Anda di halaman 1dari 18

PENGARUH INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP HARGA

SAHAM PERUSAHAAN PERTAMBANGAN GO PUBLIC DI


BURSA EFEK INDONESIA

Disusun Oleh:

AGUSTINA

BCA 116 251

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur senantiasa saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT,
karena dengan limpahan rahmat dan hidayah- Nya, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan tugas pengganti ujian tengah semester yaitu Proposal Metodologi
yang berjudul “PENGARUH INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP HARGA
SAHAM PERUSAHAAN PERTAMBANGAN GO PUBLIC DI BURSA EFEK
INDONESIA”.

Penulis menyadari, karya yang penulis susun ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan dari berbagai
pihak. Sebagai manusia biasa, penulis berusaha dengan sebaik-baiknya dan
semaksimal mungkin, dan sebagai manusia biasa juga penulis tidak luput dari segala
kesalahan dan kekhilafan dalam menyusun proposal ini.

Untuk menyempurnakan karya ini, penulis dengan senang hati akan menerima
kritik dan saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak. Sehingga di kemudian
hari penulis dapat menyempurnakan proposal ini dan penulis dapat belajar dari
kesalahan-kesalahan yang telah penulis lakukan. Akhirnya kata penulis berharap
semoga proposal ini dapat bermanfaat khusunya bagi penulis dan umumnya bagi
semua pihak yang berkepentingan.

Palangka Raya, 4 November 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian......................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................6
2.1 Tinjauan Pustaka.........................................................................................6
2.1 Penelitian Terdahulu...................................................................................8
2.3 Hubungan Antar Variabel...........................................................................9
2.4 Kerangka Pemikiran...................................................................................11
BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................12
3.1 Objek Penelitian..........................................................................................12
3.2 Overasional Variabel..................................................................................12
3.3 Populasi Dan Sampel..................................................................................13
3.4 Sumber Data Penelitian..............................................................................14
3.5 Metode Analisis Data.................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan pasar modal Indonesia yang pesat dimulai sejak
ditetapkannya paket-paket kebijakan oleh pemerintah pada bulan Desember 1987,
Oktober 1988, dan Desember 1988. Kebijakan-kebijakan tersebut telah
meningkatkan kegairahan para pelaku bisnis di pasar modal, sekaligus menarik
perhatian para peneliti untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan pasar
modal. Perkembangan yang pesat ini semakin didukung dengan swastanisasi
Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 1992, penerapan Jakarta Automated
Trading System pada tahun 1995, dan dikeluarkannya Undang-undang No. 8
Tahun 1995 tentang pasar modal yang berlaku efektif mulai Januari 1996.
Mekanisme transaksi perdagangan bursa di Indonesia yang dilakukan oleh pelaku
pasar modal beserta lembaga-lembaga penunjangnya memperoleh kepastian
hukum.
Permintaan investor terhadap suatu saham dipengaruhi oleh berbagai
informasi yang ia miliki salah satu diantaranya informasi akuntansi yang disajikan
dalam bentuk laporan keuangan, bagi investor dengan adanya pasar modal
memungkinkan investor mempunyai berbagai pilihan investasi yang sesuai
dengan preferensi mereka. Pengumuman laporan keuangan merupakan saat-saat
yang ditunggu oleh para pemodal (investor), karena dari laporan keuangan itulah
para investor dapat mengetahui perkembangan emiten yang digunakan sebagai
salah satu pertimbangan untuk membeli atau menjual saham-saham tertentu yang
mereka miliki.
Informasi merupakan hal yang penting bagi investor dan pelaku bisnis
karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran
baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang
bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya.
Informasi yang lengkap, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di
pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi. Apabila
pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan
bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Informasi

