Anda di halaman 1dari 18

TUGAS MATAKULIAH : TEORI ARSITEKTUR III

DOSEN PENGAMPUH : Ir. PHILIPUS JERAMAN MT,

ARSITEKTUR BANGUNAN HOTEL


( PENELUSURAN TERKAIT FUNGSI DAN PERANAN MENURUT VIKTOR J.
PAPANEK)

DISUSUN OLEH

SERGIUS N. DALLA UKO (22119084)

UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA KUPANG

FAKULTAS TEKNIK

PRODI. ARSITEKTUR

1
Kata pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-
Nya kami dapat menyelesaikan karya ilmiah, dengan judul arsitektur bangunan hotel,
menurut viktor j. pananek dengan kasus arsitektur hotel yotawawa hotel. Lokasi hotel
ini sendiri berada di, jalan Farmasi No 10 Oesapa Selatan, Kelapa Lima, Kupang, Nusa
Tenggara Timur, Indonesia.

Penulis makalah ini mengharapkan agar dapat memberikan informasi bagi mahasisiwa,
dan masyarakat luas tentang peran atau fungsi dan peran arsitektur menurut viktor j.
pananek.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini banyak mengalami kekurangan
mdan jauh dari kata sempurna, sehingga penulis mengharapkan perbaikan maupun
kritik dan saran. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bisa bermanfaat.

Kupang ……………………………………………………

Penulis

(………………………………………………………………)

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 latar belakang


Hotel merupakan salah satu bentuk akomodasi yang dikelola secara
komersial, yang disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan,
penginapan berikut makanan dan minuman (berdasarkan SK Menteri
Perhubungan No. PM 16/PW 301/PHB 77 tanggal 22 Desember 1977 pada bab
Pasal 7 ayat a). berdasarkan pengertian ini, hotel memerlukan pengelolaan
secara terus menerus untuk melayani konsumennya. Hal ini juga sesuai dengan
rumusan dari aspek pariwisata yang menyatakan bahwa hotel adalah suatu jenis
akomodasi yang menggunakan sebagian atau seluruh bagian dari jenis
bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makan dan minum, serta jasa
lainnya bagi kepentingan umum yang dikelola secara komersial. (keputusan
menteri pariwisata, pos telekomunikasi RI).
Perancangan sebuah hotel perlu mempertimbangkan dua aspek utama
pada perancangan bangunan komersial, yaitu efisiensi dan kenyamanan. Dua
aspek ini secara keseluruhan akan mempengaruhi keputusan sebuah rancangan
hotel dengan melihat kepentingan konsumen hotel yang menjadi sasaran hotel
tersebut. Pada akhirnya hal ini akan berdampak pada lahirnya rancangan
berbagai jenis hotrel yang berbeda sesuai jenis target pasarnya. Studi kasus kali
ini saya mengambil salahsatu bangunan hotel yang berada di kota makasar
dengan menggunakan landasan teori dari viktor papanet. Viktor papanet sendiri
merupakan, seorang desainer dan guru yang menjadi pendukung kuat dari
desain sosial dan ekologis bertanggung jawab produk, peralatan, dan
infrastruktur masyarakat. Viktor j. papanek sendiri lahir di viena (22 November
1923, dan menghembuskan nafas pada tanggal 10 Januari 1998.
Dalam bukunya Design for the real World, Viktor Papanek menjelaskan
ada 6 tata kelola desain yaitu :
 Metode yang dibagi 2 yaitu Episteme dan Techne.

3
 Asosiasi
 Estetika
 Kebutuhan
 Telesis
 Kegunaan

1.2 Rumusan masalah


Rumusan masalah yang dapat dipaparkan sesuai dengan latar belakang
yang telah dijelaskan adalah:
 Bagaimana peran atau fungsi arsitektur (hotel), menurut teori viktor j. Papanek,
berlandaskan pada 6 teori dasar desain ?

1.3 Tujuan penulisan


 Untuk mengetahui peran maupun fungsi dari arsitektur yang dikaji (hotel)
dengan memakai landasan teori dari viktor j. Papanek, berlandaskan pada 6 teori
dasar desain ?

