Anda di halaman 1dari 6

Analisa Getaran Ruang Kamar Mesin

Pada Kapal Meratus Sumbawa I


Ketut Ngurah Putraka
Department Of Marine Engineering, Ocean Engineering Faculty, ITS,
Surabaya knputraka@yahoo.com

ABSTRACT METODOLOGI PERENCANAAN


Pada bab ini berisikan tentang proses pengerjaan skripsi mulai
Vibration analize in engine room is needed to know vibration
dari awal pengerjaan hingga akhir dari pengerjaan skripsi ini (
level in there. Analize execute at Meratus Sumbawa I ship
konsep pengerjaan).
engine room including longitude vibration and torsion
KESIMPULAN
vibration. Excessive vibration level at engine room can effecst
Pada bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan yang
to crew comfortability and ship structure damage.
didapatkan dari hasil analisa yang telah dilakukan. Pada bab
Vibration analize process at Meratus Sumbawa I ship engine
ini juga berisikan beberapa saran - saran dari penyusunan
room execute with manual calculation method at fixed spots.
laporan dari skripsi ini.
This process is needed to comparing vibration level at ship
Dengan penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat
operation condition with licensed standart. The using standart
berupa data tingkat getaran pada pondasi kamar mesin,
to execute this analize is ABS (American Bureau Of
getaran longitudinal, dan getaran torsional di kapal Meratus
Shipping).
Sumbawa I. Serta, mengetahui langkah – langkah untuk
mengurangi getaran berlebih tersebut.
KEY WORD: Vibration, Main Engine, Standar
TINJAUAN PUSTAKA
I. Latar Belakang
Pengertian Getaran
PENDAHULUAN Getaran merupakan respon dari sebuah sistem mekanik baik
yang diakibatkan oleh gaya eksitasi yang diberikan maupun
Indonesia merupakan negara maritim yang sebagian besar perubahan kondisi operasi sebagai fungsi waktu.
wilayahnya adalah lautan. Untuk memanfaatkan wilayah Getaran timbul akibat transfer gaya siklik melalui elemen-
elemen mesin yang ada. Kerusakan atau keausan serta
lautan Indonesia yang begitu luas maka harus ditunjang
deformasi akan merubah karakteristik dinamik sistem dan
dengan adanya sarana transportasi laut yang didukung oleh cenderung meningkatkan energi getaran. Sedangkan gaya
sektor industri maritim khususnya industri perkapalan. Guna yang menyebabkan getaran ini dapat ditimbulkan oleh
mendukung sektor tersebut, maka beberapa aspek perlu beberapa sumber kontak/benturan antara komponen yang
dilakukan, termasuk aspek teknis dalam proses produksi, bergerak/berputar, putaran dari massa yang tidak seimbang
perawatan dan pengecekan standart terutama dalam mengecek (unballance mass), missalignment dan juga karena kerusakan
bantalan (bearing fault).
standart resonansi getaran yang terjadi. Tingkat getaran yang
terjadi dikapal berubah sesuai dengan kondisi kapal. BentukGetaran
Penulisan ini bertujuan untuk menganalisa tingkat getaran Secara umum ada 2 kelompok getaran yaitu getaran bebas dan
yang ada di kapal. Kapal yang digunakan untuk penulisan ini getaran paksa. Getaran bebas terjadi jika sistem berosilasi
karena bekerjanya gaya yang ada dalam sistem itu sendiri
