Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH BAHASA INDONESIA

TATA KATA BAHASA INDONESIA


Dosen Pengampu : Dr. Nurlaksana Eko, M.pd.

KELOMPOK 7
Kelas : D3 KEPERAWATAN GIGi
Disusun oleh:
1.      Feni Sefti Yana           (2012402029)
2.  Jelita Putri (2012402033)
3.      Lailul Chairunnisa        (2012402034)
4.       Safira Deswita              (2012402043)

POLTEKKES  KEMENKES TANJUNG KARANG

JURUSAN KEPERAWATAN GIGI

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami

panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan

inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah  ini dengan judul ‘’Tata Kata

Bahasa Indonesia’’.Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Bahasa

Indonesia di Jurusan Keperawatan Gigi, Politeknik Kesehatan Tanjung Karang.  Dalam penulisan dan

menyusun makalah, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada dosen mata

kuliah Bahasa Indonesia, Bapak Dr.Nurlaksana Eko,Mpd. yang telah memberikan nasihat dan

bimbingan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini  dengan baik dan tepat

waktu.

            Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari

segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima

segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

   

Bandar Lampung, 23 September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................

DAFTAR ISI.........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................

A. Latar Belakang....................................................................................................

B. Rumusan Masalah...............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................................

A. Pengertian Kata...................................................................................................

B. Macam-macam Kata Berdasarkan Bentuknya................................................

BAB III PENUTUP..............................................................................................................

Kesimpulan..............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kata adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri dari satu atau lebih

morfem. Kata adalah merupakan bahasa terkecil yang dapat berdiri sendiri. Umumnya kata terdiri dari

satu akar kata tanpa atau dengan beberapa afiks. Gabungan kata-kata dapat membentuk frasa, klausa,

atau kalimat.

Berdasarkan bentuknya, kata bisa digolongkan menjadi empat: kata dasar, kata turunan, kata

ulang,dan kata majemuk Kata dasar adalah kata yang merupakan dasar pembentukan kata turunan

atau kata berimbuhan. Perubahan pada kata turunan disebabkan karena adanya afiks atau imbuhan

baik di awal (prefiks atau awalan), tengah (infiks atau sisipan), maupun akhir (sufiks atau akhiran)

kata. Kata ulang adalah kata dasar atau bentuk dasar yang mengalami perulangan baik seluruh

maupun sebagian sedangkan kata majemuk adalah gabungan beberapa kata dasar yang berbeda

membentuk suatu arti baru.

Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) memiliki “cara tersendiri” dalam

mendefisikan “kata”. Pertama, pengertian kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan

yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat di gunakan dalam berbahasa.

Pengertian kata juga sebanding dengan pengertian ujar atau bicara.

Kata adalah sederetan huruf yang diapit dua spasi dan mempunyai arti. Menurut Bloomfield

(dalam Chaer, 1994:163), “kata adalah satuan bebas terkecil (a minimal free form).” Contoh kata,

kumbang, hinggap, dan bunga.Jika ditinjau dari segi bahasa, pengertian kata adalah morfem atau

kombinasi morfem yang oleh bahasawan dianggap sebagai satuan terkecil yang dapat diujarkan

sebagai bentuk yang bebas. Atau dengan definisi lain, sebuah satuan bahasa yang dapat berdiri

sendiri, terjadi dari morfem tunggal (misalnya gelas, handuk, gembira) atau gabungan morfem

(misalnya pendatang, pembuat, mahakuasa)


B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan kata?

2. Apa yang dimaksud dengan kata dasar,kata turunan ,kata imbuhan kata  pengulangan

dan kata pemajemukkan?

3.  Sebutkan contoh-contoh kata dasar,kata turunan ,kata imbuhan kata pengulangan dan

kata pemajemukkan?
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KATA

Kata adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri dari satu atau lebih

morfem. Kata adalah merupakan bahasa terkecil yang dapat berdiri sendiri. Umumnya kata terdiri dari

satu akar kata tanpa atau dengan beberapa afiks. Gabungan kata-kata dapat membentuk frasa, klausa,

atau kalimat.

Berdasarkan bentuknya, kata bisa digolongkan menjadi : kata dasar, kata turunan, kata ulang, dan kata

majemuk.

