PENCEGAHAN SEKUNDER
15.deteksi dini hepatitis B dan C
a. Rencana aksi program pencegahan dan pengendalian penyakit
Hepatitis virus yang terdiri dari hepatitis A, B, C, D dan E merupakan masalah
kesehatan masyarakat yang serius di Indonesia. Hepatitis A dan E yang ditularkan
secara fecal oral sering menimbulkan KLB di beberapa wilayah di Indonesia.
Sedangkan Hepatitis B dan C adalah merupakan penyakit kronis yang dapat
menimbulkan sirosis dan kanker hati bagi penderitanya. Saat ini diperkirakan terdapat
28 juta orang dengan Hepatitis B dan 3 juta orang dengan Hepatitis C . Dari 28 juta
yang terinfeksi Hepatitis B ada sebanyak 14 juta (50%) diantaranya yang berpotensi
kronik, dan dari 14 juta tersebut 1.400.000 orang (10%) berpotensi menjadi sirosis
dan kanker hati bila tidak diterapi dengan tepat. Hepatitis B yang disebabkan oleh
virus hepatitis B dapat dicegah dengan imunisasi (baik aktif maupun pasif). Pada
tahap awal infeksi, sebagian besar hepatitis B tidak bergejala sehingga sesorang yang
terinfeksi hepatitis B tidak mengetahui dirinya sudah terinfeksi. Dalam hal
pengendalian Hepatitis maka strategi utama adalah melaksanakan upaya peningkatan
pengetahuan dan kepedulian, pencegahan secara komprehensif, pengamatan penyakit
dan pengendalian termasuk tatalaksana dan peningkatan akses layanan. Untuk itu
kegiatan deteksi dini hepatitis menjadi sangat penting untuk dapat memutus rantai
penularan (terutama dari ibu ke bayi) serta untuk mengetahui sedini 16 Rencana Aksi
Program P2P 2015-2019 (revisi) mungkin seseorang terinfeksi hepatitis dan tindak
lanjut terapinya. Dengan deteksi dini seseorang sapat diterapi lebih awal sehingga
seseorang yang terinfeksi hepatitis dapat meningkat kwalitas hidupnya dan hati tidak
menjadi sirosis atau kanker hati. Perkembangan teknologi dalam tatalaksana hepatitis
C di dunia sangat cepat. Dengan ditemukannya obat baru dalam tatalaksana hepatitis
C ( sobosfovir ) dengan tingkat keberhasilan yang sangat tinggi, menjadi peluang bagi
program pengendalian hepatitis untuk melaksanakan deteksi dini hepatitis C, terutama
pada kelompok berisiko. Dengan demikian eliminasi Hepattitis B dan C menjadi
mungkin untuk dicapai.
16.Perluasan skrining AIDS
Pandemik HIV dan AIDS telah menyerang disemua negara dengan kecepatan
penularan yang sangat tinggi. Respon yang dimunculkan dari berbagai kalangan
khususnya pemerintah terbukti belum menyaingi kecepatan penyebaran virus tersebut.
Dampaknya, angka kasus baru HIV secara tajam terus dilaporkan mengalami
peningkatan.Sasaran yang akan diatur dalam rancangan Peraturan Daerah ini adalah
menyangkut aspek pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS yang
dilaksanakan secara bersama-sama dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan,
menjamin kualitas hidup ODHA (Orang dengan HIV dan AIDS) tanpa adanya stigma
dan diskriminasi. KPAP (Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi) sebagai lembaga
koordinatif telah mengembangkan berbagai bentuk kegiatan yang dimotori oleh
lembaga-lembaga implementer seperti NGO, unit pelaksana teknis pemerintah, dan
lembaga-lembaga swasta lainnya. Kegiatan yang dikembangkan dikategorisasi
menurut tujuan penanggulangan yakni untuk pencegahan bagi masyarakat yang belum
terinfeksi dan untuk peningkatan kualitas hidup bagi masyarakat yang sudah tertular
HIV dan AIDS