adalah kapal Meratus Sumbawa I milik PT. MERATUS
(inherent) dan jika tidak ada gaya luar yang bekerja. Sistem
LINE. Nilai tingkat getaran yang telah didapatkan akan yang bergetar bebas akan bergetar pada satu atau lebih
dibandingkan dengan standart yang berlaku untuk mengetahui frekuensi naturalnya yang merupakan sifat sistem dinamika
tingkat getaran yang terjadi pada kapal Meratus Sumbawa I yang dibentuk oleh distribusi massa dan kekakuannya.
sudah memenuhi standart atau belum. Disini juga akan Sedangkan getaran paksa adalah getaran yang terjadi karena
dilakukan perhitungan getaran longitudinal dan getaran rangsangan gaya luar artinya rangsangan dari luar berisolasi
dengan sistem sehingga sistem dipaksa untuk bergetar pada
torsional pada sistem propulsi kapal Meratus Sumbawa I
frekuensi rangsangan. Bila sebuah sistem dipengaruhi oleh
berdasarkan teori. eksitasi harmonik paksa, maka respon getarannya akan
Secara keseluruhan dari skripsi ini terbagi menjadi beberapa berlangsung pada frekuensi yang sama dengan frekuensi
bab. Isi keseluruhan Bab dan synopsis susunan penulisan eksitasinya.
Getaran paksa biasanya terjadi pada getaran pondasi karena
laporan skripsi ialah sebagai berikut :
mesin yang bertumpu di atasnya bergetar. Apabila frekuensi Pengukuran Getaran
rangsangan sama dengan frekuensi natural sistem maka akan Penyelidikan langsung melalui pengukuran tentang perilaku getar
menimbulkan resonansi. mesin-mesin struktur, model eksperimental, atau benda yang
sedang dalam taraf pengembangan sangat diperlukan untuk
keperluan sehari-hari. Alat ukur untuk keperluan ini sudah Tabel 1. Tingkat getaran ISO
cukup tersedia di mana-mana. Pengertian dasar tentang alat
ukur getaran
sangat diperlukan bagi setiap orang yang bekerja di bidang getaran.
Alat-alat utama yang dipakai untuk mengukur dan
menganalisa getaran-getaran mencakup alat pengukur tingkat
getaran, perekam tingkat, perekam audio dan alat analisa
frekuensi.
Sebelum dilakukan pengukuran getaran terlebih dahulu
ditentukan daerah yang mengalami getaran dan perambatan
getaran tersebut. Daerah inilah yang nantinya akan dilakukan
pengukuran getaran dengan menggunakan suatu alat ukur
getaran. Sebagai contoh tipe alat untuk mengukur suatu
getaran adalah sebagai berikut :
Accelerometer Keputusan Menteri Tenaga Kerja
Accelerometer ini akan memproduksi semacam sinyal. Berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep.
Ukuran sinyal tersebut sangatlah proporsional untuk 51/Men/1999 Tanggal 16 April 1999 tentang nilai ambang
diaplikasikan di dalam mengukur perlajuan daripada getaran. batas faktor fisika di tempat kerja yang memuat tentang NAB
Frequency Analyzer (Nilai Ambang Batas) getaran sebagai berikut:
Pada alat ini akan didapatkan distribusi daripada perlajuan
getaran frekuensi yang berbeda. Tabel 2. Tingkat kenyamanan
Frequency weighting network
Alat ini menirukan sensitif pada manusia terhadap getaran
pada frekuensi yang berbeda. Dengan menggunakan alat ini
dalam mengukur dan mengekspresikan paparan getaran akan
diberikan angka tunggal yang dinyatakan dalam m/s2 (satuan
perlajuan)