B. MACAM-MACAM KATA BERDASARKAN BENTUKNYA

1.  KATA DASAR

Kata dasar adalah kata yang menjadi dasar pembentukkan  atau dapat diartikan sebagai kata

yang belum diberi imbuhan. Dengan kata lain, kata dasar adalah kata yang menjadi dasar awal 

pembentukan kata yang lebih besar. Contohnya adalah makan, duduk, pulang, tinggal, datang, minum,

langkah, pindah, dan lain – lain. Ia masih utuh, belum mengalami perubahan terutama karena

mendapat imbuhan, perulangan, dan persenyawaan  artinya Kata dasar menjadi dasar pembentukkan

kata berimbuhan atau kata jadian, kata ulang, dan kata majemuk.

·         Ciri-ciri kata dasar:

1. Di dalam kata dasar tidak terdapat imbuhan

2. Tidak terdapat kata dasar lain

3. Tidak dapat perulangan kata

4. Tidak dapat persenyawaan kata

·         Jenis-jenis kata dasar

1. Kata dasar bersuku satu: teh, wah


2. Kata dasar bersuku dua: mata, tiga

3. Kata dasar bersuku tiga: telinga, kemiri

4. Kata dasar bersuku empat: halilintar

5. Kata dasar bersuku lima: Indonesia

6. Kata dasar serupa bentuk ulang: kura-kura, kupu-kupu

·         Urutan-urutan kata dasar

1. Suku kata : mata→ma – ta

                       sampan→sam – pan

2. Akar kata : suk→ masuk

                       rak→derak

2. KATA TURUNAN

Kata turunan atau disebut dengan kata berimbuhan adalah kata – kata yang telah beruba

bentuk dan makna. Perubahan ini dikarenakan kata – kata tersebut telah diberi imbuhan yang berupa

awalan (afiks), akhiran (sufiks), sisipan (infiks), dan awalan – akhiran (konfiks). Contohnya adalah

menanam, berlari, tertinggal,bermain,berkelahi,bercanda,catatan,gemetar ,dan lain – lain. Kata

turunan dapat berupa kata dasar yang mendapat imbuhan; awalan, sisipan dan akhiran. Imbuhan itu

ditulis serangkai dengan kata dasarnya.

Macam-Macam Imbuhan

1. Awalan (Prefiks)

Prefiks adalah imbuhan-imbuhan yang diletakan pada awal kata dasar. Imbuhan-imbuhan yang

termasuk ke dalam awalan (prefiks) adalah: me-, ber-, ke-, di-, pe-, dan ter- Contoh: Kata dasar sapu

memiliki makna sebagai kata benda, setelah mendapat awalan me -, maka berubah menjadi menyapu
yang berarti kegiatan membersihkan. contoh kalimat: Ani menyapu pekarangan rumahnya dengan

sapu lidi.

2. Sisipan (infiks)

Sisipan adalah imbuhan yang diletakan di tengah-tengah kata dasar. Bentuk-bentuk sisipan antara lain

–el-,-em-,dan–er-. Contoh: Kata dasar pulang memiliki arti kembali ke asal, setelah mendapat sufiks I,

maka berubah menjadi pulangi yang bermakna menyuruh.  

contoh kalimat: Pulangi mainan yang kau pinjam kemarin!

3. Akhiran (sufiks)

Akhiran sufiks adalah imbuhan yang diletakan pada akhir kata dasar. Ada beberapa macam bentuk

imbuhan sufiks, diantaranya adalah –kan, -I, -an, -kah, -tah, dan –pun. Contoh: Kata dasar hitung

bermakna kegiatan menjumlah, setelah mendapat awalan – akhiran  (konfiks) menjadi diperhitungkan

yang bermakna mempertimbangkan. contoh kalimat: Segi kedisiplinan juga diperhitungan dalam

penilaian ini.

 3. KATA PENGULANGAN

Kata-kata yang mengalami proses pengulangan atau reduplikasi disebut juga dengan kata

ulang. Proses pengulangan yang terjadi pun bermacam-macam, misalnya pengulangaan kata secara

utuh atau murni, pengulangan bunyi kata, penguangan sebagian kata, pengulangan kata semu dan

pengulangan kata berimbuhan.

