi dipromosikan melalui media.
Studi dasar gizi remaja UNICEF juga memberikan informasi yang berguna mengenai
akses dan penggunaan media. Jenis media sosial yang paling disukai di kalangan remaja
adalah Facebook (56%). Setengah dari remaja juga dilaporkan menggunakan BBM
(53,6%), YouTube (46,3%), Instagram (44,5%), dan WhatsApp (44,0%) dan tentunya
terdapat beberapa perbedaan jenis aplikasi media sosial yang disukai menurut jenis
kelamin dan kelompok umur.
2.4 Advokasi
5
2.5 Mobilisasi
6
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Isu strategis yang harus dipertimbangkan ketika mengembangkan alternatif
kebijakan dan ketika mengidentifikasi peluang potensial untuk perbaikan gizi di
Indonesia saat ini, salah satunya dapat diatasi melalui menyebarluaskan pesan, sesuai
dengan kebijakan ke 3 yaitu, meningkatkan kesadaran dan komitmen untuk perbaikan
gizi dengan menggunakan metode inovatif dan berbagai saluran komunikasi.
7
DAFTAR PUSTAKA