Aturan Biro Klasifikasi


Standar ABS Nilai ambang batas terebut merupakan besar magnitude
Salah satu pasal pada Standar ABS menyatakan bahwa : getaran yang bisa diterima oleh tubuh dalam jangka waktu
“Getaran longitudinal sistem propulsi dianggap berlebihan tertentu.
apabila Root Mean Square (RMS) amplitudo percepatannya
lebih besar dari 0.25 gravitasi”. METODOLOGI
Dalam banyak kasus amplitudo diasumsikan konstan sehingga

Pengumpulan Data
Kapal Meratus Sumbawa I
UKURAN UTAMA KAPAL
Loa : 98m
ARMS A Lpp : 92.8 m
2 2nZ  B
Daya Mesin Utama
H
: 16.5 m
: 7.8
: 1650 HP
m
ARM X Sarana Angkut
T
: 168 Teus
: 5.4 m
……………( 1 6606 M³ Grain
S  Vs : 11knot

  60

ARMS < 0.25 g Gross Tonnage : 3256 GT
Owner : PT. MERATUS LINE
Standar ISO Class : BKI
Aturan ISO terhadap getaran longitudinal lebih menekankan Designer : PT. Dok dan Perkapalan
pada kenyamanan dan keamanan personil yang ada di kapal. Jakarta
Orang yang terkena getaran yang melampaui batas secara
kontinyu akan merasakan kelelahan (fatique) sehingga MAIN ENGINE
mempengaruhi produktivitas kerja. Aturan ISO memberikan Merk : MAN B&W
hubungan antara frekuensi dan besarnya amplitudo getaran Type : 4L 35 MCE
yang diijinkan untuk lama exposure 8 jam. Tenaga Penggerak : 1650 HP
Menurut standart ISO, tubuh akan merasa sangat tidak RPM : 155 RPM
nyaman ketika magnitude diatas 0.8 m/s². Tabel mengenai No. of set : 1 set
level kenyamanan tubuh ketika terpapar getaran menurut
ISO2631-1 (1997) adalah: Pengukuran Getaran
Alat Ukuran Getaran tingkat getaran yang ada.
Alat ukur getaran digunakan untuk mengetahui besarnya Alat ukur getaran yang dipilih adalah menggunakan suatu alat
yaitu FFT (Fast Fourier Transform) Analyzer. Dari adanya dengan kondisi struktur yang dianalisa.
alat ukur getaran FFT Analyzer yang ada dipilih diantara dua
alat, yaitu FFT Analyzer tipe TVT 3000 dan FFT Analyzer
ANALISA DATA
tipe Pl 20 merk inmarsat. Alat ini dapat menganalisa domain
frekuensi dan domain waktu. Input pada alat ini berupa
gelombang yang kontinyu. Dengan mempertimbangkan waktu
pengukuran, yaitu pada pelayaran selama ±1 jam dan Pengukuran Getaran
banyaknya titik yang akan dilakukan pengukuran maka dipilih Pengukuran dilakukan pada titik-titik yang telah ditentukan
alat FFT Analyzer tipe Pl 20 merk inmarsat karena alat ini dengan keadaan kapal beroperasi. Dari pengukuran yang telah
lebih akurat dan tahan lebih lama ketika dilakukan dilakukan pada titik-titik yang telah ditentukan sebelumnya
pengukuran. pada kapal Meratus Sumbawa I maka didapatkan data getaran.
Penentuan Titik Getaran
Dalam melakukan pengukuran getaran maka harus ditentukan Titik ME 1
titik pengukuran terlebih dahulu. Menentukan titik pada 3
pondasi mesin induk dan sistem propulsi pada kapal Meratus 2,5
Sumbawa I. Pada sistem propulsi kapal dilakukan pengukuran 2
pada pondasi gear box karena nilai yang dicari adalah nilai D1u,m
getaran longitudinal. 5p
1
0,5 Titik ME
1
0
-0,5
-1
-1,5
-2
V ( m/s )

Grafik 1. Pengukuran Getaran Pada Titik 1 ME


Titik ME 2
4
Gambar 1. Titik-titik pengukuran 3
2
Perhitungan Getaran Longitudinal dan Torsional 1
0
Perhitungan getaran dilakukan pada getaran longitudinal dan -1
getaran torsional yang terjadi pada kapal Meratus Sumbawa I. -2
D u mp

-3
Adapun langkah-langkah dalam melakukan perhitungan -4
Tititk ME
-5
adalah sebagai berikut: -6
Getaran Longitudinal
- Perhitungan frekuensi eksitasi (ω)
- Perhitungan frekuensi natural (ωn)
- Perhitungan Steady Thrust (To) V ( m/s )

- Perhitungan amplitudo eksitasi getaran pada kecepatan Grafik 2. Pengukuran Getaran Titik 2 ME
penuh ( F )
Titik ME 3
- Perhitungan amplitudo getaran pada system (X) 3

Getaran Torsional 2
- Perhitungan frekuensi eksitasi (ω)
- Perhitungan frekuensi natural (ωn) 1
Dump

Tititk ME
- Perhitungan Osilasi torsi
0

Pengecekan Standar -1
Acuan dalam toleransi pada pengukuran getaran dilakukan
monitoring kondisi dan diagnosa permesinan dan propeller -2
V ( m/s )
(frekuensi eksitasi). Monitoring kondisi resonansi getaran -3
berlebih dalam prosedur teknis dalam analisa getaran, Grafik 3. Pengukuran Getaran Pada Titik 3 ME
sehingga memberikan petunjuk umum batasan-batasan dalam
pengukuran getaran permesinan untuk mengontrol kondisi
gaya eksitasi yang terjadi. Sehingga dalam peraturan ISO dan
ABS diberikan batasan range getaran yang diijinkan sesuai
Titik ME 4
Titik TB 2
4
2,5
3
2
2
Dump1 Titik ME 4 1,5
0