Penggolongan Kata Ulang Berdasarkan Bentuknya dibedakan menjadi:

1) Dwipurwa (kata ulang sebagian) Kata ulang sebagian adalah proses pengulangan yang

terjadi pada sebagian kata biasanya terjadi pada bagian awal kata. Contoh: Tetangga, Tetua,

Lelaki, Sesaji, Leluhur, Dedaunan, Pepohonan, Rerumputan, Bebatuan, Tetangga, Leluasa,

Pegunungan. Contoh kalimat: Tetua adat menyuruh semua orang untuk menjaga pepohonan

di dalam hutan. Rerumputan di pegunungan itu mati karena kemarau panjang yang terjadi.
2) Dwilingga (Kata ulang utuh atau penuh) Reduplikasi pada kata ulang utuh ini terjadi pada

semua atau keseluruhan kata Contoh: Anak-anak, Ibu-ibu, bapak-bapak, rumah-rumah,

macam-macam, tinggi-tinggi, kata-kata, sama-sama, dan lain-lain. Contoh kalimat: Anak-

anak bermain dengan riang gembira bersama orang tuanya. Pepohonan yang ada di hutan itu

tinggi-tinggi dan besar-besar semua.

3) Kata ulang berubah bunyi Reduplikasi bentuk ini terjadi pengulangan bunyi pada unsur

pertama maupun unsur kedua dalam kalimat. Contoh: Gerak-gerik, sayur-mayur, warna-

warni, teka-teki, sayur-mayur, utak-atik, serba-serbi, gotong-royong, lauk-pauk, dan lain-lain.

Contoh kalimat: Gerak-gerik pria misterius itu harus diwaspadai. Makanlah makanan sehat

seperti sayur-mayur dan lauk-pauk.

4) Kata ulang berimbuhan Pengulangan kata ulang berimbuhan terjadi dengan menambahkan

imbuhan pada unsur kata pertama atau unsur kata kedua. Contoh: Tarik-menarik, bermain-

main, bersenang-senang, melihat-lihat, berandai-andai, bersiap-siap, rumah-rumahan, batu-

batuan, bermaaf-maafan, tukar-menukar, sapa-menyapa, pukul-memukul, dan lain-lain.

Contoh kalimat: Setelah terjadi tarik-menarik kedua kelompok remaja itu bermaaf-maafan.

Budi melihat-lihat rumah-rumahan yang terbuat dari lilin.

5) Kata ulang semu Reduplikasi pada kata ulang semu terjadi pada kata dasar yang sebenarnya

bukan hasil reduplikasi itu sendiri. Perbedaan dengan kata ulang utuh adalah kata yang

direduplikasi tidak akan memiliki makna jika dipisah. Contoh: Laba-laba, kura-kura, undur-

undur, orong-orong, empek-empek, kupu-kupu, ubur-ubur, pura-pura, cumi-cumi, ubun-ubun,

dan lain-lain. Contoh kalimat: Budi sangat takut akan laba-laba, dan kura-kura.

Kupu-kupu terbang dengan sangat cantik.

4. KATA MAJEMUK

Pemajemukan adalah proses pembentukan kata melalui penggabungan dua buah kata yang

menimbulkan suatu kata baru. sedangkan,pengertian proses pemajemukan kata menurut Tata Baku

Bahasa Indonesia (1988) yang menyatakan bahwa pemajemukan adalah proses pembentukan kata
melalui penggabungan morfem dengan kata, atau kata dengan kata   yangmenimbulkan pengertian

baru yang khusus.

Dari pengertian-pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pemajemukan kata adalah

proses penggabungan kata dengan kata, kata dengan pokok kata, atau pokok kata dengan pokok kata

yang menghasilkan makna baru secara khusus. Penggabungan     kata dengan kata misalnya pada

kata rumah sakit. Kata dengan pokok kata misalnya pada kata pasukan tempur. Dan penggabungan

pokok kata dengan pokok kata misalnya pada   kata jual beli. Pokok kata adalah satuan yang tidak

dapat berdiri sendiri dalam tuturan biasa, dan secara gramatik tidak memiliki sifat bebas. Contoh

pokok kata misalnya juang, temu, alir, sandar, baca, ambil, jabat, main, rangkak dan masih banyak

lagi (Ramlan 2009;31). Hasil dari proses pemajemukan kata disebut kata majemuk atau kompositum.

Kata majemuk adalah gabungan dua buah morfem dasar atau lebih yang mengandung satu

pengertian baru. Kata majemuk tidak menonjolkan arti tiap kata. tetapi gabungan kata itu secara

bersama-sama membentuk suatu makna atau arti baru.