1
akuntansi tersebut dapat dilihat melalui rasio keuangan disuatu perusahaan,
sehingga rasio keuangan sangat penting bagi analis eksternal yang menilai suatu
perusahaan berdasarkan laporan keuangan yang diumumkan. Penilaian ini
meliputi masalah likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, efisiensi manajemen dan
prospek perusahaan dimasa yang akan datang. Selain itu rasio keuangan berguna
bagi analisis internal untuk membantu manajemen membuat evaluasi tentang hasil
perusahaan, memperbaiki kesalahan-kesalahan dan menghindari keadaan yang
dapat menyebabkan kesulitan keuangan.
Menurut (Agus Sartono, 2001) profitabilitas adalah kemampuan
perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva
maupun modal sendiri. Dengan demikian bagi investor jangka panjang akan
sangat berkepentingan dengan analisis profitabilitas ini, misalnya pemegang
saham akan melihat keuntungan yang benar-benar akan diterima dalam bentuk
dividen. Salah satu cara dalam mengukur rasio profitabilitas dengan menggunakan
rasio Earning Per Share (EPS). Keuntungan per lembar saham biasanya
merupakan indikator laba yang diperhatikan oleh investor yang merupakan angka
dasar yang diperlukan dalam menentukan harga saham. Dengan demikian
Earning Per Share (EPS) akan sangat berpengaruh terhadap perubahan harga
saham.
Robert Ang (1997) mengatakan Rasio Solvabilitas menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Rasio ini
juga disebut leverage ratios, karena merupakan rasio pengungkit yaitu
menggunakan uang pinjaman (debt) untuk memperoleh keuntungan. Rasio
solvabilitas dapat diukur dengan menggunakan Debt to Equity Ratio (DER), rasio
ini menunjukkan komposisi atau struktur modal dari total pinjaman (hutang)
terhadap total modal yang dimliki perusahaan, Debt to Equity Ratio (DER)
menunjukkan sejauh mana perusahaan dapat menanggung kerugian tanpa harus
membahayakan kepentingan kreditornya (Lukman Syamsudin 2001:54). Semakin
kecil angka rasio ini, berarti semakin besar jumlah aktiva yang didanai oleh
pemilik perusahaan dan semakin besar penyangga risiko kreditor, sehingga dapat
berpengaruh terhadap perubahan harga saham dimana investor akan melihat
seberapa besar rasio ini di dalam suatu perusahaan.

2
Analisis mengenai perubahan harga saham juga dilakukan dengan
membandingkan intrinsic (intrinsic value) suatu saham dengan harga saham saat
ini (current market value) saham tersebut. Oleh karena itu, bagi investor juga
penting untuk mengetahui nilai-nilai tersebut. Nilai intrinsic merupakan nilai
sebenarnya dari saham atau nilai yang terkandung dalam saham tersebut.
Sedangkan nilai pasar saham tersebut di pasar saat ini. Rasio pasar menunjukan
informasi penting perusahaan dan diungkapkan dalam basis per saham. Yang
sering digunakan para investor dalam mengukur rasio pasar yaitu Price to Book
Value (PBV), merupakan perbandingan antara harga saham dengan Book Value
per Share (BVS). Rasio digunakan untuk menilai apakah suatu saham undervalue
atau overvalue. Suatu saham disebut undervalue apabila harga sahamnya dibawah
nilai buku perusahaan yang bersangkutan, sebaiknya dikatakan overvalue apabila
harga saham melebihi nilai buku (Siamat, 2001:226).
Dalam penelitian ini, penulis memilih Earning Per Share (EPS) karena
Earning Per Share (EPS) dapat investor dapat mengetahui besaran pendapatan
yang diterima oleh para pemegang saham dari setiap lembar saham dibandingkan
rasio probfitabilitas lainya. Sedangkan Debt to Equity Ratio (DER) digunakan
penulis untuk melihat sejauh mana perusahaan dapat menanggung kerugian tanpa
harus membahayakan kepentingan kreditornya. Rasio Pasar merupakan analisis
mengenai harga saham yaitu dengan membandingkan nilai intrinsic (intrinsic
value) suatu saham dengan harga saham saat ini (current market value) saham
tersebut. Penulis menghitung rasio pasar tersebut dengan menggunakan rasio
Price Book Value (PBV), Price Book Value (PBV) merupakan salah satu rasio
yang sering digunakan investor dalam menilai harga saham tertentu di pasar
modal, karena Price Book Value (PBV) dapat menilai apakah suatu saham
undervalue atau overvalue.
Dengan adanya informasi akuntansi, maka investor dapat melihat reaksi
pasar yang ditunjukkan dengan adanya perubahan harga saham pada waktu
informasi diumumkan dan semua pelaku pasar sudah menerima informasi
tersebut, dimana pelaku pasar terlebih dahulu menginterpretasikan dan
menganalisis informasi tersebut sebagai sinyal baik (good news) atau sinyal buruk
(bad news). Jika pengumuman informasi tersebut sebagai sinyal baik bagi

