DISUSUN OLEH
FAKULTAS TEKNIK
PRODI. ARSITEKTUR
1
Kata pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-
Nya kami dapat menyelesaikan karya ilmiah, dengan judul arsitektur bangunan hotel,
menurut viktor j. pananek dengan kasus arsitektur hotel yotawawa hotel. Lokasi hotel
ini sendiri berada di, jalan Farmasi No 10 Oesapa Selatan, Kelapa Lima, Kupang, Nusa
Tenggara Timur, Indonesia.
Penulis makalah ini mengharapkan agar dapat memberikan informasi bagi mahasisiwa,
dan masyarakat luas tentang peran atau fungsi dan peran arsitektur menurut viktor j.
pananek.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini banyak mengalami kekurangan
mdan jauh dari kata sempurna, sehingga penulis mengharapkan perbaikan maupun
kritik dan saran. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bisa bermanfaat.
Kupang ……………………………………………………
Penulis
(………………………………………………………………)
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
Asosiasi
Estetika
Kebutuhan
Telesis
Kegunaan
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Walaupun aktivitas yang diwadahi dalam sebuah hotel adalah sama, tetapi
setiap hotel memiliki keunikan rancangan yang berbeda-beda. Baik dari
kelengkapan ruang, layanan, penampilan bangunan, dan suasana yang
dirancang. Maka, proses perancangan sebuah hotel perlu memperhatikan
beberapa pengelompokan hotel yang dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang
yaitu tujuan kedatangan tamu, lama tamu menginap, jumlah kamar dan lokasi.
5
a. Pengelompokan Hotel Menurut Lokasi
City Hotel
Hotel yang terletak di pusat kota dan biasanya pengunjung datang dengan
tujuan bisnis atau dinas.
Down Town Hotel
Hotel yang berlokasi di dekat pusat perdangan dan perbelanjaan. Hotel ini sering
menjadi sasaran pengunjung yang ingin berwisata belanja atau menjalin relasi
dagang.
Suburban Hotel/ Motel
Hotel yang berlokasi di pinggir kota dengan pengunjung dengan tujuan untuk
transit dengan waktu yang singkat. Pengunjung yang memiliki tingkat bepergian
yang tinggi menggemari hotel jenis ini dengan pertimbangan efesien waktu.
Resort Hotel
Merupakan hotel yang dibangun di tempat wisata, tujuan jenis hotel ini yaitu
sebagai fasilitas akomodasi dari suatu aktivitas wisata.
6
Merupakan hotel yang fasilitasnya dirancang untuk melayani pengunjung dengan
tujuan berolahraga. Hotel ini memiliki fasilitas yang hampir serupa dengan
pleasure hotel tetapi memiliki fasilitas olah raga yang lebih lengkap.
c. Pengelompokan Hotel Menurut Jumlah Kamar
Small Hotel
Merupakan hotel yang memiliki jumlah kamar yang kecil (maksimal 25 kamar),
biasanya terletak di daerah dengan angka kunjungan rendah.
Medium Hotel
Merupakan hotel yang memiliki jumlah kamar yang sedang (sekitar 29-299
kamar), biasanya terletak di daerah dengan angka kunjungan sedang.
Large Hotel
Merupakan hotel yang memiliki jumlah kamar yang besar (minimum 300 kamar),
biasanya terletak di daerah dengan angka kunjungan tinggi.
d. Pengelompokan Hotel Menurut Lama Tamu Menginap
Transit Hotel
Hotel yang memiliki waktu inap yang tidak lama (harian). Hotel ini memiliki
fasilitas yang dapat memberikan layanan 7 kepada konsumen dalam waktu
singkat, contohnya laundry, restoran dan agen perjalanan.
Semiresidental Hotel
Hotel dengan rata-rata waktu inap yang cukup lama (mingguan). Rancangan
hotel ini perlu dilengkapi dengan berbagai aktivitas, seperti fasilitas kebugaran
(spa, jogging track, kolam renang) dan fasilitas rekreasi (restoran, taman
bermain, persewaan kendaraan dan lain-lain)
Residential Hotel
Merupakan hotel yang memiliki waktu kunjungan yang paling lama (bulanan).
Pada jenis hotel ini kenyaman dan keamanan harus selalu diperhatikan.