1) Pembedaan Kata Majemuk Berdasarkan Cara Penulisannya

a. Kata Majemuk senyawa Kata majemuk senyawa adalah kata majemuk yang cara

penulisannya dirangkaikan. seolah-olah telah melebur menjadi satu kata baru

Misalnya: matahari. hulubalang. Bumiputra

b. Kata majemuk tak-senyawa Kata majemuk tak-senyawa adalah kata majemuk yang

cara penulisan morfem -morfem dasarnya tetap terpisah. Misalnya: sapu tangan.

kumis kucing. cerdik pandai

2) Pembedaan Kata Majemuk Berdasarkan Kelas Kala Pembentuknya

Berdasarkan kelas kata pembentuknya. kata majemuk dapat dibedakan atas:

a. Kata majemuk yang terdiri atas kata benda + kata benda Misalnya: kapal udara. anak

emas, sapu tangan

b. Kata majemuk yang terdiri atas kata benda + kata kerja Misalnya: kapal terbang. anak

pungut. meja makan


c. Kata majemuk yang terdiri atas kata benda + kata sifat Misalnya: orang tua. rumah

sakit. pejabat tinggi

d. Kata majemuk yang terdiri atas kata sifat + kata benda Misalnya: panjang tangan.

tinggi hati. keras kepala

e. Kata majemuk yang terdiri atas kata bilangan + kata benda Misalnya: pancaindera.

dwiwarna. sapta marga

f. Kata majemuk yang terdiri atas kata kerja + kata kerja Misalnya: naik turun. keluar

masuk. pulang pergi

g. Kata majemuk yang terdiri atas kata sifat + kata sifat Misalnya: tua muda. cerdik

pandai. besar kecil.

3) Pembedaan Kata Majemuk Berdasarkan Hubungan Kata Pembentuknya Ditinjau dari

segi hubungannya.

a. Kata majemuk dapat dibedakan atas:

b. Kata majemuk yang morfem pertama nya merupakan awalan (prefiks). seperti: pra-

sarana. prasejarah. Tanadil

c. Kata majemuk yang morfem pertamanya merupakan pangkal kata. seperti: rumah

sakit. kapal udara. meja belajar

d. Kata majemuk’yang morfem keduanya merupakan pangkal kata. seperti: maha-siswa,

bumiputra. Purbakala

e. Kata majemuk yang morfem pertamanya mempunyai hubungan sederajat dengan

morfem keduanya. seperti naik turun. besar kecil. pulang pergi, sanak saudar

·         Contoh-contoh Kata Majemuk

1. Kalimat majemuk setara

Kalimat majemuk setara yaitu penggabungan dua kalimat tunggal dan tiap-tiap unsur-unsurnya

mempunyai kedudukan setara.


Contoh:

a. Saya akan datang ke rumahmu sekarang atau nanti malam.

b. Dia sangat baik hati dan suka menolong.

2. Kalimat majemuk bertingkat

Kalimat majemuk bertingkat memperlihatkan berbagai jenis hubungan semantis antara klausa yang

membentuknya.

Contoh:

Saya mengerjakan pekerjaan itu sampai larut malam agar besok pagi dapat mengumpulkannya.

3. Kalimat majemuk campuran

Kalimat yang hubungan antara pola-pola kalimat itu ada yang sederajat dan ada yang bertingkat.

Contoh:

Setelah saya bangun tidur, saya mandi, berganti pakaian, sarapan, lalu berangkat ke sekolah.

Ciri-ciri Kata Majemuk

Ciri kata majemuk antara lain sebagai berikut:

a. Gabungan itu membentuk satu arti yang baru.

b. Gabungan itu dalam hubungannya ke luar membentuk satu pusat, yang menarik

keterangan    atas kesatuan itu, bukan atas bagian-bagiannya.

c. Biasanya terdiri dari kata-kata dasar.

d. Frekuensi pemakaiannya tinggi.

e. Terutama kata-kata majemuk yang bersifat endosentris, terbentuk menurut hokum DM

(Diterangkan mendahului Menerangkan).


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Kata adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri dari satu atau lebih

morfem. Kata adalah merupakan bahasa terkecil yang dapat berdiri sendiri. Berdasarkan bentuknya,

kata bisa digolongkan menjadi : kata dasar, kata turunan, kata ulang, dan kata majemuk.masing-

masing jenis memiliki fungsi dan pemahaman yang berbeda-beda


DAFTAR PUSTAKA

http://rikihidayathidayat.blogspot.co.id/2012/01/tata-kata-bahasa-indonesia.html#close

http://dedeheripramono.blogspot.co.id/2015/10/proses-morfologis-pemajemukan-kata.html

http://mahmud09-kumpulanmakalah.blogspot.co.id/2013/01/pengertian-morfem-jenis-
jenisnya-dan.html

Anda mungkin juga menyukai