0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
15 tayangan2 halaman
Dokumen tersebut melakukan analisis nilai-nilai yang terkandung dalam cerita Roro Jonggrang seperti nilai keagamaan, kebudayaan, sosial, dan moral. Beberapa nilai keagamaan yang diangkat antara lain pentingnya memenuhi janji dan tidak berbuat curang. Nilai kebudayaan meliputi pentingnya melestarikan peninggalan sejarah. Sedangkan nilai sosial terkait sikap lancang dari Bandung Bondowoso ketika meminta Jong
Dokumen tersebut melakukan analisis nilai-nilai yang terkandung dalam cerita Roro Jonggrang seperti nilai keagamaan, kebudayaan, sosial, dan moral. Beberapa nilai keagamaan yang diangkat antara lain pentingnya memenuhi janji dan tidak berbuat curang. Nilai kebudayaan meliputi pentingnya melestarikan peninggalan sejarah. Sedangkan nilai sosial terkait sikap lancang dari Bandung Bondowoso ketika meminta Jong
Dokumen tersebut melakukan analisis nilai-nilai yang terkandung dalam cerita Roro Jonggrang seperti nilai keagamaan, kebudayaan, sosial, dan moral. Beberapa nilai keagamaan yang diangkat antara lain pentingnya memenuhi janji dan tidak berbuat curang. Nilai kebudayaan meliputi pentingnya melestarikan peninggalan sejarah. Sedangkan nilai sosial terkait sikap lancang dari Bandung Bondowoso ketika meminta Jong
Keagamaan 1. Jika berjanji harus di tepati 1. Roro Jonggrang mengamati dari kejauhan. Ia cemas, mengetahui Bondowoso dibantu oleh pasukan jin.“Wah, bagaimana ini?”, ujar Rara Jonggrang dalam hati. Ia mencari akal 2. Jangan pernah berbuat 2. Para dayang kerajaan disuruhnya curang terhadap orang lain. berkumpul dan ditugaskan mengumpulkan jerami. “Cepat bakar semua jerami itu!” perintah Rara Jonggrang. Sebagian dayang lainnya disuruhnya menumbuk lesung. Dung…dung…dung! Semburat warna merah memancar ke langit dengan diiringi suara hiruk pikuk, sehingga mirip seperti fajar yang menyingsing. 3. Adanya kepercayaan pada 3. Bandung Bondowoso berdiri di depan altar makhluk halus. batu. Kedua lengannya dibentangkan lebar- lebar. “Pasukan jin, Bantulah aku!” teriaknya dengan suara menggelegar 4. Hati hati dalam berucap 4. “Saya bersedia menjadi istri Tuan, tetapi karena bisa membawa ada syaratnya,” Katanya. “Apa syaratnya? bencana bagi orang lain Ingin harta yang berlimpah? Atau Istana karena pada dasarnya yang megah?”. “Bukan itu, tuanku, kata ucapan adalah doa Roro Jonggrang. Saya minta dibuatkan candi, jumlahnya harus seribu buah. “Seribu buah?” teriak Bondowoso. “Ya, dan candi itu harus selesai dalam waktu semalam.” Kebudayaan 1. Masih Terjadi Perang untuk 1. Kerajaan Prambanan diserang dan dijajah memperluas wilayah oleh negeri Pengging. Ketentraman kerajaan Kerajaan Prambanan menjadi terusik. Para 2. Segala bentuk peninggalan tentara tidak mampu menghadapi serangan sejarah harus terus dijaga pasukan Pengging. Akhirnya, kerajaan dan dilestarikan sehingga Prambanan dikuasai oleh Pengging, dan para generasi berikutnya dipimpin oleh Bandung Bondowoso. juga mengetahui sejarah 2. Sampai saat ini candi-candi tersebut masih atau cerita sebelum ia lahir ada dan terletak di wilayah Prambanan, dengan bukti nyata Jawa Tengah dan disebut Candi roro Jonggrang. Sosial 1. Roro Jonggrang merasa 1. Esok harinya, Bondowoso mendekati Roro Bandung sangat lancang Jonggrang. “Kamu cantik sekali, maukah karena belum saling kenal kau menjadi permaisuriku?” tanya namun sudah berani Bandung Bondowoso kepada Roro meminta Jonggrang menjadi Jonggrang. Roro Jonggrang tersentak permaisurinya mendengar pertanyaan Bondowoso. “Laki- laki ini lancang sekali, belum kenal denganku langsung menginginkanku menjadi permaisurinya,” ujar Roro Jonggrang dalam hati. Moral 1. Sikap kejam, suka 1. Bandung Bondowoso seorang yang suka memerintah, dan semena- memerintah dengan kejam. “Siapapun mena menggambarkan yang tidak menuruti perintahku, akan keegoisan dan dijatuhi hukuman berat!”, ujar Bandung kesombongan yang Bondowoso pada rakyatnya. merupakan sifat buruk.
2. Berbuat curang demi 2. Sementara itu, diam-diam Roro Jonggrang
kepentingan diri sendiri mengamati dari kejauhan. Ia cemas, bukanlah hal yang bijak. mengetahui Bondowoso dibantu oleh pasukan jin. “Wah, bagaimana ini?”, ujar Rara Jonggrang dalam hati. Ia mencari akal. Para dayang kerajaan disuruhnya berkumpul dan ditugaskan mengumpulkan jerami. “Cepat bakar semua jerami itu!” perintah Rara Jonggrang. Sebagian dayang lainnya disuruhnya menumbuk lesung. Dung…dung…dung! Semburat warna merah memancar ke langit dengan diiringi suara hiruk pikuk, sehingga mirip seperti fajar yang menyingsing. Pasukan jin mengira fajar sudah menyingsing. “Wah, matahari akan terbit!” seru jin. “Kita harus segera pergi sebelum tubuh kita dihanguskan matahari,” sambung jin yang lain. Para jin tersebut berhamburan pergi meninggalkan tempat itu.