D u mp
Titik TB
-1 1

-2 0,5
0
V ( m/s )
-3
-0,5
V ( m/s )
Grafik 4. Pengukuran Getaran Pada Titik 4 ME Grafik -18. Pengukuran Getaran Pada TB 2
Perhitungan Getaran
Titik ME 5 -1,5
Perhitungan getaran dilakukan pada getaran
4
3 longitudinal dan getaran torsional yang terjadi pada kapal
2
1
Meratus Sumbawa I dengan rute Surabaya – Samarinda.
0 Perhitungan secara teori berdasarkan data-data yang ada di
-1
-2 kapal. Adapun langkah-langkah dalam melakukan
Du mp

-3 Titik ME
-4
perhitungan adalah sebagai berikut:
-5 Getaran Longitudinal
-6
Perhitungan frekuensi eksitasi (ω)
RPM
  2 N (rad / dt)
V ( m/s )
60
Grafik 5. Pengukuran Getaran Pada Titik 5 ME Perhitungan frekuensi natural (ωn)
1 k (rad / dt)
n 
Titik ME 6 2 m
8
Perhitungan Steady Thrust (To)
6 To  Tor
 RPM  2
4
 RPMr 
Dump

2
Titik ME
 
Perhitungan amplitudo eksitasi getaran pada kecepatan
0 penuh (F)
F    To(N )
-2
Perhitungan amplitudo getaran pada system (X)
V ( m/s )
-4 F/k
Grafik 6. Pengukuran Getaran Pada Titik 6 ME X  2

-6 Titik TB 1
 n 2   2 n2 
1   
4
3
  
2
1
0
X = 3.3800E-10 m
-1
-2
-3 Titik TB
ARMS  A
Du mp

-4
2
2nZ 
ARMS    X
V ( m/s )  60 
Grafik 7. Pengukuran Getaran Pada TB 1 = 1.423E-06
Getaran Torsional
Perhitungan frekuensi eksitasi (ω)
RPM
  2 N (rad / dt)
60
Perhitungan frekuensi natural (ωn)

n  1K
(rad / dt)
Perhitungan Osilasi2 J
torsi
M s  
Qo  2 Pengecekan Standar
    2    2
1    n     2  n 
     0,8
0,7

O s i l a s i T o r s i (M s / Q o )
0,6
Ms/Qo = 5.2497E-02 0,5
0,4 Standart ABS Hasil Pengukuran
0,3
Pengecekan Standar Getaran 0,2
Pada tahap ini dilakukan perbandingan antara hasil getaran 0,1

pondasi mesin dan thrust bearing pada kapal Meratus


Sumbawa I dengann standar yang berlaku. Pada tahap ini
0
standar yang digunakan adalah standar ABS (American 12345678
Bureau of Shipping).
Pasal pada Standar ABS menyatakan bahwa: “Getaran Sistem Propulsi
longitudinal sistem propulsi dianggap berlebihan apabila Root Grafik 10. Grafik Perbandingan Antara Getaran Torsional
Mean Square (RMS) amplitudo percepatannya lebih besar dari Dengan Standar ABS
0.25 gravitasi”. Dari pengukuran terdapat 1 komponen yang tidak memenuhi
Dalam banyak kasus amplitudo diasumsikan konstan sehingga
standart ABS, yaitu pada ME 6.
ARM  A Pengurangan Tingkat Getaran
Dari informasi yang didapatkan setelah pelayaran, diketahui
2
S  2nZ  bahwa holder antara pondasi dengan main engine di titik 6
tidak terlalu kencang. Sehingga main engine tidak berada pada
 
  posisi yang sesuai. Hal ini kemudian menyebabkan main
engine di titik 6 memiliki tingkat getaran melebihi standar
ARM 60 yang berlaku