3
investor, maka terjadi perubahan dalam harga saham, dimana harga saham
menjadi naik. Dengan dilaksanakanya analisis terhadap informasi akuntansi, maka
investor diharapkan akan dapat mengambil keputusan yang berkaitan dengan
investasinya, dengan kata lain informasi tersebut akan menyebabkan harga saham
berfluktuasi.
Sehubungan dengan uraian diatas penulis akan melakukan penelitian untuk
mengetahui pengaruh dari suatu informasi akuntansi terhadap perubahan harga
saham. Dimana yang menjadi objek penelitian penulis adalah perusahaan
pertambangan go public di Bursa Efek Indonesia. Penulis memilih perusahaan
pertambangan sebagai perusahaan yang diteliti karena beberapa alasan yaitu
karena harga minyak mentah yang semakin meningkat sehingga membawa
sentiment positif terhadap pergerakan harga saham di sector pertambangan. Dan
juga dilihat dari prospek pertambangan yang cerah dari tahun ke tahun karena
banyaknya permintaan akan hasil tambang di Indonesia khususnya tambang jenis
batubara. Penelitian ini adalah replikasi dari beberapa penelitian sebelumnya,
dengan mengubah variabel-variabel independen yang dipakai sebagai dasar untuk
meneliti pengaruh terhadap variabel dependen. Variabel independen yang
digunakan dalam penelitian ini yakni Earning Per Share (EPS), Debt to Equity
Ratio (DER), Price to Book Value (PBV) serta variabel dependen yakni perubahan
harga saham.

1.2 Rumusan Masalah


Perkembangan harga saham di bursa efek Indonesia (BEI) merupakan
suatu indikator penting untuk mempelajari tingkah laku pelaku pasar yaitu
investor. Investor dalam menentukan apakah ia akan melakukan transaksi di
bursa efek Indonesia (BEI), investor akan membuat keputusan berdasarkan
berbagai informasi yang dimilikinya, termasuk diantaranya informasi akuntansi.
Informasi akuntansi dalam bentuk laporan keuangan yang lazim digunakan oleh
para investor dalam melakukan investasi di pasar modal dengan menganalisis
rasio keuangan perusahaan pertambangan go public di Bursa Efek Indonesia
(BEI), dimana rasio tersebut dapat di lihat dari besarnya rasio Earning Per Share
(EPS), Debt to Equity Ratio (DER), Price to Book Value (PBV), sehingga

4
investor akan menginvestasikan modalnya dalam bentuk saham dengan tujuan
mendapatkan deviden.
Dengan adanya informasi akuntansi, maka investor akan menganalisis
terhadap informasi tersebut sebagai sinyal yang baik atau sinyal yang buruk,
sehingga investor diharapkan akan dapat mengambil keputusan yang berkaitan
dengan investasinya dan akan menyebabkan harga saham berfluktuasi.
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka perumusan masalah yang
diajukan dalam penulisan proposal ini adalah “ Apakah informasi akuntansi
berpengaruh terhadap perubahan harga saham perusahaan pertambangan go
public di Bursa Efek Indonesia ?”