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Peran atau fungsi hotel

Menurut pernyataan Hotel Proprietors Act, 1956, hotel adalah suatu


perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan makanan,
minuman, dan fasilitas kamar untuk tidur kepada orang-orang yang sedang
melakukan perjalanan dan mampu membayar dengan jumlah wajar sesuai
dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya perjanjian khusus. Berdasarkan
Surat Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi No. KM.
37/PW.304/MPPT-86 : Hotel sebagai jenis akomodasi yang mempergunakan
sebagian besar atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan,
makan dan minum serta jasa lainnya bagi umum, yang dikelola secara komersial.
Definisi hotel menurut Webster New World Dictionary “Hotel as a commercial
establishment providing lodging and usually meals and other services for the
public, especially for travels.” (Lawson, 1988). Yang artinya hotel adalah suatu
bangunan yang menyediakan jasa penginapan, makanan, minuman, serta
pelayanan lainnya untuk umum yang dikelola secara komersial terutama untuk
para wisatawan. Maka dari beberapa pernyataan itu dapat disimpulkan bahwa
hotel adalah suatu akomodasi yang menyediakan jasa penginapan, makan,
minum, dan bersifat umum serta fasilitas lainnya yang memenuhi syarat
kenyamanan dan dikelola secara komersil.

2.2 Pengelompokan Hotel

Walaupun aktivitas yang diwadahi dalam sebuah hotel adalah sama, tetapi
setiap hotel memiliki keunikan rancangan yang berbeda-beda. Baik dari
kelengkapan ruang, layanan, penampilan bangunan, dan suasana yang
dirancang. Maka, proses perancangan sebuah hotel perlu memperhatikan
beberapa pengelompokan hotel yang dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang
yaitu tujuan kedatangan tamu, lama tamu menginap, jumlah kamar dan lokasi.

5
a. Pengelompokan Hotel Menurut Lokasi
City Hotel
Hotel yang terletak di pusat kota dan biasanya pengunjung datang dengan
tujuan bisnis atau dinas.
Down Town Hotel
Hotel yang berlokasi di dekat pusat perdangan dan perbelanjaan. Hotel ini sering
menjadi sasaran pengunjung yang ingin berwisata belanja atau menjalin relasi
dagang.
Suburban Hotel/ Motel
Hotel yang berlokasi di pinggir kota dengan pengunjung dengan tujuan untuk
transit dengan waktu yang singkat. Pengunjung yang memiliki tingkat bepergian
yang tinggi menggemari hotel jenis ini dengan pertimbangan efesien waktu.
Resort Hotel
Merupakan hotel yang dibangun di tempat wisata, tujuan jenis hotel ini yaitu
sebagai fasilitas akomodasi dari suatu aktivitas wisata.

b. Pengelompokan Hotel Menurut Tujuan Kedatangan Tamu


Business Hotel
Merupakan hotel yang dirancang dengan tujuan memberi fasilitas untuk
melakukan bisnis.
Pleasure Hotel
Merupakan hotel yang sebagian fasilitasnya ditujukan untuk memberi fasilitas
kepada pengunjung untuk berekreasi.
Country Hotel
Merupakan hotel khusus untuk tamu antarnegara. Pemilihan lokasi ditentukan
oleh beberapa pertimbangan khusus, seperti keamanan dan keselamatan
pengunjung. Maka, lokasi hotel ini dipilihkan di area pusat kota agar dekat dari
pusat pemerintahan suatu Negara atau ditempat yang memiliki nilai lebih pada
lokasinya. Sport Hotel