S X
ARMS pada saat beroperasi. Kejadian ini dimungkinkan terjadi karena
< 0.25 g pada saat pemeriksaan ABK tidak terlalu keras mengencangkan
Besarnya amplitudo pada sistem untuk getaran longitudinal holder.
menurut perhitungan adalah 1.423E-06 m/s2. Pengurangan getaran pada titik tersebut dapat dilakukan
Maka: 1.423E-06< 0.25 g dengan cara mengencangkan kembali holder pada titik 6 pada
Jadi untuk besarnya amplitudo pada getaran longitudinal main engine tersebut. Pemeriksaan berkala dan seksama perlu
menurut perhitungan masih memenuhi standart. dilakukan juga. Ini untuk menghindari terjadinya getaran
Pada perhitungan terhadap getaran torsional juga dilakukan berlebih terjadi kembali di kemudian hari.
analisa dengan menggunakan standart ABS, dimana standart
ABS menyatakan bahwa torsi getaran atau torsi yang KESIMPULAN DAN SARAN
berosilasi yang berlebihan pada sembarang kecepatan adalah
torsi getaran atau torsi yang berosilasi yang lebih besar dari Kesimpulan
75% torsi steady pada kecepatan yang sama atau lebih besar Dari analisa yang dilakukan didapatkan kesimpulan bahwa
10% torsi steady pada kecepatan penuh, diambil yang kecil. sumber nilai hasil perhitungan secara teori terhadap besarnya
Pada sembarang frekuensi diambil: getaran longitudinal dan getaran torsional menunjukkan
Ms
 0.75 besarnya nilai amplitudo percepatan untuk getaran
longitudinal sebesar 1.423E-06m/s2. Sedangkan untuk
Qo
perhitungan secara teori untuk nilai osilasi torsi getaran
Besarnya amplitudo pada sistem untuk getaran torsional
torsional sebesar 5.2497E-02m/s2.
menurut perhitungan adalah 5.2497E-02 m/s2.
Dari hasil analisa getaran terhadap kapal Meratus Sumbawa I
5.2497E-02< 0.75
didapatkan bahwa sumber getaran longitudinal dan getaran
Jadi untuk besarnya amplitudo pada getaran torsional menurut
torsional terbesar terdapat pada bagian pondasi main engine 1.
perhitungan masih memenuhi standart.
Hal ini didasarkan bahwa pada bagian pondasi main engine
Besarnya amplitudo pada sistem untuk getaran torsional
titik 6 nilai osilasi torsinya sangat besar, yaitu 0,7604m/s 2.
menurut pengukuran adalah sebagai berikut:
Sedangkan untuk nilai osilasi torsi terkecil dari hasil
pengukuran terdapat pada bagian pondasi thrustbearing titik 2.
Tabel 3 Tabel Perbandingan Getaran torsional dengan
Dengan nilai osilasi torsinya sebesar 0,1574 m/s2.
Standart ABS
Pengecekan standart berdasarkan perhitungan secara teori,
A rms A ABS
besarnya getaran longitudinal dan getaran torsional pada kapal
Sistem propulsi (g) (g)
Meratus Sumbawa I masih memenuhi standart ABS
ME 1 0,692 0,75 (American Bureau of Shipping). Sedangkan berdasarkan
ME 2 0,5604 0,75 pengukuran secara langsung pada kapal Meratus Sumbawa I,
ME 3 0,5025 0,75 pada bagian pondasi main engine titik 6 tidak memenuhi
ME 4 0,5445 0,75 standar. Hal ini disebabkan karena holder antara pondasi
ME 5 0.6186 0,75 dengan main engine tidak terlalu kencang. Ini dimungkinkan
ME 6 0,7604 0,75 terjadi karena pada saat pemeriksaan ABK tidak
TB 1 0,2203 0,75 mengencangkan holder cukup kuat.
Saran TB 2 0,1574 0,75 Dengan adanya nilai getaran yang tidak memenuhi
standart ABS, maka perlu di lakukan peredaman pada bagian
yang mengalami getaran berlebih, yaitu dengan cara Harvald Sv, Aa. 1992. ”Tahanan dan Propulsi
pengencangan holder kembali. Pemeriksaan berkala dan Kapal”,
seksama perlu dilakukan. Ini untuk menghindari terjadinya Surabaya: Airlangga University Press.
getaran berlebih terjadi kembali di kemudian hari.
Kepmenaker No. Kep. 51/Men/1999,
www.disnakertransdiy.go.id
DAFTAR PUSTAKA
Materi Kuliah Getaran Sistem Permesinan
ABS. 2002. “ABS Guide for Passenger Comfort on Munn, Holger. 2001. “Ship Vibration”. Hanburg :
Ship”. Houston, USA : ABS Plaza. Germanischer LIoyd:
Ariana, Made,. Getaran Permesinan Kapal,
Surabaya :
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Bruel & Kjaer. Measuring Vibration. Denmark

Anda mungkin juga menyukai