Pengumpulan Data
Kapal Meratus Sumbawa I
UKURAN UTAMA KAPAL
Loa : 98m
ARMS A Lpp : 92.8 m
2 2nZ B
Daya Mesin Utama
H
: 16.5 m
: 7.8
: 1650 HP
m
ARM X Sarana Angkut
T
: 168 Teus
: 5.4 m
……………( 1 6606 M³ Grain
S Vs : 11knot
60
ARMS < 0.25 g Gross Tonnage : 3256 GT
Owner : PT. MERATUS LINE
Standar ISO Class : BKI
Aturan ISO terhadap getaran longitudinal lebih menekankan Designer : PT. Dok dan Perkapalan
pada kenyamanan dan keamanan personil yang ada di kapal. Jakarta
Orang yang terkena getaran yang melampaui batas secara
kontinyu akan merasakan kelelahan (fatique) sehingga MAIN ENGINE
mempengaruhi produktivitas kerja. Aturan ISO memberikan Merk : MAN B&W
hubungan antara frekuensi dan besarnya amplitudo getaran Type : 4L 35 MCE
yang diijinkan untuk lama exposure 8 jam. Tenaga Penggerak : 1650 HP
Menurut standart ISO, tubuh akan merasa sangat tidak RPM : 155 RPM
nyaman ketika magnitude diatas 0.8 m/s². Tabel mengenai No. of set : 1 set
level kenyamanan tubuh ketika terpapar getaran menurut
ISO2631-1 (1997) adalah: Pengukuran Getaran
Alat Ukuran Getaran tingkat getaran yang ada.
Alat ukur getaran digunakan untuk mengetahui besarnya Alat ukur getaran yang dipilih adalah menggunakan suatu alat
yaitu FFT (Fast Fourier Transform) Analyzer. Dari adanya dengan kondisi struktur yang dianalisa.
alat ukur getaran FFT Analyzer yang ada dipilih diantara dua
alat, yaitu FFT Analyzer tipe TVT 3000 dan FFT Analyzer
ANALISA DATA
tipe Pl 20 merk inmarsat. Alat ini dapat menganalisa domain
frekuensi dan domain waktu. Input pada alat ini berupa
gelombang yang kontinyu. Dengan mempertimbangkan waktu
pengukuran, yaitu pada pelayaran selama ±1 jam dan Pengukuran Getaran
banyaknya titik yang akan dilakukan pengukuran maka dipilih Pengukuran dilakukan pada titik-titik yang telah ditentukan
alat FFT Analyzer tipe Pl 20 merk inmarsat karena alat ini dengan keadaan kapal beroperasi. Dari pengukuran yang telah
lebih akurat dan tahan lebih lama ketika dilakukan dilakukan pada titik-titik yang telah ditentukan sebelumnya
pengukuran. pada kapal Meratus Sumbawa I maka didapatkan data getaran.
Penentuan Titik Getaran
Dalam melakukan pengukuran getaran maka harus ditentukan Titik ME 1
titik pengukuran terlebih dahulu. Menentukan titik pada 3
pondasi mesin induk dan sistem propulsi pada kapal Meratus 2,5
Sumbawa I. Pada sistem propulsi kapal dilakukan pengukuran 2
pada pondasi gear box karena nilai yang dicari adalah nilai D1u,m
getaran longitudinal. 5p
1
0,5 Titik ME
1
0
-0,5
-1
-1,5
-2
V ( m/s )
-3
Adapun langkah-langkah dalam melakukan perhitungan -4
Tititk ME
-5
adalah sebagai berikut: -6
Getaran Longitudinal
- Perhitungan frekuensi eksitasi (ω)
- Perhitungan frekuensi natural (ωn)
- Perhitungan Steady Thrust (To) V ( m/s )
- Perhitungan amplitudo eksitasi getaran pada kecepatan Grafik 2. Pengukuran Getaran Titik 2 ME
penuh ( F )
Titik ME 3
- Perhitungan amplitudo getaran pada system (X) 3
Getaran Torsional 2
- Perhitungan frekuensi eksitasi (ω)