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka penelitian ini
dilakukan bertujuan untuk mengetahui besarnya kontribusi pengaruh komponen
informasi akuntansi dalam bentuk rasio keuangan yaitu, Earning Per Share (EPS),
Debt to Equity Ratio (DER), Price to Book Value (PBV) terhadap perubahan
harga saham perusahaan pertambangan go public di Bursa Efek Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian


a) Membantu investor perorangan yang menghadapi seperangkat alat
tertentu, dalam memilih surat berharga yang optimal dan penetapan surat
berharga untuk mendapatkan profitabilitas yang maksimal.
b) Untuk memberikan gambaran bagi mereka yang akan melakukan
penelitian lebih lanjut mengenai perusahaan pertambangan

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Tinjauan Pustaka
2.1.1. Informasi Akuntansi
Secara umum informasi akuntansi merupakan informasi yang mencakup
proses dan prosedur informasi keuangan organisasi dengan tujuan untuk
pelaporan kepada pihak internal maupun eksternal perusahaan.
Informasi akuntansi adalah informasi yang dihasilkan dari proses
akuntansi disajikan dalam bentuk laporan keuangan. Melalui laporan keuangan ini
investor dapat mengetahui variabel yang secara fundamental diperkirakan akan
mempengaruhi pengambilan keputusan yang lebih rasional untuk melakukan
investasi dalam hal ini saham.

2.1.2 Saham
Definisi saham menurut Subekti & Surono (2007) sebagai berikut :
Saham adalah tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu
perusahaan atau Persetoan Terbatas (PT). Sedangkan menurut Fuady (2001:20)
memberikan definisi saham. Saham adalah kertas yang dicetak dengan bagus
yang membuktikan bahwa pemegangnya turut serta berpartisipasi dalam modal
suatu perusahaan.
Secara umum Saham adalah surat berharga yang menunjukkan
kepemilikan perusahaan sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas
dividen atau distribusi lain yang dilakukan perusahaan kepada pemegang saham
lainnya. Menurut Husnan (2005:29), “saham merupakan secarik kertas yang
menunjukkan hak pemodal (yaitu pihak yang memiliki kertas tersebut) untuk
memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang menerbitkan
sekuritas tersebut dan berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut
menjalankan haknya”. Saham merupakan salah satu dari beberapa alternatif yang
dapat dipilih untuk berinvestasi.
Investasi dengan membeli saham suatu perusahaan, berarti investor telah
menginvestasikan dana dengan harapan akan mendapatkan keuntungan dari hasil
penjualan kembali saham tersebut. Wujud saham adalah selembar kertas yang

6
menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang
menerbitkan surat berharga tersebut dan porsi kepemilikan ditentukan oleh
seberapa besar penyertaan yang ditanamkan dalam perusahaan tersebut
(Darmadji, 2001:5). Sifat dasar investasi saham adalah memberikan peran bagi
investor dalam memperoleh laba perusahaan. Setiap pemegang saham merupakan
sebagian pemilik perusahaan, sehingga mereka berhak atas sebagian dari laba
perusahaan. Namun hak tersebut terbatas karena pemegang saham berhak atas
bagian penghasilan perusahaan hanya setelah seluruh kewajiban perusahaan
dipenuhi.

2.1.3. Harga Saham


Saham merupakan tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang dalam
suatu perusahaan. Selembar saham adalah selembar kertas yang menerangkan
bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik saham (berapapun
porsinya/jumlahnya) dari suatu perusahaan yang menerbitkan kertas (saham)
tersebut. Selembar saham mempunyai nilai atau harga. Menurut Widoatmodjo
(2000:13), harga saham dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Harga Nominal
Harga nominal merupakan harga yang tercantum dalam sertifikat saham
yang ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang
dikeluarkan. Besarnya harga nominal memberikan arti penting karena deviden
yang dibayarkan atas saham biasanya ditetapkan berdasarkan nilai nominal.
b. Harga Perdana
Harga perdana merupakan harga pada waktu saham tersebut dicatat di
bursa efek dalam rangka penawaran umum penjualan saham perdana yang
disebut dengan IPO (Initial Public Offering). Harga saham pada pasar perdana
biasanya ditetapkan oleh penjamin emisi (underwriter) dan emiten. Dengan
demikian akan diketahui berapa harga saham emiten itu akan dijual kepada
masyarakat.
c. Harga Pasar
Harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang
lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di bursa efek. Transaksi