6
Merupakan hotel yang fasilitasnya dirancang untuk melayani pengunjung dengan
tujuan berolahraga. Hotel ini memiliki fasilitas yang hampir serupa dengan
pleasure hotel tetapi memiliki fasilitas olah raga yang lebih lengkap.
c. Pengelompokan Hotel Menurut Jumlah Kamar
Small Hotel
Merupakan hotel yang memiliki jumlah kamar yang kecil (maksimal 25 kamar),
biasanya terletak di daerah dengan angka kunjungan rendah.
Medium Hotel
Merupakan hotel yang memiliki jumlah kamar yang sedang (sekitar 29-299
kamar), biasanya terletak di daerah dengan angka kunjungan sedang.
Large Hotel
Merupakan hotel yang memiliki jumlah kamar yang besar (minimum 300 kamar),
biasanya terletak di daerah dengan angka kunjungan tinggi.
d. Pengelompokan Hotel Menurut Lama Tamu Menginap
Transit Hotel
Hotel yang memiliki waktu inap yang tidak lama (harian). Hotel ini memiliki
fasilitas yang dapat memberikan layanan 7 kepada konsumen dalam waktu
singkat, contohnya laundry, restoran dan agen perjalanan.
Semiresidental Hotel
Hotel dengan rata-rata waktu inap yang cukup lama (mingguan). Rancangan
hotel ini perlu dilengkapi dengan berbagai aktivitas, seperti fasilitas kebugaran
(spa, jogging track, kolam renang) dan fasilitas rekreasi (restoran, taman
bermain, persewaan kendaraan dan lain-lain)
Residential Hotel
Merupakan hotel yang memiliki waktu kunjungan yang paling lama (bulanan).
Pada jenis hotel ini kenyaman dan keamanan harus selalu diperhatikan.
Rancangan hotel ini perlu dilengkapi dengan berbagai layanan fasilitas yang
serupa dengan kehidupan sehari-hari, seperti fasilitas belanja, kebugaran, dan
rekreasi.

7
Berdasarkan Surat Keputusan Dirjen Pariwisata, klasifikasi hotel berbintang yaitu
a. Hotel bintang satu 1
 Jumlah kamar standar minimal 15 kamar dan semua kamar dilengkapi
kamar mandi di dalam
 Ukuran kamar minimum termasuk kamar mandi 20 m2 untuk kamar
double dan 18 m2 untuk kamar single
 Ruang publik luas 3m2 x jumlah kamar tidur, minimal terdiri dari lobby,
ruang makan (> 30m2 ) dan bar.
 Pelayanan akomodasi yaitu berupa penitipan barang berharga. 9
b. Hotel bintang dua
 Jumlah kamar standar minimal 20 kamar (termasuk minimal 1 suite room,
44 m2 ).
 Ukuran kamar minimum termasuk kamar mandi 20m2 untuk kamar
double dan 18 m2 untuk kamar single.
 Ruang publik luas 3m2 x jumlah kamar tidur, minimal terdiri dari lobby,
ruang makan (>75m2 ) dan bar.
 Pelayanan akomodasi yaitu berupa penitipan barang berharga, penukaran
uang asing, postal service, dan antar jemput.
c. Hotel bintang tiga
 Jumlah kamar minimal 30 kamar (termasuk minimal 2 suite room, 48m2 ).
 Ukuran kamar minimum termasuk kamar mandi 22m2 untuk kamar single
dan 26m2 untuk kamar double.
 Ruang publik luas 3m2 x jumlah kamar tidur, minimal terdiri dari lobby,
ruang makan (>75m2 ) dan bar.
 Pelayanan akomodasi yaitu berupa penitipan barang berharga, penukaran
uang asing, postal service dan antar jemput.
d. Hotel bintang empat
 Jumlah kamar minimal 50 kamar (termasuk minimal 3 suite room, 48 m2 )
 Ukuran kamar minimum termasuk kamar mandi 24 m2 untuk kamar single
dan 28 m2 untuk kamar double

8
 Ruang publik luas 3m2 x jumlah kamar tidur, minimal terdiri dari kamar
mandi, ruang makan (>100 m2 ) dan bar (>45m2 ) 10
 Pelayanan akomodasi yaitu berupa penitipan barang berharga, penukaran
uang asing, postal service dan antar jemput.
 Fasilitas penunjang berupa ruang linen (>0,5m2 x jumlah kamar), ruang
laundry (>40m2 ), dry cleaning (>20m2 ), dapur (>60% dari seluruh luas
lantai ruang makan).
 Fasilitas tambahan : pertokoan, kantor biro perjalanan, maskapai
perjalanan, drugstore, salon, function room, banquet hall, serta fasilitas
olahraga dan sauna.
e. Hotel bintang lima
 Jumlah kamar minimal 100 kamar (termasuk minimal 4 suite room,
58m2 )
 Ukuran kamar minimum termasuk kamar mandi 26 m2 untuk kamar single
dan 52m2 untuk kamar double.
 Ruang publik luas 3m2 x jumlah kamar tidur, minimal terdiri dari lobby,
ruang makan (>135m2 ) dan bar (>75m2 ).
 Pelayanan akomodasi yaitu berupa penitipan barang berharga, penukaran
uang asing, postal service dan antar jemput.
 Fasilitas penunjang berupa ruang linen (>0,5m2 x jumlah kamar), ruang
laundry (>40m2 ), dry cleaning (>30m2 ), dapur (>60% dari seluruh luas
lantai ruang makan).
 Fasilitas tambahan : pertokoan, kantor biro perjalanan, maskapai
perjalanan, drugstore, salon, function room, banquet hall, serta fasilitas
olahraga dan sauna.