- Perhitungan frekuensi natural (ωn) 1
Dump
Tititk ME
- Perhitungan Osilasi torsi
0
Pengecekan Standar -1
Acuan dalam toleransi pada pengukuran getaran dilakukan
monitoring kondisi dan diagnosa permesinan dan propeller -2
V ( m/s )
(frekuensi eksitasi). Monitoring kondisi resonansi getaran -3
berlebih dalam prosedur teknis dalam analisa getaran, Grafik 3. Pengukuran Getaran Pada Titik 3 ME
sehingga memberikan petunjuk umum batasan-batasan dalam
pengukuran getaran permesinan untuk mengontrol kondisi
gaya eksitasi yang terjadi. Sehingga dalam peraturan ISO dan
ABS diberikan batasan range getaran yang diijinkan sesuai
Titik ME 4
Titik TB 2
4
2,5
3
2
2
Dump1 Titik ME 4 1,5
0
D u mp
Titik TB
-1 1
-2 0,5
0
V ( m/s )
-3
-0,5
V ( m/s )
Grafik 4. Pengukuran Getaran Pada Titik 4 ME Grafik -18. Pengukuran Getaran Pada TB 2
Perhitungan Getaran
Titik ME 5 -1,5
Perhitungan getaran dilakukan pada getaran
4
3 longitudinal dan getaran torsional yang terjadi pada kapal
2
1
Meratus Sumbawa I dengan rute Surabaya – Samarinda.
0 Perhitungan secara teori berdasarkan data-data yang ada di
-1
-2 kapal. Adapun langkah-langkah dalam melakukan
Du mp
-3 Titik ME
-4
perhitungan adalah sebagai berikut:
-5 Getaran Longitudinal
-6
Perhitungan frekuensi eksitasi (ω)
RPM
2 N (rad / dt)
V ( m/s )
60
Grafik 5. Pengukuran Getaran Pada Titik 5 ME Perhitungan frekuensi natural (ωn)
1 k (rad / dt)
n
Titik ME 6 2 m
8
Perhitungan Steady Thrust (To)
6 To Tor
RPM 2
4
RPMr
Dump
2
Titik ME
Perhitungan amplitudo eksitasi getaran pada kecepatan
0 penuh (F)
F To(N )
-2
Perhitungan amplitudo getaran pada system (X)
V ( m/s )
-4 F/k
Grafik 6. Pengukuran Getaran Pada Titik 6 ME X 2
-6 Titik TB 1
n 2 2 n2
1
4
3
2
1
0
X = 3.3800E-10 m
-1
-2
-3 Titik TB
ARMS A
Du mp
-4
2
2nZ
ARMS X
V ( m/s ) 60
Grafik 7. Pengukuran Getaran Pada TB 1 = 1.423E-06
Getaran Torsional
Perhitungan frekuensi eksitasi (ω)
RPM
2 N (rad / dt)
60
Perhitungan frekuensi natural (ωn)
n 1K
(rad / dt)
Perhitungan Osilasi2 J
torsi
M s
Qo 2 Pengecekan Standar
2 2
1 n 2 n
0,8
0,7
O s i l a s i T o r s i (M s / Q o )
0,6
Ms/Qo = 5.2497E-02 0,5
0,4 Standart ABS Hasil Pengukuran
0,3
Pengecekan Standar Getaran 0,2
Pada tahap ini dilakukan perbandingan antara hasil getaran 0,1
S X
ARMS pada saat beroperasi. Kejadian ini dimungkinkan terjadi karena
< 0.25 g pada saat pemeriksaan ABK tidak terlalu keras mengencangkan
Besarnya amplitudo pada sistem untuk getaran longitudinal holder.
menurut perhitungan adalah 1.423E-06 m/s2. Pengurangan getaran pada titik tersebut dapat dilakukan
Maka: 1.423E-06< 0.25 g dengan cara mengencangkan kembali holder pada titik 6 pada
Jadi untuk besarnya amplitudo pada getaran longitudinal main engine tersebut. Pemeriksaan berkala dan seksama perlu
menurut perhitungan masih memenuhi standart. dilakukan juga. Ini untuk menghindari terjadinya getaran
Pada perhitungan terhadap getaran torsional juga dilakukan berlebih terjadi kembali di kemudian hari.