7
di sini tidak lagi melibatkan emiten dan penjamin emisi. Harga inilah yang di
sebut sebagai harga di pasar sekunder dan merupakan harga yang benar-benar
mewakili harga perusahaan penerbitnya, karena pada transaksi di pasar
sekunder, kecil sekali terjadi negosiasi harga antara investor dengan perusahaan
penerbit. Harga yang setiap hari diumumkan di surat kabar atau media lain
adalah harga pasar yang tercatat pada waktu penutupan (closing price) aktivitas
di Bursa Efek Indonesia.
2.2. Penelitian Terdahulu
Tahun Peneliti Uraian Hasil Penelitian
2012 Volanda Volanda meneliti pengaruh informasi akuntansi terhadap perubahan
harga saham perusahaan pertambangan go public di Bursa Efek
Indonesia. Hasil penelitian menunkjukkan bahwa informasi keuangan
(variabel independen) yaitu Earning Per Share (EPS) berpengaruh
positif dan signifikan terhadap perubahan harga saham, Debt to Equity
Ratio (DER) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
perubahan harga saham, Price to Book Value (PBV) berpengaruh
positif dan tidak signifikan terhadap perubahan harga saham
perusahaan pertambangan go public di Bursa Efek Indonesia.
Sedangkan setelah dilakukan uji ANOVA atau simultan variabel
independen (Earning Per Share, Debt to Equity Ratio, Price to Book
Value) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap
perubahan harga saham perusahaan pertambangan go public di Bursa
Efek Indonesia.
2005 Miftah Miftah meneliti pengaruh Dividend Per Share dan Financial Leverage
terhadap Harga Saham studi kasus pada PT. Bank NISP di BEJ periode
1999-2003. Hasil penelitan menunjukkan bahwa variabel independen
Dividend Per Share dan Financial Leverage, tidak berpengaruh
signifikan baik secara parsial maupun simultan terhadap variabel
dependen yaitu Harga Saham pada PT. Bank NISP di BEJ periode
1999-2003.
2010 Sugeng Sugeng meneliti analisis pengaruh informasi akuntansi ter hadap
perusahaan manufaktur di bursa efek Indonesia periode 2007-2008.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tidak auto-korelasi antar
variable independen yaitu harga saham perusahaan manufaktur di BEI
periode 2007-2008.

8
2.3 Hubungan Antar Variable
2.3.1. Analisa Rasio Keuangan
Analisis Rasio keuangan merupakan sebuah indeks yang menghubungkan
dua angka akuntansi dan didapat dengan membagi satu angka dengan yang
lainnya (James dan John, 1997). Analisis rasio keuangan, yang menghubungkan
unsur-unsur neraca dan perhitungan laba rugi satu dengan yang lainnya, dapat
memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan dan penilaian posisinya pada
saat ini. Analisis rasio juga memungkinkan manajer keuangan memperkirakan
reaksi para kreditor dan memberikan pandangan kedalam tentang bagaimana kira-
kira dana dapat diperoleh.

2.3.2. Pasar modal


Pasar modal dalam menjalankan fungsi ekonomi yaitu dengan
mengalokasikan dana secara efisien dari pihak yang memiliki dana kepada pihak
yang membutuhkan dana, sedangkan fungsi keuangan dapat ditunjukan oleh
adanya perolehan imbalan bagi pihak yang memberi dana sesuai dengan
karakteristik investasi yang mereka pilih. Pasar modal menjadi salah satu pilihan
bagi investor dalam menyalurkan dana yang mereka miliki.