2.3 Perbedaan fasilitas hotel

Fasilitas Hotel Hotel Hotel Hotel Hotel


Bintang V Bintang IV Bintang III Bintang II Bintang I

Kamar tidur Minimal Minimal 50 Minimal 30 Minimal 20 Minimal 10

9
100 kamar kamar 3 kamar 2 kamar kamar
4 kamar kamar kamar
suite suite suite
Ruang Wajib Wajib Perlu Perlu Perlu
makan minimal 2 minimal 2 minimal 1 minimal 1 minimal 1
(restaurant Wajib Wajib Wajib Wajib Wajib
) Bar dan minimal 1 minimal 1 minimal 1 minimal 1 minimal 1
coffe shop
Function Wajib Wajib Wajib - -
room minimal 1 minimal 1 minimal 1
Wajib Wajib Wajib
prefunction prefunction prefunction - -
room room room
Rekreasi & Wajib perlu Wajib perlu Wajib Dianjurkan Dianjurkan
olah raga + 2 jenis + 2 jenis dianjurkan Dianjurkan -
fasilitas fasilitas + 2 jenis
lain lain fasilitas
lain
Ruang yang Wajib Perlu Perlu Perlu Perlu
disewakan minimal 3 minimal 3 minimal 3 minimal 1 minimal 1

Lounge Wajib Wajib Wajib - -


Taman Wajib Perlu Perlu - -

2.4 metode penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan karya tulis ini adalah studi literatur
Jenis referensi utama yang digunakan dalam studi literatur adalah buku, jurnal
dan artikel ilmiah. Data tersebut dijadikan sebagai dasar untuk menganalisis dan
menjelaskan masalah dalam sebuah pembahasan. Teknik analisis data berupa
deskriptif argumentatif.

2.5 Diskusi/Analisa

10
Studi kasus yang saya ambil adalah sebuah hotel yang berada di kupang, yaitu
yotawawa hotel. Lokasi hotel ini sendiri berada di, jalan Farmasi No 10 Oesapa
Selatan, Kelapa Lima, Kupang, Nusa Tenggara Timur, Indonesia.

Hotel ini sendiri merupakan jenis hotel bintang 1, Adapun fasilitas yang di
sediakan antara lain :

 kamar tidur
 Area public
 Restaurant
 Loby
 Km/wc
 Ac & tv
 Tempat parkir

11
Untuk fasilitas yang disediakan sendiri ada beberapa yang sudah memenuhi
syarat namun ada beberapa aspek yang kurang di perhatikan, oleh karena itu
saya akan menggunakan teori milik viktor j. Papanek, untuk membedah
arsitektur ini. Teori viktor j. Papanek yang mendasar terdiri dari 6 tema yang
diadopsi dari buku miliknya yang berjudul Design for the real World, yaitu :

 Metode (yang dibagi 2 yaitu Episteme dan Techne. Episteme adalah


pengetahuan yang melibatkan daya serap, imajinasi, dan abstraksi.
Techne adalah adalah keteknikan atau keterampilan bertukang). Dari studi
kasus yang saya ambil untuk bagian metode terbagi atas dua yaitu
episteme dan techne. Untuk bagian episteme sendiri menurut saya bisa
kita lihat pada gaya bangunan ini lebih condong ke aspek cinematic
(alam) dikarenakan penggunaan material berupa batu alam, kayu dan
vegetasi berupa bunga. Sedangkan untuk techne bisa dilihat Dari
penggunaan material tersebut dan warna yang ditorehkan cederung
bernuansa klasik dan tenang.