analisa dengan menggunakan standart ABS, dimana standart
ABS menyatakan bahwa torsi getaran atau torsi yang KESIMPULAN DAN SARAN
berosilasi yang berlebihan pada sembarang kecepatan adalah
torsi getaran atau torsi yang berosilasi yang lebih besar dari Kesimpulan
75% torsi steady pada kecepatan yang sama atau lebih besar Dari analisa yang dilakukan didapatkan kesimpulan bahwa
10% torsi steady pada kecepatan penuh, diambil yang kecil. sumber nilai hasil perhitungan secara teori terhadap besarnya
Pada sembarang frekuensi diambil: getaran longitudinal dan getaran torsional menunjukkan
Ms
0.75 besarnya nilai amplitudo percepatan untuk getaran
longitudinal sebesar 1.423E-06m/s2. Sedangkan untuk
Qo
perhitungan secara teori untuk nilai osilasi torsi getaran
Besarnya amplitudo pada sistem untuk getaran torsional
torsional sebesar 5.2497E-02m/s2.
menurut perhitungan adalah 5.2497E-02 m/s2.
Dari hasil analisa getaran terhadap kapal Meratus Sumbawa I
5.2497E-02< 0.75
didapatkan bahwa sumber getaran longitudinal dan getaran
Jadi untuk besarnya amplitudo pada getaran torsional menurut
torsional terbesar terdapat pada bagian pondasi main engine 1.
perhitungan masih memenuhi standart.
Hal ini didasarkan bahwa pada bagian pondasi main engine
Besarnya amplitudo pada sistem untuk getaran torsional
titik 6 nilai osilasi torsinya sangat besar, yaitu 0,7604m/s 2.
menurut pengukuran adalah sebagai berikut:
Sedangkan untuk nilai osilasi torsi terkecil dari hasil
pengukuran terdapat pada bagian pondasi thrustbearing titik 2.
Tabel 3 Tabel Perbandingan Getaran torsional dengan
Dengan nilai osilasi torsinya sebesar 0,1574 m/s2.
Standart ABS
Pengecekan standart berdasarkan perhitungan secara teori,
A rms A ABS
besarnya getaran longitudinal dan getaran torsional pada kapal
Sistem propulsi (g) (g)
Meratus Sumbawa I masih memenuhi standart ABS
ME 1 0,692 0,75 (American Bureau of Shipping). Sedangkan berdasarkan
ME 2 0,5604 0,75 pengukuran secara langsung pada kapal Meratus Sumbawa I,
ME 3 0,5025 0,75 pada bagian pondasi main engine titik 6 tidak memenuhi
ME 4 0,5445 0,75 standar. Hal ini disebabkan karena holder antara pondasi
ME 5 0.6186 0,75 dengan main engine tidak terlalu kencang. Ini dimungkinkan
ME 6 0,7604 0,75 terjadi karena pada saat pemeriksaan ABK tidak
TB 1 0,2203 0,75 mengencangkan holder cukup kuat.
Saran TB 2 0,1574 0,75 Dengan adanya nilai getaran yang tidak memenuhi
standart ABS, maka perlu di lakukan peredaman pada bagian
yang mengalami getaran berlebih, yaitu dengan cara Harvald Sv, Aa. 1992. ”Tahanan dan Propulsi
pengencangan holder kembali. Pemeriksaan berkala dan Kapal”,
seksama perlu dilakukan. Ini untuk menghindari terjadinya Surabaya: Airlangga University Press.
getaran berlebih terjadi kembali di kemudian hari.
Kepmenaker No. Kep. 51/Men/1999,
www.disnakertransdiy.go.id
DAFTAR PUSTAKA
Materi Kuliah Getaran Sistem Permesinan
ABS. 2002. “ABS Guide for Passenger Comfort on Munn, Holger. 2001. “Ship Vibration”. Hanburg :
Ship”. Houston, USA : ABS Plaza. Germanischer LIoyd:
Ariana, Made,. Getaran Permesinan Kapal,
Surabaya :
Institut Teknologi Sepuluh Nopember