2.3.3. Earning Per Share (EPS)


Laba per lembar saham akan diikuti secara erat oleh peserta saham, karena
besarnya laba per lembar saham dari suatu perusahaan merupakan cerminan dari
nilai perusahaan. Menurut IAI dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
Nomor 56 menyebutkan “LPS dengan ringkas menyajikan kinerja
perusahaan dikaitkan dengan saham beredar“. Hal ini menjelaskan bagaimana
kinerja suatu perusahaan jika dikaitkan dengan bagaimana proses dari pendanaan
perusahaan itu menghasilkan laba.
Laba bersih setelah pajak

Earning per Share = X 100 %


Jumlah saham yang beredar

2.3.4. Debt to Equity Ratio (DER)


Untuk mengukur sejauh mana perusahaan dibiayai dengan hutang salah

9
satunya dapat dilihat melalui debt to equity ratio. Debt to Equity Ratio
mencerminkan besarnya proporsi antara total debt (total hutang) dengan total
shareholder equity (total modal sendiri). Total debt merupakan total liabilities
(baik utang jangka pendek maupun jangka panjang): sedangkan total
shaareholder’ merupakan total modal sendiri (total modal saham yang di setor
dan laba yang ditahan) yang dimiliki perusahaan. Menurut Robert Ang (1997)
rasio ini menunjukkan komposisi dari total hutang terhadap total ekuitas. Semakin
tinggi DER menunjukkan komposisi total hutang semakin besar di banding
dengan total modal sendiri, sehingga berdampak semakin besar beban perusahaan
terhadap pihak luar (kreditur).
Total Hutang

Debt to Equity Ratio = X 100 %


Total Ekuitas

2.3.5. Price Book Value (PBV)


Price Book Value (PBV) merupakan perbandingan antara harga saham
dengan Book Value per Share (BVS). Rasio digunakan untuk menilai apakah
suatu saham undervalue atau overvalue. Suatu saham disebut undervalue apabila
harga sahamnya dibawah nilai buku perusahaan yang bersangkutan, sebaiknya
dikatakan overvalue apabila harga saham melebihi nilai buku (Siamat, 2001:226).
Harga saham
Price Book Value = x 100 %
Book Value per Share
Menurut Subekti dan Surono (2007) Price Book Value (PBV) merupakan
salah satu rasio yang digunakan investor dalam menilai harga saham tertentu di
pasar modal.

2.4 Kerangka Pemikiran

Earning Per Share (X1)


Harga
Saham
Debt to Equity Rasio (X2)
(Y)
10
Price Book Value (X3)
2.5 Pengembangan Hipotesis
Analisis Pengaruh Informasi Akuntansi Terhadap Perubahan Harga Saham
H1 : Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
perubahan harga saham.
H2 : Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
perubahan harga saham.
H3 : Price Book Value (PBV) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap perubahan harga saham

11
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek penelitian
Informasi Akuntansi dan perubahan harga saham perusahaan
pertambangan yang menjadi objek penelitian merupakan perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang menyajikan laporan keuangan secara
lengkap dan dipublikasikan dalam Indonesian Capital Market Directory (ICMD)
maupun dalam bentuk laporan tahunan (annual report).

3.2 Operasional Variabel


3.2.1. Variabel Dependen

Keterangan :
Y = Perubahan harga saham
Ht = Harga saham rata-rata tahun t
Ht-1 = Harga saham rata-rata tahun sebelumnya

3.2.2. Variabel Independen


Variabel independen (bebas) merupakan variabel yang mempengaruhi
variabel lain. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian dinyatakan
dengan notasi X, berikut beberapa variabel yang digunakan sebagai variabel
independen yaitu sebagai berikut :
1) Earning per Share (EPS), sebagai variabel X1 :
Laba bersih setelah pajak

Earning per Share = X 100 %


Jumlah saham yang beredar

2) Debt to Equity Ratio (DER) sebagai variabel X2 :