 Asosiasi yang berarti kemampuan menghubungkan antara gagasan


dengan kemampuan panca-indra dengan menggunakan gambar, bagan,
dan sebagainya. Untuk asosiasi sendiri masih berkaitan dengan metode
dikarenakan metode adalah ungkapan dari sang arsitek dalam
menuangkan pikirin/idenya sedangkan asosiasi adalah kemampuan orang
lain mengerti maksud karya sang arsitek. Dalam studi kasus ini situasi
ketenangan sudah didapat namun jarak antara hotel dan jalan sangat

12
mempengaruhi dikarenakan kendaraan bermotor yang melewati depan
hotel akan membuat berisik/kebisingan sehingga suasana ketenangan
yang diharapkan belum bisa tercapai.

 Estetika yang berarti ilmu keindahan yang dapat memadukan seluruh


unsur dalam penciptaan karya. Nilai estetika pada bangunan hotel untuk
bagian loby, restaurant dan area public sudah lumayan bagus namun
pada bagian (kamar tidur) menurut saya desainnya masih biasa tidak ada
yang istimewa seperti poster hanya tembok polos sehingga terlihat kurang
menarik.

13
 Kebutuhan yang berarti sesuatu yang diperlukan untuk membuat karya.
Sedangkan untuk kebutuhan khusunya ruangan maupun fasilitas yang
disediakan, menurut saya sudah cukup lumayan untuk standar hotel
bintang satu.
 Telesis yang berarti fungsi desain yang berusaha mewadahi dimensi
sosial dan budaya pada tempat desain tersebut dibutuhkan dan
digunakan. Untuk dimensi sosial dan budaya menurut saya sudah
memenuhi karena dari awal berdiri hingga sekarang hotel ini sudah
banyak di pesan dan di kunjungi artinya secara tidak langsung kegiatan
seperti rapat, menginap dan lain sebagainya sudah terpenuhinya artinya
bisa dikatakan hotel telah mewadahi dimensi social dan budaya.
 Kegunaan yang berarti fungsi dari sebuah karya. Untuk kegunaan
sendiri, dilihat hampir semua bagian pada bangunan hotel difungsikan,
sehingga tidak ada ruang yang terbuang, hanya saja tidak adanya pagar

14
pembatas pada bangunan, tentunya tidak baik dikarekan siapa saja bisa
masuk ke dalam lingkungan maupun bangunan hotel.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Selain sebagai tempat yang menyediakan makanan, minuman, dan fasilitas kamar
untuk tidur kepada orang-orang yang sedang melakukan perjalanan dan mampu

15
membayar dengan jumlah wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa
adanya perjanjian khusus. Hotel juga memiliki nilai dan fungsi-fungsi khusus.
Menurut viktor j. pananek penilian terhadap suatu karya/rancangan/hasil rancangan
terdiri dari 6 tema yaitu :

 Metode yang dibagi 2 yaitu Episteme dan Techne. Episteme adalah


pengetahuan yang melibatkan daya serap, imajinasi, dan abstraksi. Techne
adalah adalah keteknikan atau keterampilan bertukang.
 Asosiasi yang berarti kemampuan menghubungkan antara gagasan dengan
kemampuan panca-indra dengan menggunakan gambar, bagan, dan sebagainya.
 Estetika yang berarti ilmu keindahan yang dapat memadukan seluruh unsur
dalam penciptaan karya.
 Kebutuhan yang berarti sesuatu yang diperlukan untuk membuat karya.
 Telesis yang berarti fungsi desain yang berusaha mewadahi dimensi sosial dan
budaya pada tempat desain tersebut dibutuhkan dan digunakan.
 Kegunaan yang berarti fungsi dari sebuah karya.

Daftar Pustaka

16
https://id.wikipedia.org/wiki/Victor_Papanek

https://www.traveloka.com/id-id/hotel/indonesia/oyo-2814-debitos-hotel-
3000010005571

Aulia, Andi Yaumil. 2016. Hotel Resort di Kawasan Pantai Ujung Samboang, Bulukumba.
Universitas Hasanuddin: Makassar

Design for the real World, Viktor Papanek

Lampiran

17
18

Anda mungkin juga menyukai