Rancangan hotel ini perlu dilengkapi dengan berbagai layanan fasilitas yang
serupa dengan kehidupan sehari-hari, seperti fasilitas belanja, kebugaran, dan
rekreasi.
7
Berdasarkan Surat Keputusan Dirjen Pariwisata, klasifikasi hotel berbintang yaitu
a. Hotel bintang satu 1
Jumlah kamar standar minimal 15 kamar dan semua kamar dilengkapi
kamar mandi di dalam
Ukuran kamar minimum termasuk kamar mandi 20 m2 untuk kamar
double dan 18 m2 untuk kamar single
Ruang publik luas 3m2 x jumlah kamar tidur, minimal terdiri dari lobby,
ruang makan (> 30m2 ) dan bar.
Pelayanan akomodasi yaitu berupa penitipan barang berharga. 9
b. Hotel bintang dua
Jumlah kamar standar minimal 20 kamar (termasuk minimal 1 suite room,
44 m2 ).
Ukuran kamar minimum termasuk kamar mandi 20m2 untuk kamar
double dan 18 m2 untuk kamar single.
Ruang publik luas 3m2 x jumlah kamar tidur, minimal terdiri dari lobby,
ruang makan (>75m2 ) dan bar.
Pelayanan akomodasi yaitu berupa penitipan barang berharga, penukaran
uang asing, postal service, dan antar jemput.
c. Hotel bintang tiga
Jumlah kamar minimal 30 kamar (termasuk minimal 2 suite room, 48m2 ).
Ukuran kamar minimum termasuk kamar mandi 22m2 untuk kamar single
dan 26m2 untuk kamar double.
Ruang publik luas 3m2 x jumlah kamar tidur, minimal terdiri dari lobby,
ruang makan (>75m2 ) dan bar.
Pelayanan akomodasi yaitu berupa penitipan barang berharga, penukaran
uang asing, postal service dan antar jemput.
d. Hotel bintang empat
Jumlah kamar minimal 50 kamar (termasuk minimal 3 suite room, 48 m2 )
Ukuran kamar minimum termasuk kamar mandi 24 m2 untuk kamar single
dan 28 m2 untuk kamar double
8
Ruang publik luas 3m2 x jumlah kamar tidur, minimal terdiri dari kamar
mandi, ruang makan (>100 m2 ) dan bar (>45m2 ) 10
Pelayanan akomodasi yaitu berupa penitipan barang berharga, penukaran
uang asing, postal service dan antar jemput.
Fasilitas penunjang berupa ruang linen (>0,5m2 x jumlah kamar), ruang
laundry (>40m2 ), dry cleaning (>20m2 ), dapur (>60% dari seluruh luas
lantai ruang makan).
Fasilitas tambahan : pertokoan, kantor biro perjalanan, maskapai
perjalanan, drugstore, salon, function room, banquet hall, serta fasilitas
olahraga dan sauna.
e. Hotel bintang lima
Jumlah kamar minimal 100 kamar (termasuk minimal 4 suite room,
58m2 )
Ukuran kamar minimum termasuk kamar mandi 26 m2 untuk kamar single
dan 52m2 untuk kamar double.
Ruang publik luas 3m2 x jumlah kamar tidur, minimal terdiri dari lobby,
ruang makan (>135m2 ) dan bar (>75m2 ).
Pelayanan akomodasi yaitu berupa penitipan barang berharga, penukaran
uang asing, postal service dan antar jemput.
Fasilitas penunjang berupa ruang linen (>0,5m2 x jumlah kamar), ruang
laundry (>40m2 ), dry cleaning (>30m2 ), dapur (>60% dari seluruh luas
lantai ruang makan).
Fasilitas tambahan : pertokoan, kantor biro perjalanan, maskapai
perjalanan, drugstore, salon, function room, banquet hall, serta fasilitas
olahraga dan sauna.