Total Hutang

12
Debt to Equity Ratio = X 100 %

Total Ekuitas
3) Price Book Value (PBV) sebagai variabel X3 :
Harga saham

Price Book Value = X 100 %


Book Value per Share

3.3 Populasi dan Sampel


Populasi merupakan kelompok orang, kejadian atau peristiwa yang
menjadi perhatian para peneliti. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan
pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan tahun penelitian dari
2013-2015. Sampel merupakan bagian dari populasi. Pemilihan sampel dilakukan
melalui metode Purposive Sampling, yaitu pemilihan sampel berdasarkan kriteria
dan sistematika tertentu yang bertujuan untuk mendapatkan sampel yang
representatif.
Kriteria-kriteria yang menjadi faktor penentu dalam sampel pada
penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) paling
tidak akhir 2013-2015.
b. Perusahaan pertambangan yang menerbitkan laporan keuangan secara
lengkap.
c. Perusahaan pertambangan telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan tidak
mengalami delisting selama periode penelitian.
d. Perusahaan pertambangan yang memiliki laba positif.
e. Harga saham perusahaan pertambangan tahun 2013-2015.

3.4 Sumber Data Penelitian


a. Indonesian Capital Market Directory (ICMD), untuk mendapatkan data
laporan keuangan tahunan pertambangan dari tahun 2013-2015
b. Website Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id, untuk mendapatkan data
laporan keuangan tahunan (annual report) perusahaan pertambangan dari
tahun 2013-2015. Data ini diperoleh dari homepage IDX, untuk mendapatkan

13
soft copy laporan keuangan dan annual report yang didapat dari menu issuer,
financial report.
c. Bahan literatur lainnya seperti buku dan data dari penelitian lain yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti.

3.5 Metode Analisi Data


Analisis data dilakukan dengan analisis data kuantitatif dan analisis data
kualitatif. Analisis data kuantitatif merupakan analisis data yang diukur dalam
skala numeric atau angka, analisis kuantitatif yang dilakukan adalah dengan
melakukan perhitungan Earning per Share, Debt to Equity Ratio, Price Book
Value. Sedangkan kualitatif yaitu dengan menggunakan analisis deskriptif,
dimana dalam metode ini data yang diperoleh berupa harga saham, daftar
perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesisa.
Berdasarkan Hipotesis diatas maka :
1. Hipotesis 1 (H1) diterima, menyatakan bahwa Earning per Share (X1)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan harga saham
perusahaan pertambangan go public di Bursa Efek Indonesia (BEI).
2. Hipotesis 2 (H2) ditolak, menyatakan bahwa Debt to Equity Ratio (X2)
memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap perubahan harga
saham perusahaan pertambangan go public di Bursa Efek Indonesia (BEI).
3. Hipotesis 3 (H3) ditolak, menyatakan bahwa Price Book Value (X3) memiliki
pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap perubahan harga saham
perusahaan pertambangan go public di Bursa Efek Indonesia (BEI).

14
DAFTAR PUSTAKA

Amsir. 2005. Analisis Pengaruh Informasi Akuntansi Terhadap Harga Saham


Pada Perusahaan Makanan dan Minuman di Bursa Efek Jakarta.
Universitas Lampung: Bandar Lampung.
Giatra Rustam Elpranoza. 2009. Analisis Pengaruh Laba dan Nilai Pasar
Investasi Terhadap Perubahan Harga Saham Automotive and Allied
Product Go Public Pada Bursa Efek Indonesia. Pustaka Universitas
Lampung.
Indah Jamilah. 2009. Pengaruh Informasi Akuntansi Terhadap Perubahan Harga
Saham. Pustaka Universitas Lampung.
Indriana Novi. 2010. Pengaruh DER, BOPO, ROA dan Eps Terhadap Perubahan
Harga Saham Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Pada Bank Devisa.
Zainani S., Elva. 2002. Analisis Pengaruh Informasi Akuntansi Terhadap Harga
Saham Perusahaan-Perusahaan Yang Tergabung Dalam Indeks LQ 45 di
BEJ. Pustaka universitas.
Kieso, Donald E. 2008. Akuntansi Intermediate. Edisi 12. Jilid 1. Erlangga
Jakarta Bandar lampung.

15

Anda mungkin juga menyukai