9
100 kamar kamar 3 kamar 2 kamar kamar
4 kamar kamar kamar
suite suite suite
Ruang Wajib Wajib Perlu Perlu Perlu
makan minimal 2 minimal 2 minimal 1 minimal 1 minimal 1
(restaurant Wajib Wajib Wajib Wajib Wajib
) Bar dan minimal 1 minimal 1 minimal 1 minimal 1 minimal 1
coffe shop
Function Wajib Wajib Wajib - -
room minimal 1 minimal 1 minimal 1
Wajib Wajib Wajib
prefunction prefunction prefunction - -
room room room
Rekreasi & Wajib perlu Wajib perlu Wajib Dianjurkan Dianjurkan
olah raga + 2 jenis + 2 jenis dianjurkan Dianjurkan -
fasilitas fasilitas + 2 jenis
lain lain fasilitas
lain
Ruang yang Wajib Perlu Perlu Perlu Perlu
disewakan minimal 3 minimal 3 minimal 3 minimal 1 minimal 1
Metode yang digunakan dalam penulisan karya tulis ini adalah studi literatur
Jenis referensi utama yang digunakan dalam studi literatur adalah buku, jurnal
dan artikel ilmiah. Data tersebut dijadikan sebagai dasar untuk menganalisis dan
menjelaskan masalah dalam sebuah pembahasan. Teknik analisis data berupa
deskriptif argumentatif.
2.5 Diskusi/Analisa
10
Studi kasus yang saya ambil adalah sebuah hotel yang berada di kupang, yaitu
yotawawa hotel. Lokasi hotel ini sendiri berada di, jalan Farmasi No 10 Oesapa
Selatan, Kelapa Lima, Kupang, Nusa Tenggara Timur, Indonesia.
Hotel ini sendiri merupakan jenis hotel bintang 1, Adapun fasilitas yang di
sediakan antara lain :
kamar tidur
Area public
Restaurant
Loby
Km/wc
Ac & tv
Tempat parkir
11
Untuk fasilitas yang disediakan sendiri ada beberapa yang sudah memenuhi
syarat namun ada beberapa aspek yang kurang di perhatikan, oleh karena itu
saya akan menggunakan teori milik viktor j. Papanek, untuk membedah
arsitektur ini. Teori viktor j. Papanek yang mendasar terdiri dari 6 tema yang
diadopsi dari buku miliknya yang berjudul Design for the real World, yaitu :
12
mempengaruhi dikarenakan kendaraan bermotor yang melewati depan
hotel akan membuat berisik/kebisingan sehingga suasana ketenangan
yang diharapkan belum bisa tercapai.
13
Kebutuhan yang berarti sesuatu yang diperlukan untuk membuat karya.
Sedangkan untuk kebutuhan khusunya ruangan maupun fasilitas yang
disediakan, menurut saya sudah cukup lumayan untuk standar hotel
bintang satu.
Telesis yang berarti fungsi desain yang berusaha mewadahi dimensi
sosial dan budaya pada tempat desain tersebut dibutuhkan dan
digunakan. Untuk dimensi sosial dan budaya menurut saya sudah
memenuhi karena dari awal berdiri hingga sekarang hotel ini sudah
banyak di pesan dan di kunjungi artinya secara tidak langsung kegiatan
seperti rapat, menginap dan lain sebagainya sudah terpenuhinya artinya
bisa dikatakan hotel telah mewadahi dimensi social dan budaya.
Kegunaan yang berarti fungsi dari sebuah karya. Untuk kegunaan
sendiri, dilihat hampir semua bagian pada bangunan hotel difungsikan,
sehingga tidak ada ruang yang terbuang, hanya saja tidak adanya pagar
14
pembatas pada bangunan, tentunya tidak baik dikarekan siapa saja bisa
masuk ke dalam lingkungan maupun bangunan hotel.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Selain sebagai tempat yang menyediakan makanan, minuman, dan fasilitas kamar
untuk tidur kepada orang-orang yang sedang melakukan perjalanan dan mampu
15
membayar dengan jumlah wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa
adanya perjanjian khusus. Hotel juga memiliki nilai dan fungsi-fungsi khusus.
Menurut viktor j. pananek penilian terhadap suatu karya/rancangan/hasil rancangan
terdiri dari 6 tema yaitu :
Daftar Pustaka
16
https://id.wikipedia.org/wiki/Victor_Papanek
https://www.traveloka.com/id-id/hotel/indonesia/oyo-2814-debitos-hotel-
3000010005571
Aulia, Andi Yaumil. 2016. Hotel Resort di Kawasan Pantai Ujung Samboang, Bulukumba.
Universitas Hasanuddin: Makassar
Lampiran
17
18